dilumatkan. Berikan untuk pertama kali satu jenis MP-ASI dan berikan sedikit demi sedikit
mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari
secara tetap, kemudian baru diberikan jenis MP-ASI yang lain.
c. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI dimanfaatkan
seoptimal mungkin.
d. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit menerima, ulangi
pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit dengan sabar, sampai bayi
terbiasa dengan rasa makanan tersebut. 2.1.3. Makanan Bayi Umur 9-12 Bulan
Nutrisi
Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Tanaman pisang
menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari, cocok tumbuh di dataran rendah
sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang
merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari
perkembangan dan pertumbuhan pelepah-pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang. Batang
pisang yang sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah.
Berdasarkan manfaatnya bagi kepentingan manusia, pohon pisang dibedakan atas tiga
macam, yaitu:
1. Pisang serat
Pisang serat adalah tanaman pisang yang tidak untuk diambil buahnya, tetapi diambil
seratnya. Serat pisang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pakaian.
2. Pisang hias
Seperti halnya pisang serat, pisang hias juga tidak dimanfaatkan untuk diambil buahnya.
Jenis pisang ini memiliki morfologi daun yang indah sehingga cocok dijadikan tanaman
penghias halaman rumah atau pinggir jalan.
3. Pisang buah
Pisang jenis ini sudah tidak asing lagi karena paling banyak dijumpai. Pisang buah
ditanam dengan tujuan untuk dimanfaatkan buahnya. Pisang buah dapat dibedakan
menjadi 4 golongan.
a. Golongan pertama adalah pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak,
misalnya pisang susu, pisang barangan, pisang mas, dan pisang raja.
b. Golongan kedua adalah pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu,
misalnya pisang tanduk, pisang uli, pisang kapas, dan pisang bangkahulu.
c. Golongan ketiga adalah pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak maupun
diolah terlebih dahulu, misalnya pisang kepok, pisang raja, dan pisang awak.
d. Golongan keempat adalah pisang yang dapat dikonsumsi sewaktu masih mentah,
misalnya pisang klutuk atau pisang batu yang sering dijadikan bahan untuk membuat
rujak (Supriyadi dan Suyanti, 2008).
Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang
cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya akan vitamin dan mineral
seperti kalium, magnesium, besi, fosfor, dan kalsium. Oleh karena itu, buah pisang kerap
digunakan sebagai makanan pemula yang diberikan pada bayi.
Hasil penelitian Widodo (2003), mengungkapkan bahwa di Indonesia jenis MP-ASI yang
umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang 57,3%. Hal yang sama juga
diperoleh dari penelitian Saragih (2008) yang dilakukan di Kabupaten Nias Selatan sebanyak
87,0% jenis MP-ASI yang diberikan kepada bayi adalah dalam bentuk bubur dan buah. Bubur
yang diberikan berupa nasi tim dan ditambah dengan lauk-pauk, dan buah yang sering diberikan
adalah pisang.
2.4.1. Pisang Awak (Musa paradisiaca var. Awak)
Pisang awak tergolong pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak maupun
diolah terlebih dahulu. Pisang jenis ini memiliki panjang sekitar 15 cm dengan diameter 3,7 cm.
Dalam satu tandan, jumlah sisir ada 18 yang masing-masing terdiri 11 buah. Bentuk buah lurus
dengan pangkal bulat. Warna daging buah putih
kekuningan dengan kulit yang tebalnya 0,3 cm. Lamanya buah masak dari saat berbunga
adalah 5 bulan (Supriyadi dan Suyanti, 2008).
Gambar 2.1. Pisang Awak
Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu provinsi yang banyak menghasilkan
pisang. Menurut data BPS tahun 2009, jumlah produksi pisang mencapai 611.328 kuintal. Di
Aceh, pisang awak yang sudah masak dimanfaatkan oleh ibu-ibu sebagai makanan pendamping
ASI untuk bayi. Biasanya sejak bayi baru berumur tujuh hari sudah diberi makan pisang awak.
Beberapa alasan mengapa bayi diberikan pisang awak karena mereka beranggapan bahwa
pemberian ASI belum cukup mengenyangkan bagi si bayi, terkadang bayi sering menangis dan
dianggap lapar serta ibu menginginkan bayinya cepat gemuk. Memberikan pisang awak ini sudah
menjadi tradisi turun temurun. Selain dimanfaatkan sebagai MP-ASI, pisang ini juga sering
diolah menjadi makanan cemilan seperti pisang sale dan keripik. Harga pisang ini relatif murah.
