Anda di halaman 1dari 31

MODUL BAHAN AJAR

KONSEP PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN


YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK
KEBIDANAN

PENYUSUN
CHYNTIA HARYANA SIBURIAN
D
SITI AMAR PULUNGAN
A
VIVI ROSALIN RAJAGUKGUK
F
T
A
R
IS KEMENKES ri
POLiTEKnik KESehatan
JURUSAN DIV KEBIDANAN MEDAN
I
TAHUN 2015/2016
Kata Pengantar ....................................................... ................. i
Daftar Isi ................................................................ ............... ii
Pendahuluan
(deskripsi materi, relevansi,dan petunjuk belajar) ……................…. 1

KB1. DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)


Pengantar..........................................................................
Indikator ............................................. .............................
Uraian materi…………………………………………………………..
Latihan .................................................... ........................
Rangkuman ............................................. ..........................

Tes Fomatif .................................................. ............................


Kunci Jawaban Tes Formatif ...................................... .................
Daftar Pustaka P
.................................................... ..................

KB 2. STERILISASI E
I n d i k a t o r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .N
Pengantar..........................................................................
............. .............................

Latihan ..................................D
Uraian materi…………………………………………………………..
.................. .......................
Rangkuman ............................................. .........................
A
H
Tes Fomatif .................................................. ............................
Kunci Jawaban Tes Formatif ...................................... .................
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .U......................... ..................

L
Tes Fomatif .................................................. ............................
Kunci Jawaban Tes Formatif .......................................................
U
A
N

ModulDESKRIPSI SINGKAT,RELEVANSI,TUJUAN,DAN
ini memberikan PETUNJUK
kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu BELAJAR
menerapkan
DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu
menerapkan konsep persiapan untuk pemeriksaan yang berhungan dengan praktek
kebidanan, dengan mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan
konsep persiapan yang berhubungan dengan praktik kebidanan .Konsep persiapan
untuk pemeriksaan yang berhubungan dengan praktek kebidanan terdiri dari
pengkajian : dekontaminasi alat , mencuci dan membilas alat , desinfeksi tingkat
tinggi ( DTT ) dengan merebus , mengkukus , dan cara kimiawi , serta sterilisasi alat
dengan panas kering , autoclaf , dan kimiawi.

RELEVANSI
Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi mata kuliah KDM
( kebutuhan dasar manusia ) , KDK 1 , dan mikrobiologi .

TUJUAN PEMBELAJARAN

 Menstimulasikan persiapan untuk pemeriksaan yang berhubungan dengan praktek


kebidanan P
E
 PETUNJUK N BELAJAR
1. Baca dahulu tujuan yang ingin dicapai G
2.
3.
Pelajari uraian materi sampai tuntas
Baca rangkuman
A
4. Kerjakan soal-soal latihan N
5. Menjelaskan metode yang digunakan
6. T
Mencari informasi sumber yang dgunakan.
A
R
kB 1
DESINFEKSI TINGKAT
TINGGI (DTT)
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit
melainkan setelah ± 72 jam berada di tempat tersebut. Rumah Sakit sebagai salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat memiliki
peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.Oleh karena itu Rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang aman dan bermutu sesuai dengan standar yang
sudah ditentukan.Masyarakat / pasien / pengunjung di rumah sakit sebagai penerima
pelayanan kesehatan serta tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan, dihadapkan pada
risiko terjadinya infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat di RS.

Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi nosokomial perlu diterapkan pengendalian


I
infeksi.Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang sangat penting,
N
selain kejadian infeksi seperti wabah atau KLB dari penyakit infeksi yang sangat sulit
diperkirakan, sehingga perlu di waspadai. Pengendalian infeksi bertujuan untuk melindungi
D
masyarakat dari bahaya penularan baik infeksi yang ditularkan dari pasien ke pasien, dari
tenaga kesehatan ke pasien, baik infeksi dari luar rumah sakit maupun yang didapat di
IK
rumah sakit, hal ini sangat erat kaitannya dengan mutu pelayanan yang pada akhirnya
sangat berkaitan dengan citra rumah sakit.
A
T
O
R
P
E
 Mahasiswa mampu menstimulasi persiapan untuk pemeriksaan yang
UMkebidanan .
berhubungan dengan praktek

RB
AE
IL
AA
NJ
MA
A
T
E
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah
R tersebut. Rumah Sakit sebagai salah
sakit melainkan setelah ± 72 jam berada di tempat
I
satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat
memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.Oleh karena itu Rumah
sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang aman dan bermutu sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan.Masyarakat / pasien / pengunjung di rumah sakit sebagai
penerima pelayanan kesehatan serta tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan,
dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat di RS.

Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi nosokomial perlu diterapkan pengendalian


infeksi.Pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang sangat penting,
selain kejadian infeksi seperti wabah atau KLB dari penyakit infeksi yang sangat sulit
diperkirakan, sehingga perlu di waspadai. Pengendalian infeksi bertujuan untuk melindungi
masyarakat dari bahaya penularan baik infeksi yang ditularkan dari pasien ke pasien, dari
tenaga kesehatan ke pasien, baik infeksi dari luar rumah sakit maupun yang didapat di
rumah sakit, hal ini sangat erat kaitannya dengan mutu pelayanan yang pada akhirnya
sangat berkaitan dengan citra rumah sakit.

