Alqurina Norizka
Fajar Ayu Ningrum
Lestari Rumiyani
Satrio Wiguno
Tri Agustin Chaemar
OUTLINE
1. Proses adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir
2. Mekanisme terjadinya hipotermi pada bayi baru lahir
3. Pengkajian keperawatan pada bayi baru lahir
4. Diagnosis dan penjelasan intervensi pada bayi baru lahir
sesuai kasus
TUJUAN
Mahasiswa mengetahui konsep dasar adaptasi fisiologis pada
bayi baru lahir sehingga apabila dihadapkan pada kasus
serupa, mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan
yang tepat pada bayi baru lahir.
Adaptasi Sistem Kardiovaskular
Duktus venus menutup:
Darah mengalir ke hati
menyambungkan vena
dan sistem porta (3
umbilikus dan vena cava
hari)
inferior
Duktus arteriosus:
Sirkulasi pulmonal
menyambungkan arteri
(15 jam setelah lahir)
pulmonal dan desending aorta
(Chapman & Durham, 2010).
Adaptasi Sistem Pernafasan
peningkatan aliran darah melalui
tekanan alveolar pembuluh darah paru
oksigen (PaO2) meningkat
bayi baru lahir penurunan
bernafas tahanan vaskular
pulmonal
penurunan terjadi peningkatan
tekanan artery pertukaran O2 dan
pulmonal CO2 dalam
paru paru
Distribusi panas
keseluruh tubuh
Klasifikasi hipotermi :
Aktivitas berkurang, letargi
Tangisan lemah
Terdapat cutis marmorata
Berat
teratur.
Detak jantung melemah
Fisiologi pengaturan suhu tubuh pada bayi
menurut Bobak (2005)
1. Insulasi suhu pada bayi baru lahir kurang, perubahan temperatur lingkungan akan
mengubah temperatur darah, sehingga mempengaruhi pengaturan suhu di
hipotalamus.
2. Rasio permukaan tubuh bayi lebih besar dari berat tubuhnya, posisi fleksi bayi bari
lahir berfungsi sebagai system pengamanan untuk mencegah pelepasan panas
karena mengurangi pajanan permukaan tubuh dengan lingkungan.
3. Control vasomotor bayi baru lahir belum berkembang dengan baik.
4. Bayi baru lahir memproduksi panas terutama melalui upaya thermogenesis tanpa
menggigil.
5. Kelenjar keringat bayi hamper tidak berfungsi sampai minggu ke empat setelah
lahir.
Kasus
Seorang bayi baru lahir 3 jam yang lalu. Jenis kelamin laki-
laki, berat badan 3000 gram dan panjang badan 49 cm, nilai APGAR
8/10. Bayi terlihat warna kulitnya pink di bagian badan dan biru di
ekstrimitas, sesekali bayi terlihat menggigil. Pada tubuh bayi
tampak rambut- rambut halus di sekitar pundak dan lengan atas,
juga lemak- lemak berwarna putih kekuningan di lipatan lengan dan
paha. Ibu bayi mengaku masih takut memandikan bayi karena tali
pusat bayi belum lepas. Beberapa saat kemudian bayi terdengar
menangis, ketika tangisan bayi terdengar belum juga berhenti
perawat mendatangi tempat tidur pasien dan ternyata ibu bayi
sedang berada di kamar mandi. Perawat mengecek keadaan bayi
dan didapati popok bayi basah oleh urinnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada bayi hipotermi
Data dasar
untuk
perencanaan Mengenal &
tindakan
menemukan
Mengidentifikasi kelainan yang
masalah perlu
mendapatkan
tindakan segera
Menentukan
Menentukan data obyektif
status Tujuan dari riwayat
kesehatan keperawatan
pasien
Prinsip pemeriksaan fisik
Jelaskan tujuan & prosedur pada orang
tua dan minta persetujuan tindakan
Skoring Apgar 2 1 0
Frekuensi jantung Lebih Dari 200 Kurang dari 100 Tidak teraba atau tidak terlihat
Respirasi Sudah terjadi dan hamper Intermiten, sekali-kali menarik Sama sekali tidak tampak
teratur napas bernapas
Warna kulit Seluruh tubuh berwarna merah Bagian tengah tubuh merah Sianosis atau pucat
muda muda, tapi bagian ekstremitas
berwarna biru
Tonus otot Baik- biasanya menendang- Cukup baik- tampak beberapa Tidak ada-tampak lunglai
nendang gerakan
Respons terhadap stimulasi Penarikan kaki yang kuat Penarikan kaki minimal Tidak ada
(menggelitik telapak kaki)
Keterangan:
APGAR score 7 10 : adaptasi baik
APGAR score 4 6: asfiksia ringan sedang
APGAR score 0 3: asfiksia berat
Pengukuran antropometri
Normal: 2500 3500 gram
Berat badan Prematur: < 2500 gram
Macrosomia: > 3500 gram
Normal: 11 15 cm
Lingkar lengan
Tidak mencerminkan keadaan tumbuh
atas kembang bayi
Tahap pemeriksaan fisik
Postur :
Inspeksi posisi masih seperti di dalam rahim
Ada/ tidaknya hipotonis, hipertonia, opistotonus.
Tanda-tanda vital:
Suhu aksila: 36,5 37oC, stabil setelah 8 - 10 jam
kelahiran
Usaha & frekuensi napas: sekitar 30 60 x/menit
Tekanan darah: sistolik antara 60 80 mmHg, diastolic
antara 40 45 mmHg.
Pengukuran umum:
BB: 2500 3500 g; lingkar kepala: 33 35 cm
PB: 45 55 cm; lingkar dada: 30 33 cm
Integumen:
Warna kulit biasanya merah muda, ikterik fisiologis, hiperpigmentasi pada areola, genitalia
dan linea nigra.
Verniks kasiosa
Lanugo di daerah bahu, telinga dan dahi
Turgor kulit: cubit bagian perut dan lihat apakah kulit kembali dengan cepat
Kepala:
Inspeksi daerah kepala, raba sepanjang sutura, apakah ukuran dan tampilannya normal.
Fontanel anterior: besar hidrosepalus, kecil mikrosepalus; adakah caput
suksedanum, perdarahan, fraktur tulang tengkorak
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ansepali, mikrosepal, kraniotabes, dll
Wajah
Wajah harus tampak simetris,
Observasi adanya tanda syndrome down/ syndrome piere robin.
Perhatikan kelainan wajah akibat trauma lahir.
Mata
Periksa jumlah, posisi, letak
Periksa adanya strbismus, glaukoma kongenital, katarak kongenital
Pupil harus bulat, bila terdapat seperti lubang kunci defek retina, adakah perdarahan
palpebra & konjungtiva, ephicantus melebar sindrom down.
Hidung
Kaji bentuk dan lebarnya: > 2,5 cm.
Periksa adanya sekret mukopurulen (sinus kongenital),
Ada/tidaknya pernafasan cuping hidung ada gangguan pernafasan.
Mulut
Inspeksi mukosa, adakah kista, kesimetrisan bentuk
Periksa adanya labio palato and gnato schizis
Lidah membesar/ tidak
Tanda foote ( lidah keluar masuk karena peningkatan tekanan intra kranial)
Telinga:
Periksa jumlah, bentuk dan posisi.
Letaknya.