Setiap 1 sisir pisang dijual dengan harga Rp. 3.000,00.
Berdasarkan hasil penelitian Sari (2010) yang dilakukan di Kabupaten Bireuen
menunjukkan bahwa 24 anak diberikan makanan tambahan pada usia di
bawah 1 bulan dan 83,3% anak diberikan pisang yang dihaluskan. Jenis pisang yang
sering diberikan adalah pisang awak dan pisang ayam.
Pisang awak yang masih hijau kulitnya tetapi cukup tua dagingnya mengandung 21-25%
zat tepung. Bila mengalami pemeraman atau masak sendiri di pohon, zat tepung itu sebagian
besar berubah menjadi beberapa jenis gula yaitu dextrose, levulose dan sucrose. Komposisi nilai
gizi pisang awak dan beberapa jenis pisang lainnya (setiap 100 gram daging buah) dapat dilihat
pada tabel 2.2. berikut:
Tabel 2.2. Komposisi Nilai Zat Gizi Pisang Awak Jenis Pisang
dan Beberapa Jenis Pisang (setiap 100 gram
daging buah) Zat Gizi
Awak Ambon Mas Raja Raja Sereh
Protein (g) 1,2 1,2 1,4 1,2 1,2
Lemak (g) 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Karbohidrat (g) 22,2 25,8 33,6 31,8 31,1
Kadar air (g) 75,6 72 64,2 65,8 67
Kalsium (mg) 8 8 10 10 7
Besi (mg) 0,8 0,5 0,8 0,8 0,3
Vitamin A (IU) 126 146 79 950 112
Energi (kal) 95 99 127 120 118
eksklusif). Sebagai gantinya, berikan air putih jika ia memang haus atau
tenangkan bayi agar tidur kembali. Selain itu, memberikan makanan
terlalu banyak pada bayi terutama susu akan membuat kantong kemih
kencang pada malam harinya dan kedaan ini akan membuat bayi lebih
sering terbangun.
Dental Care
Gigi yang pertama tumbuh di sebut gigi susu dan ada beberapa diantaranya
yang belum tanggal walaupun mereka sudah beranjak remaja. Itu sebabnya
kebersihan mulut sangat penting untuk dipelihara sejak usia dini. Dengan
melakukan perawatan sejak dini, berarti Anda telah memberikan
perlindungan terbaik untuk mendapatkan gigi yang sehat pada anak kelak.
Pertumbuhan Gigi Pertama
Gigi pertama bayi akan tumbuh pada saat ia berusia 6-10 bulan. Kebanyakan
bayi tidak mengalami masalah saat gigi pertama mereka tumbuh. Kendati
demikian ada juga bayi yang mengalami gejala-gejala seperti :
1. Demam ringan
2. Gusi membengkak
3. Produksi air liur yang berelebihan
4. Sulit buang air besar
5. Terkadang kulit pipi di bagian mana gigi akan tumbuh tampak merah
dan meradang
Untuk mengatasinya Anda dapat memberikan ;
1. Obat penurun panas yang sesuai dengan anjuran dokter
2. Biarkan dia menggigit-gigit mainan yang yang dapat merangasang
pertumbuhan giginya. Jika tidak ada mainan, sebagai penggantinya
Anda memberikan makanan, seperti biskuit misalnya.
3. Ada beberapa bayi yang senang jika gusinya diusap-usap
4. Bawalah bayi Anda ke dokter jika ia mmengalami demam tinggi,
muntah, atau timbul bercak-bercak kemerahan pada kulitnya.
Usia satu tahun, atau 6 bulan setelah gigi pertamanya tumbuh, merupakan
saat yang tepat untuk memeriksakan si kecil ke dokter gigi. Pada saat itu gigi
geliginya seharusnya sudah tumbuh lengkap atau setidaknya hampir
semuanya telah tumbuh.
Istirahat dan Tidur
Tidur Bayi
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode
yang lebih lama dari keterjagaan (Perry et all, 2006). Pada dasarnya, tidur
dibagi menjadi dua tahapan yaitu non REM (non Rapid Eye Movement) atau
biasa disebut tidur tenang dan REM (Rapid Eye Movement ) atau biasa
disebut tidur aktif.