Benda-benda steril atau DTT harus disimpan dalam keadaan kering dan bebas debu.Jaga
agar bungkusan-bungkusan yang tetap kering dan utuh sehingga kondisinya tetap terjaga
dan dapat digunakan hingga satu minggu setelah diproses. Peralatan steril yang dibungkus
dalam kantong plastik bersegel, tetap kering dan utuh masih dapat digunakan hingga satu
bulan setelah proses. Peralatan dan bahan disinfeksi tingkat tinggi dapat disimpan dalam
wadah tertutup yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi, masih boleh digunakan dalam kisaran
waktu satu minggu asalkan tetap kering dan bebas debu.

Jika peralatan-peralatan tersebut tidak digunakan dalam tenggang waktu penyimpanan


tersebut maka proses kembali dulu sebelum digunakan kembali.

2.3 Desinfeksi tingkat tinggi ( DTT )


Desinfeksi Tingkat Tinggi ( DTT ) adalah : Proses menghilangkan semua
mikroorganisme kecuali bakteri endospora dari alat-alat ( rebus , uap , larutan kimia ) .
Manfaatnya :
 Mencegah adanya mikroorganisme yang terdapat pada alat-alat yang hendak kita
gunakan pada saat praktek
 Merupakan salah satu langkah dalam pencegahan infeksi

Efek DTT hanya dapat dipertahanka selama satu minggu . Bila lebih dari satu minggu
maka peralatan tersebut perlu di desinfeksi kembali sebelum digunakan , Desinfeksi Tingkat
Tinggi dapat dilakukan dengan cara :

 2.3.I Desinfeksi tingkat tinggi ( DTT ) dengan cara merebus

Untuk melakukan DTT dengan merebus maka peralatan harus sedikitnya direbus
selama 20menit ( mendidih ) .Penghitungan waktu dimulai saat air mendidih , seluruh
peralatan harus terendam dan tidak boleh ada penambahan apapun kedalam tempat rebusan .

2.3.IaPersiapan Alat :
 Panci sebagai tempat merebus peralatan
 Kompor untuk merebus peralatan yang akan didesinfeksi.
 Stopwach untuk menghitung lama perebusan .
 Baskom besar 3 buah untuk tempat air klorin , air detergen , dan air biasa.
 Sikat untuk membersihkan atau menyikat permukaan alat yang di desinfeksi.
 Korentang dan tempatnya untuk mengangkut atau mengangkat alat-alat atau peralatan
yang telah didesinfeksi.
 Alat pelindung diri ( APD ) mulai dari :
a. penutup kepala yang berfungsi agar tidak ada rambut yang terjatuh pada saat
proses perebusan .
b. kacamata dan masker untuk melindungi diri dari resiko cipratan darah dan
cairan yang terkontaminasi kemata dan wajah .
c. celemekuntuk melindungi diri dari percikan cairan yang terkontaminasi atau
pun darah .
d. sepatu boat untuk mencegah terkontaminasi dengan alat dan darah / lendir.
e. sarung tangan lateks dan sarung tangan kain guna untuk mencegah terkena
cairan yang terkontaminasi .
 Alat-alat yang akan di desinfeksi ( DTT )
 Larutan klorin 0,5% untuk merendanm dan menghilangkan mikroorganisme pada
alat-alat atau peralatan .
 Detergen untuk membersihkan alat-alat.

2.3.IbPersiapan bidan:
 Menyiapkan alat yang akan didesinfeksi.
 Menggunakan alat pelindung dirin .
 Cuci tangan .

2.3.IcProsedur Pelaksana
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses DTT.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir , keringkan dengan handuk sampai
kering .
3. Memakai alat pelindung diri.
4. Rendam semua alat yang terkontaminasi dengan larutan klorin 0,5% selama
10menit.
5. Cuci alat dengan sabun , gunakan sikat yang lembut untuk membersihkan bagian
yang bergerigi dan sekrup alat dari darah dan lendir yang tertinggal di bawah
permukaan air sabun.
6. Bilas pada air bersih dan letakkan pada Waskom.
7. Masukkan air pada kukusan paling bawah kemudian masukkan alat-alat yang terbuat
dari bahan stanles pada panci kukusan yang paling bawah . pastikan alat-alat
tersebut terendam dalam air .

8. Masukkan alat-alat yang terbuat dari karet pada kukusan yang tengah.
9. Masukkan alat-alat yang terbuat dari kain pada kukusan paling atas , dan perhatikan
tutup kukusan harus dibungkus dengan kain agar uap airnya tidak jatuh dan
mengenai alat-alat yang sudah didesinfeksi.
10. Nyalakan kompor dan rebus hingga mendidih lalu tunffu hinggan 20 menit .
11. Angkat dan ambil alat-alat menggunakan korentang dan letakkan pada bak
instrument yang steril ( sebelumnya keringkan alat dengan digoyang-goyangkan dan
letakkan alat-alat dalam kondisi terkunci dan jangan biarkan alat terendam terus
dalam air karena kuman masuk sewaktu air mulai dingin dan mengkontaminsai alat-
alat.
12. Simpan alat-alat dalam kondisi tertutup .peralatan dapat disimpan sampai seminggu
bila penutupnya tidak terbuka . jangan lupa berikan lebel tanggal dan nama petugan
yang medesinfeksi alat-alat
13. Bereskan alat-alat yang digunakan
14. Lepas sarung tangan.
15. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir , mengeringkan dengan handuk bersih.
 2.3.II Desinfeksi Tingkat Tinggi ( DTT ) dengan cara mengkukus.