Ekstremitas atas:
Periksa jumlah, panjang lengan, ada tidaknya fraktur, pergerakan,
Periksa jumlah jari (sindaktili/polidaktili),
Telapak tangan dapat membuka
Ekstremitas bawah:
Periksa kesimetrisan, panjang kaki, pergerakan,
Ada/tidak adanya fraktur
Genetalia
Laki-laki: panjang penis 3 4 cm dan lebar 1 1,3 cm
Periksa lubang uretra; prupusium
Periksa adanya hipospadia, epispadia
Skrotum ada 2 dan sudah turun
Perempuan: labia mayora menutupi labia minora
Lubang uretra dan vagina terpisah
Kulit
Periksa adanya ruam, bercak atau tanda lahir,
Periksa adanya pembengkakan
Adanya verniks kasiosa, lanugo
Refleks pada bayi
Pemeriksaan Cara Kondisi normal Kondisi patologis
Refleks pengukuran
Berkedip Sorotkan cahaya Dijumpai pada tahun Jika tidak dijumpai menunjukkan
ke mata bayi pertama kebutaan
Refleks Babinski Gores telapak Jari kaki mengembang Bila pengembangan jari kaki
kaki sepanjang dan ibu jari kaki dorsofleksi setelah umur 2 tahun
tepi luar, dimulai dorsofleksi, dijumpai adanya lesi ekstrapiramidal
dari tumit sampai umur 2 tahun
Refleks Moro Ubah posisi Lengan ekstensi, jari-jari Refleks yang menetap lebih 4 bulan
dengan tiba-tiba mengembang, kepala adanya kerusakan otak, respon tidak
atau pukul meja / terlempar ke belakang, simetris adanya hemiparesis, fraktur
tempat tidur tungkai sedikit ekstensi, klavikula, atau cidera fleksus
lengan kembali ke tengah brachialis. Tidak adanya respon
dengan tangan ekstremitas bawah adanya dislokasi
menggenggam, tulang pinggul atau cedera medula spinalis
belakang dan ekstremitas
bawah ekstensi. Lebih
kuat selama 2 bulan,
menghilang pada umur 3
4 bulan
Pemeriksaan Cara pengukuran Kondisi normal Kondisi patologis
refleks
Menggenggam Letakkan jari di telapak Jari-jari bayi melengkung Fleksi yang tidak
(palmar graps) tangan bayi dari sisi di sekitar jari yang simetris menunjukkan
ulnar; jika refleks lemah diletakkan di telapak adanya paralysis, refleks
atau tidak ada berikan tangan bayi dari sisi ulnar, menggenggam yang
bayi botol atau dot, refleks ini akan menghilang menetap menunjukkan
karena menghisap akan dari umur 3 4 bulan gangguan serebral
mengeluarkan refleks
Refleks Rooting Gores sudut mulut bayi, Bayimemutar ke arah pipi Tidak adanya refleks
garis tengah bibir yang digores, refleks ini menunjukkan adanya
menghilang pada umur 3 gangguan neurologi
4 bulan. Tapi bisa menetap berat
sampai umur 12 bulan
khususnya selama tidur
Pemeriksaan Refleks Cara Kondisi normal Kondisi patologis
pengukuran
Kaget (Startle) Bertepuk Bayi mengekstensikan dan Tidak adanya refleks
tangan memfleksikan lengan dalam menunjukkan adanya
dengan keras berespon terhadap suara gangguan
yang keras tangan tetap pendengaran
rapat, refleks ini akan
menghilang setelah umur 4
bulan
Intervensi Rasional
1. Ukur suhu tubuh bayi baru lahir 1. Mendeteksi penyimpangan suhu tubuh dari rentang normal dan
suhu tubuh bayi baru lahir biasanya berfluktuasi dengan cepat
sesuai perubahan suhu lingkungan
2. Observasi tanda hipotermia 2. Hipotermia mengakibatkan peningkatan laju penggunaan oksigen
dan distress pernapasan. Pendinginan juga mengakibatkan
vasokonstriksi perifer sehingga kulit terlihat pucat
3. Keringkan bayi dan lepaskan linen basah oleh 3. Mencegah kehilangan panas secara konduksi dimana panas tubuh
urin dan mekonium sesegera mungkin berpindah dari kulit bayi baru lahir ke benda/ permukaan yang
lebih dingin dari kulit bayi
4. Mandikan bayi setelah 6 jam pertama dengan 4. Membantu mengurangi kehilangan panas melalui evaporasi dan
air hangat dan tidak terlalu lama konveksi serta membatasi stress akibat perpindahan lingkungan
dari intrauterus ke ekstrauterus
5. Letakkan bayi dalam lingkungan yang telah 5. Mencegah kehilangan panas
dipanaskan sebelumnya (dibawah pemanas
radiasi atau dekat dengan ibu)
6. Buka baju bayi hanya pada daerah tubuh 6. Mencegah kehilangan panas
yang akan diperiksa atau dilakukan prosedur
Dx 2 : Risiko infeksi
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi
organisme patogenik yang dapat mengganggu kesehatan.
Tujuan : Bayi tidak memperlihatkan tanda infeksi
Kriteria hasil : Area tali pusat kering dan tidak terdapat
tanda- tanda infeksi pada tali pusat
Intervensi Rasional