TEKNIK MENYUSUI
DISUSUN OLEH:
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
bimbinganNya saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan Teknik Menyusui di
RSUD Ratu Aji Putri Botung.
Dalam penyusunan laporan praktik ini saya menyadari adanya kekurangan dan
kesulitan, namun karena adanya bantuan dari berbagai pihak semua ini dapat
terselesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak H. Mujito Hadi, MM, selaku Ketua Yayasan Wiyata Husada Samarinda
2. Bapak Assoc. Prof. Dr.Eka Ananta Sidharta, CA.,CfrA, selaku Rektor Institut Teknologi
Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda
3. Ibu Hestri Norhapifah, S.ST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda
4. Mamik Hidayati, S.ST selaku pembimbing yang telah menyediakan fasilitas praktik dan
ilmu selama tiga minggu.
5. Heni Purwanti, S.ST, M.Keb Selaku Pembimbing Akademik Yang Telah berkenan waktu
untuk memberikan bimbingan hingga penyusunan laporan ini selesai.
6. Dosen yang telah memberikan bekal ilmu.
7. Pasien RSU Ratu Aji Putri Botung yang bersedia dilakukan pengkajian.
Saya menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, maka saya mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini dan
laporan selanjutnya. Akhirnya saya berharap semoga laporan asuhan keperawatan ini
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca sekalian.
A. Latar Belakang
Menyusui adalah proses yang alami dan bayi menghisap secara alamiah, akan tetapi bisa
timbul kesulitan pada awalnya karena itu diperlukan cara menyusui yang baik dan benar yaitu
suatu cara atau metode yang diterapkan dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan
dengan baik dan benar. Dengan menyusui sendiri bayi anda telah menjalin hubungan yang
sangat penting antar ibu dan bayi (Syafrudin, 2011: 105). Menyusui adalah proses alamiah yang
merupakan suatu seni yang harus dipelajari kembali. Keberhasilan dalam menyusui
membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah mengalaminya atau dari seseorang yang
profesional (Ramaiah, 2007:57)
Ketidakmampuan cara menyusui yang baik dan benar itu terjadi bukan hanya karena ibu
masih mempunyai anak pertama atau lebih dikenal dengan ibu primipara. Tetapi ternyata ibu
multipara yang sudah mempunyai anak lebih dari satu dan sudah mempunyai pengalaman juga
masih banyak yang belum tahu tentang cara menyusui yang baik dan benar dan mereka sering
salah memposisikan bayi. Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produksi ASI, bila teknik menyusui tidak dengan baik dan benar dapat menyebabkan puting lecet
dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi akan jarang menyusu. Bila bayi jarang menyusu
karena bayi enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh
pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan
informasi tentang manfaat ASI dan tentang teknik menyusui yang baik dan benar (Roesli,
2005:93)
Pada generasi terdahulu, keterampilan dan teknik menyusui diwariskan secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi wanita lainnya. Anak perempuan tumbuh mengamati
tetangga dan kerabatnya wanita yang menyusui. Sayangnya keterampilan menyusui menjadi
salah arah, samar, dan menyimpang (Karin Cadwell, 2008:29). Ibu-ibu menyusui mungkin akan
mengalami berbagai masalah hanya karena tidak mengetahui cara menyusui yang baik dan benar
yang sebenarnya sangat sederhana. Misalnya seperti cara meletakkan payudara ketika menyusui,
isapan bayi yang mengakibatkan putting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah yang lain,
seperti terjadinya sindrom ASI kurang dan bayi menolak menyusu terutama pada minggu
pertama setelah persalinan (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011:31).
Berdasarkan fenomena dan data di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul gambaran perilaku ibu menyusui tentang teknik menyusui yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teknik menyusui ?
2. Bagaimana cara melakukan Teknik menyusui?
3. Apa dampaknya dapat menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan dan
ketidaknyamanan?
4. Apakah ketidaknyamanan dan kepuasan pelaksanaan Teknik menyusui?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Teknik menyusui.
2. Untuk mengetahui cara melakukan Teknik menyusui.
3. Untuk mengetahui dampaknya dapat menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan dan
ketidaknyamanan.
4. Untuk mengetahui ketidaknyamanan dan kepuasan pelaksanaan Teknik menyusui.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari oleh ibu dan bayi, dimana keduanya
membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan
(Mulyani, 2013). Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Rini dan Kumala, 2017). Manfaat dari teknik
menyusui yang benar yaitu putting susu tidak lecet, perlekatan menyusu pada bayi kuat, bayi
menjadi tenang dan tidak terjadi gumoh (Wahyuningsih, 2019).
Nama mahasiswa :
Nim :
Tanggal penilaian :
Nilai setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau
tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-
ragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya
Diri
PENILAIAN
NO UNIT KOMPETENSI Peserta
1 2 3 4 5
TAHAP PERSIAPAN
1. Beritahu ibu tindakkan yang akan dilakukan.
2. Mencuci tangan yang efektif dengan
menggunakan sabun dan membilasnya dengan
air yang mengalir serta mengeringkan tangan
dengan handuk pribadi.
TAHAP PELAKSANAAN
Posisi badan ibu dan badan bayi
3. Ibu duduk atau berbaring dengan posisi santai.
4. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan
satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkungan siku ibu.
5. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan
ibu dan yang satu di depan.
6. Telinga bayi akan berada dalam satu garis lurus
dengan leher dan lengan bayi
(Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap
ke ibu, Rapatkan dada bayi dengan dada ibu
atau bagian bawah payudara ibu, Tempelkan
dagu bayi pada payudara ibu)
7. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan
cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
8. Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu
dan areola
9. Pegang payudara dengan pegangan seperti
membentuk huruf C payudara dipegang dengan
ibu jari dibagian atas dan jari yang lain
menopang dibawah atau dengan pegangan
seperti gunting (puting susu dan areola dijepit
oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting)
dibelakang areola
10. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut
(menyentuh bayi dengan puting susu atau
menyentuh sisi mulut bayi).
11. Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan
lidah menjulur kebawah
12. Dekatkan kepala bayi pada payudara ibu dengan
menekan bahu belakang bayi, puting susu dan
areola dimasukan ke mulut bayi.
(Setelah bayi menyusu atau menghisap
payudara dengan baik, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi)
Adriaansz. 2006. Periode kritis dalam rentang kehamilan, persalinan dan nifas
dan penyediaan berbagai jenjang pelayanan bagi upaya penurunan
kematian ibu, bayi dan anak. (http://www.pkmi-online.com. Di peroleh
tanggal 12 November 2015).
Bobak., et al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity
Nursing) Edisi 4, Maria A Wijayarti dan Peter Anugerah (penterjemah).
Jakarta: EGC.
Bobak, 2005. Buku Ajar Keperwatan Maternitas,Jakarta: EGC.
Bobak. Lowdermik. Jensen. 2005. Keperawatan maternitas. Jakarta: EGC.
Cameron., et al. 2007. Evidence based post partum haemorrhage policy into
practice. (Online). (http://web.ebscohost.com/ehost. diperoleh tanggal
13 november 2015).
Khairani., et al. 2012. Pengaruh pijat oksitosis terhadap involusi uterus pada ibu
post partum. Skripsi Universitas Padjajaran: tidak dipublikasikan