2.3.IIaPersiapan Alat :
 Panci sebagai tempat merebus peralatan
 Kompor untuk merebus peralatan yang akan didesinfeksi.
 Stopwach untuk menghitung lama perebusan .
 Baskom besar 3 buah untuk tempat air klorin , air detergen , dan air biasa.
 Sikat untuk membersihkan atau menyikat permukaan alat yang di desinfeksi.
 Korentang dan tempatnya untuk mengangkut atau mengangkat alat-alat atau peralatan
yang telah didesinfeksi.
 Alat pelindung diri ( APD ) mulai dari :
 penutup kepala yang berfungsi agar tidak ada rambut yang terjatuh pada saat
proses perebusan .
 kacamata dan masker untuk melindungi diri dari resiko cipratan darah dan
cairan yang terkontaminasi kemata dan wajah .
 celemek untuk melindungi diri dari percikan cairan yang terkontaminasi atau
pun darah .
 sepatu boat untuk mencegah terkontaminasi dengan alat dan darah / lendir.
 sarung tangan lateks dan sarung tangan kain guna untuk mencegah terkena
cairan yang terkontaminasi .
 Alat-alat yang akan di desinfeksi ( DTT )
 Larutan klorin 0,5% untuk merendanm dan menghilangkan mikroorganisme pada alat-
alat atau peralatan .
 Detergen untuk membersihkan alat-alat.

2.3.IIbPersiapan bidan:
 Menyiapkan alat yang akan didesinfeksi.
 Menggunakan alat pelindung diri .
 Cuci tangan.
 Memakai alat pelindung diri.

2.3.IIcPersiapan Bidan :
 Menyiapkan alat yang akan didesinfeksi.
 Menggunakan alat pelindung diri .
 Cuci tangan.
 Memakai alat pelindung diri.Rendam semua alat yang terkontaminasi dengan larutan
klorin 0,5% selama 10menit.
 Cuci alat dengan sabun , gunakan sikat yang lembut untuk membersihkan bagian yang
bergerigi dan sekrup alat dari darah dan lendir yang tertinggal di bawah permukaan air
sabun.
 Bilas pada air bersih dan letakkan pada Waskom.
 Masukkan air pada kukusan paling bawah kemudian masukkan alat-alat yang terbuat dari
bahan stanles pada panci kukusan yang paling bawah . pastikan alat-alat tersebut
terendam dalam air .

 Masukkan alat-alat yang terbuat dari karet pada kukusan yang tengah.
 Masukkan alat-alat yang terbuat dari kain pada kukusan paling atas , dan perhatikan
tutup kukusan harus dibungkus dengan kain agar uap airnya tidak jatuh dan mengenai
alat-alat yang sudah didesinfeksi.
 Selalu kukusn alat selama 20 menit dalam kukusan ( dibawah alat ada air mendidih)
 Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
 Waktu dihitung mulai saat uap keluar .
 Setelah 20 menit wadah pengukus diangkat .angin –anginkan peralatan sampai kering.
 Simpan alat-alat dalam panci tertutup atau container yang telah diDTT sebelum dipakai
atau disimpan

Gambar : Proses DTT dengan Mengkukus

2.3.III Desinfeksi Tingkat Tinggi ( DTT ) dengan cara kimiawi


Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid
(Cidex®).Alkohol, iodine dan indofor tidak digolongkan sebagai disinfektan tingkat
tinggi.Alkohol tidak membunuh virus dan spesies pseudomonas bisa tumbuh dalam larutan
iodine.Larutan-larutan tersebut hanya boleh digunakan sebagai disinfektan jika disinfektan
yang dianjurkan tidak tersedia. Lysol®, Karbol® dan Densol® (asam karbolik 5% atau
fenol 1-2%) digolongkan sebagai disinfektan tingkat rendah dan tidak dapat digunakan
untuk dekontaminasi atau proses DTT.
Tablet formalin hanya efektif dalam suhi tinggi dan dalam bentuk gas jenuh, Penggunaan
tablet formalin sangat tidak dianjurkan. Meletakkan tablet bersama sarung tangan, bahan-
bahan atau perlengkapan dalam botol kaca yang tertutup tidak akan bekerja secara efektif.
Formaldehid (formalin) merupakan bahan karsinogenik sehingga tidak boleh lagi digunakan
sebagai disinfektan.
Larutan disinfektan tingkat tinggi yang selalu tersedia dan tidak mahal adalah klorin.
Karena larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman selama 20
menit makan peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi harus segera
dibilas dengan air matang.

2.3.IIIaPersiapan Alat :
 Panci sebagai tempat merebus peralatan
 Kompor untuk merebus peralatan yang akan didesinfeksi.
 Stopwach untuk menghitung lama perebusan .
 Baskom besar 3 buah untuk tempat air klorin , air detergen , dan air biasa.
 Sikat untuk membersihkan atau menyikat permukaan alat yang di desinfeksi.
 Korentang dan tempatnya untuk mengangkut atau mengangkat alat-alat atau peralatan
yang telah didesinfeksi.

