Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Luka Perineum
Telah Diperiksa Dan Disahkan Pada Tanggal …………………. 2022
Mengetahui,
Pembimbing
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
A. Konsep Dasar Teori Nifas..............................................................................................3
B. Konsep Dasar Teori Luka Perineum.............................................................................18
C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Nifas....................................................24
BAB III TINJAUAN KASUS.....................................................................................38
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................46
BAB V PENUTUP......................................................................................................48
A. Kesimpulan...................................................................................................................48
B. Saran.............................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Data World Health Organization (WHO) terdapat 140 juta
ibu nifas yang terjadi secara global dikalangan wanita tahun 2019. Angka ibu
nifas menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencapai 5 juta
pada tahun 2019 dari 34 Provinsi di Indonesia. Dengan kunjungan nifas KF1
3,4 juta (69,3%), KF2 3,4 (68,6%) juta, dan KF3 3,9 juta (78,8%) (Direktorat
Jendral Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2020).
Masa nifas merupakan masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu. Selama masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan
mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan organ
reproduksi ini disebut involusi. Asuhan selama periode nifas perlu mendapat
perhatian karena sekitar 60 % Angka Kematian Ibu terjadi pada periode ini
(Maritalia, 2017).
Angka kejadian laserasi di seluruh dunia terjadi 2,7 juta kasus robekan
ruptur perineum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta
pada tahun 2020. Di Asia masalah laserasi perineum cukup banyak dalam
masyarakat, 50% dari kejadian robekan perineum di dunia terjadi di Asia
(Sarwoko, 2020).
Luka robekan perineum merupakan luka pada daerah perineum yang
disebabkan oleh tindakan episiotomi, dapat juga terjadi secara alami karna
pada saat proses persalinan, kurang adanya pelindungan perineum, sehingga
kepala bayi dan tekanan ibu dapat merobek jaringan perineum dan sekitarnya
(Sari, 2017)
Luka perineum apabila tidak dijaga dengan baik dan perawatan
perineum yang tidak benar akan berdampak terhadap kondisi perineum yang
terkena lokea menjadi lembab dan akan sangat menunjang perkembang
biakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung
2
kemih maupun infeksi pada jalan lahir. Infeksi tidak hanya menghambat
proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada
jaringan sel (Anggeriani dan lamdayani, 2018).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Luka
Perineum Dengan Menggunakan Manajemen Varney Dan Catatan
Perkembangan Menggunakan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui data subjektif dan objektif pada ibu nifas dengan luka
perineum
b. Diketahui interprestasi data (diagnosa masalah dan kebutuhan)
pada ibu nifas dengan luka perineum
c. Diketahui diagnosa atau masalah potensial pada ibu nifas dengan
luka perineum
d. Diketahui kebutuhan segera pada ibu nifas dengan luka perineum
e. Diketahui rencana tindakan pada ibu nifas dengan luka perineum
f. Diketahui tindakan pada ibu nifas dengan luka perineum
g. Mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka
perineum
h. Diketahui kesenjangan antara teori dan kasus asuhan kebidanan
pada ibu nifas dengan luka perineum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Uterus secara berangsur -angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
a) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus
1000 gr
b) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari
dibawah pusat dengan berata uterus 750 gr
c) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba
petengahan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr
d) Dua minggu postpartum tinggu fundus uteri tidak teraba
6
6) Payudara
a) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan
peningkatan hormon ptolaktin setelah persalinan
b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi
pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan
c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya
proses laktasi
7) Sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan
terdapat spasine sfigter dan edema leher buli-buli sesudah
bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang
pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan
dihasilkan dalam waktu 12 - 36 jam setelah melahirkan. Setelah
plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat
menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.
Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan
kembali normal dalam tempo 6 minggu.
8) Sistem gastrointestinal
Kerap kali diperlukan waktu 3 - 4 hari sebelum faal usus kembali
normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami
penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang
dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan
diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat
menghalangi keinginan ke belakang.
9) Sistem endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam
postpartum. Progesteron turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar
prolaktin dalam daerah berangsur-angsur hilang
5. Penyembuhan Luka
Fase penyembuhan luka menurut (Sjamsu hidajat dan Jong, 1998)
dalam buku ilmu bedah adalah sebagai berikut :
a. Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira
hari kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan
menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha
menghentikannya dengan vasokon-striksi, pengerutan ujung
pembuluh yang putus (retraksi), dan reaksi hemostatis. Pada fase
inflamasi, tanda dan gejala klinik reaksi radang menjadi jelas berupa
warna kemerahan karena kapiler melebar (rubor), suhu hangat
(kalor), rasa nyeri (dolor), dan pembengkakan (tumor).
20
6. Skala REEDA
Hal terpenting setelah penjahitan laserasi perineum adalah
monitoring penyembuhan luka melalui pemeriksaan perineum pada masa
post partum. Davidson pada tahun 1974 memperkenalkan REEDA
(redness, edema, ecchymosis, discharge and approximation) sebagai alat
bantu untuk menilai penyembukan luka perineum dengan system skor.
REEDA menggunakan kertas perekat disposable (disposable paper
tapes) dengan panjang 4 cm yang ditandai 0,25 cm setiap bagiannya.
Saat ibu posisi miring kiri atau kanan (sims position) disposable paper
tapes ditempatkan tegak lurus (perpendicular) terhadap garis luka
perineum sehingga ukuran sentimeter dapat menandai luka (Davidson,
1974). Penilaian system REEDA meliputi:
a. Redness, tampak kemerahan pada daerah penjahitan.
b. Edema, adalah adanya cairan dalam jumlah besar yang abnormal di
ruang jaringan intraseluler tubuh, menunjukkan jumlah yang nyata
dalam jaringan subcutis, edema dapat terbatas yang disebabkan oleh
obstruksi vena atau saluran limfatik atau oleh peningkatan permeabilitas
vascular.
c. Ecchymosis adalah bercak perdarahan yang kecil, lebih besar dari
petekie (bintik merah keunguan kecil dan bulat sempurna menonjol),
pada kulit perineum membentuk bercak biru atau ungu yang rata,
bulat atau tidak beraturan.
d. Discharge adalah adanya ekskresi atau pengeluaran dari daerah yang
luka perineum.
e. Approximation adalah kedekatan jaringan yang dijahit.
REEDA tool, alat ini untuk mengkaji redness, edema, ecchymosis
(purplish patch of blood flow), discharge and approximation (closed of
skin edge) yang berhubungan dengan trauma perineum setelah
persalinan. REEDA menilai lima komponen proses penyembuhan dan
trauma perineum setiap individu. Sistem skoring Davidson dijelaskan
22
Waktu Pengkajian :
Nama Pengkaji :
Tempat :
I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
a. Nama
b. Umur Terdapat perbedaan kemampuan mobilisasi pada
tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan
kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak
sejalan dengan perkembangan usia (Hidayat, 2014
dalam Susilowati, 2015).
c. Agama
d. Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
termasuk juga perilaku terhadap pola hidup dalam
memotivasi untuk siap berperan serta dalam
perubahan kesehatan. Rendahnya pendidikan
seseorang makin sedikit keinginan untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan, dan
sebaliknya makin tingginya pendidikan seseorang,
makin mudah untuk menerima informasi dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
(Umboh, Mamuaya, & Lumy, 2014).
e. Pekerjaan Ibu yang bekerja memiliki kecenderungan untuk
lebih mandiri termasuk melakukan mobilisasi
secara dini setelah bersalin. ibu yang bekerja di
luar rumah memiliki akses yang lebih baik
terhadap berbagai informasi, termasuk
mendapatkan informasi tentang arti penting
mobilisasi (Nursalam, 2013 dalam Susilowati,
2015).
25
f. Alamat
Identitas Suami
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu
mengalami kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan siapa
bidan berunding. Dan saat ibu mendapat pendampingan saat persalinan
akan membuat psikologis ibu membaik dan membuat motivasi dalam
mengejan (Depkes RI, 2014).
2. Keluhan Utama
Keluhan yang biasa ibu rasakan yang menyebakan ibu tidak
melakukan mobiliasasi dini adalah ibu biasanya merasakan kelelahan,
ada perasaan takut untuk bergerak ataupun merasakan nyeri jahitan, dan
kurangnya percaya diri (Buhari, 2015 dalam Sarcinawati, 2015).
5. Riwayat Menstruasi
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya (Sulistyawati, Ari. 2015)
Riwayat siklus : 23 – 32 hari.
Lama haid :
Banyaknya :
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstrusi yang di keluarkan
(Sulistyawati, Ari. 2015).
6. Riwayat Obstetri:
N Kehamilan Persalinan Anak Nifas
27
o SuamiAnk UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Keada Laktasi Peny
1.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Berapa kali ibu
hamil, apakah pernah abortus, cara persalinan yang lalu, penolong
persalinan, keadaan nifas yang lalu.
Jumlah kehamilan dan kelahiran mempengaruhi baik burunya
mobilisasi dini, dimana wanita yang semakin tinggi paritas maka
semakin tinggi pulakemampuan ibu untuk melakukan mobilisasi dini
karena dipengaruhi oleh paparan informasi yang diterima dan
pengalaman ibu bersalin sebelumnya (Prawirohardjo, 2009 dalam
Susilowati, 2015).
8. Riwayat Kontrasepsi :
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan
kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke
kontrasepsi apa (Ambarwati, 2015).
Pola Keterangan
Nutrisi Cepat Lapar
Terjadi perubahan gastrointestinal yaitu peristaltik usus
akan bekerja cepat yang menyebabkan ibu pasca
partum satu atau 2 jam akan lebih mudah kelaparan
(Varney, 2010).
28
2019).
Ibu yang mempunyai luka jahitan pada periniumnnya
pasca melahirkan atau pada ibu post operasi SC akan
merasakan nyeri luka jahitan yang menyebabkan ibu
enggan dalam melakukan gerakan dan menyebabkan
lambatnya mobilisasi dini pada ibu (Rahmawati,
2013 dalam Febriani, 2017).
Personal Hygiene Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan
terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri
sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi.
Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga
(Saleha, 2009).
Ibu yang memiliki luka perineum atau luka post operasi
SC mobilisasi dini merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi personal hygiene pada ibu post
partum. Ketika ibu merasakan nyeri ketika, biasanya
ibu enggan untuk melakukan personal hygiene atau
mengganti pembalut. Dalam kehidupan sehari-hari
kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan (Isro’in, 2012 dalam
Afandi, Suhartatik, & Eddyman, 2014).
Seksualitas Dilakukan setelah 40 hari masa nifas
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina
tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang
melarang untuk melakukan hubungan seksual
sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6
minggu setelah kelahiran. Keputusan bergantung
30
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis (Sulistyawati, Ari. 2015).
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg – 120/80 mmHg (Ambarwati dkk,
2015).
Suhu badan : 24 jam postpartum suhu badan akan naik sekitar
(37,5-380C) sebagai akibat kerja keras waktu
melahirkan dan kelelahan. (Ambarwati dkk, 2015).
Nadi : 60-80 x/mnt atau tidak lebih dari 100x/mnt.
Denyut nadi normal orang dewasa adalah 60-80
x/menit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi
akan lebih cepat. Denyut nadi di atas 100x/menit
pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya
suatu infeksi, (Ambarwati, 2015).
Pernafasan : 20-30 x/menit. Pernafasan harus berada dalam
rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30 x/menit
(Ambarwati, 2015).
Antropometri :
Tinggi Badan : Tinggi badan merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat diukur
dengan stasiometer atau tongkat pengukur
32
4) Kecacatan : Ada/tidak
5) IMD : ( ) Ya ( ) Tidak
6) Eliminasi
a) BAK : f : …x/hari, warna : …., konsistensi :………
b) BAB : f : ...x/hari,warna:…….,konsistensi :………
7) Nutrisi : ASI/PASI/Lainnya :……………...
3. Pemeriksaan Fisik
Kepala Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut tampak
kuat, distribusi rambut tampak merata dan tekstur
rambut tampak lembut. Tidak teraba oedema/massa
(Priharjo, 2009).
Wajah Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak tampak odem,
dan tidak tampak pucat. Tidak teraba oedema
(Tambunan, dkk, 2011)
Mata Kelopak mata tidak tampak odem, konjungtiva tidak
tampak pucat, dan sklera tidak tampak kuning.
Hidung Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak tampak
polip, tidak tampak peradangan. Tidak teraba polip
(Tambunan dkk, 2011)
Mulut Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak tampak
caries dentis, tidak tampak stomatitis,geraham tampak
lengkap, lidah tampak bersih, tidak tampak
pembesaran tonsil (Tambunan dkk, 2011 & Uliyah
dkk, 2008).
Telinga Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/secret (Tambunan
dkk, 2011 & Uliyah dkk, 2008).
Leher Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak
pembesaran tonsil, tidak tampak peradangan faring,
tidak tampak pembesaran vena jugularis, tidak
tampak pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah
34
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan Diagnostik lainnya
36
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
Rasional : Penjelasan mengenai pemeriksaan fisik postpartum
merupakan hak klien (Varney, 2010).
2. KIE mengenai nutrisi ibu nifas
Rasional : Makanan harus bermutu dan bergizi, cukup kalori.
Makanlah makanan yang mengandung protein, banyak
cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan
37
VII.EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk bentuk SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
a. Pengkajian
SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama Ibu : Ny. F Nama Suami : Tn. B
Umur : 29 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaa : Swasta
Alamat : Giripurwa RT 03
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan 6 jam yang lalu telah melahirkan anak pertamanya dan
Ibu masih merasa mulas dan nyeri pada luka jahitannya.
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi teratur, siklus 28 hari, lama 6-7 hari, setiap harinya
2-3 kali ganti pembalut, warna darah merah, encer
6. Riwayat Obsterik
No Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Abn
SuamiAnak UK Pny Jns Pnlg TmptPeny JK BB/PB H M Laktasi Peny
.
3200/
1 Tn. R 1 aterm - PN Bdn RS - P H - - - -
49
2
7. Kehamilan Sekarang
a. HPHT : 18 Desember 2021
b. HPL : 24 September 2022
c. Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Pasien mengatakan mengeluh mual dan muntah
setiap pagi hari.
Trimester II : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : Pasien mengatakan sering pegal-pegal di sekitar
pinggang
d. ANC : 6 kali, teratur, di bidan
Trimester I : Pasien mengatakan 1 x pada umur kehamilan 1
bulan.
Trimester II : Pasien mengatakan 2 x pada umur kehamilan 3
bulan dan 6 bulan.
Trimester II : Pasien mengatakan 3 x pada umur kehamilan 7 bulan,
8 bulan dan 9 bulan
e. Penyuluhan yang didapat
Pasien mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi ibu
hamil dan tanda bahaya kehamilan
f. Imunisasi TT
Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT pada saat akan
40
menikah.
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,60C
Nadi : 79 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
d. Antropometri
41
TB : 155 cm
BB saat hamil : 68 kg
BB saat ini : 65
LILA : 27 cm
2. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Jenis persalinan : Spontan
b. Kala I :
Lamanya 8 jam, berlangsung normal, kontraksi uterus adekuat dan
mengeluarkan blood show.
c. Kala II :
Lamanya 20 menit, pukul : 04.00 WIB, persalinan pervaginam,
keadaan umum baik, terdapat ruptur derajat II atas indikasi kurang
adanya perlindungan perineum, sehingga kepala bayi dan tekanan
ibu dapat merobek jaringan perineum dan sekitarnya..
d. Kala III :
Di lakukan manajemen aktif kala III, pukul 04.15 WIB plasenta lahir
lengkap, jumlah perdarahan ±200 cc dan lamanya 10 menit.
e. Kala IV :
Di lakukan pemantauan TTV, kontraksi uterus, perdarahan, kandung
kemih. Hasil observasi TTV dalam batas normal kontraksi uterus
baik, TFU 2 jari dibawah pusat.
f. Jumlah perdarahan : Perdarahan ± 30 cc, kandung kemih teraba
Data Bayi :
1) Lahir tanggal : 20 September 2022, jam : 04.00
2) Jenis kelamin : Laki-laki
3) Antropometri : BB : 3.200 gr. PB : 49 cm
LK : 32 cm
LD : 31 cm
LP : 31 cm
LILA : ……….. cm
4) Kecacatan : Tidak ada
42
5) IMD : ( √ ) Ya ( ) Tidak
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Keadaan bersih, rambut tidak rontok, distribusi rambut merata, tidak
ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
b. Muka
Ekspresi wajah meringis bila bergerak, tidak pucat dan tidak ada
odema.
c. Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
d. Hidung
Simetris, keadaan bersih tidak ada polip, tidak ada keluhan.
e. Telinga
Simetris, keadaan bersih, pendengaran baik tidak ada keluhan.
f. Mulut
Simetris, bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis dan caries pada gigi.
g. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembengkakkan
kelenjar tiriod dan limfe.
h. Payudara
Simetris, putting sebelah kanan dan kiri menonjol tidak ada
pembengkakkan dan benjolan, kolostrum sudah keluar pada
payudara kiri dan kanan.
i. Abdomen
Tidak ada bekas operasi, ada linea nigra, kontraksi uterus baik,
konsistensi uterus keras, tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat,
kandung kemih teraba, tidak ada nyeri tekan.
Diastasis rektus abdominalis : 2 x 5 cm
j. Genitalia
Tidak ada varises, tidak ada pembengkakkan kelenjar bartholin,
pengeluaran darah merah segar mengandung jaringan sisa plasenta,
43
ASSESMENT
Diagnosa : P1001 Post partum 6 jam dengan luka perineum.
Masalah :
- Ibu imengatakan perutnya masih terasa mules
- Ibu merasakan nyeri pada luka jahitan
Masalah Potensial : Infeksi pada daerah jahitan luka perineum
Tindakan Segera : Tidak ada
PLANNING
Jam Pelaksanaan
10.00 Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
WITA bahwa keadaan ibu normal dan ada luka perineum
TD: ,,,,,,
44
TFU:….
R/ Ibu telah mengetahui keadaannya saat ini dan
memahami kondisi luka jahitannya.
Menjelaskan asuhan yang diberikan, yaitu perawatan
10.01 perineum, mobilisasi secara bertahap dan pemberian air
WITA rebusan daun sirih hijau untuk cebok.
R/ Ibu setuju dengan asuhan yang diberikan.
Mengajarkan mobilisasi dini setelah 2 jam post partum secara
bertahap dimulai dari miring kiri, kanan, setelah 6 jam jika ibu
10.04
tidak pusing anjurkan untuk duduk, bangun dari tempat tidur
WITA
untuk BAK.
R/ Ibu sudah bisa miring kiri dan kanan, ibu tidak pusing.
Menjelaskan fisiologi masa nifas bahwa perut mulas dan nyeri
adalah keadaan yang normal karena adanya kontraksi uterus
serta mengajarkan ibu cara mengatasi nyeri dengan mengatur
10.07
pola pernafasan
WITA
R/ Ibu sudah mengerti mengenai mules yang dirasakan adalah
hal yang normal pada masa nifas dan ibu sudah bisa melakukan
taknik pernapasan perut untuk mengurangi nyeri.
Mengajarkan cara memeriksa kontraksi uterus yang baik dan
cara melakukan masase uterus untuk mencegah perdarahan
10.10
akibat atonia uteri
WITA
R/ Ibu sudah bisa memeriksa kontraksi uterus yang baik dan
bisa melakukan massase uterus.
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum terutama makanan
yang mengandung tinggi protein untuk membantu proses
10.12
penyembuhan luka
WITA
R/ Ibu sudah makan 1 piring setelah melahirkan dan setelah 2
jam ibu minum 4 gelas air putih, serta 1 gelas susu.
10.15 Menjelaskan ASI Ekslusif dan ajarkan ibu teknik menyusui
WITA yang benar. Saat menyusui badan bayi dan perut ibu
45
Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. F umur 29 tahun P1001 nifas hari
1 dengan luka perineum dilakukan dengan menggunakan format pendekatan
pendokumentasian SOAP. Berdasarkan data subjektif didapatkan bahwa Ny. F
nifas 2 jam telah melahirkan anak pertama, dengan keluhan ibu masih mulas dan
nyeri pada luka jahitannya. secara teori ketika mikrosirkulasi mengalami
kerusakan, elemen darah seperti antibodi, plasma protein, elektrolit, komplemen
dan air menembus spasium vaskuler selama 2 sampai 3 hari, menyebabkan
edema, teraba hangat, kemerahan dan nyeri. Hal ini disebut dengan fase imflamasi
dan berlangsung selama 1-4 hari (Rukiyah dan Yulianti 2019).
Hasil pengkajian data objektif didapatkan keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis, tanda-tanda vital yaitu, tekanan darah 110/70 mmHg,
Nadi 79 x/menit, suhu 36,6ºC, pernapasan 20x/menit, pada pemeriksaan payudara,
puting kiri dan kanan menonjol, kolostrum kiri (+) kanan (+), pada pemeriksaan
abdomen, kontraksi uterus baik dan teraba keras, TFU 3 jari di bawah pusat,
kandung kemih kosong, hal ini sesuai dengan teori (Ambarwati Wulandari, 2015)
bahwa kontraksi uterus pada ibu nifas normal adalah keras dan apabila kontraksi
teraba lembek, menandakan adanya perdarahan postpartum.
Berdasarkan diagnosa masalah ibu mengatakan perutnya masih terasa
mules dari kasus Ny. F maka perencanaan yang akan dilakukan adalah
Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, jelaskan rencana asuhan
yang akan diberikan yaitu : Memberikan mobilisasi dini secara bertahap, berikan
KIE tentang perubahan fisiologi masa nifas bahwa perut mulas dan nyeri adalah
keadaan yang normal karena adanya kontraksi uterus, ajarkan ibu dan keluarga
cara memeriksa kontraksi uterus yang baik dan cara melakukan masase uterus
untuk mencegah perdarahan.
Pada pemeriksaan genitalia terdapat pengeluaran lochea rubra, perineum
sedikit bengkak, dan terdapat luka laserasi perineum derajat II. Penatalaksanaan
yang dilakukan sehingga setelah diberikan asuhan kebidanan postpartum
47
didapatkan keadaan luka jahitan perineum masih basah, terasa nyeri, berwarna
kemerahan, teraba hangat dan terdapat edema dengan skor REEDA hari pertama
yaitu 7. Luka dikatakan mulai mengering dan menutup apabila skor REEDA 0
dimana luka telah terjadi proses proliferatif yaitu proses untuk menghasilkan zat-
zat penutup tepi luka bersamaan dengan terbentuknya jaringan granulasi yang
akan membuat permukaan seluruh luka tertutup oleh epitel hal ini sesuai dengan
teori (Rukiyah dan Yulianti, 2019) bahwa fase inflamasi akan berakhir pada hari
ke 4 dan setelah itu akan terjadi pase proliferatif dan berakhir pada hari ke 20.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu KIE untuk makan dan minum
terutama makanan yang mengandung tinggi protein untuk membantu proses
penyembuhan luka laserasi perineum derajat II dari kasus Ny. F. Hal ini sesuai
dengan teori (Sebayang & Ritonga, 2021) percepatan penyembuhan luka jahitan
perineum pada masa nifas sangat diharapkan untuk menghindarkan ibu post-
partum dari bahaya infeksi. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk
mempercepat proses penyembuhan luka perineum salah satunya yaitu dengan cara
penambahan asupan tinggi protein. Perlukaan jalan lahir ini dapat menjadi wadah
masuknya bakteri sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi, trauma pada
perineum ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri saat melakukan
hubungan seksual, karena itu penanganan luka perineum ini penting dilakukan
Nutrisi yang baik.
Pada kasus Ny. F setelah melahirkan Ny. F diberikan obat analgetik berupa
asam mefenamat 500 mg dan antibiotik yaitu amoxilin 500 mg diminum 3x1
selama 3 hari, ibu minum obat setiap 8 jam sekali, dalam pemberian obat bidan
berkolaborasi dengan dokter karena bahwasanya dalam PERMENKES No 28
tahun 2017 pasal 19 ayat (3) bidan tidak memiliki wewenang dalam pemberian
obat antibiotik dan analgetik seperti (amoxillin dan paracetamol). Bidan hanya
berwenang untuk memberikan obat obatan berupa tablet penambah darah, vitamin
A dosis tinggi pada ibu nifas, utertonika pada manajemen aktif kala III dan
postpartum.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. F dengan
menggunakan metode penelitian varney dan catatan perkembangan
menggunakan SOAP, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data subjektif bahwa keluhan
yang dialami oleh Ny. F yaitu ibu mengatakan 2 jam yang lalu telah
melahirkan anak pertamanya, ibu masih merasa mulas dan nyeri pada
luka jahitannya. Data objektif didapatkan K/U baik, kesadaran
composmentis, TD 100/70 mmHg, N 79 x/menit, P 20x/menit, S 36,6ºC.
Pada pemeriksaan payudara puting kiri dan kanan menonjol, colostrum
kiri (+) dan kanan (+), pada pemeriksaan abdomen, kontraksi uterus baik
dan teraba keras, TFU 2 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong,
pada pemeriksaan genitalia terdapat pengeluaran lochea rubra, perineum
sedikit bengkak, terdapat ruptur derajat II atas indikasi kurang ada
perlindungan perineum, sehingga kepala bayi dan tekanan ibu dapat
merobek jaringan perineum dan sekitarnya. Pada otot dijahit jelujur dan
kulit perineum dijahit simpul dengan 3 jahitan, keadaan luka masih basah
dan nyeri tekan.
2. Dari hasil pemeriksaan tersebut ditegakkan diagnosa Ny. F umur 29
tahun P1001 nifas 6 jam dengan luka perineum.
3. Pada kasus Ny. F umur 29 tahun P1001 nifas 6 jam dengan luka perineum
didapati masalah potensial yang mungkin terjadi adalah perdarahan dan
infeksi
4. Pada kasus Ny. F umur 29 tahun P1001 nifas 6 jam dengan luka perineum
tidak ditentukan tindakan segera yang harus dilakukan.
5. Perencanaan yang dilakukan yaitu mengajarkan personal hygiene yang
benar untuk mempercepat penyembuhan luka perineum dan mobilisasi
dini secara bertahap, berikan KIE tentang perubahan fisiologi masa nifas
49
bahwa perut mulas dan nyeri adalah keadaan yang normal karena adanya
kontraksi uterus, ajarkan cara memeriksa kontraksi uterus yang baik dan
cara melakukan masase uterus untuk mencegah perdarahan, kebutuhan
nutrisi dan cairan pada masa nifas, pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur, personal hygiene yang baik, dan pemberian ASI. Menganjurkan ibu
untuk melanjutkan obat yang diberikan oleh bidan yang berkolaborasi
dengan dokter yaitu obat analgetik (asam mefenamat 500 mg 3x1),
Antibiotik (Amoxillin 500 mg 3x1)
B. Saran
1. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi,
referensi, serta bahan acuan penelitian berikutnya bagi institusi
pendidikan dalam pengetahuan peran dan singkap bidan dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka perineum.
2. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
dengan cara mengasah keterampilan yang bisa dilakukan di lahan praktik
dalam penanganan luka perineum.
3. Bagi Klien
Diharapkan klien dapat menambah pengetahuan tentang masa nifas
dengan luka perineum sehingga dapat melakukan perawatan luka
perineum dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anggeriani dan Lamdayani. 2018. EfektIfitas Pemberian Air Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu
Post Partum. urnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, Volume 9 Desember
2018, Nomor 2.
Fatimah dan Lestari . 2019. Pijat Perineum. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Maritalia. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Rukiyah. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas . Jakar ta Timur : CV Trans
Info Media.
Walyani dan Purwoastuti. 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
50
51
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN PENYEMBUHAN LUKA
PERINEUM MENGGUNAKAN SKALA REEDA
Pengertian Skala Reeda atau REEDA tool, alat ini untuk mengkaji
redness, edema, ecchymosis (purplish patch of blood flow),
discharge and approximation (closed of skin edge) yang
berhubungan dengan trauma perineum setelah persalinan.
REEDA menilai lima komponen
proses penyembuhandan trauma perineum setiapindividu.
Tujuan Sebagai alat bantu untuk menilai penyembuhan luka
perineum dengan
system skor.
Alat dan Bahan 1. Tempat tidur dan selimut
2. Lampu sorot atau penlight
3. Bak instrument
4. Sarung tangan DTT
5. Kapas DTT
6. Air DTT
7. Paper tape
8. Tempat sampah
9. Lembar observasi skala REEDA
52
sampah
10. Rapikan ibu kembali
11. Cuci tangan, catat dan jelaskan hasil pemeriksaan.
53