Anda di halaman 1dari 98

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE (COC)


PADA NY.S 24 TAHUN G1P0A0 HAMIL 34 MINGGU
DI PMB DWI YULIANI, S.ST. LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2023

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Continuity Of Care (COC)
Program Profesi Bidan

Disusun Oleh :

Nama : Ni KT Parmini /Ni Made Dian P


NPM : 22390126

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Laporan Case Study Asuhan Kebidanan Komprehensif Berbasis Riset Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Universitas Malahayati , pada:

Hari : …………………..
Tanggal : …………………..

Pembimbing

(Ike Ate Yuviska,S.ST,Bdn.,M.kes)


NIDN 0226078901
HALAMAN PENGESAHAN

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Laporan Case Study Asuhan
Kebidanan Komprehensif Berbasis Riset Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Universitas Malahayati , pada :

Hari : …………………..
Tanggal : …………………..

Penguji I

(Ike Ate Yuviska,S.ST,Bdn.,M.kes)


NIDN. 0226078901

Penguji II

( .................................................................... )
NIDN.

Mengetahui: Ketua Program Studi


Pendidikan Profesi Bidan

(Vida Wira Utami, S.ST.Bdn.,M.Kes)


NIDN. 0209098301
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Continuity Of Care (COC) Pada Ny.S 24 Tahun G1P0A0 Hamil 34
Minggu di PMB Dwi Yuliani, S.ST. Lampung Tengah”. Disusun Guna Memenuhi
Persyaratan ketuntasan Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Continuity Of Care
( COC ) Program Study Profesi Bidan.
Dalam penulisan Studi Kasus ini, penulis memperoleh bimbingan, bantuan
dan saran dari berbagai pihak, dengan kerendahan hati pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat
1. Bp DR.dr.Achmad Farich,M.Kes selaku Rektor Universitas Malahayati
2. Ibu Vida Wira Utami,S.ST.,Bdn,. M.Kes., selaku Ketua Program Studi
Profesi Bidan
3. Ibu Ike Ate Yuviska, S.ST. Bdn., M.Kes selaku pembimbing Praktik Klinik
Asuhan Kebidanan Continou Of Care ( COC )
4. Dwi Yuliani, S.ST Selaku CI di Lahan Praktek
5. Ny.S yang telah bersedia menjadi pasien pada Studi Kasus sini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Studi Kasus ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki. Karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun darimanapun datangnya penulis harapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga segala bimbingan dan dukungan dari semua pihak
mendapat balasan dari Allah SWT

Lampung, April 2023

Penulis

Ni Made Dian Pramasari


DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL….............................................................................. i
HALAMAN JUDUL......................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJAN........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
KATA PENGANTAR....................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................5
D. Ruang Lingkup............................................................................6
E. Manfaat........................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................7
A. KEHAMILAN.............................................................................7
a. Pengertian...............................................................................7
b. Fisiologi Kehamilan................................................................7
c. Tanda- Tanda Kehamilan.......................................................10
d. Perubahan Pada Kehamilan....................................................11
e. Kebutuhan Dasar Dalam Kehamilan......................................14
f. Ketidaknyamanan Kehamilan & Cara Mengatasi..................16
g. Tanda Bahaya Kehamilan ......................................................19
h. Asuhan Antenatal....................................................................21
i. Tata Laksana ANC.................................................................30
j. Deteksi Dini Resiko Tinggi....................................................31
k. Perencanaan Kelahiran...........................................................31

B. PERSALINAN
a. Pengertian Persalinan .............................................................31
b. Tanda-Tanda Persalinan.........................................................34
c. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.................................34
d. Fisiologi Persalinan................................................................35
e. Nyeri Persalinan......................................................................36
f. Kebutuhan Dasar Selama Persalinan......................................35
g. Mekanisme Nyeri Persalinan..................................................42
h. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan............43
i. Pengukuran Skala Intensitas Nyeri.........................................43
j. Penanganan Nyeri...................................................................45
k. Evidence Based aromaterapi Lavender...................................47
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................50
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL.................................50
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................67
BAB V PENUTUP..........................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan,

dan nifas atau pengelolaannya bukan karena sebab- sebab lain seperti

kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. AKI tahun 2018

sebanyak 305/ 100.000 KH dan Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami

penurunan dari lima tahun sebelumnya yaitu di tahun 2017 sebanyak 24/ 1.000

KH (Kemenkes RI,2018).

Berdasarkan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991-

2015 dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 pada tahun 2007 dan naik

menjadi 359 pada tahun 2012 kemudian menurun menjadi 305 per 100.000

kelahiran hidup di tahun 2015. Jumlah kematian ibu di Indonesia yang

dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian

Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian. Jumlah ini

menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian.

Hasil SDKI dan SUPAS tersebut memperlihatkan bahwa angka kematian ibu

masih jauh dari target MDGs yang menargetkan AKI menjadi 102 per 100.000

kelahiran hidup dan SDGs menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup

(Kemenkes, 2020).
Selain AKI, indikator derajat kesehatan lainnya adalah Angka Kematian

Bayi (AKB). Salah satu tujuan upaya kesehatan anak adalah menjamin

kelangsungan hidup anak melalui upaya menurunkan angka kematian bayi

baru lahir, bayi dan balita. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2012 menunjukkan data AKB Indonesia sebesar 32 per 1.000

kelahiran hidup dan menurun pada tahun 2017 menjadi 24 per 1.000 kelahiran

hidup. Berdasarkan data yang dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan

Keluarga pada tahun 2020, dari 28.158 kematian balita, 72,0% (20.266

kematian) diantaranya terjadi pada masa neonatus. Dari seluruh kematian

neonatus yang dilaporkan, 72,0% (20.266 kematian) terjadi pada usia 0-28

hari. Sementara, 19,1% (5.386 kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11 bulan

dan 9,9% (2.506 kematian) terjadi pada usia 12 – 59 bulan (Kemenkes, 2021).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2020

AKI Provinsi Lampung mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2019 yaitu

dari 110 kasus menjadi 115 kasus. Pada tahun 2020 Angka Kematian Neonatal

(AKN) provinsi Lampung sebesar 471 kasus, Angka Kematian Bayi (AKB)

sebanyak 66 kasus dan Angka Kematian Balita (AKBA) sebanyak 19 kasus

(Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2021).

Asuhan berkelanjutan atau COC (continuity of care) merupakan salah

satu model asuhan yang memberikan pelayanan berkesinambungan selama

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

Pelayanan kebidanan ini harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu bidan
yang akan memantau keadaan ibu selama hamil hingga pasca melahirkan.

Dengan adanya asuhan berkelanjutan diharapkan ibu dapat menjalani masa

kehamilan hingga pasca salin tanpa penyulit apapun, sehingga dapat

menurunkan risiko kematian ibu dan bayi.

Asuhan kebidananan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan secara menyeluruh dimulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru

lahir dan keluarga berencana. Intervensi yang dilakukan yaitu untuk

mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil dengan upaya keluarga

berencana, mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami

komplikasi dalam kehamilan, persalinan, atau nifas dengan melakukan asuhan

antenatal dan persalinan bersih dan aman, mengurangi kemungkinan

komplikasi persalinan yang berakhir dengan kematian atau kesakitan melalui

pelayanan obtetrik dan neonatal esensial dasar dan komprehensif

(Prawihardjo, 2014 )

Menjaga dan meningkatkan status kesehatan wanita yang berpengaruh

terhadap proses reproduksi selama siklus kehidupannya ( Continum of care

the life cycle daan continuum of care) yang berbentuk dukungan

pendampingan berbasis continum of care (asuhan berkelanjutan) efektif untuk

meningkatkan kelangsungan dan kualitas kesehatan ibu dan anak .( Buku Ajar

Kesehatan Ibu dan Anak, 2016)

Uraian diatas penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan secara

komprehensif mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan KB, perawatan
bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan pada pasien di

PMB Dwi Yuliani,S.ST. Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2023.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Bagaimanakah asuhan kebidanan continuity of care
terhadap Ny. S di PMB Dwi Yuliani, S.ST, Kab Kabupaten Lampung Tengah
Tahun 2023?”.

C. Tujuan
a. Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan secara Komprehensif pada Ny. S G1P0A0
Usia 24 tahun Hamil 34 minggu di PMB Dwi Yuliani, S.ST, Kab
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2023

b. Tujuan khusus
1. Mampu Melakukan pengkajian pada ibu hamil , bersalin , bbl , KB dan

Nifas di PMB Dwi Yuliani, S.ST, Kabupaten Lampung Tengah, 2023

2. Mampu Menyusun diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan sesuai

dengan prioritas pada ibu hamil , bersalin , bbl , KB dan Nifas di PMB

Dwi Yuliani, S.ST, Kabupaten Lampung Tengah, 2023

3. Merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu

dan berkesinambungan (contunity of care) pada ibu ibu hamil , bersalin

, bbl , KB dan Nifas di PMB Dwi Yuliani, S.ST, Kabupaten Lampung

Tengah, 2023
4. Mampu mengevaluasi Tindakan asuhan kebidanan secara kontinyu dan

berkesinambungan ( cintunity of care ibu hamil , bersalin , bbl , KB

dan Nifas di PMB Dwi Yuliani, S.ST, Kabupaten Lampung Tengah,

2023

D. Ruang Lingkup
a. Sasaran
Subjek yang akan diberikan asuhan kebidanan adalah ibu hamil trimester

III usia kehamilan minimal 36 minggu yang tidak mengalami komplikasi

seperti pada pemeriksaan (Hb >11,5%), Hbsag (-), dan Protein Urine (-)

atau penyulit dalam kehamilan diikuti asuhan ibu bersalin, asuhan ibu

nifas, pelayanan keluarga berencana, asuhan bayi baru lahir dan neonatus.

b. Tempat
Laporan Tugas Akhir di lakukan di PMB Dwi Yuliani, S.ST, Kabupaten
Lampung Tengah, 2023

c. Waktu
Waktu dimulainya pengambilan kasus dimulai dari Hamil, Bersalin, Nifas,

BBL, KB tahun 2023


d. Manfaat
1. Manfaat Teori
Mampu mengaplikasikan teori pada kasus nyata dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil trimester III, ibu bersalin, ibu nifas, pelayanan KB
dan BBL secara komprehensif
2. Manfaat Praktik
a. Bagi penulis
Menambah wawasan dan mengembangkan skill bagi penulis untuk dapat
mengaplikasikan teori dan praktik dalam melakukan asuhan kebidanan
secara komprehensif berdasarkan pelajaran yang pernah didapatkan selama
perkuliahan
b. Bagi pasien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan secara menyeluruh mulai dari saat

hamil TM III, bersalin, nifas, keluarga berencana, serta bayi baru lahir dan

neonatus.

c. Bagi tenaga kesehatan


Dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam mengangani kasus ibu hamil

dari TM III, ibu bersalin, ibu nifas dan keluarga berencana serta BBL dan

neonatus secara komprehensif.

d. Bagi institusi pendidikan


Mengetahui aplikasi teori secara nyata di lapangan, dapat dijadikan

sebagai tambahan sumber referensi dalam kegiatan belajar mengajar

khususnya di lingkungan kampus Universitas Malahayati Bandar

Lampung

e. Bagi IPTEK
Sebagai acuan dan sumber referensi dalam mengembangkan ilmu melalui
evidence based dan jurnal penelitian yang sudah ada.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI MEDIS


1. KEHAMILAN
a. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo,
2012).

b. Fisiologis Kehamilan
Menurut Manuaba (2010) proses kehamilan merupakan matarantai
yang berkesinambungan yang terdiri atas :
1) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang
berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat
mengikuti proses kematangan dan terjadi ovulasi .
2) Spermatozoa
Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc, dan hanya
beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii.
Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat
hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk
mengadakan konsepsi.
3) Konsepsi
Menurut Manuaba (2010), Pertemuan inti ovum dengan inti
spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk
zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi
oleh korona radiata yang mengandung persediaan
nutrisi.
b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di
tengah sitoplasma yang disebut vitelus.
c) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang
pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan kedalam vitelus,
melalui saluran pada zona pelusida. Konsepsi terjadi
pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas,
dindingnya penuh jonjot sel yang mempunyai silia.
Ovum mempunyai waktu hidup terlama dalam ampula
tuba.
d) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama
48 jam

4) Proses nidasi atau implantasi


Setelah fertilisasi, hasil konsepsi akan melakukan implantasi
pada dinding uterus sekaligus memberikan informasi pada tubuh
ibu, sehingga bermanifestasi terhadap adaptasi fisiologi kehamilan.
Jika tidak terjaddi implantasi, maka zigot akan dengan mudah
keluar dari uterus bersamaan dengan darah menstruasi. Zigot yang
sedang membelah, mengapung dalam tuba fallopi sekitar 1
minggu dan berkembang dari tahap 16 sel melalui tahap morula
yang padat menjadi tahap blastokista dengan 32-64 sel. Tahap
blastokista ini memiliki rongga yang berisi cairan. Blastokista
memiliki dua jenis sel embrionik yang telah berdiferensiasi yaitu
trofektoderm di bagian luar dan inner cell mass di bagian dalam.
Sel trofektoderm nantinya akan membentuk plasenta dan inner cell
mass akan membentuk janin serta membran janin.

5) Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding
depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang
tumbuh tidak rata, sehingga blastula dengan inner cell mass akan
tertanam dalam endometrium. Sel trofoblas menghancurkan
endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal
dari primer vili korealis. Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong
sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan
ruangan eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong
kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan
ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara
dua ruang yaitu ruang amnion dan kantong yolk sac. Ruangan
amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang
terdapat diantara amnion dan embrio padat dan berkembang
menjadi tali pusat. Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk
darah bersama dengan hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada
minggu kedua sampai ketiga, terbentuk bakal jantung dengan
pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat).
Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8
dengan menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler
(Manuaba,2010).