 Alat pelindung diri ( APD ) mulai dari :


a. penutup kepala yang berfungsi agar tidak ada rambut yang terjatuh pada saat
proses perebusan .
b. kacamata dan masker untuk melindungi diri dari resiko cipratan darah dan cairan
yang terkontaminasi kemata dan wajah .
c. celemek untuk melindungi diri dari percikan cairan yang terkontaminasi atau pun
darah .
d. sepatu boat untuk mencegah terkontaminasi dengan alat dan darah / lendir.
e. sarung tangan lateks dan sarung tangan kain guna untuk mencegah terkena cairan
yang terkontaminasi .
 Alat-alat yang akan di desinfeksi ( DTT )
 Larutan klorin 0,5% untuk merendanm dan menghilangkan mikroorganisme pada
alat-alat atau peralatan .
 Detergen untuk membersihkan alat-alat.

2.3.IIIbPersiapan bidan:
 Menyiapkan alat yang akan didesinfeksi.
 Menggunakan alat pelindung diri .
 Cuci tangan .

2.3.IIIcProsedur Pelaksana
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses DTT.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir , keringkan dengan handuk sampai
kering .
3. Memakai alat pelindung diri.
4. Rendam semua alat yang terkontaminasi dengan larutan klorin 0,5% selama 10menit.
5. Cuci alat dengan sabun , gunakan sikat yang lembut untuk membersihkan bagian
yang bergerigi dan sekrup alat dari darah dan lendir yang tertinggal di bawah
permukaan air sabun.
6. Bilas pada air bersih dan letakkan pada Waskom.

7. Keringkan alat .
1. Simpan alat-alat dalam kondisi tertutup .peralatan dapat disimpan sampai seminggu
bila penutupnya tidak terbuka .jangan lupa berikan lebel tanggal dan nama petugan
yang medesinfeksi alat-alat .
2. Bereskan alat-alat yang digunakan
3. Lepas sarung tangan.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir , mengeringkan dengan handuk bersih.

Gambar : Proses DTT secara kimiawi


2.3.IIIDesinfeksi Tingkat Tinggi ( DTT ) dengan cara kimiawi .

Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid


(Cidex®).Alkohol, iodine dan indofor tidak digolongkan sebagai disinfektan tingkat
tinggi.Alkohol tidak membunuh virus dan spesies pseudomonas bisa tumbuh dalam larutan
iodine.Larutan-larutan tersebut hanya boleh digunakan sebagai disinfektan jika disinfektan
yang dianjurkan tidak tersedia. Lysol®, Karbol® dan Densol® (asam karbolik 5% atau
fenol 1-2%) digolongkan sebagai disinfektan tingkat rendah dan tidak dapat digunakan
untuk dekontaminasi atau proses DTT.

Tablet formalin hanya efektif dalam suhi tinggi dan dalam bentuk gas jenuh, Penggunaan
tablet formalin sangat tidak dianjurkan. Meletakkan tablet bersama sarung tangan, bahan-
bahan atau perlengkapan dalam botol kaca yang tertutup tidak akan bekerja secara efektif.
Formaldehid (formalin) merupakan bahan karsinogenik sehingga tidak boleh lagi digunakan
sebagai disinfektan.

Larutan disinfektan tingkat tinggi yang selalu tersedia dan tidak mahal adalah klorin.
Karena larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman selama 20
menit makan peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi harus segera
dibilas dengan air matang.

2.3.IIIaPersiapan Alat :
 Panci sebagai tempat merebus peralatan
 Kompor untuk merebus peralatan yang akan didesinfeksi.
 Stopwach untuk menghitung lama perebusan .
 Baskom besar 3 buah untuk tempat air klorin , air detergen , dan air biasa.
 Sikat untuk membersihkan atau menyikat permukaan alat yang di desinfeksi.
 Korentang dan tempatnya untuk mengangkut atau mengangkat alat-alat atau peralatan
yang telah didesinfeksi.
 Alat pelindung diri ( APD ) mulai dari :
f. penutup kepala yang berfungsi agar tidak ada rambut yang terjatuh pada saat
proses perebusan .
g. kacamata dan masker untuk melindungi diri dari resiko cipratan darah dan cairan
yang terkontaminasi kemata dan wajah .
h. celemek untuk melindungi diri dari percikan cairan yang terkontaminasi atau pun
darah .
i. sepatu boat untuk mencegah terkontaminasi dengan alat dan darah / lendir.
j. sarung tangan lateks dan sarung tangan kain guna untuk mencegah terkena cairan
yang terkontaminasi .
 Alat-alat yang akan di desinfeksi ( DTT )
 Larutan klorin 0,5% untuk merendanm dan menghilangkan mikroorganisme pada
alat-alat atau peralatan .
 Detergen untuk membersihkan alat-alat.

2.3.IIIbPersiapan bidan:
 Menyiapkan alat yang akan didesinfeksi.
 Menggunakan alat pelindung diri .
 Cuci tangan .

2.3.IIIcProsedur Pelaksana
8. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses DTT.
9. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir , keringkan dengan handuk sampai
kering .
10. Memakai alat pelindung diri.
11. Rendam semua alat yang terkontaminasi dengan larutan klorin 0,5% selama
10menit.
12. Cuci alat dengan sabun , gunakan sikat yang lembut untuk membersihkan
bagian yang bergerigi dan sekrup alat dari darah dan lendir yang tertinggal di bawah
permukaan air sabun.
13. Bilas pada air bersih dan letakkan pada Waskom.
14. Keringkan alat .
5. Simpan alat-alat dalam kondisi tertutup .peralatan dapat disimpan sampai seminggu
bila penutupnya tidak terbuka .jangan lupa berikan lebel tanggal dan nama petugan
yang medesinfeksi alat-alat .
6. Bereskan alat-alat yang digunakan
7. Lepas sarung tangan.
8. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir , mengeringkan dengan handuk bersih.