Pola tidur bayi pada usia enam bulan mulai tampak mirip dengan orang
dewasa. Setelah mengatur periode yang umumnya memakan waktu 10
sampai 20 menit, tidur bayi berubah tahapnya yaitu dari tahap 1 non-REM
menuju tahap 3 atau 4. Bayi mungkin kembali ke tahap 1 dan berputar
kembali. Setelah satu atau dua putaran tidur NREM, REM mulai timbul
setelah 60 sampai 90 menit. Siklus tidur yang lebih sering muncul pada bayi
adalah tahap REM dan menghasilkan tidur yang lebih pendek, sekitar 30%
dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM.
Tidur REM berpengaruh pada kecerdasan anak, ketika tidur aktif
(REM) aliran darah ke otak meningkat, pertumbuhan sel-sel otak lebih cepat,
merangsang fungsi-fungsi otak, restorasi emosi dan kognitif serta konsolidasi
pengalaman yang dialaminya hari itu. Semakin bertambahnya usia, tidur aktif
juga akan semakin berkurang.
Jumlah lama tidur tiap kelompok usia juga berbeda-beda tergantung
faktor fisik, psikis dan lingkungan. Pada usia 6-9 bulan memerlukan waktu
tidur sekitar 14 jam perhari dan mereka sudah bisa tidur selama tujuh jam
sekali waktu. Bayi mungkin melakukan satu atau dua kali tidur siang per hari,
yaitu sekali di pagi hari dan sekali di sore hari. Pada usia 9-12 bulan, bayi
tidur dalam tempo sekitar 12 jam di malam hari dan tidur siang dua kali
sehari dalam tempo satu jam atau dua jam sekali waktu.
Bayi mulai memasuki tahap perkembangan utamapada usia enam bulan,
termasuk duduk, berguling, dan mungkin merangkak, berdiri, bahkan belajar
terjaga. Jangan gunakan pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk yang
bisa membuatnya sesak. Nyamuk memang sering membuat bayi tidak
nyenyak tidur. Pakailah kelambu yang bisa melindungi bayi dari serangan
nyamuk. Keadaan lampu yang sangat terang akan membuat bayi sulit
membedakan siang dan malam. Keadaan yang gelap akan merangsang
otak untuk memproduksi melatonin, hormon yang dikeluarkan oleh
kelenjar pinela untuk memberitahu otak bahwa diluar hari sudah gelap
A. Bermain
A. KONSEP BERMAIN
1. Pengertian
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berprilaku dewasa. (Aziz alimul,
2005)
intelektual, emosional, dan social, dan bermain merupakan media yang baik untuk
2. Fungsi Bermain
meraih pensil.
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar
dalam kelompok.
d. Meningkatkan kreativitas
Saat bermain, anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada
Dengan bermain anak akan lebih senang, nyaman dan terhibur sehingga stress
dan ketegangan dapat dihindarkan dan bermain memberi kesempatan pada anak
untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya : marah, takut, benci.
Anak belajar benar atau salah ketika berinteraksi dengan temannya dan ada juga
beberapa permainan yang memiliki aturan yang harus dilakukan/ tidak boleh
dilanggar
h. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
3. Klasifikasi Bermain
Ada beberapa jenis permainan, baik ditinjau dari isi permainan maupun karakter
sosial
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara
anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan
dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya dan/atau orang lain.
Permainan yang biasa dilakukan adalah Cilukba, berbicara sambil
Bayi akan mencoba berespons terhadap tingkah laku orang tuanya dan/atau orang
b. Permainan bersenang-senang
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak
dengan pasir . Bisa juga dengan menggunakan air anak akan melakukan macam-
lain. Cirri khas permainan ini adalah anak akan semakin asyik bersentuhan dengan
alat permainan ini dan dengan permainan yang dilakukannya sehingga susah
dihentikan
c. Permainan Keterampilan
khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-
benda kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat yang lain, dan anak
Games atau permainan adalah jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang
menggunakan perhitungan dan/atau skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak
sendiri dan/ atau dengan temannya. Banyak sekali jenis permainan ini mulai dari
e. Perilaku unoccupied
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-
jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja, atau apa saja yang ada di
sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan
situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang di gunakannya sebagai alat
permainan. Anak tampak senang, gembira, dan asyik dengan situasi serta
lingkungannya tersebut .
Sesuai dengan sebutannya, pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang
lain melalui permainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian meniru orang dewasa,
misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya, dan sebagainya yang ingin ia tiru.
Apabila anak bermain dengan temannya, akan terjadi percakapan di antara mereka
tentang peran orang yang mereka tiru. Permainan ini penting untuk proses identifikasi
a. Permainan pengamat
Pada jenis permainan ini, anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain,
tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. Jadi, anak tersebut
bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap permainan yang sedang
dilakukan temannya.
b. Permainan tunggal
Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak
bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat permainan tersebut
berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya, tidak ada kerja sama,
c. Permainan paralel
Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara
satu anak dengan anak lainnya tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara
anak satu dengan anak lain tidak ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya permainan
d. Permainan Asosiatif
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi
tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin permainan, dan tujuan
permainan tidak jelas. Contoh permainan jenis ini adalah bermain boneka, bermain
e. Permainan kooperatif
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga
tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin permainan mengatur dan
diharapkan dalam permainan tersebut. Misalnya, pada permainan sepak bola, ada
anak yang memimpin permainan, aturan main harus dijalankan oleh anak dan mereka
Ada 5 faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain pada anak yaitu tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak, status kesehatan anak, jenis kelamin anak,
lingkungan yang mendukung, serta alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai
bagi anak.
Aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak, yaitu sesuai dengan tahapan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Tentunya permainan anak usia bayi tidak lagi
efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Permainan adalah
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian, orang tua dan
perawat harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap
berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Yang terpenting pada saat
kondisi anak sedang menurun atau anak terkena sakit bahkan dirawat di rumah sakit
orang tua dan perawat harus jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak
sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang di rawat di rumah sakit.
Ada beberapa pandangan tentang konsep gender dalam kaitannya dengan permainan
anak. Dalam melaksanakan aktivitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-
laki atau perempuan. Untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas, dan
kemampuan sosial anak. Akan tetapi ada pendapat lain yang meyakini bahwa
permainan adalah salah satu untuk membantu anak mengenal identitas diri sehingga
sebagian alat permainan anak perempuan tidak dianjurkan untuk digunakan oleh anak
laki-laki.
Lingkungan rumah yang cukup luas untuk bermain memungkinkan anak mempunyai
cukup ruang gerak untuk bermain, berjalan, mondar-mandir, berlari, melompat, dan
Alat permainan harus sesuai dengan usia anak, dan permainan harus dapat
1. Tahap eksplorasi
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan.
4. Tahap melamun
Bermain memerlukan energi yang cukup, sehingga anak memerlukan nutrisi yang
memadai. Asupan (intake) yang kurang, dapat menurunkan gairah anak. Pada anak
yang sakit, keinginan untuk bermain umumnya menurun karena energi digunakan
untuk mengatasi penyakitnya. Aktivitas bermain anak sakit yang biasa dilakukan
adalah bermain pasif, misalnya : menonton tv, mendengarkan musik dan menggambar
c. Alat permainan
Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini, sehingga alat
permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar. Yang perlu diperhatikan
adalah alat permainan tersebut harus aman dan mempunyai unsure edukatif bagi anak.
Aktivitas bermain dapat dilakukan dimana saja, diruang tamu, dihalaman bahkan
diruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk bermain bila
memungkinkan, dimana ruangan tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk
menyimpan mainannya.
diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terakhir adalah yang terbaik karena anak
permainan tersebut. Orang tua yang tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat
f. Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan bisa teman sebaya, saudara, atau orangtuanya. Ada
saat-saat tertentu dimana anak bermain sendiri agar dapat menemukan kebutuhannya
sendiri. Bermain yang dilakukan bersama dengan orang tuanya akan mengakrabkan
hubungan dan sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengetahui
g. Reward
Berikan semangat dan pujian atau hadiah pada anak bila berhasil melakukan sebuah
permainan.
Meskipun banyak alat permainan, tetapi tidak banyak manfaatnya kalau anak
Kalau tidak mempunyai teman bermain, maka aktivitas bermain yang dapat
8. Keuntungan bermain
organ-organ.
sekitar anak.
h. Cara untuk mengatasi kemarahan, kekhawatiran, iri hati,dan kedukaan.
j. Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah ataupun yang menang dalam
bermain.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
1. Pengertian
sosialnya.
b. Melatih konsentrasi
- Pilih mainan yang sesuai dengan keterampilan, kemampuan dan minat anak
- Pilih mainan yang aman untuk anak tertentu, lihat label yang menunjukkan
- Untuk anak yang masih memasukkan objek-objek ke dalam mulut, hindari mainan
dengan bagian-bagian yang kecil yang dapat menimbulkan bahaya tersedak dan
aspirasi
- Untuk bayi, hindari mainan dengan kawat atau kabel yang panjangnya 17cm atau
- Hindari mainan dengan objek tembakan atau lemparan yang dapat mencederai
mata
b. Pengawasan
- Singkirkan dan buang penutup plastik dengan segera, karena pembungkus ini
- Ajarkan anak tentang bagaimana cara menggunakan mainan dengan tepat dan
aman
1. Usia 0 12 bulan
Tujuannya adalah :
menggenggam.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang, boneka tangan/jari.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
f. Kerincingan
Tujuannya adalah :
d. Melatih imajinasi.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari dalam bentuk kegiatan yang menarik
membedakan warna).
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (misal: cangkir yang tidak
mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar,
berwarna.
d. Alat-alat untuk menggambar
e. Puzzle sederhana
i. Bola.
Tujuannya adalah :
(sandiwara).
f. Menumbuhkan sportivitas.
h. Mengembangkan kreativitas.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
c. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
e. Alat menghitung
h. Boneka tangan.
i. Mobil-mobilan.
j. Kapal terbang.
Tujuannya adalah:
e. Menumbuhkan sportivitas
g. Mengembangkan kreativitas
c. Puzzle
d. Teka-teki/ tebak-tebakan
g. Game
5. Usia Remaja
Dalam kondisi sakit atau anak yang dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
perlu dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Saat ini, para tenaga
dan penyakit
e. Memperbaiki konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan serta
prosedur medis
g. Membantu anak untuk merasa lebih aman dalam lingkungan yang asing
pada anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dapat
dilakukan di tempat tidur, dan anak tidak boleh diajak bermain dengan
anak
c. Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa senang pada
anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran
Pada saat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak mengalami berbagai perasaan
untuk mengekspresikannya.
sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. Pada saat melakukan permainan, anak
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit. Stres yang dialami anak saat dirawat di rumah sakit tidak dapat
dihindarkan, sebagaimana juga yang dialami orang tuanya. Untuk itu yang
terpenting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat
Permainan adalah media yang efektif untuk beradaptasi karena telah terbukti
Uraikan kegiatan bermain yang akan dilakukan. Ingat bahwa perawat hanya sebagai
fasilitator dan kegiatan bermain harus dilakukan secara aktif oleh anak dan orang
tuanya. Kegiatan bermain yang dijalankan mengacu pada tujuan yang telah
dengan jelas aktivitas setiap anggota kelompok dalam permainan dan kegiatan orang
Alat permainan yang digunakan tidak harus yang baru dan bagus. Gunakan alat
permainan yang dimiliki anak atau yang tersedia di ruang perawatan. Yang penting
dan orang tua, serta dapat menjadi media untuk eksplorasi perasaan anak.
7. Tempat Bermain
Tempat bermain untuk anak di Rumah Sakit bisa di dalam kamar pasien, ruangan
khusus atau di halaman, tergantung dari situasi dan kondisi anak. Namun sebaiknya
dilakukan diruang bermain untuk memberikan kesan santai pada anak dan anak akan
Untuk bayi usia 0-1 tahun bermain bisa dilakukan diatas tempat tidur pasien.
Sementara itu, anak usia diatas 1 tahun, tempat bermain bisa dilakukan di ruang
bermain di dalam ruangan atau di halaman. Perlu pengawasan petugas dan
keterlibatan keluarga saat aktivitas bermain sehingga anak akan merasa aman dan
gembira.
Selama kegiatan bermain respons anak dan orang tua harus diobservasi dan menjadi
catatan penting bagi perawat, bahkan apabila tampak adanya kelelahan pada anak
1. Injeksi
a. Biarkan anak memegang spuit, vial, swab alcohol, dan berikan injeksi pada
wajah tersenyum dalam gambar setelah injeksi, hindari menggambar pada sisi
yang disuntik.
2. Ambulasi
3. Biarkan anak memegang stetoskop, masker dan sarung tangan karena akan
Jakarta
Perry, A,G & Potter, P.A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC, Jakarta
Soetjiningsih.2005. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Idai, Jakarta
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik volume 1. EGC, Jakarta
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik volume 2. EGC, Jakarta