Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN SEMINAR JURNAL

DEPARTEMEN MATERNITAS
Pengaruh Konsumsi Daun Kacang Panjang Terhadap Peningkatan Produksi
ASI Pada Ibu Menyusui

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Maternitas di Puskesmas
Kedungkandang Malang

Disusun Oleh:

Rizqinda Lailatul L 180070300111014


Riska Anisa 180070300111041
Alifia Rahma H. 180070300111066

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alamiah yang disediakan untuk bayi,
sehingga mempunyai komposisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat. ASI kaya
akan ntibodi (zat kekebalaan tubuh) untuk membantu tubuh bayi melawan infeksi dan
penyakit lainnya. ASI juga dan dapat mencegah caries karena menandung mineral
selenium serta mengandung DHA/AA yang baik untuk kecerdasan bayi. Selain itu ibu yang
menyusui ASI dapat menurunkan resiko terkena kanker payudara (Suririnah, 2009).
Karena manfaat ASI yang begitu besar maka WHO (World Health Organitation) dan
UNICEF (United Nations Children’s Fundaation) menganjurkan agar ibu memberikan ASI
Eksklusif saja tanpa makanan pendamping lainnya hingga berusia enam bulan.Pemberian
ASI paling terbaik adalah setelah bayi dilahirkan, karena ASI yang diproduksi setelah
melahirkan banyak mengandung kolostrum. Kolostrum adalah ASI pertama yang
mengandung 10-17 kali lebih banyak zat antibody dari pada ASI yang keluar setelahnya
(Suririnah, 2009).
WHO merekomendasikan ASI harus diberikan 1 jam pertama kelahiran saat Inisiasi
Menyusui Dini (IMD). Kemudian ASI harus diberikan selama 6 bulan secara ekslusif agar
pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat tercapai secara optimal. Setelah 6 bulan ASI
dilanjutkan hingga 2 tahun dan ketita bayi sudah berusia 6 bulan ASI bisa diber selingan
asupan nutrisi lainnya (WHO, 2017).
Dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016, presentase bayi baru laahir
yang mendap IMD pada tahun 2016 sebesar 51,9% yang terdiri dari 42,7% mendapat IMD
dalam <1 jam setelah lahir, dan 9,2% dalam satu jam atau lebih. Presentase bayi 0-5 bulan
yang masih mendapat ASI eksklusif sebesar 54,0% sedangkan yang telah mendapatkan
ASI eksklusif sampai usia enam bulan adalah sebesar 29%. Di daerah Jawa Timur jumlah
pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan pada tahun 2016 sebanyak 48.1%
(Kementrian Kesehatan RI, 2017)
Menyusui bayi berarti telah memberukan nutrisi pentng bagi bayi, juga dapat
melindungi bayi dari penyakit infeksi dan dapat mempererat hubungan antara ibu dan bayi.
Pada saat ibu menyusui kadang muncul keluhan dan kesulitan dalam menyusui. Kesulitan
tersebut salah satunya adalah ASI yang tidak keluar dengan lancar. Makanan yang
dikonsumsi ibu secara tidak langsung mempengaruhi kualitas maupun jumlah air susu yang
dihasilkan (Imasrani dkk, 2016). Pada beberapa penelitian terdapat makanan yang dapat
meningkatkan produksi ASI, salah satunya adalah daun kacang panjang.
Tanaman kacang panjang (vigna cylindrical (L) Skeels)merupakan salah satu
tanamaan yang mmpunyai efek poliferatif terhadap sel paayudara karena mengandung
fitoestrogen, yaitu estrogen alamiah yang terdapat dalam tanaman. Tanaman ini mampu
memacu poliferasi jika berkaitan dengan reseptor estrogen sehingga dapat meningkatkan
produksi ASI (Djama, 2018). Sebagai tenaga kesehatan perlu adanya penyampaian
informasi mengenai manfaat dari daun kacang panjang agar masyarakat mampu
meningkatkan kualitas hidupnya. Maka dari itu penulis ingin membagikan informasi kepada
masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Kedungkandang tentang Jurnal Kesehatan
yang membahas Pengaruh Konsumsi Kacang Panjang Terhadap Peningkatan Produksi
ASI pada Ibu Menyusui.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh konsumsi daun kacang panjang terhadap peningkatan produksi
ASI pada ibu menyusui?

1.3. Manfaat Penulisan


a. Pasien
Pasien dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang cara meningkatkan kadar
ASI dengan menggunakan terapi nonfarmakologi yaitu melalui asupan nutrisi seperti
daun kacang panjang.
b. Perawat
Menambah pengetahuan bagi perawat tentang terapi nonfarmakologis untuk
meningkatkan ASI pada ibu menyusui dengan menggunakan daun kacang panjang.
c. Penulis
Mahasiswa mengetahui keefektifan terapi nonfarmakologis yaitu daun kacang panjang
untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu yang menyusui.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menyusui
2.1.1. Pengertian menyusui
Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh
bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun
pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun
kedua dan tahun – tahun berikutnya (varney, 2004).

2.1.2. Keuntungan menyusui


Menyusui pada wanita mempunyai beberapa kebaikan yaitu:
1) Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal bagi bayi baru lahir .
2) Air susu ibu normalnya bebas dari ketidakmurnian.
3) Air susu ibu mengandung kalori yang lebih banyak dari susu formula.
4) Kurang terjadi infeksi pada bayi yang menyusu pada ibu karena ada imunisasi
pasif.
5) Menyusui anak mempercepat involusi rahim, dengan demikian alat reproduksi ibu
lebih cepat kembali normal.
6) Menyusui kadangkala lebih menyenangkan bagi ibu.
7) Menyusui lebih ekonomis, baik bagi ibu maupun bagi masyarakat.
8) IQ bayi prematur yang menyusu dilaporkan lebih tinggi dari pada bayi serupa yang
tidak menyusu (Kristiyanasari, 2008).

2.1.3. Cara menyusui


Usahakan memberi minum dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi.
Buatlah kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi
perlu diberi ASI setiap 2,5 – 3 jam sekali. Menjelang akhir minggu keenam, sebagian
besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi
berumur antara 10 – 12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang
malam sehingga tak perlu lagi member makanan di malam hari (Kristiyanasari, 2008).

2.1.4. Langkah – langkah menyusui yang benar


1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting dan
sekitar kelang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban putting susu.
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.
a) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi.
b) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi
terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah,dan bokong
bayi ditahan dengan telapak tangan).
c) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan.
d) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala bayi).
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menipang dibawah,
jangan menekan putting susu.
4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara :
a) Menyentuh pipi dengan putting susu atau,
b) Menyentuh sisi mulut bayi.
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi
a) Usahakan sebagian besar kalang payudra dapat masuk ke mulut bayi,
sehingga putting susu berada di bawah langit – langit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah
kalang payudara. Posisi salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap pada
putting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan
putting lecet.
b) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga
(Kristiyanasari, 2008).
6) Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,
sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain.Cara melepas isapan
bayi :
a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau
b) Dagu bayi ditekan kebawah.
7) Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan (yang
dihisap terakhir).
8) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
9) Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung
supaya bayi tidak muntah ( gumoh – jawa) setelah menyusu. Cara
menyendawakan bayi :
a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan – lahan.
b) Dengan cara menelengkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap – usap
punggung bayi sampai bayi bersendawa (Kristiyanasari, 2008)

2.1.5. Lama menyusui


Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan selama
4 – 5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan putting susu dihisap
oleh bayi. Setelah hari ke 4 – 5,boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi
ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit).
Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya,
sudah cukup untuk bayi. Dikatakaan bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5
menit pertama adalah ±112 ml, 5 menit kedua ±64 ml, dan 5 menit terakhir hanya
±16 ml (Soetjiningsih, 1997).