Gambar : Proses DTT secara kimiawi

kB 2
STERILISASI ALAT
P
E
N
G
A
Sterilisasi adalah proses membunuhsemuaN I
mikroorganisme ( Bakteri , virus , jamur ,
parasit , dan bakteri endospora dari alat-alat ) . Sterilisasi harus dilakukan untuk alat-alat ,
sarung tangan bedah , dan alat lain yang kontak Tlangsung
N dengan aliran darah atau jaringan
A D
normal steril ( Spaulding 1939 cit JNPK-KR, 2004 ) . Hal ini dapat dicapai dengan uap
bertekanan tinggi ( Autoclaf ) , pemanasan kering ( oven ) , syerilisasi kimia seperti
glutaraldehid atau formaldehid. R IK
A
T
O
R
P
E
 Mahasiswa mampu menstimulasi persiapan untuk pemeriksaan yang
M
berhubungan dengan praktek kebidanan .
B
E
L
A
JU
AR
A
I
A
N
M
A
T
E
2.4.I Sterilisasi dengan cara pemanasan kering
R
I
Sterilisasi panas kering ( oven ) baik untuk iklim lembab , tetapi butuh aliran listrik yang
terus menerus , menyebabkan kurang praktis untuk daerah terpencil atau pedesaan . Panas
kering membutuhkan suhu 170℃ ( 340 ℉ ) selama 1 jam ( total waktu perputaran
meletakkan instrument di oven , panaskan 170℃ , selama 1 jam dan dinginkan 2 – 2,5 jam
atau 160℃ ( 320 ℉ ) selama 2 jam ( total waktu perputaran 3-3, jam ))
Cocok untuk sterilisasi barang-barang yang terbuat dari bahan gelas, alat-alat logam,
bahan powder, minyak dan sebagainya.

2.4.Ia PERSIAPAN ALAT


 Alat yang disterilisasi
 Sediakan oven
 Kain pembungkus instrument , kertas Koran , kertas alumunium , kalau perlu.
 Wadah penutup yang steril.
 Korentang /cunam steril
 Alat pelindung diri ( APD ) seperti :
a. penutup kepala yang berfungsi agar tidak ada rambut yang terjatuh pada saat
proses perebusan .
b. kacamata dan masker untuk melindungi diri dari resiko cipratan darah dan cairan
yang terkontaminasi kemata dan wajah .
c. celemek untuk melindungi diri dari percikan cairan yang terkontaminasi atau pun
darah .
d. sepatu boat untuk mencegah terkontaminasi dengan alat dan darah / lendir.
e. sarung tangan lateks dan sarung tangan kain guna untuk mencegah terkena cairan
yang terkontaminasi

2.4.Ib PERSIAPAN BIDAN


 Menyediakan alat-alat yang disterilisasi
 Menyediakan alat untuk proses sterilisasi
 Menggunakan alat pelindung diri
 Mencuci tangan

2.4.Ic LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Mencuci tangan
3. Mengunakan alat pelindung diri
4. Mendekontaminasi , membersihkan , dan mengeringkan seluruh instrument yang akan
disterilkan.
5. Membuka semua kunci peralatan berengsel dan membongkar instrument yang terdiri
dari beberapa bagian atau sorong
6. Membungkus alat dengan kertas alumunium atau menempatkan pada konteiner logam
yang tertutup , bila dibungkus , letakkan alat pada wada logam atau diatas baki.
7. Meletakkan alat pada oven
8. Memanaskan oven sampai 170℃ ( 340 ℉ ) selama 1 jam ; 160℃ ( 320 ℉ ) selama
120 menit ; 150 ℃ ¿ ) selama 150 menit ; 140℃ ( 285℉ ) selama 180 menit .
9. Memulai mengukur waktu dan mempertahankan suhu sesuai suhu dan waktu yang
dipilih.
10. Menunggu oven dan alat dingin.
11. Mengangkat paket atau wadah logam dan menyimpannya.
12. Untuk alat yang tidak dibungkus /lepasan , mengangkat alat dengan korentang dan
menaruh pada wadah steril dan ditutup rapat .
13. Beri label pada alat berupa tanggal sterilisasi dan naman petugasnya .
14. Membereskan alat-alat.
15. Melepas Alat pelindung diri .
16. Mencuci tangan

Gambar : Proses Sterilisasi panas kering


2.4.II Sterilisasi uap bertekanan tinggi ( autoclave )
Sterilisasi uap bertekanan tinggi ini yang efektif tapi paling sulit untuk dilakukan secara
benar ( Gruendemann dan mangun 2001 , cit JNPK – KR , 2004 ) Bila listrik mati ,
instrument bisa disterilkan sengan uanp non elektrik menggunakan minyak tanah , atau
bahan bakar lain sebagai sumber panas .sterilisasi uap harus berada pada 120℃ ; tekanan
106 kPa(15 lbs/in2) 20 menit untuk alat tidak terbungkus dan 30 menit untuk alat terbungkus
, atau 132℃ selama 15 menit untuk alat terbungkus
Sterilisasi uap bertekanan tinggi dapat dilakukan dengan cara merebus alat atau bahan
yang akan disterilkan. Misalnya alat suntik, atau alat-alat lain yang terbuat dari logam.
Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi kira-kira 30 menit setelah mendidih, sedangkan
untuk mematikan spora bakteri bisa memerlukan waktu antara 1sampai 2 jam.
Selain pemanasan basah dengan merebus, dapat juga dengan cara dikukus, dengan cara
ini alat yang di sterilkan tidak langsung terkena oleh air. Cara lai yang termasuk pemanasan
basah, ialah dengan cara penguapan tekanan tinggi, yaitu 2 atmosfer. Alat yang
dipergunakan dinamakan AUTOCLAF.Alat ini suhunya 1200C, dan waktu yang diperlukan
selama 4 menit saja.