6) Pertumbuhan dan perkembangan janin


Embrio akan berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi.
Secara klinik usia gestasi 4 minggu dengan USG akan tampak
sebagai kantung gestasi berdiameter 1 cm, tetapi embrio belum
tampak. Pada minggu ke-6 dari hari terakhir, usia konsepsi 4
minggu embrio berukuran 5 mm, kantung gestasi berukuran 2-3
cm. Pada saat itu akan tampak denyut jantung secara USG. Pada
akhir minggu ke-8 usia gestasi (6 minggu usia embrio), embrio
berukuran 22-24 mm, dimana akan tampak kepala yang relatif
besar dan tonjolan jari. Gangguan akan mempunyai dampak besar
apabila terjadi pada usia gestasi kurang dari 12 minggu, terlebih
pada minggu ke-3.
c. Tanda – Tanda Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), terdapat dua jenis tanda kehamilan yaitu :
1) Tanda kemungkinan hamil
a) Tanda subyektif hamil
1) Terlambat datang bulan
2) Terdapat mual dan muntah
3) Terasa sesak atau nyeri di bagian bawah
4) Terasa gerakan janin dalam perut
5) Sering kencing
b) Tanda obyektif hamil
1) Pembesaran dan perubahan konsistensi rahim, dengan
memperhatikan tanda Piscacek dan Hegar
2) Perubahan warna dan konsistensi serviks
3) Kontraksi Braxon Hicks
4) Terdapat balotement
5) Teraba bagian janin
6) Terdapat kemungkinan pengeluaran kolostrum
7) Terdapat hiperpigmentasi kulit
8) kebiruan vagina/selaput lendir vulva (tanda Chadwick)
9) Tes biologis positif

2) Tanda pasti kehamilan


a) Teraba gerakan janin dalam rahim
b) Terdengar denyut jantung janin (hamil 12 minggu)
c) Pemeriksaan rontgen terdapat kerangka janin d)
Pemeriksaan ultrasonografi
d) Terdapat kantong kehamilan, usia kehamilan 4 minggu
e) Terdapat fetal plate,usia kehamilan 4 minggu
f) Terdapat kerangka janin, usia kehamilan 12 minggu e)
Terdapat denyut jantung janin, usia kehamilan 6 minggu

d. Perubahan pada Ibu Hamil


1) Perubahan Fisiologis
a) Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau
beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia,
sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan.
Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi
menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran
rahim karena pertumbuhan janin (Manuaba, 2010).
b) Sirlukasi Darah dan Sistem Respirasi
Menurut Manuaba(2010), Peredaran darah ibu dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain :
(1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga
dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim.
(2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena
pada sirkulasi retroplasenter.
(3) Pengaruh hormon esterogen dan progesteron
makin meningkat..
c) Sistem Perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala
bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk
sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung
kenih cepat terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan
metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urine
akan bertambah (Manuaba, 2010).

d) Sistem muskuloskeletal.
Membesarnya uterus menyebabkan sendi pelvik pada saat
hamil sedikit bergerak untuk mengkompensasi perubahan bahu
lebih tertarik ke belakang, lebih melengkung, sendi tulang
belakang lebih lentur sehingga mengakibatkan nyeri punggung.

e) Kulit
Menurut Manuaba (2010), perubahan pada kulit ibu hamil,
terjadi karena terdapat hormon khusus. Perubahan kulit dalam
bentuk hiperpigmentasi dan hiperemi dibeberapa tempat
dapat dijabarkan sebagai berikut.
(1) Muka, cloasma gravidarum atau “mask of pregnancy”
(2) Abdomen, striae lividae/nigra. Hiperpigmentasi digaris
tengah kulit abdomen dibagian bawah di atas simpisis
pubis.
(3) Mamae, puting susu dan areola mamae bertambah
hitam. Salah satu tanda awal kehamilan khususnya
pada kehamilan pertama.
f) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan , metabolisme tubuh
mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan
nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
memberikan ASI.(Manuaba, 2010)
g) Perubahan Kardiovaskuler.
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah merah, sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya di usia
kehamilan 32 minggu. Sel darah merah makin meningkat
jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin
dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi
hemodilusi yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010).

2) Perubahan Psikologis
1) Trimester Pertama
Pada kehamilan trimester pertama, adaptasi psikologis yang
harus dilakukan oleh ibu yaitu menerima kenyataan bahwa
dirinya sedang hamil. Seorang ibu yang menginginkan
kehamilannya akan segera mencari kebenaran secara medis
bahwa memang benar dirinya hamil (Astuti Sri dkk, 2107)
2) Trimester Kedua
Pada timester kedua ini ibu akan merasa lebih baik dan sehat
karena terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan, misalnya
mual dan letih. Perubahan psikologis pada trimester kedua
ini dapat di bagi menjadi dua tahap, yaitu sebelum adanya
pergerakan janin yang dirasakan ibu (prequickening) dan setelah
adanya pergerakan janin (postquickening) (Astuti Sri dkk,
2107).

3) Trimester Ketiga
Pada kehamilan trimester ketiga, ibu akan lebih nyata
mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran anaknya.
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya. Kadang-kadang ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali
merasa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak
normal. Trimester ketiga sering disebut periode menunggu dan
waspada sebab saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinnya (Astuti dkk,2017).

e. Kebutuhan Dasar
Menurut Prawirohardjo (2012), kebutuhan dasar ibu hamil adalah:

1. Nutrisi yang adekuat

a. Kalori, jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap
harinya adalah 2.500 kalori.
b. Protein, jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85
gram per hari.
c. Kalsium, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.
d. Asam Folat, selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan
asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang
dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari.
e. Zat besi, untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal,
diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30
mg/hari terutama setelah trimester kedua. Bila tidak ditemukan
anemia pemberian zat besi per minggu cukup adekuat.

2. Perawatan gigi

Dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu


pada trimester pertama dan ketiga. Pada trimester pertama terkait
dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang berlebihan)
sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga. Sementara itu,
pada trimester ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh
yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat
gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya
carries dan gingivitis.

3. Kebersihan tubuh dan pakaian

Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan


anatomik pada perut, area genetalia/lipat paha, dan payudara
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau
gayung pada saat mandi. Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan
nyaman dan hindarkan sepatu hak tinggi dan alas kaki yang keras serta
korset penahan perut.
4. Olahraga
Terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik
atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Jenis olah tubuh
yang paling sesuai untuk ibu hamil, disesuaikan dengan banyaknya
perubahan fisik seperti pada organ genital, perut kian membesar dan
lain-lain. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intesif, ibu
hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandungnya
secara optimal.
5. Istirahat

Dengan adanya perubahan fisik ibu hamil, salah satunya beban


berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang
ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat
penting untuk ibu hamil. Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi
dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan
untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur.
Posisi tidur yang nyaman dan dianjurkan pada ibu hamil adalah miring
ke kiri, kaki lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan ganjal dengan
menggunakan bantal dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut,
ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri.
6. Aktifitas

Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga


dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan
normal. Senam hamil dimulai pada usia kehamilan sekitar 24-28
minggu. Beberapa aktivitas yang dianggap sebagai senam hamil yaitu
jalan-jalan saat hamil terutama pagi hari (Manuaba, 2012).

f. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan dan cara mengatasinya


1) Mual
Mual dan muntah lazim terjadi dalam kehamilan, dengan sekitar 50%
wanita hamil mengalami mual ringan saat bangun tidur sampai mual
di sepanjang hari dengan sedikit muntah, selama pertengahan pertama
kehamilan. Bagi banyak wanita, gejala berkurang setelah minggu ke-
12 sampai ke-14 kehamilan, bersamaan dengan kemampuan plasenta
mengambil alih dukungan untuk perkembangan embrio. Alasan mual
tidak di ketahui tetapi dikaitan dengan peningkatan kadar Human
Chorionic Gonadotropin (HCG), hipoglikemi, peningkatan kebutuhan
metabolic, efek progesteron pada sistem pencernaan. Saran kepada
wanita harus terdiri atas :
a) Makan sedikit tapi sering (sekitar 2 jam sekali)
b) Hindari makan bersantan
c) Menghindari bau-bauan
d) Makan biscuit tanpa rasa, sepotong kecil buah, roti panggang
kering atau yoghurt.
e) Mengindari menggosok gigi setelah makan
(Astuti Sri dkk, 2107)

2) Konstipasi

Konstipasi adalah gangguan minor yang lain pada kehamilan yang


menyerang sistem pencernaan. Wanita yang mengalami konstipasi
sebelum kehamilan dapat merasa bahwa kondisi ini menjadi lebih
bermasalah saat mereka hamil.
Konstipasi di sebabkan karena kerja progesteron, yang mengurangi
mortalitas sistem pencernaan (juga di kaitkan dengan mual di awal
kehamilan). Konstipasi juga di sebabkan oleh pergeseran tali pusat akibat
pertumbuhan uterus atau akibat efek samping dari terapi fe peroral.
Jika memungkinkan, yang terbaik adalah meredakan konstipasi dengan
cara alamiah sebelum memberikan medikasi selama kehamilan, dan saran
yang diberikan oleh bidan harus merefleksikan hal berikut:
Jika memungkinkan, yang terbaik adalah meredakan konstipasi
dengan cara alamiah sebelum memberikan medikasi selama kehamilan,
dan saran yang diberikan oleh bidan harus merefleksikan hal berikut:
a) Meningkatkan asupan cairan dengan minum sedikitnya 8
gelas perhari (240 ml/hari)
b) Meningkatkan jumlah serat
c) Meningkatkan latihan fisik setiap hari untuk meningkatkan
peristaltik usus.
(Astuti Sri dkk, 2107)

3) Varises vena dan haemoroid

Varises vena di sebabkan oleh kelemahan katub di vena yang


mengembalikan darah ke jantung dari ekstremitas bawah sehingga
varises vena dapat terjadi di tungkai, vulva, atau rektum (hemoroid).
Selama kehamilan, ekstra volume darah yang bersirkulasi
meningkatkan tekanan di dinding pembuluh darah dan progesterone
merelaksasi dinding pembuluh darah. Berat dari uterus yang terus
tumbuh menciptakan tekanan balik pada pembuluh darah panggul dan
tungkai. Konstipasi memperburuk hemoroid.
Tanda gejala:

a) Tungkai terasa nyeri dan berat


b) Sensasi seperti tertusuk di tungkai dan vulva
c) Permukaan vena mengalami dilatasi di vulva atau tungkai
d) Vulva dapat membengkak dan terasa sangat nyeri
Ketidaknyamanan dan rasa gatal di sekitar anus Saran:
e) Hindari konstipasi dan mengejan di toilet
f) Hindari berdiri untuk periode waktu yang lama
g) Hindari pakaian yang ketat
h) Jangan duduk dengan menyilangkan kaki
(Astuti Sri dkk, 2107)

4) Nyeri Punggung , Pinggang dan Nyeri Suprapubik

Pegal punggung , nyeri pinggang dan nwanita dapat mengalami


nyeri punggung selama kehamilan sehingga menempatkan nyeri
punggung sebagai gangguan minor yang paling sering terjadi pada
kehamilan. Obesitas, riwayat masalah punggung, dan paritas yang lebih
besar meningkatkan kecenderungan terjadi nyeri punggung. Body
mechanic yang tidak tepat dapat mengakibatkan senssai pegal di tulang
belakang, sementara itu nyeri suprapubic disepabkan karena peregangan
ligamnetum rotundum sebagai akibat pembesaran uterus, juga
disebebkan oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang
mempengaruhi elastisitas dari mukosa otot.Penanganan yang dapat
dilakukan anatar lain :
a) Menggunakan gerakan tubuh yang benar
b) Menghindari pekerjaan berat dan tidak nyaman
c) Menghindari hak sepatu tinggi
d) Menghindarai mengangakat beban berat
(Astuti Sri dkk, 2107)

5) Sering berkemih
Sebagian besar wanita mengalami sering berkemih di awal kehamilan.
Desakan untuk mengosongkan kandung kemih, bahkan dalam jumlah
urine yang sedikit, selama siang dan malam hari di sebabkan oleh
tekanan dari uterus yang membesar pada kandung kemih. Yakinkan
wanita bahwa ini normal karena produksi urine di ginjal meningkat
selama hamil. Gejala ini secara umum membaik pada minggu ke-14
saat pertumbuhan uterus keluar dari panggul. Sarankan mereka untuk
tidak meminum cairan jumlah besar sebelum tidur. Tidak ada terapi
yang di butuhkan untuk hanya mengatasi sering berkemih tetapi jika
berkemih menjadi nyeri, infeksi kemih harus di pastikan tidak terjadi.
Gejala dapat terjadi kembali selama 4 minggu terakhir kehamilan, saat
bagian presentasi janin memasuki pelvis dan menciptakan tekanan
pada kandung kemih sehingga mengurangi kapasitas keseluruhan.
(Astuti Sri dkk, 2107)

g. Tanda Bahaya Kehamilan


Menurut Prawirohardjo (2016), deteksi dini gejala dan tanda bahaya
selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya
gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu
hamil.
1) Perdarahan Vagina
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20
minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12%
kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang pada umumnya
(6080%) disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada
spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan
gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran
uterus yang diatas normal, pada umumnya disebabkan oleh mola
hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan
yangtidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil)
dari usia kehamilan, dan adanya massa biasanya disebabkan oleh
kehamilan ektopik.
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada
umumnya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi
sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim
yang menjadi tempat implantasiplasenta tersebut. Pada plasenta yang
tipis dan menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi
perdarahan bercak berulang dan apabila segmen bawah rahim mulai
terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin,
maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat
membahayakan keselamatan ibu
2) Pre-Eklamsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu
disertai dengan peningkatan tekanan darah diatas normal sering
diasosiasikan dengan pre-eklamsia. Data atau informasi awal terkait
dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu
petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis (yang
sudah ada sebelumnya) dengan pre-eklamsia. Gejala dan tanda lain
dari preeklamsia adalah sebagai berikut:
a) Hiperrefleksia.
b) Sakit kepala atau sefalgia yang tidak membaik dengan
pengobatan umum.
c) Gangguan penglihatan seperti pandangan mata kabur,
skotomata, silau atau berkunang–kunang.
d) Nyeri epigastrik.
e) Oliguria (luaran kurang dari 500 ml/jam).
f) Tekanan darah sistolik 20 – 30 mmHg dan diastolik 10 – 20
mmHg di atas normal.
g) Proteinuria (diatas positif 3)
h) Edema menyeluruh.

3) Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum


Bila hal tersebut di atas terjadi pada kehamilan trimester kedua atau
ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda–tanda dibawah ini, maka
diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis yang
disertai perdarahan (revealed) maupun tersembunyi (concealed). a.
Trauma abdomen.
a) Preeklamsia.
b) Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan (UK).
c) Bagian – bagian janin sulit diraba.
d) Uterus tegang dan nyeri.
e) Janin mati dalam rahim.

Menurut buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (2021), tanda bahaya
kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Janin dirasakan kurang bergerak dibanding sebelumnya
2) Muntah terus – menerus dan tak mau makan
3) Demam tinggi
4) Air ketuban keluar sebelum waktunya
5) Pendarahan pada hamil muda atau hamil tua
6) Bengkak pada kaki, tangan dan wajah sakit kepala disertai kejang .

Masalah lain pada kehamilan:


1) Demam menggigil dan berkeringat bila ibu berada di daerah
endemis malaria
2) Batuk lama lebih dari 2 minggu
3) Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal –
gatal di daerah kemaluan
4) Sulit tidur dan cemas berlebihan
5) Diare berulang
6) Jantung berdebar – debar atau nyeri dada

h. Asuhan Antenatal
Berdasarkan buku KIA 2021 Untuk menghindari risiko komplikasi pada
kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan
kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 6 kali,
termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota
keluarga, sebagai berikut.
 1 kali pada trimester pertama (kehamilan 12 minggu)
 2 kali pada trimester kedua ( kehamilan diatas 12 minggu sampai 24
minggu)
 3 kali pada trimester ketiga (kehamilan diatas 24 minggu sampai
dengan 40 minggu)

Ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan meliputi


1) Melengkapi Riwayat Medis
Pada kunjungan pertama, lengkapi riwayat medis ibu seperti tertera
pada tabel di bawah ini.Pada kunjungan berikutnya, selain
memperhatikan catatan pada kunjungan sebelumnya, tanyakan
keluhan yang dialami ibu selama kehamilan berlangsung.
Sumber : (Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan , 2013
2) Melengkapi Pemeriksaan Fisik Umum
a. Tanda vital: (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi,
frekuensi napas)
b. Berat badan
c. Tinggi badan
d. Lingkar lengan atas (LILA)
e. Menentukan IMT

Sumber :Astuti Sri et al,2017

f. Muka : apakah ada edema atau terlihat pucat


g. Status generalis atau pemeriksaan fisik umum lengkap,
meliputi:
kepala, mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung,
paru,payudara (apakah terdapat benjolan, bekas operasi di
daerah areola,bagaimana kondisi puting), abdomen (terutama
bekas operasi terkaituterus), tulang belakang, ekstremitas
(edema, varises, refleks patella),serta kebersihan kulit
Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan berikutnya:
a. Tanda vital: (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi,
pernafasan napas)
b. Berat badan
c. Edema
d. Pemeriksaan terkait masalah yang telah teridentifikasi pada
kunjungan sebelumnya
3) Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri
Pemeriksaan fisik obstetri pada kunjungan pertama:
a. Tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan
>20
minggu)

Sumber : (Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan , 2013

b. Vulva/perineum untuk memeriksa adanya varises, kondiloma,


edema, hemoroid, atau kelainan lainnya. Pemeriksaan fisik
obstetri pada setiap kunjungan berikutnya:
c. Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus
uteri.
Sesuaikan dengan grafik tinggi fundus (jika tersedia), atau lihat
gambar berikut:
Sumber : (Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan , 2013

Palpasi abdomen menggunakan manuver


Leopold I-IV:
Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester I)
Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan
ibu(dilakukan mulai akhir trimester II)
Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian
bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II)
Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu
atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)
Auskultasi denyut jantung janin menggunakan fetoskop atau
doppler
(jika usia kehamilan > 16 minggu)
Sumber : (Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan , 2013)

4) Melakukan Pemeriksaan Penunjang


Berdasarkan Buku Saku Pelayanan Keehatan Ibu Di Fasilitas
Kesehatan Sadar dan Rujukan (2013)
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan
laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan
ultrasonografi. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk
semua ibu hamil) pada
kunjungan pertama:
 Kadar hemoglobin
 Golongan darah ABO dan rhesus
 Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi
meluas
 dan terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes
HIV ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS dan TB
 Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria:
untuk ibuyang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian
kedaerah endemik malaria dalam 2 minggu terakhir
Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:
 Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan
ketiga) jika terdapat hipertensi Kadar hemoglobin pada
trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia
 Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu
dengan riwayat defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau
LILA < 23,5 cm
 Tes sifilis
 Gula darah puasa mengenai waktu dan langkah
pemeriksaan)
Pemeriksaan USG direkomendasikan:
1) Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15
minggu) untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak
dan jumlah janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat
2) Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali
Janin
3) Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan
Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga
kesehatan tidak tersedia

5) Memberikan Suplemen dan Pencegahan Penyakit


a. Beri ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah mual/muntah
berkurang,dan 400 μg asam folat 1x/hari sesegera mungkin
selama kehamilan.
(1) Catatan: 60 mg besi elemental setara 320 mg sulfas ferosus.
(2) Efek samping yang umum dari zat besi adalah gangguan
saluran cerna (mual, muntah, diare, konstipasi).Tablet zat
besi sebaiknya tidak diminum bersama dengan teh atau kopi
karena mengganggu penyerapan.
(3) Jika memungkinkan, idealnya asam folat sudah mulai
diberikan sejak 2 bulan sebelum hamil (saat perencanaan
kehamilan).
b. Di area dengan asupan kalsium rendah, suplementasi kalsium 1,5
2 g/hari dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia bagi semua
ibu hamil, terutama yang memiliki risiko tinggi (riwayat
preeklampsia di kehamilan sebelumnya, diabetes, hipertensi
kronik, penyakit ginjal, penyakit autoimun, atau kehamilan ganda)
Pemberian 75 mg aspirin tiap hari dianjurkan untuk pencegahan
preeklampsia bagi ibu dengan risiko tinggi, dimulai dari usia
kehamilan 20 minggu
c. Beri ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status imunisasinya.
Pemberian imunisasi pada wanita usia subur atau ibu hamil harus
didahului dengan skrining untuk mengetahui jumlah dosis (dan
status) imunisasi tetanus toksoid (TT) yang telah diperoleh selama
hidupnya. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval
(selang waktu) maksimal, hanya terdapat interval minimal antar
dosis TT. Jika ibu belum pernah imunisasi atau status
imunisasinya tidak diketahui, berikan dosis vaksin (0,5 ml IM di
lengan atas) sesuai tabel berikut.
Sumber : Buku KIA (2021)

6) Memberikan materi konseling, informasi, dan edukasi (KIE)


Berdasarkan buku saku pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan
dasar dan rujukan (2013)
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) wajib dimiliki oleh setiap ibu
hamil, karena materi konseling dan edukasi yang perlu diberikan
tercantum di buku tersebut.
Pastikan bahwa ibu memahami hal-hal berikut:
a. Persiapan persalinan,
b. Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai:
c. Pemberian makanan bayi, air susu ibu (ASI) eksklusif, dan
inisiasi menyusu dini (IMD).
d. Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin
misalnya hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular
seksual lainnya.
e. Perlunya menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi
kesehatan,seperti merokok dan minum alkohol.
f. Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pascasalin
(lihat
g. Informasi terkait kekerasan terhadap perempuan
h. Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas, dan nutrisi
i. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali
sehari,mengganti pakaian dalam yang bersih dan kering, dan
membasuh vaginaMinum cukup cairan
j. Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari dari
menuseimbang. Contoh: nasi tim dari 4 sendok makan
beras, ½ pasang ati ayam, 1 potong tahu, wortel parut,
bayam, 1 sendok teh minyak goreng, dan 400 ml air.
k. Latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah.
l. Hubungan suami-istri boleh dilanjutkan selama kehamilan
(dianjurkan memakai kondom)

i. Tata Laksana ANC


Rangkuman Tatalaksana Asuhan Antenatal Persemester

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan
(2013)
j. Deteksi Dini Resiko Tinggi
Mendeteksi dini kehamilan berisiko menggunakan penapisan kehamilan
resiko tinggi Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu, kehamilan risiko rendah, kehamilan risiko tinggi dan
kehamilan risiko sangat tinggi, tentang usia ibu hamil, riwayat
kehamilan, riwayat persalinan, riwayat penyakit ibu hamil.

Sumber : Midwifery Update , 2021

k. Perencanan Kelahiran
P4K (Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi)
Merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh bidan untuk meningkatkan
peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan
terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin, nifas, termasuk
perencanaan menggunakan metode Keluarga Berencana (KB) pasca
persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai media pencatatan
sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir
1) Taksiran persalinan sangat penting karena merupakan penentu
usia kehamilan, dengan mengetahui usia janin yang akurat dapat
membantu asuhan prenatal, kelahiran dan posnatal.
2) Penolong persalinan, ibu, suami, keluarga sejak awal kehamilan
sudah menentukan untuk persalinan ditolong oleh petugas
kesehatan. Ibu atau keluarga dapat memilih tenaga kesehatan
terlatih sesuai dengan kepercayaan ibu tersebut.
3) Tempat persalinan, ibu, suami, keluarga sejak awal kehamilan
sudah merencanakan tempat persalinan untuk ibu difasilitas
kesehatan. Ibu dapat memilih tempat persalinannya di Rumah
Sakit, Puskesmas, Klinik bersalin, Bidan Praktek Swasta atau di
rumahnya sendiri asalkan tepatnya dapat memenuhi syarat.
4) Pendamping persalinan, keluarga atau kerabat dekat ibu dapat
ikut mendampingi ibu saat bersalin. Hal ini bertujuan agar
keluarga dapat memberi dukungan moril pada ibu saat bersalin.
5) Calon pendonor, upaya tenaga kesehatan, keluarga dan
masyarakat untuk membantu ibu hamil dalam mengantisipasi
terjadinya komplikasi (perdarahan) pada saat persalinan.
Sehingga ibu hamil sudah mempunyai calon pendonor darah
sesuai dengan golongan darah ibu, untuk mencegah terjadinya
komplikasi pada kehamilan maupun persalinan.
6) Transportasi/ambulan desa, mengupayakan dan mempersiapkan
transportasi jika sewaktu–waktu diperlukan. Serta pada saat
adanya rujukan pada ibu harus mendapatkan pelayanan tepat,
cepat bila terjadi komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan
nifas.
7) Biaya untuk persalinan (Tabulin), suami diharapkan dapat
menyiapkan dana untuk persalinan ibu kelak. Biaya persalinan
ini dapat pula berupa tabulin (tabungan ibu bersalin) atau dasolin
(dana sosial ibu bersalin) yang dapat dipergunakan untuk
membantu pembiayaan
( Pedoman program P4K, Depkes RI,2008)
.

2. PERSALINAN
a. PengertianPersalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2012).
.
b. Teori Mulainya Persalinan
1) Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum persalinan dimulai terjadi penurunan
hormone esterogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai
penenang otot polos rahim dan akan menyebabkan kesenjangan
pembuluh darah sehingga timbul his apabila kadar progesterone
turun.(Rohani et al, 2011)
2) Teori penuaan plasenta
Tuanya plasenta akan menyebabkan turunnya kadar esterogen dan
progesterone sehingga akan memicu terjadinya his. (Rohani et al,
2011)
3) Teori Oksitosin
Menurunnya progesterone karena matangnya usia kehamilan
menyebabkan oksitosin meningkatkan aktivitasnya dalam
merangsang otot rahim untuk berkontraksi, dan akhirnya
persalinan dimulai. (Rohani et al, 2011)
c. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Faktor yang mempengaruhi persalinan diantaranya :
1) Faktor Passage (Jalan Lahir)
Merupakan faktor jalan lahir meliputi bagian keras tulang-tulang
panggul, bagian lunak otot-otot, jaringan, ligamen pintu panggul,
dan ukuran-ukuran panggul.
2) Faktor Power (Kekuatan)
Merupakan faktor tenaga primer dari kontraksi dan retraksi otot-
otot rahim.
3) Faktor Passanger
Merupakan faktor janin dan plasenta yang meliputi sikap, letak
janin, presentasi, dan posisi janin. (Rohani et al, 2011))
d. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda-tanda persalinan diantaranya :
1) Penipisan dan pembukaan serviks
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas
kontraksi Braxton Hiks. Serviks menjadi matang sehingga
mengidentifikasikan kesiapan untuk persalinan. Saat memasuki
persalinan, serviks mengalami penipisan dan pembukaan.
2) Kontraksi uterus
Kontraksi uterus akan mengakibatkan perubahanserviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit)
3) Bloody Show
Cairan lender bercampur darah keluar melalui vagina (Janna, 2014)
Berikut tentang jalannya persalinan menurut Nagtalon diantaranya :
1) Tanda persalinan sudah dekat
a) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke-38 hingga minggu ke – 42, pada
primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi
sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan:
(1) Kontraksi Barxton Hicks
(2) Ketegangan dinding perut
(3) Ketegangan ligaentum rotundum
(4) Gaya beratjanin di mana ke arah panggul
( Nagtalon, 2011)
Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul
(1) Terasa ringan di bagian atas, rasa sesaknya berkurang
(2) Di bagian bawah terasa sesak
(3) Terjadi kesulitan saat berjalan
(4) Sering miksi atau kencing
Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan
hubungan normal antara ketiga P yaitupower (kekuataan his),
passage (jalan lahir normal), dan passanger (janin dan
plasenta). Pada multipara gambarannya tidak jelas, karena
kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang
persalinan.
( Nagtalon, 2017)
b) Kontraksi Uterus
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton
Hicks. Kontraksi ini dapat dikemukakan sebagai keluhan,
karena dirasakan sakit yang mengganggu. Kontraksi Braxton
Hicks terjadi karena perubahan keseimbangan esterogen,
progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitosin (Nagtalon,2017).
Dengan makin tua usia kehamilan, pengeluaran esterogen
dan progesterone makin berkurang, sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering, sebagai his palsu
(Rohani et al, 2015)
Sifat his permulaan (his palsu):
(1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
(2) Datangnya tidak teratur
(3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
(4) Durasi pendek
(5) Tidak bertumbuh bila beraktivitas.
e. Fisiologis Persalinan
Proses persalinan terdiri atas kala 1 ( kala pembukaan), kala II
( kala pengeluaran), kala III ( pelepasan plasenta), kala IV ( kala
pengawasan /observasi/pemulihan). ( Sondakh, 2013)
1) Kala I : Kala Pembukaan
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi
pembukaan lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase
yaitu:
a) Fase laten :
Di mulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap
(1) Pembukaan kurang dari 4 cm
(2) Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam.
b) Fase aktif
Frekuensi lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi adekuat 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih). Serviks membuka dari
4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm/ lebih per jam
hingga pembukaan lengkap (10 cm). Terjadi penurunan bagian
terbawah janin. Berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3
fase, yakni:
(1) Fase akselerasi yaitu pembukaan menjadi 4 cm dalam waktu
2 jam pada primipara jika multipara 1 jam
(2) Fase dilatasi maksimal yaitu pembukaan berlangsung cepat
dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 6 jam pada primipara
pada multipara 3 jam.
(3) Fase deselarasi yaitu pembukaan dari 9 cm jadi lengkap
dalam waktu 2 jam pada primipara pada multipara 1 jam.
(Janna, 2014)
2) Kala II persalinan
Waktu uterus dengan kekuatan his bertambah kekuatan
mengejan mendorong janin hingga keluar. Pada kala II ini memiliki
ciri khas :
a) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit
sekali.
b) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan.
c) Tekanan pada rectum, ibu merasa ingin BAB.
d) Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka
dan perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin
kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.
Lama kala II paaprimi dan multipara berbeda yaitu:
a) Primipara kala II berlangsung 1,5 jam-2 jam
b) Multipara kala II berlangsung 0,5 jam-1 jam
3) Kala III: Kala Uri
Kala III merupakan waktu pelepasan dan pengeluaran uri
(plasenta) yang dimulai ketika bayi sudah dan berakhir setelah
plasenta seluruhnya dilahirkan . Lam kala III pada primigravida
dan multigravida hampir sama berlangsung kurang lebih 10
menit . Fase pelepasan uri (Janna, 2015)
Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:
(1) Schultze
Data ini sebanyak 80% yang lepas terlebih dahulu di
tengah kemudian terjadi retero plasenter hematoma yang
menolak uri mula-mula di tengah kemudian seluruhnya,
menurut cara ini perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri
lahir dan banyak setelah uri lahir.
(2) Dunchan
Lepasnya uri dimulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih
dahulu dari pinggir 20%. Darah akan mengalir semua
antara selaput ketuban.
(3) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
a) Fase pengeluaran uri
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu :
(1) Kustner
Meletakkan tangan dengan tekanan pada atau di atas
simfisis, tali pusat diregangkan, bila plasenta masuk berarti
belum lepas, bila tali pusat diam dan maju (memanjang)
berarti plasenta sudah lepas
(2) Klien
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat
kembali berarti belum lepas, bila diam atau turun berarti
sudah terlepas.
(3) Strastman
Tegangan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat
bergetar berarti belum lepas, bila tidak berarti sudah
terlepas.
(4) Rahim menonjol di atas simfisis
(5) Tali pusat bertambah panjang
(6) Rahim bundar dan keras
(7) Keluar darah secara tiba-tiba.

4) Kala IV persalinan
Dimulai dari lahir plasenta sampai 2 jam pertama post partum
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap perdarahan post
partum, kala IV pada primi dan multigravida sama- sama
berlangsung selama 2 jam
Observasi yang dilakukan pada kala IV meliputi :
1. Evaluasi uterus
2. Pemeriksaan dan evaluasi serviks, vaginan dan
perinium
3. Pemeriksaan dan evaluasi plasenta, selaput dan tali
pusat
4. Penjahitan kembali episiotomi dan laserasi
5. Pemantauan perdarahan dan evaluasi lanjut tanda vital,
kontraksi uterus , lokhea, perdarahan , kandung kemih.
(Janna, 2015)
f. Kebutuhan Ibu Bersalin
Asuhan yang mendukung selama persalinan sangat penting dalam
proses persalinan. Tindakan ini mempunyai efek positif baik secara
emosional maupun secara fisiologis, sehingga persalinan dapat
brlangsung secara aman.
Menurut Lesser dan Keane dalam Sulfianti et al , 2020 , ada lima
kebutuhan dasar ibu bersalin:
1) Asuhan Fisik dan Psikologis
Asuhan fisik dan psikologis bertujuan untuk memberikan rasa aman
dan nyaman serta menghindari ibu dari infeksi. Asuhan fisik dan
psikologi meliputi:
a) Personal Hygiene
Membilas kemaluan dengan air bersih setelah BAK,
danmenggunakan sabun setelah BAB. Menjaga vagina dalam
kondisi tetap bersih sangat penting karena pengeluaran air
ketuban, lendir darah menimbulkan perasaan yang tidak
nyaman untuk ibu. Sehingga ibu dianjurkan untuk mandi agar
lebih segar dan bertenaga
b) Berendam
Bisa berendam di bak mandi untuk menimbulkan rasa rileks
dan
mengurangi nyeri selama persalinan.
c) Perawatan Mulut
Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya mempunyai
nafas yang bau, kering, pecah-pecah, tenggorokan kering
terutama jika dalam persalinan tidak makan dan minum.
Sehingga menggosok gigi dan berkumur-kumur merupakan
kebutihan bagi ibu bersalin. Jika mulut ibu kering dan pecah-
pecah dapat diolesi dengan gliserin, pelembab bibir dan cairan
oral.

2) Memberikan Informasi dan Penjelasan Sebanyak-banyaknya yang


Ibu Inginkan
Informasi dan penjelasan, dapat mengurangi ketakutan atau
kecemasan aibat ketidaktahuan. Pengurangan rasa takut dapat
menurunkan nyeri akibat ketegangan dari rasa sakit
tersebut.Memberikan Asuhan dalam Persalinan dan Kelahiran
Hingga Ibu Merasa Aman dan Percaya Diri Pemberian asuhan atau
tindakan bidan secara professional/berkualitas baik dari aspek
tindakan, komunikasi, tempat dan lingkungan tempat bersalin,
merupakan tindakan yang diharapkan oleh semua ibu bersalin,
sehingga mereka merasa percaya dan bisa mengurangi
kecemasan.Memberikan Dukungan Empati Selama Persalinan dan
Kelahiran

3) Mengupayakan Komunikasi yang baik antara penolong, ibu dan


pendampingnya Bicara kepada ibu bersalin dengan nada dan cara
yang dapatdimengerti olehnya selama persalinan.

4) Kehadiran Seorang Pendamping Secara Terus Menerus


Dalam Cochrane database, suatu kaian ulang sistematik dari 14
percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa
kehadiran seorang pendamping secara terus menerus selama
persalinan dan kelahiran akan menghasilkan:
a) Kelahiran dengan bantuan vakum dan forceps semakin sedikit
atau semakin kecil
b) Sectio caesarea untukmembantu kelahiran menjadi berkurang
c) Skor apgar <7 lebih sedikit
d) Lamanya persalinan semakin pendek
e) Kepuasan ibu semakin besar dalam pengalaman melahirkan
mereka

Menurut Hodnet (2002) dalam Chapman (2003) dalam Sulfianti et


al (2020) , keuntungan dukungan yang berkesinambungan dapat
menjadikan pengalaman ibu:
a. Persalinan yang lebih baik dari yang diharapkan
b. Pengalaman keseluruhan yang leboh positif
c. Ibu lebih mungkin menyusui sendiri pada 6 minggu
d. Depresi lebih kecil pada 6 minggu
e. Lebih sedikit kesulitan memelihara bayi.

5) Pengurangan Rasa Sakit


Nurasia Ai, (2014) dalam Sulfianti et al (2020) Metode
pengurangan rasa sakit diberikan secara terus menerus dalambentuk
dukungan dalam persalinan yang dilakukan terus menerus, mempunyai
beberapa keuntungan, yaitu:
a.Sederhana
b.Efektif
c.Biaya rendah
d.Risiki rendah
e.Membantu kemauan persalinan
f.Hasil kelahiran bertambah baik
g.Bersifat sayang ibu.
g. Mekanisme Nyeri Persalinan
Pada saat terjadi kontraksi maka mulut rahim akan melebar
sehingga mendorong bayi keluar, tulang pubis menerima tekanan yang
kuat dari rahim, hal inilah yang menyebabkan nyeri saat persalinan.
Nyeri disebabkan karena adanya peregangan perineum dan vulva,
Segmen bawah rahim (SBR) terbentang di bagian bawah dari ishmus
dan serviks, dengan panjang sekitar 8-10 cm, dengan sifat otot yang
tipis dan elastis, bagian ini dipersiapkan untuk dilatasi dan distensi,
pada bagian ini banyak otot yang melingkar dan memanjang Segmen
bawah rahim memegang peran pasif dan makin tipis dengan majunya
persalinan karena direnggangkan. Sebagai akibat menipisnya segmen
bawah uterus dan bersamaan dengan menebalnya segmen atas, batas
antara keduanya ditandai oleh suatu lingkaran pada permukaan dalam
uterus, yang disebut sebagai cincin retraksi fisiologik. Jadi secara
singkat segmen atas berkontraksi, mengalami retraksi, menjadi tebal
dan mendorong janin keluar, sebagai respon terhadap gaya dorong
kontraksi pada segmen atas, sedangkan segmen bawah uterus dan
serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi yang menjadi saluran yang
tipis dan terenggang yang akan dilalui janin (Sarwono, 2012)
Persepsi nyeri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mekanisme nyeri
dan metode penurunan nyeri yang terjadi pada wanita yang bersalin
beragam kejadiannya. Sehingga saat persalinan berkembang ke fase
aktif, wanita seringkali memilih untuk tetap di tempat tidur, ambulasi
mungkin tidak terasa nyaman lagi. Ia menjadi sangat terpengaruh
dengan sensasi di dalam tubuhnya dan cenderung menarik diri dari
lingkungan sekitar. Lama setiap kontraksi berkisar antara 30 – 90
detik, rata-rata sekitar 1 menit. Saat dilatasi cervix mencapai 8-9 cm,
kontraksi mencapai intensitas puncak, dan wanita memasuki fase 15
transisi. Pada fase transisi biasanya pendek, tetapi sering kali
merupakan waktu yang paling sulit dan sangat nyeri bagi wanita
karena frekuensi (setiap 2 sampai 3 menit) dan lama (seringkali
berlangsung sampai 90 detik kontraksi). Wanita menjadi sensitif dan
kehilangan kontrol. Biasanya ditandai dengan adanya peningkatan
jumlah blood show akibat ruptur pembuluh darah kapiler di cervix dan
segmen uterus bawah
(Kurniarum, 2016 dalam Sulfianti et al 2020)

h. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan


1) Faktor Fisik

Umur, paritas, besar janin, intensitas dan lama


persalinan,pembukaan cervix, posisi janin, karakteristik panggung,
dan  tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

2) Faktor Psikologis
Sosial budaya setempat, tingkat kecemasan dan ketakutan, tingkat
pengetahuan dan pendidikan, pengalaman nyeri sebelumnya,
persiapan persalinan, dan sistem pendukung

i. Pengukuran Skala Intensitas Nyeri


Intensitas nyeri adalah gambaran seberapa parah nyeri dirasakan
individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual
dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat
berbeda oleh dua orang yang berbeda. Evaluasi intensitas nyeri dapat
diukur menggunakan visual analog scale (VAS) suatu instrumen yang
digunakan untuk menilai intensitas nyeri dengan menggunakan Skala
Nyeri berdasarkan nilai angka 0 – 10. VAS (Visual Analogue Scale)
telah digunakan sangat luas dalam beberapa dasawarsa belakangan ini
dalam penelitian terkait dengan nyeri dengan hasil yang handal, valid
dan konsisten. VAS adalah suatu instrumen yang digunakan untuk
menilai intensitas nyeri menggunakan sebuah tabel garis 10 cm
dengan pembacaan skala 0–100 mm dengan rentangan makna:
Tabel 2.1 Skala Nyeri
Skala VAS Interpretasi
> 0 - <10 mm Tidak Nyeri
≥10 - 30 mm Nyeri Ringan
≥30 - 70 mm Nyeri sedang
≥70 - 90 mm Nyeri berat
≥90 -100 mm Nyeri sangat berat

Cara penilaiannya adalah penderita menandai sendiri dengan pensil


pada nilai skala yang sesuai dengan intensitas nyer yang dirasakannya
setelah diberi penjelasan dari peneliti tentang makna dari setiap skala
tersebut. Penentuan skor VAS dilakukan dengan mengukur jarak
antara ujung garis yang menunjukkan tidak nyeri hingga ke titik
ditunjuk pasien.

Gambar 2.1 Skala Nyeri VAS (Smeltzer, 2002)

0 mm 100mm

10 mm 20 30 40 50 60 70 80 90 100 mm

Persyaratan melakukan pengukuran nyeri menggunakan skala VAS :


a. Penderita sadar atau tidak mengalami gangguan mental/kognitif
sehingga dapat berkomunikasi dengan fisioterapis
b. Penderita dapat melihat jelas, sehingga penderita dapat menunjuk titik
pada skala VAS berkaitan dengan kualitas nyeri yang dirasakannya.
c. Penderita kooperatif, sehingga pengukuran nyeri dapat terlaksana.
Catatan:anak kecil, meskipun sadar, tidak kooperatif berkomunikasi.
VAS merupakan metode pengukuran intensitas nyeri yang sensitif,
murah dan mudah dibuat, VAS lebih sensitif dan lebih akurat dalam
mengukur nyeri dibanding dengan pengukuran deskriptif, VAS perlu
pengukuran teliti untuk memberi penilaian, pasien harus hadir saat
dilakukan pengukuran, secara visual dan kognitif mampu melakukan
pengukuran. VAS bergantung pemahaman alat ukur. Edukasi VAS
terhadap pasien sangat dibutuhkan.
j. Penanganan Nyeri
a) Metode Farmakologi
1) Pethidine
Pemberian pethidine dapat membuat tenang, relax, malas
bergerak dan terasa mengantuk, tetapi tetap sadar. Obat ini
bereaksi kurang lebih 20 menit, kemudian akan bekerja selama
2-3 jam dan biasanya diberikan pada saat kala I. Obat ini
biasanya disuntikkan dibagian paha luar atau bokong.
Penggunaan obat ini juga menyebabkan bayi mengantuk, tetapi
pengaruhnya akan hilang setelah bayilahir. Pethidine tidak
diberikan secara rutin, akan tetapi diberikan pada keadaan
kontraksi rahim yang kuat (Rohani, 2011)
2) Anastesi Epidural
Metode ini sering dilakukan karena memungkinkan ibu
untuk tidak merasakan sakit tanda tidur. Obat anestesi
disuntikkan pada tulang punggung bagian bawah. Spesialis
anestesi memasang kateter untuk mengalirkan obat yang
mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah mati rasa selama
sekitar 2 jam, sehingga rasa nyeri tidak terasa. Pemberian obat
harus diperhitungkan agar tidak ada pengaruhnya pada kala II
persalinan, jika tidak maka ibu akan mengejan lebih lama
(Rohani, 2011)

3) Entonox
Metode ini menggunakan campuran oksigen dan nitrous
oxide, dapat menghilangkan rasa sakit, efeknya lebih ringan
daripada epidural dan dapat digunakan sendiri. Jika kontraksi
mulai terasa, pegang masker di muka, lalu tarik nafas dalam-
dalam. Rasa nyeri akan berkurang dan kepala terasa lebih ringan
(Rohani, 2011)

b) Metode Non Farmakologi


1) Metode Panas Dingin
Metode panas dingin memang tidak menghilangkan
seluruh nyeri namun memberikan rasa nyaman. Botol air
panas yang dibungkus handuk dan dicelupkan ke air dingin
mengurangi pegal di punggung dan kram jika ditempel di
punggung. Menaruh handuk dingin diwajah juga bisa
mengurangi ketegangan (Nagtalon, 2017).
2) Pijat
Pijatan pada bahu, leher, wajah, dan punggung bisa
meredakan ketegangan otot serta memberi rasa relax.
Sirkulasi darah juga menjadi lancar sehingga nyeri berkurang
(Nagtalon, 2017)
3) Gerakan
Terus gerak agar sirkulasi darah meningkat, nyeri punggung
berkurang, dan perhatian teralih dari rasa nyeri. Berbagai
posisi persalinan, gunakan bantal untuk menyangga sampai
diperoleh posisi paling nyaman (Nagtalon, 2017).
4) Pijat
Pijatan pada bahu, leher, wajah, dan punggung bisa
meredakan ketegangan otot serta memberi rasa relax.
Sirkulasi darah juga menjadi lancar sehingga nyeri berkurang
(Nagtalon, 2017).
5) Hypnobirthing
Hipnotis saat menghadapi persalinan dapat memberi sugesti
lewat relaksasi pikiran ibu. Dengan dibimbing terapis
hipnotis, ibu akan dapat mengontrol pikiran, rasa nyeri pun
akan hilang (Nagtalon, 2017).
6) Aromaterapi
Menghirup aroma minyak esensial dapat mengurangi
ketegangan, terutama saat persalinan tahap awal. Juga untuk
mengharumkan ruangan persalinan karena dapat memberikan
efek menentramkan (Nagtalon, 2017).

k. Evidence Based Aromaterapi Lavender Dalam Nyeri Persalinan


a. Pengertian Aromaterapi lavender
aromaterapi lavender merupakan salah satu metode non
farmakologi bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri, merelaksasi
pikiran, menurunkan ketegangan dan kecemasan serta memberi
ketenangan pada saat ibu bersalin (Hetia et al., 2017).Penggunaan
aromaterapi merupakan cara alternatif dan sangat populer didunia
kesehatan dan diakui manfaatnya pada wanita selama kehamilan
dan persalinan. Faktanya banyak wanita yang menghindari obat-
obatan dan mencari metode alternatif untuk menghilangkan rasa
sakit. Rasa sakit yang datang karena kontraksi uterus bisa
dikurangi dengan aromaterapi yang berasal dari minyak esensial
pada saat persalinan. Hal ini juga dapat membantu wanita untuk
mengatasi ketakutan dan kecemasan karena memiliki penenang
pada sistem saraf .
Lavender diduga memiliki berbagai sifat terapeutik dan kuratif,
dari mengurangi stres dan rasa nyeri. Ada beberapa bukti yang
berkembang menunjukkan bahwa minyak esensial lavender
menjadi obat yang efektif dalam pengobatan beberapa gangguan
neurologis. Minyak esensial lavender merupakan salah satu
aromaterapi yang memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-
neurodepresive pada manusia. Karena itu minyak esensial
lavender dapat memberi rasa tenang, sehingga dapat digunakan
sebagai manajemen stres. Kandungan utama dalam minyak
lavender adalah linalool asetat yang dapat mengendorkan dan
melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang
tegang. Beberapa tetes minyak lavender bisa membantu
menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang,
menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat
kewaspadaan, dan tentunya bisa memberikan efek relaksasi
Lavender merupakan salah satu minyak esensial analgesik
yang mengandung 8% terpen dan 6% keton. Monoterpena yaitu
jenis senyawa terpena yang sering ditemukan dalam minyak
tanaman atsiri. Pada aplikasi medis monoterpena digunakan
sebagai sedatif. Minyak lavender juga mengandung 30-50% linalil
asetat. Linalil asetat merupakan senyawa ester terbentuk melalui
penggabungan asam organik dan alkohol. Ester sangat berguna
untuk menormalkan keadaan emosi seseorang dan keadaan tubuh
yang tidak seimbang, dan juga memiliki khasiat sebagai penenang
serta tonikum, khususnya pada sistem saraf. Wangi yang dihasilkan
aromaterapi lavender akan menstimulasi talamus untuk
mengeluarkan enkefalin, yang berfungsi sebagai penghilang rasa
sakit alami. Enkefalin merupakan neuromodulator yang berfungsi
menghambat nyeri fisiologi

Hasil penelitian (Yazdkhasti & Pirak, 2016) juga


menyatakan bahwa aromaterapi dengan esensial lavender sebagai
intervensi sederhana, murah, noninvasif, dan efektif untuk
mengurangi nyeri persalinan. Aromaterapi lavender bekerja
mempengaruhi sistem kerja limbik yang merupakan pusat emosi
otak.Menghirup esensial oil dapat meningkatkankesehatan
emosional, ketenangan, relaksasi pada tubuh. Kandungan
aromaterapi lavender linalool, alcohol, ketones, esters dan
aldehydes, yang dapat membuat seseorang menjadi tenang, dalam
beberapa laporan menyarankan aromaterapi untuk menurunkan
tingkat nyeri, sakit, stres pada persalinan. Keton dalam lavender
sangat efektif membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan.
Ester mencegah kejang otot dan mengurangi ketegangan dan
depresi. lavender telah lama digunakan secara obat tradisional, dan
juga merupakan herbal, aromatik, dan herbal hijau dengan rasa
pahit dan mengandung esensial oil yang mudah menguap dan
banyak digunakan dalam aromaterapi. Menghirup aroma
lavender dapat mengurangi kecemasan selama persalinan dan
sekresi kortisol dan meningkatkan sekresiserotonin oleh saluran
pencernaan.
b. Cara Penggunaan
Esensi lavender diencerkan 1:10 dengan air suling
kemudian dua tetesan esensi lavender 10% diencerkan dengan air
suling 1:10, Penetes digunakan untuk menjatuhkan esensi ke
telapak tangan pasien, kemudian pasiean diminta untuk
menggosok tangan mereka dan menghirup aromanya selama 3
menit dengan jarak tangan 2,5- 5 cm dari hidung. Aromaterapi
dengan sari lavender Intensitas nyeri pasien diukur 30 menit setelah
kontraksi berakhir dengan menggunakan skala ukur intensitas
nyeri visual analog scale(VAS). Intervensi dilakukan dalam fase
dilatasi (5-6, 7- 8, dan 9- 10 cm). Intensitas nyeri subjek pada
kelompok eksperimen dinilai sebelum dan 30 menit
BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

PADA NY. S USIA 24 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 34 MINGGU

DI PMB DWI YULIANI,S.ST

PENGKAJIAN
Tanggal : 16 April 2023
Jam : 09.00 WIB

IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. S 1. Nama : Tn. S
2. Umur : 24 tahun 2. Umur : 27 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMK 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Karyawan Swasta
6. Suku : Jawa 6. Suku : Jawa
Bangsa Bangsa
7. Alamat : Desa Sari Bakti, 7. Alamat : Desa Sari Bakti,
RT/RW.017/00 RT/RW.017/006
6 Kecamatan Seputih
Kecamatan Banyak,Lampung
Seputih Banyak, Tengah
Lampung
Tengah
8 No HP 082374629035 No HP 082374629035
I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
KELUHAN UTAMA :
Ibu mengatakan punggung pegal
Uraian keluhan utama :
Ibu mengatakan punggung pegal sejak 2 hari yang lalu
RIWAYAT KESEHATAN :
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Klien mengatakan memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelum
hamil, ibu tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit, seperti
mudah lelah saat beraktivitas, nafas tersengal-sengal atau terengah-
engah setelah selesai beraktivitas (jantung), batuk berkepanjangan ± 1
bulan atau disertai dengan darah (TBC), nafas pendek tersengal-
sengal, sesak nafas, batuk, nafas berat yang berbunyi (asma), rasa
sering kencing, mudah lapar, mudah haus terutama pada malam hari
(DM), penyakit hepatitis, IMS (Infeksi Menular Seksual/penyakit
kelamin) dan HIV/AIDS (Human Immuno Defisiensi Virus/Aquired
Immuno Devisiensi Syndrome) dan ibu mengatakan tidak ada alergi
makanan ataupun obat-obatan.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang sedang ataupun
pernah menderita penyakit, seperti mudah lelah saat beraktivitas, nafas
tersengal-sengal atau terengah-engah setelah selesai beraktivitas
(jantung), pusing yang tidak hilang setelah dipakai istirahat
(hipertensi), batuk berkepanjangan ± 1 bulan atau disertai dengan
darah (TBC), nafas pendek tersengal-sengal, sesak nafas, batuk, nafas
berat yang berbunyi (asma), rasa sering kencing, mudah lapar, mudah
haus terutama pada malam hari (DM), dan klien mengatakan tidak
menderita penyakit hepatitis, IMS (Infeksi Menular Seksual/penyakit
kelamin) dan HIV/AIDS (Human Immuno Defisiensi Virus/Aquired
Immuno Devisiensi Syndrome).

RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid :
Menarche : 13 tahun
Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : teratur, 28 hari
Lama : 7 hari
Warna darah : merah
Leukhorea : tidak ada
Banyaknya : 3-4x ganti pembalut perhari
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G1 P0 A0
2) Usia kehamilan 34 minggu
3) HPHT : 23-08-2022
4) HPL : 30- 05-2023

5) Gerakan janin
 Pertama kali : Ibu mengatakan merasakan gerakan janin usia
kehamilan 4 bulan
 Frekuensi dalam 12 jam : ± 10 kali
6) Tanda bahaya : tidak ada
a) TM I : tidak ada
b) TM II : tidak ada
c) TM III : tidak ada
7) Keluhan
a) Trimester I : mual muntah (emesis gravidarum)
b) Trimester II : tidak ada
c) Trimester III : punggung pegal
8) Riwayat Terapi
a) Trimester I : herbal konsumsi minuman jahe
b) Trimester II : tidak ada
c) Trimester III : latihan senam hamil
9) Kekhwatiran Khusus : tidak ada
10) Riwayat Alergi : Tidak ada
11) Imunisasi TT : 5x (TT Lengkap)
12) ANC : 7 x
AN Tanggal Tempat Suplemen Masalah Tindakan/
C Ke (Jenis & Jml) Pendkes

Menganjur
kan untuk
Asam folat 1x 400 mcg Mual -
1 04-11-22 PMB mengonsu
B6 xx 1x1 mual
msi gizi
seimbang.

Anc
terpadu ,
cek lab
( HB 11,2
gr dl, gol
Sulfat Ferosus 250 (SF) darah AB,
24-11-
2 Puskesmas xxx 1x1 Tidak ada GDS :143,
2022
Kalk 250 xxx ,1x1 protein :
negatif,
VCT :
Normal,
HbsAg :
Negatif
3 04-12-22 PMB Fe 1x1 XXX Tidak ada Istirahat
cukup dan
Calsium lactat 1x1 makan
teratur
Tanda
Fe 1x1 XXX
4 04-2-23 PMB Tidak ada bahaya
Calsium lactat 1x1
TM2
Jalan –
Badan
Fe 1x1 XXX jalan
5 19-3-23 PMB pegal -
Calsium lactat 1x1 pagi,istirah
pegal
at cukup
Sulfat Ferosus 250 (SF) Anc dan
6 28-3-23 Puskesmas xxx 1x1 Tidak ada kontrol
Kalk 250 xxx ,1x1 rutin
FE XX, 1x1
Tanda
Calk XX, 1 x 1
7 15-3-23 PMB Tidak ada bahaya TM
Vit C XX, 1x1
III

c. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu : pasien mengatakan


belum pernah bersalin .
Kehamilan Persalinan Nifas Kead anak
sekarang
Th Frek Keluhan/ UK Jenis Penolong JK/ Penyulit I Penyulit Asi
ANC Penyakit BB M Eks
D

Hamil - - - - - - - - - - -t
ini

2. RIWAYAT KB : pasien mnegatakan belum pernah menggunkan KB apapun


sebelumnya sebelumnya.
a. Jika pernah :
Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas

- - - -

b. Rencana Setelah Melahirkan : belum ada rencana untuk KB


3. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan pokok 3X/ hari 4X /hari
Komposisi
Nasi 3x 1 piring (penuh) 4x 1 piring (sedang)
Lauk 2x 1 potong (sedang), jenisnya: 2x 1 potong (besar), jenisnya,
ayam, ikan ayam, ikan, daging
Sayuran 3x 1 mangkuk sayur ; jenis 3x 1 mangkuk sayur ; jenis
sayuran: bayam, kangkung, sup sayuran: bayam, kangkung, sup
Buah 1 x sehari / seminggu; jenis: 2 x sehari / seminggu; jenis:
apel, pir, semangka apel, pir, semangka
Camilan 1 x sehari; jenis : gorengan 2 x sehari; jenis : gorengan
Pantangan: Tidak ada Tidak ada
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Hamil Tidak ada Tidak ada
2) Minum
Jumlah total 5 gelas perhari; jenis: air putih 5 gelas perhari; jenis: air putih
Susu 2 gelas perhari; jenis susu 2 gelas perhari; jenis susu
Jamu Tidak ada Tidak ada
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Hamil Tidak ada Tidak ada
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 3x/ Hari 6x/ Hari
Warna Kuning Putih cerah
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi cair cair
2) BAB
Frekuensi perhari 7x/ 1 Minggu 4-5x/ 1 Minggu
Warna Kuning Coklat
Konsistensi Lembek Keras
Keluhan Tidak ada Tidak ada
C. Personal Hygine
Mandi 2x sehari 1x sehari
Keramas 3x seminggu 4x seminggu
Gosok Gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti Pakaian 1x sehari 1x sehari
celana dalam 1-2x sehari 2-3x sehari
Kebiasaan memakai alas Tidak ada Tidak ada
kaki
Keluhan Tidak ada Tidak ada
d. Hubungan sexsual
Frekuensi 4x seminggu 1x seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama hamil Tidak ada Peningkatan berat badan
ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 7 Jam 5 Jam
Tidur siang 2 Jam 1/2-1 Jam
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama hamil Tidak ada Tidak ada
ini
f. Aktivitas fisik dan
olah raga
Aktivitas fisik (beban Tidak ada Tidak ada
pekerjaan)
Olah raga Tidak pernah Senam hamil
Frekuensi 3 x seminggu 2x seminggu
Perubahan selama hamil Tidak ada Tidak ada
ini
g. Kebiasaan yang
merugikan kesehatan
Merokok aktif Tidak ada Tidak ada
Lingkungan perokok Tidak ada Tidak ada
Minuman beralkohol Tidak ada Tidak ada
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan

4. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 22 tahun
2) Pernikahan ini yang ke 1, sah, lamanya 2 tahun
3) Hubungan dengan suami : baik
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : sangat
mendukung
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : berdiskusi
d. Ibu tinggal serumah dengan : suami
e. Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri
f. Orang terdekat ibu : suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : tidak ada
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : di PMB oleh
bidan
i. Penghasilan perbulan : Rp 3.500.000, cukup
j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa / apakah ibu berpuasa selama hamil ini : tidak
berpuasa
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;

 tidak boleh menerima transfusi darah;


 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
 lainnya : ..................................................................................
k. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : ibu sudah mengetahui tentang
tanda – tanda persalinan
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : ibu ingin mengetahui tentang cara
mengatasi keluhan punggung pegal
l. Lingkungan :
Kebiasaan kontak dengan binatang : Pasien mengatakan tidak pernah
kintak dengan hewan atau binatang apapun
m. Paparan dengan Polutan : pasien mengatakan didaerah desanya tinggal
udara bersih dan tidak ada polusi udara maupun kimia.

II. DATA OBYEKTIF


1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi : 120/80 mmHg
4) Nadi : 85x/menit
5) Suhu : 36,5oC
6) RR : 23 x/menit
7) BB Sebelum / Sekarang : 42 kg / 48 kg
8) TB : 150 cm
9) LILA : 24 cm
10) IMT : (42 : (1,50) 2 )= 18,6 kg/m2

b. Status Present
Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, rambut bersih,
tidak rontok
Mata : Simetris. Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak
pucat
Hidung : Simetris, tidak ada polip, septum di tengah
Mulut : Bibir tidak kering, tidak pucat, tidak ada stomatitis,
gigi tidak ada caries, gigi tidak ada yang berlubang,
lidah tidak kotor
Telinga : Simetris, tidak ada sekret
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar
limfe, vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan
Lipat Paha : Tidak ada varises
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises
Ekstremitas : Tidak ada oedema di kaki, tidak ada varises
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang
Refleks Patela : +/+
Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi :
Muka : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : Simetris, membesar, putting susu menonjol,
terdapat hiperpigmentasi areola mamae
Abdomen : Membesar sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada
bekas luka jahitan, striae gravidarum ada,
hiperpigmentasi linea nigra
Vulva : Tidak dilakukan pemeriksaan

2. Palpasi
Leopold I : Bagian fundus teraba satu bagian bulat besar lunak
tidak melenting
(bokong), TFU teraba pada 3 jari dibawah px
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin
(ekstremitas).
Bagian kanan perut ibu teraba satu bagian keras
memanjang (punggung)
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat
besar keras
tidak dapat digoyangkan (kepala), sudah masuk PAP
Leopold IV : Bagian bawah janin sudah masuk PAP (divergen)
Test Osborn
3. TFU : 27 cm
4. TBJ : (27-11) x 155 = 2480 gram
5. Auskultasi :
DJJ : 145 x/menit Frekuensi : Hitungan 1 menit
6. Perkusi : Reflek Patela ekstrimitas bawah +/+
7. Pemeriksaan panggul
a. Distansia Spinarum : 24 cm (ukuran normal 23-26 cm)
b. Distansia Kristarum : 27 cm ( ukran normal 26 -29 cm)
c. Konjungata Externa : 19 cm (ukuran normal 18 -20 cm)
d. Lingkar panggul : 84 cm (ukuran normal 80-90 cm)
d. Pemeriksaan penunjang :
Tanggal 24-11-2022 :
( HB 11,2 gr dl, gol darah AB, GDS :143, protein : negatif, VCT : Normal,
HbsAg : Negatif
Tanggal 16 April 2023 :
Hb : 12,2 gr/dl
III. ANALISA
Ny. S usia 24 tahun G1P0A0 hamil 34 minggu
Masalah : Ketidaknyamanan nyeri punggung
Kebutuhan : Informasi cara mengatasi ketidaknyamanan nyeri
punggung

IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 16 April 2023 Jam : 09.15 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin baik serta
sehat. Keadaan umum baik, tanda – tanda vital TD : 120/80 mmHg, N : 85
x/menit , RR: 23 x/menit, S : 36,5C, BB : 58 kg, TFU: 27 cm, DJJ: 145
x/menit, kepala sudah masuk PAP
Rasioanalisasi : Pasien memperoleh informasi dari hasil anamnese dan
pemeriksaan oleh bidan sehingga pasien memahami kondisi kesehatanya
saat ini.
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyebab ketidaknyamanan
nyeri punggung
Rasionalisasi : yaitu karena perubahan fisiologis ibu hamil trimester 3
perubahan pada system muskuloskeletal, membesarnya rahim berpengaruh
pada pusat gravitasi, membentang keluar dan melemahkan otot-otot
abdomen sehingga mengubah postur tubuh serta memberikan tekanan pada
punggung, serta kelebihan berat badan tentunya akan mempengaruhi otot
untuk lebih banyak bekerja sehingga mengakibatkan stress pada sendi. Jadi
nyeri punggung adalah hal yang normal.
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam hamil 2-3 kali dalam seminggu
Rasionalisasi : terdapat penurunan intensitas nyeri punggung pada ibu
hamil sebelum dan sesudah melakukan senam hamil. Senam hamil yang
mampu memproduksi endorphine yang berefek seperti morfin sehingga
menimbulkan rasa tenang, mengurangi stress dan menurunkan nyeri.
Hasil : ibu bersedia melakukan senam hamil
4. Mengajarkan ibu tentang body mekanik yaitu posisi yang benar saat
duduk, jongkok, tidur, bangun dari tidur, cara mengambil atau mengangkat
barang dan berjalan.
Rasionalisasi : penerapan teknik mekanika tubuh berpengaruh secara
signifikan dalam menurunkan tingkat nyeri punggung bawah pada ibu
hamil trimester III.
Hasil : Ibu mampu menerapkan body mekanik
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya ibu hamil
trimester 3 yaitu jika keluar darah segar dari jalan lahir dan pusing hingga
pandangan mata kabur disertai pembengkakan pada kaki.
Rasionalisasi : Apabila ibu mengalami salah satu tanda bahaya tersebut
maka ibu harus segera ke fasilitas kesehatan.
Hasil : ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan trimester 3.
6. Memberitahu ibu bahwa jadwal kunjungan selanjutnya yaitu 1 minggu lagi
atau jika ada keluhan ibu bisa menghubungi tenaga kesehatan
Rasionalisasi : kunjungan ulang dilakukan untuk mengevaluasi serta
memonitoring keehatan ibu dan janin.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang
7. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan
Raionalisasi : agar setiap intervensi yang dilakukan terhadap pasien
terdapat bukti secara faktual baik dalam bentuk dokumen maupun
foHasil : Telah dilakukan pencatatan dalam buku register dan buku KIA
pasie
Nama Pasien : Ny. S
Usia : 24 tahun
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) Nama


dan Jam dan
Paraf
07 Mei 1. Subyektif :
2023
Ibu mengatakan bahwa pegel – pegel di punggungnya
10.00 berkurang setelah melakukan senam hamil. Ibu mengeluh
WIB
kadang – kadang merasa kenceng.

2. Obyektif :
a. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 120/80 mm/Hg
Nadi : 85 x/ menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
TB : 150 cm
BB sebelum/ Sekarang : 42 kg/50 kg
LILA : 24 cm
IMT : (42 : (1,50) 2 )= 18,62 kg/m (normal)

b. Leopold I : Bagian fundus teraba satu bagian bulat


besar lunak tidak melenting (bokong), TFU teraba 2
jari dibawah px
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-
kecil janin (ekstremitas). Bagian kanan perut ibu
teraba satu bagian keras memanjang (punggung)

Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba satu bagian


besar keras melenting (kepala), sudah masuk PAP
Leopold IV : Divergen
Perlimaan : 2/5 bagian
TFU : 30 cm
TBJ : (30-11)x155 = 2945 gram
DJJ : 145 x/menit

3. Analisa :
Ny. S umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 37 minggu
janin tunggal hidup intrauteri letak membujur presentasi
kepala U PUKA
Masalah : kenceng – kenceng
Kebutuhan : Informasi mengenai perbedaan kontraksi
palsu dan kontraksi tanda – tanda persalinan
4. Penatalaksanaan :
a. Memberitahu hasil pemeriksaan yaitu KU : baik,
kesadaran : composmetis, TD : 120/80 mm/Hg, nadi :
85 x/ menit, RR : 20 x/menit, suhu : 36,5oC, DJJ :
145 x/m
Rasionalisasi : Pasien memperoleh informasi dari
hasil anamnese dan pemeriksaan oleh bidan sehingga
pasien memahami kondisi kesehatanya saat ini.
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
b. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan konsumsi
suplemen yang telah diberikan
Rasionalisasi : ibu hamil memerlukan suplemet
penambah darah, kalsium dan mikronutrient lainya
untuk mempersiapkan kesehatan menghadapi
persalinan
Hasi : Ibu mengkonsumsi suplemen yang diberikan
c. Menjelaskan pada ibu tentang perbedaan his palsu dan
his tanda persalinan yaitu jika his palsu jaraknya lama
dan buat aktivitas/ tidur hilang sedangkan his
persalinan yaitu frekuensinya sering dan teratur.
Rasionalisasi : kontraksi palsu (braxton hicks) sudah
dapat muncul saat hamil , semakin tua umur kehamilan
akan semakin sering timbulnya his akibat terbentuknya
reseptor oksitosin di daerah fundus uteri
Hasil : ibu memahami dengan penjelasan yang
diberikan.

d. Melakukan perencaan persalinan dengan birth plan


dengan ibu serta pasangan
Rasionalisasi : dengan birth plan diharapkan dapat
memfasilitasi keinginan ibu sesaat sebelum melahirkan,
saat persalinan, pilihan cara melahirkan, permintaan
untuk perawatan bayi setelah melahirkan, serta hal –
hal yang ingin ibu hindari pada saat tersebut
Hasil : birth plan sudah didiskusikan dengan pasien dan
di isi sesui list format yang telah diberikan .pasien
berharap dapat melahirkan normal serta memilih
ditemani oleh suami saat melahirkan nanti, memilih
aromaterapi lavender untuk membantu mengurangi rasa
nyeri saat persalinan nanti.

e. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan yaitu


buku KIA, baju dengan kancing depan, kain jarik, bra,
celana dalam, alat mandi ibu dan bayi, handuk ibu dan
bayi, popok dan baju bayi, kain bedong, gurita, sarung
tangan dan kaki bayi, topi bayi, serta surat-surat (kartu
BPJS, KK, KTP), tempat persalinan, dan persiapan KB
setelah persalinan
Rasionalisasi : persiapan persalinan sangat penting
dilakukan agar ibu lebih siap dan tenang saat menjelang
persalinan
Hasil: ibu sudah mempersiapkan kebutuhan untuk
persalinan.

f. Memberitahu ibu bahwa kunjungan ulang selanjutnya 1


minggu yang akan datang tetapi apabila ibu memiliki
keluhan dapat segera ke fasilitas kesehatan
Rasionalisasi : Pada Kehamilan Trimester ke 3 perlu
dilakukan pemantauan lebih intensif untuk memastikan
kondisi kesehatan janin dan ibu
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan
kunjungan ulang

g. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan


Hasil : Telah dilakukan
Lampung Tengah , 16 April 2023

Praktikan

(Ni Made Dian Pramasari)


NIM : 22390127

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(Ike Ate Yuviska,S.ST,Bdn.,M.kes) Sidowati,S.ST


NIDN 0226078901
BAB IV PEMBAHASAN

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal


Pengkajian asuhan kehamilan dilaksanakan pada tanggal 16 April
2013 diperoleh meliputi identitas, data subyektif dan data penunjang
lainnya. Identitas pasienya itu Ny. S usia 24 tahun, agama islam, pendidikan
SMK, pekerjaan wiraswasta, suku bangsa jawa dan beralamat di desa Sari
Bakti Kecamatan Seputih Banyak Lampung Tengah. Identitas suami dikaji
untuk mengetahui penanggung jawab dari pasien. Identitas suami yaitu Tn.
S, usia 27 tahun, agama islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan
wiraswata, suku bangsa Jawa dan beralamat di desa Sari Bakti Kecamatan
Seputih Banyak Lampung Tengah. Pada kasus ini sudah dilakukan
pengkajian melalui anamnesa kepada ibu dan didapatkan data subyektif
yang digunakan sebagai acuan dalam memberikan asuhan.

Pada kasus Ny S berumur 24 tahun. Umur ibu merupakan hal yang


penting karena menentukan keadaan ibu selama masa kehamilan, persalinan,
nifas. Umur Ny. S yaitu 24 tahun, termasuk dalam batas aman untuk hamil
karena Ny. S termasuk dalam wanita usia reproduksi sehat. Hal ini sesuai
dengan sumber Buku Ajar Kesehtan Ibu dan Anak ( 2016 ) umur reproduksi
sehat yaitu antara 20-30 tahun, sehingga usia Ny.A aman untuk kehamilan
sampai dengan nifas.

Pekerjaan Ny S adalah Ibu rumah tangga, Ibu melakukan aktifitas


seperti mencuci baju, menyetrika, menyapu, mengepel, memasak, dan
mengurus anak serta rumah tangganya. Selama hamil ini, aktifitas yang
dirasa ibu melelahkan, seperti mencuci baju dan menyetrika dibantu oleh
suami ibu juga mengatakan selama hamil suami juga sering membantu
menyapu rumah. Sehingga tidak berisiko mengalami cedera dan pekerjaan
yang dapat mengganggu tumbuh kembang janin. Astuti Sri dkk (2107)
pekerjaaan dikaji untuk mengetahui apakah pekerjaan dapat
mempengaruhi kehamilannya atau tidak. Berkaitan dengan pemberian
konseling dalam pelaksanaan asuhan kehamilan pada ibu hamil dengan
tingkat pendidikan yang tinggi maka semakin baik pula pengetahuannya
tentang sesuatu dan sebaliknya jika ibu dengan tingkat pendidikan rendah
terkadang ketika tidak mendapat cukup informasi mengenai kesehatan
maka ia tidak mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan
kehamilan yang baik Pada kasus pendidikan terakhir Ny.S adalah SMK,
namun tidak ada kesulitan dalam memberikan informasi dan Ny S dalam
menerima informasi, hal ini karena didukung oleh wawasan ibu yang luas
dan keingintahuan ibu tentang kehamilan hal ini dapat dilihat dari ibu
sering mencari informasi seputar kehamilan di internet, sehingga tidak
terlalu sulit untuk bidan dalam berkomunikasi untuk penyampaianm
informasi mengenai kehamilannya. Hal ini diketahui dari riwayat ANC ibu
yaitu sebanyak 7 kali, sudah lebih dari kebijakan yang ditetapkan dalam
buku KIA (2021) yaitu 6x. Diketahui bahwa ibu telah mendapatkan
beberapa pendidikan kesehatan dari bidan dan ibu juga melakukan apa
yang dianjurkan oleh bidan. Hal tersebut menunjukan bahwa pemahaman
ibu terhadap penjelasan bidan sudah baik.

Pada kasus Ny. S Ibu telah diimunisasi TT 5x karena ini merupakan


kehamilan ibu yang ketiga jadi imunisasi TT ibu sudah terpenuhi pada
kehamilan yang lalu, hal ini sesuai dengan buku KIA (2021) yang berarti
bahwa janin sudah mempunyai kekebalan terhadap infeksi tetanus pada
saat persalinan, maupun postnatal. Pada pemeriksaan Hb, sudah sesuai
antara teori dan kasus, dimana pada teori pemeriksaan Hb dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III
buku KIA (2021), sedangkan pada kasus Ny S pemeriksaan dilakukan 1
kali pada trimester II dan 1 kali pada trimester III
Dengan hasil pemeriksaan normal yairu 11,2 gr% dan 12,2 gr % sehingga
ibu tidak mengalami anemi. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya
kelainan maupun masalah tertentu, semuanya normal dan tidak ditemukan
adanya oedema pada muka, dan ekstremitas atas maupun bawah, hal ini
menunjukkan bahwa Ny. S tidak ada tanda preeklampsia. Pada pengkajian
riwayat kesehatan menyebutkan bahwa tidak adanya riwayat hipertensi dari Ny.
S maupun keluarga.

Pada ketidaknyamanan TM III yang dialami Ny S yaitu merasakan pegal


dan nyeri pada punggung , Menurut Astuti Sri dkk( 2107) kehamilan trimester
terjadi perubahan fisiologis ibu hamil trimester 3 perubahan pada system
muskuloskeletal, membesarnya rahim berpengaruh pada pusat gravitasi,
membentang keluar dan melemahkan otot-otot abdomen sehingga mengubah
postur tubuh serta memberikan tekanan pada punggung, serta kelebihan berat
badan tentunya akan mempengaruhi otot untuk lebih banyak bekerja sehingga
mengakibatkan stress pada sendi. Jadi nyeri punggung adalah hal yang normal.

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil juga perlu dikaji untuk mengetahui
kebutuhan zat besi ibu terpenuhi atau tidak, karena apabila tidak terpenuhi
dapat beresiko terhadap kejadian anemia. Pada kasus diketahui bahwa Ny.S
telah mengkonsumsi zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan, hal ini
sesuai dengan Buku KIA (2021) yang menyatakan bahwa selama kehamilan
seorang ibu hamil minimal harus mendapatkan 90 tablet Fe dan untuk
mencegah terjadi anemia, seorang wanita sebaiknya mengonsumsi sedikitnya
60 mg zat besi. Pada kasus didapatkan data kadar haemoglobin pada ibu saat
Trimester 2 yaitu 11,2 gr/dl dan di TM III 12,2 gr/dl. Pada hasil pemeriksaan
fisik Ny. S pada mata konjungtiva bewarna merah dan muka tidak pucat dan
dapat disimpulkan bahwa ibu telah memenuhi kebutuhan zat besi dan terhindar
dari resiko anemia.

Kebutuhan kalori ibu hamil sebesar 100-300 kalori perhari dan minum 8-12
gelas cairan setiap hari (Nagtalon, 2017). Pada kasus Ny S,ibu makan 3-4 kali
sehari porsi sedang dengan lauk serta sayur yang bervariasi dan ibu minum air
putih 7-8 gelas sehari. Sehingga kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi. Istirahat
malam hari rata- rata tidur malam yang normal adalah 6-8 jam. Pada kasus Ny.
S, ibu tidur 7-8 jam sehari,tidur siang ±1 -2 jam sehari. Sehingga dapat
dipastikan kebutuhan istirahat ibu tercukupi.

Setelah melakukan pengkajian kemudian dilakukan pemeriksaan berupa


pemeriksaan umum, status present dan juga status obstetrik. Setelah dilakukan
pemeriksaan diketahui bahwa secara keseluruhan keadaan ibu maupun janin dalam
kondisi baik. Pada pemeriksaan Ny.S di awal kehamilan, diperoleh data LILA 24
cm sehingga Ny.S tidak termasuk dalam kategori KEK. Hal ini sesuai dengan Buku
KIA (2021) bahwa LILA (Lingkar Lengan Atas) pada bagian kiri: LILA kurang
dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang/buruk.
Selain itu dapat dilihat dari indeks masa tubuh Ny.S yaitu 18,6 kg/m2 yang
menunjukkan ibu termasuk dalam kategori normal dimana ibu selama hamil
mengalami kenaikan sebanyak 11 kg. Peningkatan berat badan ini menunjukkan
bahwa kebutuhan nutrisi ibu selama hamil tercukupi dengan baik dan tidak
berlebihan sesuai dengan teori Astuti Sri dkk( 2107) dimana normalnya
penambahan berat badan ibu hamil 11,5 kg sampai 16 kg selama kehamilan.

Meskipun pencapian peningkatan berat badan Ny.S sudah sesuai, namun


belum bisa memastikan bayi juga mengalami peningkatan yang sesuai, sehingga
dilakukan pengukuran tinggi fundur uteri (TFU) dan perhitungan taksiran berat
janin (TBJ). Pada usia kehamilan 37 minggu hasil pemeriksaan, TFU Ny. S adalah
30 cm sesuai teori menurut widyawati (2015) dalam mardliyana et al (2021).untuk
menentukan taksiran berat janin rumusnya yaitu dengan rumus Jhonsen Tausak
(tinggi fundus dalam cm- n)x 155. Bila kepala di atas atau pada spina iskiadika
maka n = 12, bila kepala di bawah spina iskiadika maka n = 11. Karena kepala janin
sudah memasuki panggul, didapatkan TBJ dari Ny. S adalah ((30-11)x155) = 2945
gram, dari hasil tersebut menjelaskan TBJ janin Ny. S tidak mengalami mikrosomia
sesuai dengan teori enambanahn berat badan janin oleh Astuti Sri dkk, 2011 yang
menyebutkan berat badan BBL normal adalah 2500 - 4000 gram. Sehingga dalam
penatalaksanaan Ny. S dianjurkan untuk makan seperti biasa tanpa ada pantangan
makan atau diet.

Pada kasus, Ny. S diberikan pendidikan kesehatan tentang tanda- tanda


persalinan dan persiapan persalinan yang bertujuan agar ibu mengetahui bahwa
akan bersalin ketika mengalami tanda-tanda yang telah dijelaskan, ditambah lagi
dengan usia kehamilan ibu yang telah mendekati hari perkiraaan lahir sehingga ibu
membutuhkan pendidikan kesehatan tersebut, dan ketika sewaktu-waktu ibu
merasakan tanda-tanda persalinan ibu tidak khawatir dan sudah siap menjalani
masa persalinannya. Berhubungan dengan pendidikan kesehatan yang diberikan
tentang persiapan persalinan dan tanda-tanda persalinan, perlu dikaji juga tentang
pola hubungan seksual selama kehamilan. Menurut Sulfianti et al, 2020. hubungan
seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti
sering abortus, kelahiran premature, perdarahan pervaginan, koitus harus dilakukan
secara hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan, bila ketuban pecah
koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauteri. Pada kasus Ny.S
mengatakan jarang melakukan hubungan seksual, sehingga tidak dikhawatirkan jika
Ny. S akan mengalami persalinan kurang bulan.
BAB V PENUTUP

A. Simpulan
Dalam melaksanakan studi kasus ini penulis telah memberikan Asuhan
Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Care) pada Ny.S 24 tahun di PMB
Dwi Yuliani , S.ST Lampung Tengah dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
pengkajian data subjektif dan objektif setelah pengkajian dengan hasil bahwa
ibu tidak mempunyai keluhan yang menjurus pada kegawatdaruratan. Analisa
masalah diagnosa dapat disimpulkan sebagai kehamilan normal.
Penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan keadaan ibu.
B. Saran
Diharapkan setelah membaca tulisan ini dapat meningkatkan kualitas
pengetahuan baik materi atau pratik asuhan kebidanan komprehensif. Asuhan
komprehnsif meliputi kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan masa nifas
sehingga bagi peneliti selanjutnya mampu memberikan asuhan komprehensif
yang lebih baik dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak (Continuity Of Carelife Cycle).


(2016).Kemenrian Kesehatan Republik Indonesia:GAVI
Depkes, R.I .(2008). Pedoman Praktis Program Perencanaan Persalinan Dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
Kemkes, R. I. (2021) . Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak
Kemkes, R. I. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Hetia, E. N., M.Ridwan, & Herlina. (2017). Pengaruh Aromaterapi Lavender
Terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Aktif. Jurnal Kesehatan Metro
SaiWawa,X(1),510.http://www.ejurnal.poltekkestjk.ac.id/index.php/JKM/
article/view/1334
Jannah, N. (2017). Askeb II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.
Manuaba, I. B. G. (2010). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana. Jakarta: Egc, 15, 157.
IBI, P. P. (2021. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan

Indonesia.

Nagtalon Jamille. (2017 ). Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Erlangga
Prawirorahardjo, Sarwono, (2014). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,( 2021)
Rohani, D. (2014). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Salemba Medika:
Jakarta.
Sri Astuti, A. I. (2017). Asuhan Ibu Dalam Masa kehamilan.
Sulfianti, dkk. (2020) . Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yayasan Kita Menulis
Sondakh, Jenny J.S. ( 2013). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Erlangga : Jakarta
Yazdkhasti, M. and Pirak, A., 2016. The effect of aromatherapy with lavender
essence on severity of labor pain and duration of labor in primiparous
women. Complementary therapies in clinical practice, 25, pp.81-86.doi
https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2016.08.008
LEMBAR BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Ni Made Dian Pramasari


NIM : 22390127
Nama Pembimbing : Ike Ate Yusvika,S.ST,Bdn.,M.kes
Judul : Stase COC

Materi yang Tanda Tangan


No Saran pembimbing
Dikonsulkan Pembimbing

Pembimbing

(: Ike Ate Yusvika,S.ST,Bdn.,M.kes)


LEMBAR PENAPISAN I
Nama Pasien : Ny. S
Bidan : Ni Made Dian Pramasari
PMB : Dwi Yuliani,S.ST
Tanggal : 16 April 2023

No PENAPISAN YA Tidak

1 Riwayat bedah Caesar √


2 Perdarahan pervaginam √
3 Persalinan Kurang Bulan (usia kehamilan <37 minggu)
4 Ketuban Pecah dengan Mekonium Kental
5 Ketuban Pecah Lama (>24 jam)
6 Ketuban Pecah pada Persalinan Kurang bulan (usia <37
minggu)
7 Ikterus √
8 Anemia Berat √
9 Tanda/gejala Infeksi √
10 Pre-eklampsi/Hipertensi Dalam Kehamilan √
11 Ti n g g i F u n d u s U t e r i 4 0 c m a t a u l e b i h √
12 Gawat Janin √
13 Primipara dalam Fase Aktif Kala Satu Persalinan dengan
palpasi kepala masih 5/5
14 Presentasi bukan belakang kepala √
15 Presentasi Majemuk √
16 Kehamilan Gemeli √
17 Tali pusat menumbung √
18 Syok √
19 Penyakit penyakit yang menyertai √
20 Tinggi badan < 140 cm √
RESUME / PENILAIAN KEHAMILAN DAN RENCANA PERSALINAN
(PENAPISAN DAN BIRTH PLAN)
NY.S 24 TAHUN G1P0A0 HAMIL 37 MINGGU
DI PMB DWI YULIANI, S.ST. LAMPUNG TENGAH

Berdasarkan pengkajian diperoleh data bahwa pada tanggal 7 Mei 2023 Ny.S usia 22
tahun datang ke PMB Dwi Yuliani, S.ST dengan keluhan pegal –pegal sudah
berkurang setelah melakukan senam hamil mengeluh terkadang perut kadang – kadang
terasa kenceng – kenceng . Data subyektif di peroleh data ibu hamil anak ke 1, belum
pernah keguguran, Bidan melakukan pemerikasaan kepada Ny.S. Hasil
pemeriksaannya adalah normal tidak ada tanda bahaya dalam kehamilannya,
Pemeriksaan Umum : Keadaan Umum : baik, Kesadaran : Composmentis, TD :
120/80mmHg, Nadi : 85x/m, RR : 20x/m, Suhu : 36,5◦C, TB : 150 cm, BB
Sebelum/Sekarang : 42/50 ,
LILA : 24 Cm, IMT :,6 kg/m2

Pada pemerikasaan Leoplod I TFU 30 cm, 2 jari dibawah px, pada fundus
teraba bulat, lunak tidak melenting (bokong), Leoplod II : pada perut ibu sebelah
kanan teraba datar, memanjang dan ada tahanan (punggung), pada perut ibu sebelah
kiri teraba bagian kecil janin(ekstermitas), Leoplod III : bagian terbawah teraba bulat,
melenting (kepala), Leoplod IV : 2/5, sulit digerakkan, bagian terbesar kepala sudah
masuk PAP.
Berdasarkan data subyektif dan obyektif diperoleh analisa data yaitu ibu
G1P0A0 hamil 37 minggu dengan keluhan pegal – pegal diberikan dukungan untuk
tetap melakukan senam hamil dan body mekanik yang benar selama
kehamilanya.pasien Ny.S diberikan informasi menganai kontraksi palsu d(Braxcton
Hicks yang muncul pada usia kehamilan saat ini. Bidan memberikan Planning untuk
Asuhan kehamilan kepada Ny.S dengan memberitahukan hasil pemeriksaannya,
memberikan informed consent, memberi penjelasan bahwa nyeri yang dialami saat
ini adalah normal, memberi pendidikan kesehatan tentang tanda – tanda persalinan,
persiapan persalinan, body mekanik , mengatur waktu istirahat.
Bidan memberikan asuhan dengan mengisi lembar penapisan awal dengan
hasil ibu tidak mempunyai riwayat bedah sesar, ibu tidak pernah mengalami
pendarahan pervaginam, ibu tidak pernah mengalami kehamilan kurang bulan, ibu
tidak icterus, ibu tidak anemia berat, ibu tidak mengalami preeklampsia berat/
eklampsia, tinggi fundus uterus 30 cm yaitu batas normal. Ibu tidak demam, tidak
gemelli, presentasi kepala, Ibu multipara, ibu tidak mengalami shock, ibu tidak
hipertensi (110/80 mmHg), ibu tidak mempunyai penyakit sitemik (Asma, DM,
Jantung, Kelainan Darah ). Tinggi Badan ibu 150 cm, Ibu hamil intrauterine, usia
kehamilan ibu atern 39 minggu, Ibu tidak ada mioma uteri, Hasil pemeriksaan
laboratorium ibu adalah HIV non reaktif, hepatitis non reaktif.
Bidan memberikan lembar birth plan, untuk diisi sesuai keinginan ibu dengan
dijelaskan oleh Bidan. Ibu menyetujui untuk mengisi lembar birth plan. Berdasarkan
lembar birth plan yang sudah diisi ibu diperoleh data Ny.S usia 24 tahun, suami
Tn.S, berkunjung tanggal 07-5-2023, Tafsiran persalinan 30-05-2023, ingin bersalin
normal pervaginam, didampingi suami (Tn.S), ingin suami hadir sebelum dan/atau
selama persalinan. Selama persalinan Ny.S ingin kamar yang setenang mungkin,
sesedikit mungkin gangguan, sesedikit mungkin pemeriksaan vagina (VT), untuk
mamakai pakaiannya sendiri, ingin mitra (suami) untuk hadir sepanjang waktu, ibu
ingin menjalani tahap pertama persalinan dengan berjalan-jalan. Ibu tidak ingin
enema, tidak ingin mencukur rambut kemaluan, tidak ingin dikateter urin, ibu tidak
ingin dipasang infus (IV) kecuali dehidrasi atau persalinan dalam keadaan darurat.
Ibu ingin pemantuan janin menjadi rutin (continue). Ibu ingin rangsangan atau
penambahan tenaga dengan metode alami seperti stiuasi putting susu. Ibu
menggunakan aromaterapi lavender untuk membantu mengurangi rasa nyeri saat
bersalin, selama proses persalinan ibu ingin semi berbaring. Saat bayi lahir ibu ingin
menghindari forcep maupun vacuum ekstraksi. Ibu ingin episiotomy dilakukan hanya
sebagai upaya terakhir. Segera setelah bayi lahir ibu ingin tali pusat harus dipotong
hanya setelah berhenti berdenyut. Jika operasi Caesar diperlukan, ibu ingin sebagai
pilihan kedua, dan memastikan tidak ada pilihan lain, suami tetap mendampingi,
pasangan untuk menggendong sesegera mungkin dan ibu ingin menyusui di ruang
pemulihan. Ibu ingin menggendong bayi sesegera mungkin setelah melahirkan, ibu
ingin sesegera mungkin menyusui. Ibu ingin keluarganya untuk bergabung dengan
ibu dan bayi segera setelah melahirkan. Ibu ingin pemeriksaan dan prosedur medis
bayi di berikan dihadapan ibu, ibu ingin bayinya diberi vaksin Hepatitis B (Hb0) dan
ibu tidak ingin bayinya diberikan air gula di sebuah dot. Ibu ingin mandi pertama
bayi diberikan di hadapannya. Ibu ingin memberikan makanan bayi hanya dengan
ASI. Ibu ingin bayi tinggal bersamanya di kamarnya sepanjang waktu, ibu ingin
pasangannya untuk memiliki kunjungan tanpa batas di kamarnya. Jika memiliki anak
laki-laki, sunat akan dilakukan kemudian. Sesuai kebutuhan pasca persalinan ibu
ingin diberikan Acetaminophen kekuatan extra, setelah lahir ibu ingin tinggal di
PMB sependek mungkin. Jika bayi tidak sehat, ibu ingin suami dan dirinya untuk
menemaninya ke NICU atau fasilitas kesehatan, ibu ingin untuk menyusui atau
memberikan ASI yang dipompa, dan ibu ingin bisa mmemeluknya kapanpun
memungkinkan.
Dalam metode pengurangan rasa nyeri dalam persalinan nanti pasien
menginginkan untuk menggunkan aromaterapi lavender , dimana aromaterapi
lavender ini menurut penelitian yang dilakukan (Yazdkhasti & Pirak, 2016) juga
menyatakan bahwa aromaterapi dengan esensial lavender sebagai intervensi
sederhana, murah, noninvasif, dan efektif untuk mengurangi nyeri persalinan.
Aromaterapi lavender bekerja mempengaruhi sistem kerja limbik yang merupakan
pusat emosi otak.Menghirup esensial oil dapat meningkatkankesehatan emosional,
ketenangan, relaksasi pada tubuh. Kandungan aromaterapi lavender linalool, alcohol,
ketones, esters dan aldehydes, yang dapat membuat seseorang menjadi tenang, dalam
beberapa laporan menyarankan aromaterapi untuk menurunkan tingkat nyeri, sakit,
stres pada persalinan. Keton dalam lavender sangat efektif membantu mengurangi
rasa sakit dan peradangan. Ester mencegah kejang otot dan mengurangi ketegangan
dan depresi. lavender telah lama digunakan secara obat tradisional, dan juga
merupakan herbal, aromatik, dan herbal hijau dengan rasa pahit dan mengandung
esensial oil yang mudah menguap dan banyak digunakan dalam
aromaterapi.Menghirup aroma lavender dapat mengurangi kecemasan selama
persalinan dan sekresi kortisol dan meningkatkan sekresiserotonin oleh saluran
pencernaan.
Berdasarkan pengkajian, pemeriksaan ibu, lembar penapisan dan lembar birth
plan dapat disimpulkan bahwa ibu ingin melahirkan di PMB Dwi Yuliani, S.ST
dengan nyaman dan keluarga, ingin mendapatkan aromaterapi lavender yang
menenangkan untuk mengurangi nyeri dalam persalinan.
Lembar Inform Consent

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang dilakukan oleh :

Nama :

NPM :

Alamat :

Judul penelitian :

Saya bersedia untuk dilakukan pemeriksaan ibu hamil, bersalin, bayi, dan masa nifas
demi kepentingan penelitian. Dengan ketentuan hasil pemeriksaan dirahasiakan dan
hanya semata-mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Demikian surat pernyataan ini saya sampaikan, agar dapat diipergiunakan


sebagaimana mestinya.

Lampung Tengah, September 2023


Responden

_________________
DOKUMENTASI ANC I ( Tgl 16 April 2023)

DOKUMENTASI ANC II ( 07 Mei 2023)

BIRH PLAN
A.

Anda mungkin juga menyukai