2.2 Air Susu Ibu (ASI)


2.2.1. Pengertian ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam – garam
organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan
utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997).

2.2.2. Komposisi ASI


ASI mengandung lebih dari 200 unsur – unsur pokok, antara lain zat putih
telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat
kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan
seimbang satu dengan yang lainya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan
biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi”
sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia (Roesli, U, 2005). Air susu ibu
menurut stadium laktasi :
a. Kolostrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi
dari pada ASI sebenarnya, khususnya kandungan immunoglobulin A (IgA), yang
membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman
memasuki bayi. IgA ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi
makanan.
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
payudara. Kolostrum mengandung jaringan debris dan material residual yang
terdapat dalam alveoli serta duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah
masa puerperium.

b. Air susu masa peralihan


1. Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut : Merupakan
ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
2. Disekresi dari hari ke – 4 sampai hari ke – 10 dari masa laktasi, tetapi ada
pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu
ke – 3 sampai minggu ke – 5.
3. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin
tinggi.
4. Volumenya juga akan makin meningkat.

c. Air susu matur


Adapun ciri dari susu matur adalah sebagai berikut :
1. Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke – 10 dan seterusnya, komposisi
relatif konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif
konstan baru dimulai pada minggu ke – 3 sampai minggu ke – 5).
2. Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi, ASI ini
merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi
sampai usia 6 bulan.
3. Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning – kuningan yang diakibatkan
warna dari garam kalsium caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat di
dalamnya.
4. Tidak menggumpal jika dipanaskan
5. Terdapat antimicrobial faktor, antara lain sebagai berikut :
a. Antibodi terhadap bakteri dan virus
b. Sel (fagosit, granulosit, makrofag, dan limfosit tipe T)
c. Enzim (lizisim, laktoperoksidase, lipase, katalase, fosfatase, amilase,
fosfodiesterase, dan alkalin fosfatase)
d. Protein (laktoferin, B12 binding protein)
e. Resistance faktor terhadap stapilofilokokus
f. Komplemen
g. Interferon producing cell
h. Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor
bifidus
i. Hormon – hormon (Saleha, 2009).

2.2.3. Manfaat ASI


1. Manfaat pemberian ASI bagi bayi
a) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi
sampai usia 6 bulan.
b) Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti –
kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan mengurangi
terjadinya mencret, sakit telinga dan infeksi saluran pernapasan.
c) Melindungi anak dari serangan alergi.
d) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga
bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai.
e) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
f) Membantu pembentukan rahang yang bagus.
g) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga
mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
h) Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat
bisa jalan.
i) Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan
spiritual, dan hubungan sosial yang baik (Roesli, U, 2005).

2. Manfaat pemberian ASI bagi ibu


a) Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung syaraf sensorik
sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke
indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi
yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI
saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
b) Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin
oleh kelenjar hipofisis.oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya
perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.
Kejadian karsinommammae pada ibu yang menyusui lebih rendah disbanding
yang tidak menyusui. Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang
menyusui anaknya secara eksklusif. Penelitian membuktikan ibu yang
memberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan
kanker ovarium 25 % lebih kecil dibanding yang tidak menyusui secara eksklusif.
c) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan
bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada
tubuh, cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber
tenaga dalam proses produksi ASI. Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan
ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai
cadangan tenaga akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak menyusut,
berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.
d) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga
untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh
semua manusia. (Ambarwati danWulandari 2009)

3. Manfaat pemberian ASI bagi keluarga


a) Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu,
penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang
sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
b) Aspek psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi
dengan keluarga.
c) Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang
harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. Ambarwati danWulandari
(2009).
4. Manfaat pemberian ASI bagi Negara
a. Menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi
b. Menghemat devisa negara
c. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
d. Peningkatan kualitas generasi penerus. (Ambarwati danWulandari 2009)

2.2.4. Hal – hal yang mempengaruhi produksi ASI


Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira – kira 550 – 1000 ml
setiap hari, jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut :
1) Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apalagi
makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan
mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja
dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI
yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin
serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang
lebih 8 – 12 gelas/hari.
2) Ketenangan jiwa dan fikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam
keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan
emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi prduksi ASI.
Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.
3) Perawatan payudara
Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypofise untuk
mengeluarkan hormon progesterone dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon
oxytocin.
4) Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormone terutama prolaktin ini merupakan
hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan
sekresi air susu.
5) Faktor istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan
fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.
6) Faktor isapan bayi
Bila ibu menyusui anak segara jarang dan berlangsung sebentar maka
hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang.

2.3 Manfaat Daun Kacang Panjang Terhadap Peningkatan Produksi ASI


Kandungan gizi dan manfaat sayur lembayung bagi kesehatan antara lain :
a Memperlancar produksi ASI pada ibu yang menyusui
b Mencegah penyakit anemia dan melancarkan peredaran darah
c Memperkuat tulang, sendi dan juga gigi
d Penambah tenaga dan mencegah lemah, letih dan kelesuan
e Meningkatkan pola pikir dan kinerja dari otak
f Meningkatkan kejernihan pandangan mata
g Meluruhkan air seni
h Mencegah kerontokan rambut dan
i Mengatasi payudara bengkak setelah melahirkan

Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L) telah banyak dikenal oleh masyarakat
sebagai sayuran konsumsi. Masyarakat khususnya di desa-desa sering menggunakan
daun kacang panjang sebagai pelancar ASI dan meningkatkan produksi ASI atau sebagai
laktagogum. Memiliki potensi dalam menstimulasi hormon oksitoksin dan prolaktin seperti
alkoloid, saponin, polifenol, steroid, flavonid dan subtansi lainnya paling efektif dalam
meningkatkan dan melancarkan produksi ASI. Reflek prolaktin secara hormonal untuk
memproduksi ASI, waktu bayi menghisap puting payudra ibu, terjadi rangsangan
neorohormonal pada puting susu dan areola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hipofise
melalui nervos vagus, kemudian lobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon
prolaktin, masuk keperadaran darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI.
Kelenjar ini akan teransang untuk menghasilkan ASI (Murtiana, 2011).
Oksitosin merupakan merupakan hormon yang berperan untuk mendorong sekresi
air susu (milk let down). Peran oksitosin pada kelenjar susu adalah mendorong kontarksi
sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveolus dari kelenjar susu, sehingga dengan
berkontraksinya sel-sel mioepitel isi dari alveolus akan terdorong keluar menuju saluran
susu, sehingga alveolus menjadi kosong dan memacu untuk sintesis air susu berikutnya.
Daun kacang panjang mengandung saponin dan polifenol yang dapat meningkatkan
kadar prolaktin. Berbagai substansi dalam laktagogum memiliki potensi dalam menstimulasi
hormon oksitosin dan prolaktin seperti Alkaloid,polifenol,steroid, flavonoid dan substansi
lainnya memerlukan kajian mendalam untuk menilai substansi apa yang paling efektif
dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Judul
Judul jurnal yang dipakai sebagai acuan pada penulisan makalah ini adalah
“Pengaruh Konsumsi Daun Kacang Panjang Terhadap Peningkatan Produksi ASI Pada
Ibu Menyusui”

3.2. Pengarang
Penulis jurnal adalah Nuzliati T. Djama dari Jurusan Kebidanan Poltekes
Kemenkes Ternate.

3.3. Tahun/Penerbit
Jurnal diterbitkan pada tahun 2018 di Jurnal Riset Kesehatan.

3.4. Metode/Desain Penelitian


Penelitian yang dilakukan dalam jurnal ini merupakan jenis penelitian Quasi
experimen dengan rancangan dengan menggunakan sebelum dan sesudah intervensi
dengan menggunakan satu kelompok. Populasinya adalah seluruh ibu dengan
postpartum < 40 hari yang sedang menyusui di wilayah Puskesmas Jambula Kota
Ternate Selatan yang berjumlah 90 orang. Sedangkan untuk sampel diambil dengan
menggunakan teknik sampling 33% dari jumlah populasi dan kriteria sample yanng
diambil adalah ibu yang sedang menyusui pada hari ke sepuluh masa nifas. Diperoleh
jumlah sampel sebanyak 30 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan data skunder dan data primer. Data
skunder diperoleh dari register mengenai identitas ibu postpartum di Puskesmas
Jambula dari bulan Juli-November 2017. Sedangkan data primer diperoleh dari catatan
observasi kasus selama penelitian. Observasi penelitian dilakukan saat:
a. Sebelum dilakukan intervensi
Melihat frekuensi bayi menyusu per hari dan dilihat berat badan anak.
b. Intervensi
Ibu menyusui diberikan konsumsi daun kacang panjang yang telah dibuat sayur
bening sebanyak 200 gram/hari selama 7 hari.
c. Sesudah intervensi
Observasi produksi ASI dengan cara melihat BB anak. Pertambahan BB anak
dilihat dengan menghitung BB bayi hari ke 10 dikurangi BB ke 0. Dan BB hari ke 17
dikurangi BB hari ke 10.
Jadi pada penelitian ini menilai produksi ASI bukan dilihat dari volume ASI nya
melainkan dari BB bayi dengan cara menganalisis variabel independen dan variabel
dependen dengan menggunakan uji T dengan tingkat kepercayaan 95%.

3.5. Partisipan
Sebanyak 30 orangdari perhitungan teknik sampling 33% dari jumlah total
populasi ibu postpartum <40 hari yang sedang menyusui di Wilayah Puskesmas
Jambula Ternate Selatan.

3.6. ProsedurPenelitian
 Penelitian ini dilakukan pada ibu yang sedang menyusui dan sedang dalam masa
nifas hari ke 10.
 Terdapat30 respondenyang dilakukan pre dan post test dengan one group design
 Pre test dilakukan dengan cara mengambil 30 sampel yag terpilih dan di observasi
berat badannya sebelum intervensi, lalu ditanyakan berat badan bayi pada hari ke 0
dan dilakukan penimbangan bayi pada hari ke 10.
 Respondenyang terpilih mendapatkan terapi pemberian daun kacang panjang
sebanyak 200 gram/hari selama 7 hari.
 Daun kacang panjang sebanyak 200 gram diolah menjadi sayur bening dan
dikonsumsi setiap harinya selama 7 hari
 Post test dilakukan pada hari ke-17 dengan cara menimbang BB bayi.
 Setelah data terkumpul dilakukan analisa data dengan menggunakan uji T dengan
tingkat kepercayaan 95%
 Penyampaian Hasil
3.7. HasilPenelitian
a. Berat Badan BayiSebelum Perlakuan

Tabel 3.1 BB sebelum perlakuan

Berdasarkan tabel 1 diketahui Distribusi subjek penelitian adalah 30 orang.


Sehingga dapat dijelaskan berat badan bayi sebelum dilakukan perlakuan yang lebih
banyak adalah berat badan 3000 grm dan 3100 grm dengan presentasi sebesar
10%. Sedangkan presentasi distribusi sebesar3.3% adalah yang paling kecil.
b. Berat Bayi Setelah Perlakuan

Tabel 3.2 BB setelah perlakuan

Pada tabel 3.2, berat badan bayi setelah dilakukan perlakuan sesuai dengan
saran peneliti pada ibu yang mengkonsumsi kacang panjang yang lebih banyak
adalah berat badan 3500 grm dengan presentasi sebesar 10% sedangkan presentasi
dengan distribusi berat bayi sebesar 3.3% adalah yang paling kecil.

c Hasil Uji T

Tabel 3.3 Hasil Uji T

Pada tabel 3.3 dapat dijelaskan bahwa Berat badan bayi sebelum
mengkonsumsi sayur daun kacang panjang rata rata peningkatan BB bayi adalah 3309
grm dengan standar deviasi ±406.5, setelah mengkonsumsi sayur daun kacang panjang
rata-rata peningkatan BB bayi adalah 3691.8 grm dengan standar deviasi ±386.586.
nilaip = 0.000< darinilai α (0.05) maka hipotesis nol ditolak artinya ada perbedaan antara
Berat badan sebelum adanya perlakuan dengan berat badan setelah adanya perlakuan.
Hal tersebut juga dapat dilihat dari nilai yang ditunjukan pada nilai t yaitu, t hitung
(22.610) > t tabel (2.045)artinyahipoteisis nol ditolak.

3.8. Diskusi
Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi daun kacang panjang dapat
mempengaruhi peningkatan produksi ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja
Puskesmas Jambula. BB bayi terbanyak adalah 3000 grm dan 3100 grm dengan
presentasi sebesar 10% dan setelah dilakukan perlakuan, BB bayi menjadi 3500 grm
dengan presentasi sebesar 10%. Berat badan bayi sebelum mengkonsumsi sayur daun
kacang panjang rata rata peningkatan BB bayi adalah 3309 grm dengan standar deviasi
±406.5, setelah mengkonsumsi sayur daun kacang panjang rata-rata peningkatan BB
bayi adalah 3691.8 grm dengan standar deviasi ±386.586. nilaip = 0.000< darinilai α
(0.05) maka hipotesis nol ditolak, artinya ada perbedaan antara Berat badan sebelum
adanya perlakuan dengan berat badan setelah adanya perlakuan. Hal tersebut juga
dapat dilihat dari nilai yang ditunjukan pada nilai t yaitu, t hitung (22.610) > t tabel
(2.045) artinya hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
pemberian sayur daun kacang panjang dapat mempengaruhi peningkatan produksi ASI
ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Jambula.
Tanaman kacang panjang (Vigna cylindrica (L) Skeels) adalah salah satu
tanaman yang dipercaya masyarakat mampu meningkatkan produksi ASI karena
mengandung fitoestrogen, yaitu estrogen alamiah yang terdapat dalam tanaman.
Senyawa ini dapat memacu proliferasi jika berikatan dengan reseptor estrogen. Daun
Kacang Panjang mengandung energi sebesar 34 kilokalori, protein 4,1 gram,
karbohidrat 5,8 gram, lemak 0,4 gram, kalsium 134 miligram, fosfor 145 miligram, dan
zat besi 6 miligram. Selain itu di dalam Daun Kacang Panjang juga terkandung vitamin
A sebanyak 5240 IU, vitamin B1 0,28 miligram dan vitamin C 29 miligram.
Daun kacang panjang mengandung saponin dan polifenol yang dapat
meningkatkan kadar prolaktin. Berbagai substansi dalam laktagogum memiliki potensi
dalam menstimulasi hormon oksitosin dan prolaktin seperti Alkaloid, polifenol, steroid,
flavonoid dan substansi lainnya palingefektif dalam meningkatkan dan memperlancar
produksi ASI. Refleks prolaktin secara hormonal untuk memproduksi ASI, waktu bayi
mengisap puting payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada puting susu dan
areola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hipofisis melalui nervos vagus, kemudian ke
lobus anterior. Dari lobus ini akan keluar hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah
dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk
menghasilkan ASI (Murtiana, 2011).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian Agil (1987) dalam Murtiana
(2011), menyatakan bahwa tanaman yang berkasiat pada peningkatan sekresi air susu
(laktogogum) mempunyai kemungkinan: (1) mengandung bahan aktif yang bekerja
seperti Prolactin Releasing Hormon (PRH), (2) mengandung bahan senyawa steroid, (3)
mengandung bahan aktif yang berkhasiat seperti prolaktin dan (4) mengandung bahan
aktif yang berkhasiat seperti oksitosin. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Andriana, dkk bahwa setelah dilakukan perlakuan pada tikus putih yang menyusui
didapat hasil berat badan anak tikus terbesar yang disusui oleh induk dengan perlakuan
ekstark daun kacang panjang dengan konsentrasi 20% sementara berat badan anak
tikus teringan adalah anak tikus yang disusui dengan perlakuan maloco. Berdasarkan
hasil penelitian semakin banyak volume ASI yang dihasilkan semakin besar berat badan
anak tikus dansebaliknya(korelasi=0,99).

3.10. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Kelebihan dari jurnal penelitian ini sangat mudah diaplikasikan di berbagai
daerah di Indonesia dikarenakan tumbuhan kacang panjang sangat mudah ditemui di
Indonesia. Kekurangan dari jurnal, untuk tabel berat badan bayi sebeum dan
sesudah perlakuan seharusnya dijelaskan satu-satu per responden serta dijelaskan
hasil akhirnya, supaya lebih tahu apakah terjadi peningkatan berat badan sebelum
dan sesudahnya per sampel penelitian.
3.11. Jurnal Pelengkap
No Penulis Tahun Judul Negara Isi / Hasil
1 Shinta Eri 2016 Ekstrak Etanol Indonesia Ekstrak etaol kacang panjang
Andriana, Daun Kacang dibuat dengan maserdasi
Rama Panjang (Vign etanol 70 % menggunakan
Yuda, sinensis L.) Rotary Vacum Evaporator
Dhama Sebagai dan diencerkan dengan
Susanthi Laktogogum konsentrasi 10%, 20%, dan
pada Tikus 30%
Putih (Rattus
norvegicus L.) Induk tikus yang menyusui
yang Menyusui dibagi dalam 5 kelompok
perlakuan (akuades, malako,
ekstrak 10%, 20% dan 30%)
dengan 5 ulangan.perlakuan
ekstrak etanol dan akuades
dilakukan sehari sekali
secara oral setelah laktasi.
Sedangkan untuk kelompok
pembanding (maloko)
dilakukan secara subkutan
sekali sehari.

Ekstrak daun kacang panjang


konsentrasi 20% paling
optimum meningkatkan
produksi ASI pada induk
tikus. Semakin banyak
volume ASI yang dihasilkan
semakin besar berat badan
anak tikus
2 Asri 2018 Provision of Indonesia Penelitia ini menggunakan
Daniyati, Cwpea Leaves penelitian quasi
Runjati, (Vigna sinesis l) eksperimental dengan desain
Diyah Extract to random cluster pre test dan
Fatmasari Increase The post test grub kontrol.
Levels of
Prolactin Kelompok perlakuan
Hormone diberikan 200 mg ekstrak dau
Among kacang hijau dan kelompok
Postpartum kontrol diberikan suplemen
Women vitamin yang biasa dipakai
untuk postpartum

Hasilnya adalah level


prolaktin setelah diberikan
intervensi menunjukkan
p=0,006, ini berarti terdapat
perbedaan pada level
prolactin setelah dilakukan
intervensi antara grup
perlakuan dan grub kontrol

3.12. Penerapan di Indonesia


Implementasi dalam jurnal menggunakan bahan dasar daun kacang panjang
yang merupakan salah satu tumbuhan kacang-kacangan yang mudah ditemukan di
Indonesia, sehingga dapat mudah diterapkan pada ibu yang sedang menyusui yang
ingin ASI nya banyak dan lancar serta ingin Berat Badan Bayinya bertambah.
DAFTAR ISI

Suririnah. 2009. Panduan Bagi Ibu Baru. Jakarta: PT Granedia Pustaka Utara
Kementrian Kesehatan RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016 (online),
(www.depkes.go.id/resources/.../profil...indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-
2016.pdf)
WHO. 2017. 10 Fact on Breastfeeding (Online)
(https://www.who.int/features/factfiles/breastfeeding/en/)
Ismasrani, Irna Yustina dkk. 2016. Kaitan Pola Makan Seimbang Dengan Produksi ASI Ibu
Menyusui (Online). (https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/download/429/427)

Anda mungkin juga menyukai