2.4.IIa PERSIAPAN ALAT


 Alat yang disterilisasikan
 Autoclaf
 Kain pembungkus instrument , kertas Koran , kertas alumunium , kalau perlu.
 Wadah penutup yang steril.
 Korentang /cunam steril
 Alat pelindung diri ( APD ) seperti :
a. penutup kepala yang berfungsi agar tidak ada rambut yang terjatuh pada saat
proses perebusan .
b. kacamata dan masker untuk melindungi diri dari resiko cipratan darah dan cairan
yang terkontaminasi kemata dan wajah .
c. celemek untuk melindungi diri dari percikan cairan yang terkontaminasi atau pun
darah .
d. sepatu boat untuk mencegah terkontaminasi dengan alat dan darah / lendir.
e. sarung tangan lateks dan sarung tangan kain guna untuk mencegah terkena cairan
yang terkontaminasi
2.4.IIb PERSIAPAN BIDAN
 Menyediakan alat-alat yang disterilisasi
 Menyediakan alat untuk proses sterilisasi
 Menggunakan alat pelindung diri
 Mencuci tangan

2.4.IIc LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakanMencuci tangan
2. Mengunakan alat pelindung diri
3. Mendekontaminasi , membersihkan , dan mengeringkan seluruh instrument yang
akan disterilkan.
4. Membuka semua kunci peralatan berengsel dan membongkar instrument yang terdiri
dari beberapa bagian atau sorong
5. Membungkus alat dengan kertas alumunium atau menempatkan pada konteiner
logam yang tertutup , bila dibungkus , letakkan alat pada wada logam atau diatas
baki.
6. Menyusun paket dalam ruang sterilisator untuk memudahkan sirkulasi yang bebas
dan penetrasi uap ke seluruh permukaan .
7. Mengatur sterilisator , melakukan sterilisasi dengan suhu 120℃ ; tekanan 106
kPa(15 lbs/in2) 20 menit untuk alat tidak terbungkus dan 30 menit untuk alat
terbungkus , atau 132℃ selama 15 menit untuk alat terbungkus
8. Menunggu 20-30 menit ( tekanan turun hingga 0 ) sampai sterilisator dingin .
9. Membuka penutup autocalf untuk mengeluarkan uap
10. Membiarkan instrument kering sebelum diangkat kurang lebih 30 menit.
11. Mengeluarkan paket dari sterilisator
12. Menempatkan baki atau paket steril diatas permukaan yang dilapisi kertas atau
bahan kain untuk mencegah kondensasi
13. Menempatkan instrument yang tidak terbungkus pada wadah steril dan tertutup
14. Catat kondisi proses sterilisasi ( waktu , temperature , tekanan) dalam buku khusus .
15. Beri label berupa nama petugas dan tanggal sterilisasi
16. Membereskan alat-alat
17. Lepas alat pelindung diri
18. Mencuci tangan
Gambar : Proses sterilisasi dengan autoclave
2.4.IIISTERILISASI DENGAN CARA KIMIAWI

Sterilisasi secara/menggunakan kimia, disebut disinfeksi, sudah sering kita aplikasikan


dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika seorang petugas medis/paramedis akan
mengambil darah pada ujung jari. Maka ia mengusapkan kapas basah alcohol pada daerah
yang akan ditusuk. Tidak lain karena ia menghendaki agar lingkungan yang ditusuk steril
oleh kuman, sehingga tidak terjadi kontaminasi. Untuk memperluas wawasan berikut ini
diuraikan dengan cara menggunakan:
a. Yodium
Solusi yodium, baik dalam air maupun alcohol bersifat sangat antiseptic dan telah
dipakai sejak dahulu sebagai antiseptic kulit sebelum proses pembedahan dilakukan.
Yodium tidak menggangu kulit, namun penggunaan tinctura yodii mewarnai jaringan dan
menyebabkan iritasi lokal pada kulit, dan kadang-kadang reaksi alergi.

b. Khlorin
Khlorin dipakai untuk mendisinfeksi ruangan-ruangan, permukaan-permukaan ruangan
yang tidak dipergunakan untuk melakukan bedah.
Senyawa yang sering digunakan adalah halazon atau parasulfone dichloramidobenzoic
acid yang pada konsentrasi 4-8m gr/l dapat mendesinfeksi air yang mengandung salmonella
typhii dalam waktu 30 menit.

c. Alkohol
Alkohol merupakan zat yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dan
desinfeksi. Alkohol akan mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi, dan merupakan
pelarut lemak.3 jenis larutan yang digunakan yaitu methanol,etanol,dan isopropanol.
Yang digunakan dalam praktek adalah solusi alkohol 70-80% dalam air.Konsentrasi diatas
90% dan dibawah 50% biasanya kurang efektif kecuali isopropanol.

d. Fenol
Fenol(asam karbol) merupakan standard perbandingan untuk menentukan aktivitas suatu
disinfektan. Uji koefisien fenol dilakukan untuk membandingkan aktivitas suatu produk
dengan daya bunuh fenol dalam kondisi yang sama.
e. Peroksida
Peroksida hydrogen(H2o2) merupakan antiseptik yang efektif dan non toksik. Terdapat
bukti bahwa H2O2 10% bersifat virusid dan sporosid.Larutan 3% biasanya dipakai untuk
mencuci dan mendesinfeksi luka karena kuman-kuman anaerob terutama sangat peka
terhadap oksigen.

f. Deterjen
Deterjen merupakan senyawa organik,yang karena struktur dapat berkaitan dengan air
dan dengan molekul-molekul organic non polar. Molekul deterjen memiliki suatu ujung
hidrofilik yang dapat bercampur dengan air, ujung lainnya tidak dapat.

g. Formaldehid
Formaldehid (8%) dapat dipakai sebagai zat untuk sterilisasi dan efektif untuk proses
desinfeksi tingkat tinggi, akan tetapi formaldehid ini bersifat toksid kuat. Oleh sebab itu
sangat dianjurkan berhati-hati agar tidak terhirup uap formaldehid ini.

h. Glutaradehid
Glutaradehid, misalnya cidex dapat dipakai sebagai zat untuk sterilisasi dan efektif
sebagai disinfektan tinggi. Sebagaimana formal dehid, penggunaan zat ini dianjurkan hati-
hati termasuk penggunaan ruang yang berventilasi, menggunakan sarung tangan dan jangan
sampai terpercik larutan ini.

2.4.IIIa PERSIAPAN ALAT


 Alat yang disterilisasikan
 Autoclaf
 Kain pembungkus instrument , kertas Koran , kertas alumunium , kalau perlu.
 Wadah penutup yang steril.
 Korentang /cunam steril
 Alat pelindung diri ( APD ) seperti :
a. penutup kepala yang berfungsi agar tidak ada rambut yang terjatuh pada saat
proses perebusan .
b. kacamata dan masker untuk melindungi diri dari resiko cipratan darah dan cairan
yang terkontaminasi kemata dan wajah .
c. celemek untuk melindungi diri dari percikan cairan yang terkontaminasi atau pun
darah .
d. sepatu boat untuk mencegah terkontaminasi dengan alat dan darah / lendir.
e. sarung tangan lateks dan sarung tangan kain guna untuk mencegah terkena cairan
yang terkontaminasi

2.4.IIIc PERSIAPAN BIDAN


 Menyediakan alat-alat yang disterilisasi
 Menyediakan alat untuk proses sterilisasi
 Menggunakan alat pelindung diri
 Mencuci tangan

2.4.IIIc LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Mencuci tangan
3. Mengunakan alat pelindung diri
4. Mendekontaminasi , membersihkan , dan mengeringkan seluruh instrument yang
akan disterilkan.
5. Membuka semua kunci peralatan berengsel dan membongkar instrument yang
terdiri dari beberapa bagian atau sorong
6. Memasukkan alat-alat kedalam larutan glutaradehid 2% atau formaldehid 8%
7. Memastiak semua alat terendam
8. Menutup wadah , rendam selama 8-10 jam untuk glutaraldehid dan 24 jam untuk
formaldehid
9. Mengangkat alat-alat denga korentang
10. Membilas alat-alat dengan air steril sebanyak 3 kali dan keringkan sebentar di
udara
11. Menaruh alat-alat pada wadah steril dan menutup rapat bila tidak digunakan
12. Membereskan alat
13. Melepaskan alat pelindung diri
14. Mencuci tangan
Gambar : Proses Sterilisasi secara Kimiawi

LATIHAN
1. Uraikanlah pengertian Dekontaminasi dan cara melalukan dekontaminasi alat .
2. Uraikanlah cara pembuatan larutan klorin 0,5% .
3. Uraikanlah pengertian cucibilas dan cara melakukan cuci bilas alat .
4. Uraikanlah pengertian Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) .
5. Uraikanlah Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dengan cara merebus .
6. Uraikanlah Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dengan cara mengkukus.
7. Uraikanlah Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dengan cara kimiawi.
8. Uraikanlah Sterilisasi dengan cara panas kering.
9. Uraikanlah Sterilisasi dengan Autoclave.
10.Uraikanlah Sterilisasi dengan cara kimiawi.

RANGKUMAN

Dekontaminasi adalah langkah penting pertama untuk menangani peralatan,


perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang terkontaminasi.

Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar


mikroorganisme pada peralatan/perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan.
Sterilisasi adalah proses membunuhsemua mikroorganisme ( Bakteri , virus , jamur ,
parasit , dan bakteri endospora dari alat-alat ) . Sterilisasi harus dilakukan untuk alat-alat ,
sarung tangan bedah , dan alat lain yang kontak langsung dengan aliran darah atau jaringan
normal steril ( Spaulding 1939 cit JNPK-KR, 2004 )
Sterilisasi panas kering ( oven ) baik untuk iklim lembab , tetapi butuh aliran listrik
yang terus menerus , menyebabkan kurang praktis untuk daerah terpencil atau pedesaan .
Panas kering membutuhkan suhu 170℃ ( 340 ℉ ) selama 1 jam ( total waktu perputaran
meletakkan instrument di oven , panaskan 170℃ , selama 1 jam dan dinginkan 2 – 2,5 jam
atau 160℃ ( 320 ℉ ) selama 2 jam ( total waktu perputaran 3-3, jam ))

Sterilisasi uap bertekanan tinggi ini yang efektif tapi paling sulit untuk dilakukan
secara benar ( Gruendemann dan mangun 2001 , cit JNPK – KR , 2004 ) Bila listrik mati ,
instrument bisa disterilkan sengan uanp non elektrik menggunakan minyak tanah , atau
bahan bakar lain sebagai sumber panas .sterilisasi uap harus berada pada 120℃ ; tekanan
106 kPa(15 lbs/in2) 20 menit untuk alat tidak terbungkus dan 30 menit untuk alat terbungkus
, atau 132℃ selama 15 menit untuk alat terbungkus
Sterilisasi secara/menggunakan kimia, disebut disinfeksi, sudah sering kita aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika seorang petugas medis/paramedis akan
mengambil darah pada ujung jari. Maka ia mengusapkan kapas basah alcohol pada daerah
yang akan ditusuk. Tidak lain karena ia menghendaki agar lingkungan yang ditusuk steril
oleh kuman, sehingga tidak terjadi kontaminasi.

TES
FORMATIF
 1.Urutan langkah-langkah pemrosesan alat yang benar adalah:…
a.  Dekontaminasi, sterilisasi, pencucian dan pembilasan, DTT
b.  Dekontaminasi, pencucian dan pembilasan, sterilisasi, DTT
c.  Dekontaminasi, DTT, pencucian dan pembilasan, sterilisasi
d. Dekontaminasi, sterilisasi, DTT, pencucian dan pembilasan

2. Pada dekontaminasi, merendam alat-alat dilakukan selama…menit dalam larutan….


a. 10 menit, 2 ml gliserin
b.  10 menit, klorin 5%
c.  10 menit, klorin 0,5%
d.  10 menit, alkohol 70%

3.  Sejumlah desinfektan, missal: Klorin, Formaldehid (Formalin), dan Grutaraldehid.


Desinfektan tersebut digunakan untuk…
a.  DTT dengan merebus
b.  DTT dengan mengukus
c.  DTT dengan kimia
d.  Sterilisasi uap

4. Permukaan (terutama meja tindakan) yang mungkin terkena duh tubuh harus
didekontaminasi. Lap dengan desinfektan misalnya dengan klorin 0,5% sebelum dipakai
kembali, atau jika tampak terkontaminasi, atau sekurang-kurangnya setiap hari merupakan
cara:…
a. Pencucian dan pembilasan
b. Sterilisasi
c. DTT
d. Dekontaminasi

5. Untuk sterilisasi mengunakan panas kering dibutuhkan suhu sebesar :


a. 70℃
b. 80℃
c. 100℃
d. 170℃

6. tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali


endospora merupakan definisi dari tindakan PI!

a.  Sterilisasi
b.  Dekontaminasi
c.  DTT
d.  Desinfeksi

7. Efektivitas proses DTT terhadap eradikasi Mikroorganisme pada alat bekas pakai
adalah?
a.  50 %
b.  80%
c.  95%
d. 100%

8.langkah penting pertama untuk menangani peralatan, perlengkapan,sarung tangan dan


benda-benda lain yang terkontaminasi disebut dengan :
a. Dekontaminasi
b. Cuci bilas
c. DTT
d. Sterilisasi

9.Sterilisasi dengan uap bertekanan tinggi (autoclave) harus berada pada suhu … dan
tekanan ….
a. 80℃ ; 70 kPa
b. 90℃ ; 80 kPa
c. 110℃ ; 120 kPa
d. 120℃ ; 106 kPa

10.Proses membunuh semua mikroorganisme ( Bakteri , virus , jamur , parasit , dan


bakteri endospora dari alat-alat ) disebut dengan :
a. Dekontaminasi
b. Cuci bilas
c. DTT
d. Sterilisasi

Kunci jawaban tes


formatif
1. b .dekontaminasi , pencucian dan pembilasan , sterilisasi , DTT
2. c . 10 menit , klorin 0,5%
3. c . DTT dengan kimia
4. a . Pencucian dan pembilasan
5. d . 170℃
6. c. DTT
7. c . 95%
8. a . Dekontaminasi
9. d . 120℃ ; 106 kPa
10. d .sterilisasi

GLOSARIUM
Dekontaminasi :langkah penting pertama untuk menangani peralatan,
perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang
terkontaminasi.

Desinfeksi Tingkat tinggi :tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua


mikroorganisme kecuali endospora
Sterilisasi : proses membunuhsemua mikroorganisme ( Bakteri , virus ,
jamur , parasit , dan bakteri endospora dari alat-alat ) .
Infeksi nosokomial : infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit
melainkan setelah ± 72 jam berada di tempat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Hasyimi , M .2010 .Mikrobiologi untuk mahasiswa kebidanan . Jakarta : TIM.


Pinem , Saroha . 2014 .Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi .Jakarta : TIM
Eko , nurul . 2010 .Keterampilan dasar praktik kebidanan .Yogyakarta : Pustaka
Rihana.
Kusmiyati , Yuni . 2010 .Keterampilan dasar klinik praktik kebidanan .Yogyakarta :
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai