Anda di halaman 1dari 40

KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. CT
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Manado, 13 februari 2010
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan terakhir :-
Pekerjaan : Siswa/ Pelajar
Suku /Bangsa : Minahasa / Indonesia
Agama : Kristen Katolik
Alamat sekarang : Asrama Brimob Paniki, Manado
Tanggal pemeriksaan : 7 Agustus 2017
Tempat pemeriksaan : Rumah dan Sekolah

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Riwayat psikiatri diperoleh dari :
Alloanamnesis dengan:
Ny NT, 28 tahun, Ibu pasien, agama Kristen Katolik, asal Minahasa,
pendidikan terakhir SMA.Pekerjaan wiraswasta. Pada tanggal 7 Agustus 2017 dan
oleh Ny. HS selaku walikelas pasien disekolah dasar negeri 22 Manado pada
tanggal 15 Juni 2017.

A. Keluhan utama :
Tidak bisa diam di sekolah dan di rumah.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien dikeluhkan oleh ibunya dengan keluhan tidak bisa diam baik di
rumah maupun di sekolah. Ibu pasien mengatakan pasien memang hiperaktif

1
sejak kecil, seperti digerakkan oleh mesin. Pasien kalau belajar atau mengerjakan
tugas sekolah susah untuk tetap menetap dan diam dalam beberapa waktu yang
lama. Menurut ibunya, pasien sering berlarian keluar rumah. Saat pasien sedang
membuat tugas di rumahnya, pasien tidak bisa diam dan selalu bergerak-gerak
gelisah. Di sekolah, hal ini juga dibenarkan oleh guru pasien, bahwa pasien kalau
di kelas sering bergerak-gerak jika sedang duduk di kursi dan sering
meninggalkan kursinya. Pasien sering berlarian kesana kemari, mengganggu
teman sekolahnya. Jika sudah di berikan tugas untuk dikerjakan dan gurunya
menginstruksikan untuk diam, pasien hanya menuliskan sebentar saja lalu keluar
ruangan atau mengganggu temannya, nanti jika ditegur oleh gurunya barulah
pasien kembali ketempat duduknya.
Menurut gurunya pasien kalau ada pertanyaan yang diberikan dikelas,
yang pertama menjawab adalah pasien, tanpa mengacungkan tangan pasien
langsung bersuara lantang menjawab pertanyaan yang diberikan walaupun
pertanyaan belum selesai diucapkan. Menurut orangtua pasien juga banyak bicara
dan sering bertanya. Pasien kalau bermain bersama teman-teman, suaranya paling
ribut. Pasien tidak sabaran saat menunggu giliran atau sedang mengantri, selalu
ingin jadi yang pertama.
Pasien cepat teralihkan perhatiannya dan cepat merasa bosan saat belajar.
Menurut ibunya pasien menuliskan sebentar tugas sekolahnya tetapi beberapa
menit kemudian perhatiannya teralihkan. Pasien cepat merasa bosan saat disuruh
menulis, ketika bosan dan dipaksa pasien akan marah-marah dan memberontak.
Saat disekolah pasien tidak memperhatikan apa yang diajarkan. Pasien terlihat
kurang perhatian saat guru menjelaskan, tetapi jika ditanya pasien dapat
menjawab dengan benar. Menurut gurunya, tugas sekolah pasien tidak pernah ada
yang selesai sehingga gurunya sering harus menunggu pasien mengerjakan tugas
disampingnya sampai lewat waktu jam pulang sekolah. Namun pasien pandai
dalam berhitung dan jago matematika.
Menurut ibunya pasien sering kehilangan atau lupa meletakkan alat
tulisnya. Pasien tidak pernah sadar barang – barangnya hilang, nanti ketika

2
ditanya ibunya baru pasien menyadari bahwa kehilangan alat tulis ketika ditanya
pasien mengaku tidak tahu dimana meletakannya. Saat di rumah pasien suka
sekali menonton televisi dan bermain handphone. Menurut ibunya pasien bisa
menonton acara televisi kesukaannya berjam-jam lamanya sampai lupa waktu.
Jika disuruh berhenti dan belajar pasien akan marah-marah. Kalaupun ibunya
menegurnya pasien biasanya mudah tersinggung. Pasien hanya mau melakukan
hal-hal yang disenanginya.
Menurut ibunya pasien bisa melakukan kegiatan sehari – hari sendiri tapi
masih perlu dibantu oleh ibunya. Pasien sudah bisa mandiri dalam hal
mengenakan pakaiannya ataupun sepatunya sendiri. Saat pasien BAB pasien
memerlukan bantuan orang lain untuk membersihkannya atau biasanya ibunya
yang membersihkannya, pasien tidak mau membersihkan sendiri. Namun pasien
sudah tidak pernah BAK di tempat tidur, pasien akan terbangun dan pergi ke
toilet.
Pasien pernah melakukan tindakan agresif seperti memukul orang,
melempar barang, merusak barang atau merontak-rontak, saat keingannya tidak
terpenuhi. Tindakan agresif yang membahayakan orang lain diakui ibunya bahwa
pasien sering bertengkar dengan teman sekolah dan tetangga-tetangganya
sehingga tetangga disekitar sudah mengetahui hal ini dan jika pasien marah,
mereka sudah berancang untuk melindungi diri. Pasien juga sering berbicara hal-
hal yang tidak sopan.
Pasien menunjukkan hiperaktivitas, saat melakukan wawancara pasien
sering berjalan mondar mandir masuk keluar rumah. Dan pasien juga
mengganggu saat wawancara dengan ibunya. Saat sementara wawancara pasien
menyela pembicaraan. Pasien tidak memilki masalah dalam berkomunikasi
dengan orangtuanya. Apabila dipanggil pasien selalu merespon, tapi kadang-
kadang hanya menyahut tapi tidak memandang wajah orang yang memanggilnya.
Pasien dapat melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya walaupun tidak
lama kemudian pasien akan mengalihkan pandangannya. Pasien dapat mengikuti

3
perintah sederhana dari ibunya apabila ibunya menyuruh pasien untuk melakukan
sesuatu seperti mengambil barang yang diperlukan.

C. Riwayat gangguan sebelumnya.


1. Riwayat gangguan psikiatri
Ibu pasien mulai melihat gangguan ini sejak pasien masih kecil. Pasien
termasuk cepat berjalan dan aktif, tetapi hal ini dianggap sebagai hal yang
normal. Sejak pasien duduk di bangku sekolah, terlihat dari aktivitas
keseharian pasien yang tidak pernah memperhatikan penjelasan guru selama
pelajaran berlangsung dan tidak dapat diam walupun sudah ditegur serta
senang sekali mengganggu teman sebangkunya untuk bercerita denganya
hingga tidak dapat berkosentrasi. Ibu pasien mulai menyadari pasien mulai
hiperaktif saat usia 3 tahun.
2. Riwayat gangguan medis umum
Pasien pernah di rawat di rumah sakit Pancaran Kasih dengan
diagnosis muntaber saat umur 2 tahun, lama perawatan 4 hari dan sembuh.
Kemudian pasien pernah juga pernah di rawat di rumah sakit yang sama
dengan diagnosis ISPA saat pasien berumur 5 tahun, lama perawatan 1
minggu dan sembuh.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak mengonsumsi zat psikoaktif.

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


A. Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Sejak lahir pasien
dirawat oleh orangtuanya dan kakek neneknya. Selama kehamilan kondisi
kesehatan fisik dan mental ibu pasien baik. Saat kehamilannya ibunya sering
memeriksakan kehamilannya ke dokter spesialis kandungan dan sangat menjaga
kehamilannya. Pasien lahir secara normal di rumah sakit dan ditolong oleh
dokter. Berat badan lahir 3000 gram dengan panjang badan 48 cm. Tidak biru

4
(sianosis) maupun kuning (ikterus). Menurut ibu pasien, sejak kecil pasien tidak
sulit diurus.
B. Masa Kanak Awal (usia 0-3 tahun)
Pada stadium oral, saat pasien merasa lapar atau haus pasien akan
menangis dan ibunya akan segera memberikan ASI. Setelah diberikan ASI
pasien akan tenang kembali. Proses pemberian ASI sampai pasien berumur 4
tahu. . Pada usia 6 bulan ibu pasien memberikan sun. Tidak terdapat masalah
dalam proses makanan pengganti.
Pada stadium anal, pasien mulai berbicara kata “papa mama” saat berusia
8 bulan kemudian berjalan di usia 1 tahun 1 bulan, dan kemudian pada usia 1
tahun 2 bulan diberikan nasi. Pasien sudah bisa menggenggam benda-benda kecil
seperti mainan-mainan boneka Barbie. Pasien diajarkan BAB di toilet pada usia 2
tahun oleh ibunya sehingga pada saat pasien ingin BAB pasien akan
memberitahukan kepada ibunya dan membawa pasien ke toilet. Pasien diasuh
dengan kasih sayang oleh ibunya.
Pada stadium uretheral, pasien diajarkan untuk memberi tahu pada
ibunya jika ingin BAK di toilet (toilet training). Pada tahap ini pasien sudah
memberitahukan kepada ibunya dan pasien sudah bisa untuk BAK sendiri di
toilet. Pada malam hari pasien akan membangunkan ibunya.
Pada stadium kepercayaan dasar lawan ketidakpercayaan dasar, ibunya
tidak pernah meninggalkan pasien. Pasien selalu dijaga dengan cermat. Menurut
ibunya, mulai berjalan tanpa berpegangan tangan saat berusia 1 Tahun 2 bulan .
Berbicara usia 8 bulan. Dan tidak ada keterlambatan dalam perkembangan dalam
pergerakan dan berbahasa dari pasien.

C. Masa Kanak Pertengahan (usia 4-11 tahun)


Pasien pernah melakukan tindakan agresif , melempar barang, merusak
barang atau merontak-rontak, saat keingannya tidak terpenuhi. Tindakan agresif
yang membahayakan orang lain pengakuan dari ibunya bahwa pasien sering
bertengkar dengan teman sekolah sampai pernah di bully oleh temannya dan

5
tetangga-tetangganya sehingga tetangga disekitar sudah mengetahui hal ini dan
jika pasien marah, mereka sudah berancang untuk melindungi diri. Pasien juga
sering berkata dengan volume yang besar kalau sedang marah.
Pasien menunjukkan hiperaktivitas, saat melakukan wawancara pasien
sering berjalan mondar mandir masuk keluar rumah. Dan pasien juga
mengganggu saat wawancara dengan ibunya. Saat sementara wawancara pasien
menyela pembicaraan. Pasien tidak memilki masalah dalam berkomunikasi
dengan orangtuanya. Apabila dipanggil pasien selalu merespon, tapi kadang-
kadang tidak mengikuti perintah. Pasien dapat melakukan kontak mata dengan
orang di sekitarnya walaupun tidak lama kemudian pasien akan mengalihkan
pandangannya. Pasien dapat mengikuti perintah sederhana dari ibunya apabila
ibunya menyuruh pasien untuk membersihkan tempat tidur. Pasien saat ini tidur
dikamar bersama orangtuanya, tapi pasien sudah tidak mengompol pada saat tidur
waktu malam.

D. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien merasa bahwa dirinya pandai dan bisa dalam pelajaran sekolahnya.
Pasien mengatakan dia menyayangi keluarganya. Pasien juga merasa bahwa
keluarganya sangat menyayangi pasien dan berusaha untuk memenuhi semua
kebutuhan pasien dengan baik. Di lingkungan sekolah pasien di anggap sebagai
anak yang hiperaktif, terutama oleh guru dan teman-teman sekelasnya.

Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien termasuk
golongan keluarga yang berkecukupan. Hubungan dengan keluarga baik dan
kadang-kadang pasien dimanjakan. Pasien dekat dengan ibunya. Pasien tinggal
bersama dengan keluarganya di Asrama Polisi. Ibu pasien merupakan anak
pertama dari dua bersaudara, ia seorang wiraswasta. Ini merupakan pernikahan
pertama baik bagi ayah maupun ibu pasien. Ibunya sangat menyanyangi dan

6
memanjakan pasien. Dalam mendidik pasien orangtuanya tidak terlalu tegas
terhadap dia.
Genogram

Keterangan:

: Laki-Laki : Pasien
: Perempuan

Faktor Herediter : tidak ada

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS

A. Deskripsi umum

1) Penampilan

Seorang anak Perempuan, 7 tahun, tampak sesuai usia, bertubuh kurus,


berkulit kuning langsat, rambut hitam. Pasien menggunakan baju dan
celana pendek warna merah, rambut panjang dan rapi. Ekspresi wajah baik
dan sesuai.

2) Perilaku dan aktivitas psikomotor

Selama wawancara, pasien terlihat tidak bisa diam, berjalan keluar


masuk rumah dan saat diberikan pertanyaan pasien menjawab seadanya
sambil berjalan menjauhi penanya dan saat mewawancarai ibunya, pasien

7
sering menyela pembicaraan dan mengganggu ibunya. Ibunya menegurnya
untuk tidak bertindak seperti itu, pasien tetap melakukan hal itu.

3) Sikap terhadap pemeriksa

Cukup kooperatif, kadang-kadang pasien menjawab pertanyaan.


B. Mood dan afek

1) Mood : Eutimia
2) Afek : Luas
3) Keserasian : Serasi

C. Bicara

Kualitas : Spontan, volume besar suara jelas, artikulasi baik


Kuantitas : Pasien menjawab sesuai pertanyaan
Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya berbahasa

D. Gangguan persepsi

Tidak ada gangguan persepsi.

E. Pikiran

1) Arus Pikiran : Koheren

2) Isi pikiran : Waham (-)

F. Sensorium dan kognitif

1) Kesiagaan dan tingkat kesadaran : compos mentis

8
2) Orientasi :

- Orientasi waktu : Tidak terganggu. Pasien dapat menentukan saat


diperiksa adalah sore hari.

- Orientasi tempat : Tidak terganggu. Pasien sadar sedang berada di


rumahnya.

- Orientasi orang : Tidak terganggu. Pasien dapat mengenali orang-


orang di sekitarnya.

3) Daya ingat :
- Jangka panjang : Tidak terganggu. Pasien dapat menceritakan
peristiwa yang penting beberapa tahun lalu
dengan baik.
- Jangka pendek : Tidak terganggu. Pasien masih dapat mengingat
aktivitas beberapa hari lalu yang ia lakukan.
- Segera : Tidak terganggu. Pasien mampu mengulang apa
yang diucapkan oleh pemeriksa.
- Baru : Tidak terganggu.

4) Konsentrasi dan perhatian


Kurang baik, pasien kadang-kadang tidak dapat mempertahankan
kontak dengan pemeriksa ketika diajak berkomunikasi. Pasien akan
teralihkan dengan hal lain yang ada disekitarnya.

5) Kapasitas membaca dan menulis


Baik, pasien dapat membaca dengan baik. Pasien bisa mengeja
dengan baik. Pasien bisa menulis saat pemeriksa mengeja kata yang di
berikan, dapat mengikuti gambar saat pemeriksa menginstrusikan, dan
pasien bisa melakukan operasi penghitungan dasar diberikan pemeriksa,
walaupun agak lambat

9
6) Kemampuan visuospasial

Saat pemeriksaa meminta pasien untuk mencontohi menggambarkan


bentuk yang di buat oleh pemeriksa, pasien membuat sama persis dengan
yang dibuat oleh pemeriksa.

7) Pengendalian impuls
Pasien tidak mampu duduk dengan tenang saat dalam wawancara.
Pasien selalu bergerak aktif.
G. Daya nilai dan tilikan
Daya nilai sosial : baik, tidak terdapat gangguan.
Uji daya nilai : pasien dapat merespon dengan menjabat tangan
pemeriksa pada saat pemeriksa mengulurkan tangan
untuk berkenalan dengan pasien.
Tilikan : Tilikan 1, tidak menyadari dirinya sakit.

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH


LANJUT A. Status internus
Keadaan umum : Tampak sehat
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : T : 90/60 mmHg
N : 94 x/m
R : 20 x/m
S : 36,5ºC
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-
Thoraks : Jantung SI - SII regular normal, bising (-)
Paru : Suara pernapasan vesikuler, ronki -/-,
wheezing-/-

10
Abdomen : Datar, lemas, peristaltik (+) normal, hepar dan
lien : Tidak teraba
Ekstremitas : Edema (-), turgor kembali cepat, akral hangat

B. Status Neurologikus
GCS : E4M6V5
TRM : Tidak ditemukan
Mata : Gerakan normal searah,
pupil bulat isokor, refleks
cahaya +/+
Pemeriksaan Nervus Kranialis : Baik.
Fungsi sensoris dan motoris di ekstremitas : Baik.
Refleks fisiologis : Normal.
Refleks patologis : tidak di evaluasi
Tremor pada ekstremitas : tidak di evaluasi
Gejala EPS : tidak di evaluasi

C. Pemeriksaan Penunjang
Saat dilakukan wawancara tanggal 7 Agustus 2017 tidak ada
pemeriksaan laboratorium.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Berdasarkan anamnesis ecara aloanamnesis di dapatkan pasien berusia 7
tahun perempuan suku minahasa tinggal di Asrama Brimob Manado, bersama
orang tuanya. Pasien di keluhkan oleh ibunya dengan keluhan tidak bisa diam
baik di rumah maupun di sekolah.kalau pasien sedang mengerjakan tugas di
sekolah susah untuk menyelesaikan karena kurangnya perhatian pada saat guru
menjelaskan. Pasien tidak bisa diam dan selalu bergerak-gerak kesana kemari jika
sedang beraktivitas, pasien selalu mengganggu temannya di kelas .

11
Paisen termasuk anak yang pandai akan tetapi cepat merasa bosan jika
sedang melakukan apapaun, dan sering mengganggu temannya . menurut ibu
pasien , dia tidak bisa diam kalau sedang di rumah, selalu ada saja yang dia buat,
dan tidak pernah merasa lelah., ia mengejarkan tugas rumah dalam waktu yang
lama dan jika tidak di damping tidak akan selesai.
Pasien suka sekali menonton tv dan bermain dengan temannya sampai
lupa waktu, jika di suruh mandi atau tidur pasien malah marah-marah., kalaupun
ibunya menegurnya ia tidak akan memperdulikannya. Menurut ibunya pasien bisa
melakukan aktivitas sehari-hari sendiri tanpa perlu bantuan, pasien sudah bisa
mandiri dalam hal mengenakan pakaian ataupun sepatu sendiri. Pasien bisa BAB
dan BAK sendiri, dan sudah tidak pernah BAK di tempat tidur.
Pasien tidak pernah melakukan tindakan agresif seperti memukul orang,
saat keinginannya tidak di penuhi. Pasien juga sering berbicara dengan volume
tinggi. Pasien menunjukkan hiperaktivitas saat melakukan wawancara pasien
sering berjalan mondar-mandir . pasien tidak memiliki masalah dalam
berkomunikasi dengan orang tuanya . apabila di panggil pasien tidak selalu
merespon. Pasien dapat mengikuti perintah sederhana seperti membersihkan
tempat tidur.
Seorang anak perempuan 7 tahun tampak sesuai usia, bertubuh kecil
berkulit warna kuning langsat, rambut hitam . Pasien menggunakan baju dan
celana pendek merah . ekspresi wajah baik dan sesuai. Pasien cukup kooperatif
menjawab pertanyaan, mood eutimia, afek serasi, kualitas sesuai, hendaya bahasa
tidak di temukan, kontak kurang baik, pasien bisa di alihkan dengan hal-hal di
sekitarnya.

VII. Formulasi Diagnostik


Formulasi diagnostik ini berdasarkan DSM V. Pada anamnesis ditemukan
bahwa pasien tidak bisa diam dan terlalu banyak bergerak baik di rumah maupun
sekolah. Pasien sering berlarian mengganggu teman-teman sekolahnya. Pasien
juga merupakan anak yang ribut dan sulit menunggu giliran.

12
Pasien tidak dapat memusatkan perhatian dan sulit untuk
memepertahankan perhatian. Pasien cepat beralih perhatian saat mengerjakan
tugas dan tugas yang diberikan kepada pasien biasanya selesai namun lewat batas
waktu yang telah ditentukan. Pasien sering kehilangan alat tulis dan buku di
sekolah. Pasien biasanya akan menolak untuk belajar. Pasien sering memberi
tahu dan meminta tolong kepada ibu atau ayahnya jika ada pekerjaan rumah.
Gejala pada pasien ini baru disadari saat usia pasien 5 tahun sesuai yang diamati
ibu pasien. Gejala tersebut memberikan dampak buruk pada prilaku pasien.
Pasien juga sering berbicara dengan volume yang kuat dan adanya prilaku
bermusuhan dengan temannya. Maka pada aksis I dapat didiagnosis gangguan
Attention-Defisit Huperactivity Disorder, predominant combined presentation (F
90.2) dengan komorbiditas oppositional defiant disorders.
Pada aksis II, ciri kepribadian atau gangguan kepribadian pada pasien
belum dapat ditentukan karena pasien masih berusia 7 tahun. Untuk penilaian
retardasi mental pada pasien belum dapat ditegakkan karena belum ada penilaian
nilai IQ dari pasien.
Pada aksis III, tidak ada diagnosis karena tidak ditemukan kelainan dari
pemeriksaan fisik.
Pada aksis IV, tidak ada masalah psikososial dan lingkungan yang
ditemukan pada pasien
Pada aksis V,Global Assesment of Functioning (GAF) scale, Current 70-
61 yaitu beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll. High Level Past Year (HLPY) 70-61 yaitu beberapa gejala
ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi secara umum, sosial,
pekerjaan, sekolah, dll.

VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Aksis I : gangguan Attention-Defisit Huperactivity, predominant combined
presentation (F 90.2). dengan komorbiditas oppositional defiant
disorders

13
Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas tipe predominan
Kombinasi dengan Komorbiditas Gangguan prilaku menentang
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : tidak ada diagnosis
Aksis V : GAF scale Current 70-61 yaitu beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. HLPY 70-61
yaitu beberapa gejala ringan dan menetap diasabilitas dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll.

IX. Diagnosis Banding


Anak yang dicurigai memiliki masalah kurang perhatian harus dievaluasi
mengenai masalah gangguan tingkah laku dan ketidakmampuan belajar.
Pelemahan sensoris, terutama pelemahan pendengaran, harus diselidiki pada
anak yang datang dengan kesulitan berkonsentrasi. Epilepsi petit mal harus
dipikirkan karena epilepsi dapat menyerupai masalah konsentrasi dan
perhatian yang terlihat pada anak GPPH. Berbagai obat-obatan dapat
mengakibatkan masalah oberaktivitas dan perhatian. Anak yang cemas
berlebihan dan mereka yang menderita dsitimik serta gangguan depresif juga
dapat menunjukkan peningkatan aktivitas dan gangguan sosial yang sama
1
dengan GPPH.
Deficits in attention, motor control and perception (DAMP), merupakan suatu
kondisi dimana terdapat kombinasi dari gejala-gejala GPPH dan
Developmental Coordination Disorder (DCD). DAMP ditemukan pada 50%
kasus GPPH. GPPH ditandai dengan karakteristik inatensi, hiperaktivitas, dan
masalah impulsivitas, sedangkan DCD ditandai dengan karakteristik masalah
kontrol motorik yang persisten, tanpa disabilitas intelektual yang nyata atau
cerebral palsy dan disabilitas neurologis mayor lainnya. Jadi, DAMP ditandai
dengan gejala inatensi, hiperaktivitas-impulsivitas dan gangguan dalam

14
minimal salah satu area gerakan motorik : motorik kasar, motorik halus,
2
persepsi, atau gangguan berbahasa.

X. Gangguan Komorbid
Bermacam gangguan lain dapat bermanifestasi seperti GPPH (diagnosis
banding) atau timbul bersamaan dengan GPPH (komorbiditas). Gangguan
komorbiditas terdapat pada dua per tiga pasien GPPH, dengan 50% gangguan
perilaku menentang, 30%-50% gangguan konduksi, 15-20% gangguan mood, dan
20-25% gangguan cemas. Gangguan belajar spesifik (membaca, mengeja,
matematika) terdapat pada 20-30% anak dengan GPPH. Kemungkinan seorang
anak mendapatkan gangguan komorbid tergantung pada usia, jenis kelamin dan
3
subtype GPPH.
Gangguan perilaku (termasuk gangguan perilaku menentang, agresi, dan
pelanggaran) merupakan gangguan komorbiditas paling banyak pada GPPH (25-
75%). Anak dengan gangguan perilaku menentang memiliki ciri-ciri perilaku
negatif, pemberontak, bermusuhan, tidak patuh peraturan terutama pada tokoh
otoriter. Dengan penanganan baik, dapat mencegah komplikasi seperti depresi,
gangguann konduksi, atau penyalahgunaan zat. Penangananya biasanya
melibatkan pengenalan kembali terhadap aturan-aturan dengan tujuan untuk
menciptakan batasan yang sesuai oleh psycho-educator atau guru khusus. Unutk
mengoptimalisasi penanganan, selain pemberian obat-obatan, lebih baik disertai
4
dengan terapi perilaku dan psikososial.
Komorbiditas lain yang sering juga ialah gangguan konduksi, merupakan
pelanggaran hak orang lain atau norma sosial yang sesuai dengan usianya, terlihat
dengan adanya pola agresi berulang, berbohong, mencuri, membolos. Gangguan
konduksi terdapat pada satu per tiga anak dengan GPPH. Prevalensinya mencapai
2-9% dan bahkan lebih tinggi pada anak dengan status ekonomi rendah. Anak
dengan GPPH diserta gangguan konduksi memiliki prognosis buruk di masa
dewasanya, dan sebagian besar berkembang menjadi gangguan kepribadian

15
antisosial atau gangguan karena penggunaan zat. Dengan komorbiditas ini terapi
GPPH bisa efektif tapi tidak optimal unutk menangani perilaku agresifnya.
Diperlukan banyak penanganan pada kasus ini seperti pendekatan psikososial
terhadap individu, keluarga, staf sekolah, dan instansi legal.4
Gangguan belajar dalam DSM-V diklasifikasikan sebagai gangguan
belajar spesifik (Specific Learning Disorder/SLD) dan terdapat di dalam daftar
gangguan neurodevelopmental. Komorbiditas ADHD dan SLD tinggi yaitu
mencapai 31%-45%, dengan pencapaian akademis anak sering berada di bawah
potensi maksimal yang dimiliki. Anak dengan GPPH yang disertai defisit
keterampilan akademik harus ditampung di lingkungan sekolah, dan demikian
juga anak dengan komorbid SLD harus ditempatkan di kelas yang akan
membantu untuk memperbaiki gangguan belajar individu. Anak dengan ADHD
dengan komorbid SLD perlu ditangani kedua gangguannya dengan intervensi
dalam lingkungan sekolah dan rumah. Anak dengan GPPH dan gangguan belajar
spesifik bisa bemanifestasi sama, seperti anak yang kesulitan membaca atau

menulis dapat terlihat sulit memusatkan atensi terhadap tugas tersebut.4

XI. PROBLEM
A. Organobiologi : tidak ada
B. Psikologi : tidak ada
C. Lingkungan & sosial ekonomi : tidak ada disabilitas dalam interaksi sosial,
keluarga pasien berkecukupan.

XII. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmako
Pendekatan psikofarmako pada penanganan anak dengan GPPH pemberian obat
jenis psikostimulan. Ada tiga macam obat golongan psikostimulan seperti
golongan metilfenidat, golongan deksamfetamin, golongan pamolin. Efektivitas
obat golongan metilfenidat mencapai 60-70% dalam mengurangi gejala

16
hiperaktivitas impilsivitas dan inatensi. Methylphenidate (Ritalin) 10 mg dipilih
karena merupakan lini pertama pada penanganan GPPH. Efek samping yang
sering ditemukan ialah penarikan diir dari lingkungan sosial, terlalu focus,
letargi, agresi, iritabel, mudah menangis, cemas, sulit tidur, penurunan nafsu
makan, sakit kepala, pusing, timbulnya tik. Biasanya efek samping muncul saat
pertama kali memakai obat atau ada peningkatan dosis. Biasanya efek akan
hilang jika pemakaian obat dihentikan atau dosis diturunkan. Penghentian obat
jenis ini dilakukan secara bertahap untuk mencegah terjadinya rebound

phenomena.5
Obat golongan anti depresan juga dikatakan memiliki efek untuk anak
ADHD. Antidepresan bekerja sebagai inhibitor metabolism dopamine dan
norepinefrin. Golongan trisiklik seperti imipramine dapat memberikan hasil yang
cukup memuaskan untuk mengurangi gejala GPPH namun efikasinya lebih
rendah dibandingkan obat psikostimulan. Efek samping kardiovaskuler,
neurologik dan antikolinergik yang ditimbulkan membuat pemakaian obat ini
terbatas. Antidepresan lain seperti golongan SSRI (Serotonin Spesific Reuptake
Inhibitor), misalnya fluoxetine yang diberikan dengan dosis 0,6mg/kgBB
memberikan respon sekitar 58% pada anak ADHD usia 7-15 tahun. Golongan
MAOI (Monoamin Oksidase Inhibitor) seperti moclobemide dengan dosis 3-5

mg/kgBB/hari dibagi dalam dua dosis pemberian.5

B. Psikoterapi dan Intervensi Psikososial


1. Pelatihan keterampilan social
Anak dengan GPPH seringkali disertai dengan perilaku impulsivitas
dan agresivitas. Kondisi ini membuat mereka tidak mampu untuk menjalin
relasi yang optimal dengan teman-teman sebayanya. Dampak yang ckup
sering terjadi ialah mereka disingkirkan oleh kelompok teman sebayanya
dan kesulitan unutk mencari teman baru. Mereka juga sering menjadi
“kambing hitam” karena tanpa sadar guru, teman atau lingkungan
memberi label negative terhadap perilakunya. Semua hal ini akan

17
membuat beban anak dengan GPPH semakin berat. Oleh karena itu
diperlukan pelatihan keterampilan sosial dengan harapan mereka lebih
akan mengerti norma sosial yang berlaku dan bereaksi seusai norma yang

ada.5
2. Edukasi bagi orangtua dan guru
Banyak orang tua dan guru yang belum mengerti GPPH sepenuhnya.
Kondisi ini membuat mereka ragu akan diagnosis dan terapi yang
dianjurkan. Maka dari itu sangat dianjurkan bagi anak dengan
GPPH,bersama orangtua dan guru mendaoat suatu terapi perilaku disebut
5
modifikasi perilaku.
Peran orangtua merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam membantu
pengembangan potensi anak dengan GPPH. Beberapa strategi yang dapat
dilakukan orangtua untuk membantu anak dengan GPPH adalah :
a) Berusaha mengenali dan memberi respons emosi yang tepat pada anak
dengan GPPH, yaitu contohnya dengan berkomunikasi secara aktif
dengan seluruh anggota keluarga.
b) Menunjukkan empati, contohnya orangtua sebaiknya belajar mengerti
bagaimana sudut pandang anak dengan GPPH mengenai dirinya,
kehidupan, dan lingkungannya.
c) Selalu bertanya untuk mendapatkan masukkan mengenai apa yang bisa
dilakukan dan bantuan apa yang dibutuhkan pada anak dengan GPPH,
serta bersikap reseptif dan mau menerima berbagai pendapat yang
diberikan.
d) Melakukan modifikasi perilaku sederhana dengan membuat daftar
perilaku anak dengan GPPH yang menjadi permasalahan dan susun
prioritas masalah yang kemudian didiskusikan dengan anak dan
tetapkan satu atau dua perilaku yang akan dimodifikasi, serta beri
informasi ini kepada seluruh anggota keluarga sehingga mereka dapat
mendukung perbaikan perilaku yang diharapkan.

18
e) Jelaskan dan selalu lakukan evaluasi mengenai harapan yang ingin
dicapai kepada anak dengan GPPH maupun saudara kandungnya
secara jelas dan singkat.
f) Membantu anak dengan GPPH untuk mengembangkan beberapa
strategi dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan tertentu, dengan
mengajarkan anak dengan GPPH dan saudara kandungnya cara
penyelesaian masalah yang optimal, seperti kemampuan identifikasi
masalah, mencari alternatif penyelesaian masalah, memilih alternatif
dan evaluasi hasil akhir.
g) Rancang tata ruang rumah yang ’ramah’ bagi anak dengan GPPH,
misalnya Kurangi hal-hal yang dapat membuat anak teralih
perhatiannya, seperti kurangi penggunaan radio, TV atau permainan
komputer. Matikan alat-alat tersebut jika tidak digunakan.
h) Bantu anak dengan GPPH untuk dapat mengorganisasikan kegiatannya
dan mengembangkan keterampilan sosialnya. Contohnya adalah
dengan membuat jadwal harian anak yang konsisten, dan tempatkan
jadwal tersebut di tempat-tempat yang terbaca oleh anak.
3. Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku merupakan suatu teknik terapi perilaku dengan
menggunakan prinsip ABC (Antecedent Behaviour, and Consequence).
Antecedent adalah semua bentuk sikap, perilaku dan juga kondisi yang
terjadi sebelum anak menampilkan perilaku tertentu, misalnya cara orang
tua/guru memberikan instruksi pada anak. Behaviour adalah perilaku yang
ditampilkan oleh anak (yang sebenarnya ingin diubah) dan Consequence
adalah reaksi orang tua/guru yang terjadi setelah anak menunjukkan
perilaku tertentu. Dalam modifikasi perilaku maka orang tua dan guru
diharapkan untuk merubah antecedents dan juga consequentnya sehingga
diharapkan anak juga dapat merubah perilaku yang tadinya kurang adaptif
menjadi lebih adaptif dengan lingkungan sekitarnya. Teknik ini pada

19
umumnya membutuhkan waktu yang cukup lama dan sebaiknya
5
dijalankan secara konsisten, sehingga hasilnya akan tampak lebih jelas.
4. Edukasi dan pelatihan pada guru
Hal ini sangat penting karena salah satu permasalahan utama pada anak
GPPH ialah masalah akademis. Pelatihan pada guru ini juga menghindari
stigmatisasi pada anak, sehingga menghindari adanya anggapan buruk
terhadap anak-anak ini. Pendekatan di sekolah merupakan hal penting
karena sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah. Tingkat
pemahaman guru yang baik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam mengempati sikap, perilaku dan reaksi emosi anak. Untuk itu
maka perlu dipertimbangkan untuk mengembangkan upaya kesehatan
mental di sekolah yang melibatkan guru kelas, orangtua, konselor,

psikolog dan juga psikiater anak.5


5. Kebutuhan akan kelompok dukungan keluarga atau kelompok antar
orangtua
Adanya kelompok dukungan orangtua yang memiliki permasalahan
sama akan meningkatkan daya penyesuaian serta reaksi yang lebih positif
terhadap anak mereka. Di dalam kelompok ini orangtua akan merasalebih
nyaman dan terbuka mengenai masalah merekaserta lebih mudah
mengekspresikan apa yang mereka rasakan. Orangtua akan medapat
dukungan emosional dari sesama orangtua lainnya, serta mengurangi
penderitaan yang dialami dan belajar dari pengalaman praktis dari para

orangtua lainnya.5
Penanganan untuk Opositional Defiant Disorder
Menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry,
penangannya berdasarkan gejala perilaku dan kebutuhan setiap anak.
Penanganannya berbeda tergantung usia, keparahan gangguan perilaku da
nada atau tidaknya kondisi medis yang menyertai. Penanganan biasanya

merupakan kombinasi dari:6

20
1. Program pelatihan pengaturan pola asuh dan terapi keluarga.
Program ini bertujuan untuk memberi tahu orangtua bagaimana
mengatasi perilaku anak. Orangtua, anggota keluarga, dan pengasuh
diajarkan teknik penguatan positif dan cara untuk mendisiplinkan
anak lebih efektif. Prinsip program ini ialah :
- Meningkatkan pola asuh yang positif, seperti pemberian
dukungan pada anak disertai pengawasan konsisten dan
disiplin.
- Mengurangi pola asuh negatif seperti pemberian hukuman
kasar dan focus terhadap perilaku yang tidak pantas.
- Pemberian hukuman konsisten terhadap perilaku yang
mengganggu
- Respons pengasuhan yang dapat diprediksi dan konsisten
2. Pelatihan keterampilan pemecahan masalah kognitif. Latihan ini
untuk mengurangi perilaku yang tidak sesuai dengan mengajarkan
anak cara mengatasi kondisi stress dengan cara positif.
3. Program kemampuan bersosial dan program berbasis sekolah.
Program ini bertujuan untuk mengajarkan bagaimana berhubungan
baik dengan teman-teman seusianya dan meningkatkan kemampuan
mengerjakan pekerjaan sekolahnya.

XIII. PROGNOSIS
Prognosisnya bervariasi dikarenakan gejela ini dapat menetap sampai
masa remaja ataupun dewasa, ataupun menghilang saat pubertas. Hiperaktivitas
mungkin menghilang tapi penurunan atensi dan masalah pengendalian impuls
dapat menetap. Pada kira-kira 15-20% kasus, gejala dapat menetap sampai
dewasa. Gejala hiperaktivitas mungkin menurun, tetapi masalah atensi dan
pengendalian impuls mungkin saja menetap, serta rentan terhadap kecelakaan.
Secara keseluruhan, hasil GPPH berhubungan dengan gangguan lain
menyertainya dan menetap serta faktor keluarga. prognosis yang baik dapat

21
dicapai dengan menghilangkan agresi anak dengan memperbaiki fungsi keluarga
7
sedini mungkin.

XIV. ANJURAN
Secara umum GPPH berkaitan dengan gangguan tingkah laku dan
aktivitas kognitif seperti berpikir, mengingat, dan lainnya. Akibat yang
ditimbulkan dari gangguan tersebut sangat beragam, jika tidak teridentifikasi dan
tidak ditangani secara tepat dapat memunculkan risiko untuk mengalami
hambatan kemampuan belajar, menurunnya tingkat kepercayaan diri, masalah-
masalah sosial, kesulitan dalam keluarga dan masalah-masalah lain yang
mempunyai potensi berjangka panjang.
Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan dan tatalaksana yang dirancang
sedemikian rupa sehingga mencakup seluruh aspek kehidupan anak dan juga
keluarga. Untuk itu diharapkan adanya peran aktif keluarga pasien dalam melatih
dan memberikan pengawasan serta perhatian, kesabaran dan kasih sayang yang
tulus untuk membantu pasien melewati tahapan-tahapan dari setiap terapi yang
dianjurkan untuk perkembangan perilaku yang baik agar mampu mencapai fungsi
yang optimal.

XV. DISKUSI
A. Formulasi Diagnostik.
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) merupakan
gangguan neurobehavioral yang ditandai dengan pola inatensi yang menetap,
hiperaktifitas dan impulsivitas yang menetap dalam berbagai situasi dan
menyebabkan gangguan fungsi. Persentase GPPH pada anak mengalami
peningkatan sebanyak 21,8%, dari 7,8% menjadi 9,5% sejak tahun 2003 sampai
2007. Dari semua anak yang didiagnosis GPPH, 66,3% sedang menjalani
pengobatan, 4,8% nya merupakan anak berusia 4-17 tahun. Penelitian lain
menggunakan rekam medis di California melaporkan peningkatan 24% diagnosis
8
GPPH pada anak berusia 5-11 tahun sejak tahun 2000 sampai 2010.

22
Dampak ADHD tidak hanya dirasakan oleh anak tersebut, namun juga
dirasakan oleh keluarga. Dampak pada anak bisa berupa nilai akademis yang
buruk, gangguan bersosialisasi, status pekerjaan yang rendah, dan risiko
kecelakaan meningkat. Sedangkan dampak pada keluarga adalah menimbulkan
stres dan depresi pada keluarga, keharmonisan keluarga terganggu dan perubahan
status pekerjaan. Anak dengan ADHD mengalami kesulitan dalam mengerjakan
tugas-tugasnya. Anak-anak ini memerlukan bantuan, bimbingan, dan pengertian
baik dari orang tuanya, pembimbing, dan sistem pendidikan umum. Prognosis
dari ADHD ini umumnya baik, terutama bila pasien cepat didiagnosis sehingga
segera mendapatkan terapi.
Formulasi diagnostik ini berdasarkan DSM-V. Kriteria diagnostik
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifs berdasarkan DSM-V, sebagai
9
berikut:
A. Pola inatensi dan/atau hiperaktif-impilsif yang menetap yang
mengganggu fungsi atau perkembangan, ditandai oleh 1 dan/atau 2:
1. Inatensi: Enam (atau lebih) gangguan berikut harus menetap
setidaknya 6 bulan yang tidak konsisten dengan fungsi
perkembangan dan berdampak negatif secara langsung pada
aktifitas sosial dan akademi:
a. Sering gagal memusatkan perhatian pada hal-hal kecil atau
membuat kesalahan yang ceroboh (tidak hati hati) dalam
pekerjaan sekolah, pekerjaan, kegiatan lain.
b. Sering sulit mempertahankan perhatian pada waktu
melaksanakan tugas atau kegiatan bermain
c. Sering seperti tidak mendengarkan pada waktu diajak
bicara langsung
d. Sering tidak mengikuti petunjuk dan gagal menyelesaikan
pekerjaan sekolah dan tugas (tidak disebabkan oleh
perilaku menentang atau kegagalan memahami petunjuk.
e. Sering sulit mengatur tugas dan kegiatan

23
f. Sering menghindar, tidak suka atau enggan melibatkan diri
dalam tugas yang memerlukan ketekunan yang
berkesinambungan (seperti : melakukan pekerjaan rumah
atau pekerjaan sekolah).
g. Sering menghilangkan benda – benda yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas atau kegiatan
h. Perhatiannya sering mudah dialihkan oleh rangsangan dari
luar
i. Sering lupa dalam kegiatan sehari hari
2. Hiperaktif dan impulsifitas: Enam (atau lebih) gejala berikut yang
menetap selama setidaknya 6 bulan yang tidak konsisten dengan
tingkat perkembangan dan banyak berdampak negatif secara
langsung pada aktifitas sosial atau akademi/pekerjaan :
a. Sering tangan dan kakinya tidak bisa diam atau tidak bisa
duduk diam
b. Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau di
situasi lain dimana diharapkan untuk tetapi diam
c. Sering berlari lari atau memanjat secara berlebihan dalam
situasi yang tidak sesuai untuk hal tersebut
d. Sering mengalami kesulitan bermain atau mengikuti
kegiatan waktu senggang denga tenang
e. Sering dalam keadaan siap gerak (atau bertindak seperti
digerakkan oleh mesin)
f. Sering bicara berlebihan impulsivitas
g. Sering melontarkan jawaban sebelum pertanyaan selesai
dilontarkan
h. Sering sulit menunggu giliran
i. Sering menyelak atau memaksakan diri terhadap orang
lain ( misalnya : memotong percakapan atau mengganggu
permainan.

24
B. Gejala hiperaktif-impulsif atau tidak mampu memusatkan perhatian yang
menimbulkan masalah telah ada sebelum usia 12 tahun
C. Kegagalan yang ditimbulkan oleh gejala – gejala tersebut tampak pada
dua atau lebih tempat ( misalnya di sekolah atau tempat kerja dan di
rumah)
D. Didapatkan bukti yang jelas adanya kegagalan yang bermakna secara
klinis pada fungsi social, akademik dan okupasional
E. Gejala – gejala tersebut tidak disebabkan oleh gangguan psikotik dan
tidak diakibatkan oleh adanya gangguan mental lain (misalnya :
gangguan alam perasaan, gangguan cemas, gangguan disosiatif, gangguan
7
kepribadian)
Diagnosis pasien ini di tegakkan berdasarkan anamnesis dan dan
pemeriksaan status mental. Dari anamnesis secara aloanamnesis di
dapatkan pasien berusia 7 tahun perempuan suku minahasa tinggal di
Asrama Brimob Manado, bersama orang tuanya. Pasien di keluhkan oleh
ibunya dengan keluhan tidak bisa diam baik di rumah maupun di
sekolah.kalau pasien sedang mengerjakan tugas di sekolah susah untuk
menyelesaikan karena kurangnya perhatian pada saat guru menjelaskan.
Pasien tidak bisa diam dan selalu bergerak-gerak kesana kemari jika
sedang beraktivitas, pasien selalu mengganggu temannya di kelas .
Paisen termasuk anak yang pandai akan tetapi cepat merasa bosan jika
sedang melakukan apapaun, dan sering mengganggu temannya .menurut
ibu pasien , dia tidak bisa diam kalau sedang di rumah, selalu ada saja
yang dia buat, dan tidak pernah merasa lelah., ia mengejarkan tugas
rumah dalam waktu yang lama dan jika tidak di damping tidak akan
selesai. Pasien suka sekali menonton tv dan bermain dengan temannya
sampai lupa waktu, jika di suruh mandi atau tidur pasien malah marah-
marah., kalaupun ibunya menegurnya ia tidak akan memperdulikannya.
Menurut ibunya pasien bisa melakukan aktivitas sehari-hari sendiri tanpa
perlu bantuan, pasien sudah bisa mandiri dalam hal mengenakan pakaian

25
ataupun sepatu sendiri. Pasien bisa BAB dan BAK sendiri, dan sudah
tidak pernah BAK di tempat tidur. Pasien tidak pernah melakukan
tindakan agresif seperti memukul orang, saat keinginannya tidak di
penuhi. Pasien juga sering berbicara dengan volume tinggi. Pasien
menunjukkan hiperaktivitas saat melakukan wawancara pasien sering
berjalan mondar-mandir . pasien tidak memiliki masalah dalam
berkomunikasi dengan orang tuanya . apabila di panggil pasien tidak
selalu merespon. Pasien dapat mengikuti perintah sederhana seperti
membersihkan tempat tidur. Seorang anak perempuan 7 tahun tampak
sesuai usia, bertubuh kecil berkulit warna kuning langsat, rambut hitam .
Pasien menggunakan baju dan celana pendek merah . ekspresi wajah baik
dan sesuai. Pasien cukup kooperatif menjawab pertanyaan, mood eutimia,
afek serasi, kualitas sesuai, hendaya bahasa tidak di temukan, kontak
kurang baik, pasien bisa di alihkan dengan hal-hal di sekitarnya. Oleh
sebab itu dapat ditegakkan diagnosis Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas tipe kombinasi dengan komorbiditas Gangguan perilaku
Menentang

B. Terapi
Untuk farmakoterapi yang pertama digunakan stimulan sistem saraf
pusat, terutama methilphenidate. Metilfenidat memblokade membrane
presinaptik transporter dopamine dan menghalangi pengikatan dopamine dan
noradrenalin ke neuron presinaptik. Diduga peningkatan konsentrasi dopamine
dan noradrenalin di intrasinaptik korteks frontal dan daerah subkorteks otak

berhubungan dengan motivasi dan penghargaan.10


Metilfenidat diserap cepat dan hampir lengkap. Pemberian 10 mg
metilfenidat mencapai kadar plasma maksimumnya dalam waku 1-2 jam. Durasi
10
kerjanya berkisar 1-4 jam sehingga dibutuhkan 2-3 kali per hari.
Jenis psikoterapi yang diberikan:
1. Adanya Pelatihan Keterampilan Sosial

26
2. Edukasi Bagi Orang Tua dan Guru

3. Terapi Modifikasi Perilaku (ABC / Antecendents Behaviour


Concequents)

4. Edukasi dan Pelatihan Pada Guru

5. Terapi Keluarga

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Nelson WE. Ilmu kesehatan anak. 15th ed. Jakarta: EGC. 2012. H 114-116.
2. Gillberg C. Deficits in attention, motor control, and perception: a brief review.
Arch Dis Child 2003;88:904–910.
3. Adesman AR. The diagnosis and management of attention-deficit/hyperactivity
disorder in pediatric patients. Primari Care Companion J ClinPsychiatry.
2001;3(2):66-77.
4. Masi L, G Martin. ADHD and comorbid disorders in childhood. Clinical
Psychiatry. 2015:1:1-9.
5. Amir N. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2010.
6. Steiner H, Remsing L. Practice Parameter for the Assessment and Treatment of
Children and Adolescents With Oppositional Defiant Disorder. J. Am. ACAD.
Child Adolesc. Psychiatry. 2007;46(1):126-141.
7. Kaplan HI, Saddock BJ, Greb JA. Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences /
th
Clinical Psychiatry. 9 ed. USA : Lippincott Williams & Wilkins. 2009. H 3540-
51.
8. Polanczyk GV, Willcutt EG, Salum GA, Kieling C, Rohde LA. ADHD prevaence
estimates across three decades: an update systematic reviewand meta-regression
analysis. Int J Epidemiol (2014) 43 (2): 434-442.
9. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental
disorders. Edisi 5. Washington, DC: American Psychiatric Publishing. 2013. h. 6-
8.
10. National Institute for Health and Clinical Excellence. Attention deficit
hyperactivity disorder: diagnosis and management of ADHD in children, young
people and adults. Great Britain: The British Psychological Society and The
Royal College of Psychiatrists. 2009. H 235-255.

28
XVI. WAWANCARA PSIKIATRI
Wawancara dilakukan pemeriksa dengan ibu pasien dan dengan pasien tanggal 7 Agustus

2017.

Autoanamnesis dengan Ibu pasien


Keterangan:
A : Pemeriksa (dokter muda Agung
Sri) I : Ibu pasien
Transkrip wawancara tanggal 7 Agustus 2017
A : selamat sore saya dengan koas bagian kejiwaan mo tanya2 sedikit tentang
ade, ade pe nama sapa?
I : hmm yang pertama
A : oh itu ade
I : yang pertama chalista
A : chalista sapa?
I : chalista langsung depe marga jo?
A : iyo
I : Tarore
A: umur berapa ade ibu?
I : 7 tahun
A : perempuan kang?
I : perempuan
A : tempat tanggal lahir di mna?
I : manado 13 feb 2010
A : ade sekarang kelas?
I : kelas 3
A : kelas 3 sd kang, suku apa ibu?
I : suku minahasa
A : agama ibu?
I: Kristen katolik
A : nmor telepon bu boleh di ulangi
I : 0813
A : kita mo tnya bu adek ini dri kecil hiperaktif atau bgaimana?
I : memang hiperaktif dia
A: hiperaktif sekali dia?
I : dia nanti mo badiam kalau mo tidor
A : biar so marah dia tetap lagi bagitu?

29
I : nanti so mrah berapa kali dia badiam noh , kalo Cuma 1 x paling dia trus2
itu bermain
A : jadi dia nanti badiam kalau dia so tdr kang?
I : kebanyakan dia musti badiri kalau ada dpe film kesukaan baru dia dduk
manis badiamdi muka tv
A : depe hiperaktif itu so dari kapan?
I : oh dari kecil noh dia dari berapa tahun 1 tahun dia so mulai ini apa
A : itu depe hiperaktif itu baganggu orang atau cu,a bermain2 bagitu
I : kalau ganggu orang ada katu noh, cuman kebanyakan dia eksplorasi sendiri
dia mo suka bermain inilah itulah kebanyakan itulah
A: kong nyanda rupa masuk di akal bagitu nyanda menantang, rupa mo makang
sesuatu yang?
I : kalau dulu masih kecil ada noh misalnya dia suka makan apa yang dia suka ad
noh mar sekarang yang dia tau so nimbole dia so nd mo kore?
A : itu kira-kira so b erapa lama kang bu dia bagitu?
Smpe skrg dia bgtu atau dari dua tahun sampe kapan kira-kira?
I : tu yang bagemana?
A : yang hiperaktif itu
I : paling 1-5 kalau 6 dia so miulai mangarti toh sampe sekarang so agak
mangarti taganti pa depe ade ini noh
A : sama lagi bagitu?
I : iyo
A: kong kalau misalnya depe papa jaga marah dia tako?
I : kalaui kebanyakan skali kwa kalaou bagini depe papa kan jarang jaga
marah paling kebanyakan kita yang ba marah jadi kalau tiap kali ada sesuatu
yang bekeng kita marah dia so nd ba dengar mar kalau dep papa
A : jadi dia tako skli
I : kalau mo bilang tako sklai le nyanda cuman dang kalau depe papa ba suara
dia so tako beda deng kita kalau 2 3 kali bamarah baru dia mo tako soalnya dia
so biasa dengar sto pa kit aba mrh
A: itu depe hiperaktif nd pernah brenti di umur brpa? Pkoknya dari umur 1-5
tahun bagitu trus daia?
I : hm iyo babagitu noh dia paling ada noh kejenuhan misalnya satu hari kalo
laeng kali dia ini ni anak kecuali di saki kong ituleh Klo dia rasa so saki skali.
Pkoknya kalo dia saki lia jo kalo masih bermain-main, bearti dia masih ini dang
masih bagus dang tapi kalo dia so kurang tidor-tidor bearrti so agak parah depe
saki
A: dpe berat badan dang ibu rasa meningkat menurun atau biasa-biasa?

30
I: kalo dia kwa biasa-biasa ni anak ini depe kaka le kw aba makan nda tlalu
bagimana le toh Cuma ja tongka deng vitamin dia lalu
A: depe napsu makan dang?
I: depe napsu makan…. Kalo depe kaka kadang-kadang dia mo minta makan
A: oh jadi depe makan nda bagus dang?
I: iyo lenkali te kalo dia bilang nda mo makan nyanda mo minta makan dia
A: kalo depe tidor dang bagimana? Bagus?
I: kalo depe tidor le musti mo paksa rupa itu dia tadi ada bermain-bermain toh
kage-kage kita kurang bilang tidor eh tidor awas kalo nda tidor. Lia kamari so
tatidor noh
A: jadi dia nda ba aktifitas kalo dia tidor eh?
I: pokoknya apa dia mo kore, pokoknya ada aja dia mo bekeng
A: jaga ta bagun tidor malam-malam dia?
I: nda
A: kalo so tidor, tidor?
I: iyo soalnya kan dorang dua dari kecil asi toh kan beda toh asi deng kalo kase
susu, ba asi kalo dia so manangis otomatis langsung jadi dia so tabiasa noh kalo
malam langsung tidor nda ada tum o bangun
A: kong ade merasa nda kalo dia lebeh aktif dari ade-ade yang lain?
I: kalo sejauh ini sih dia rasa nyanda, so kurang sama dang karna kwa bagini dia
jarang kwa main diluar dia kan kebanyakan dalam rumah nanti kalo kita kaluar
ato ada deng anak-anak baru noh dia bermain
A: ade pernah saki apa sampe dia maso rumah sakit?
I: dia dua kali maso rumah sakit, pertama kali dia masuk muntaber, yang kedua
dia maso rumah sakit ISPA
A: yang muntaber tahun berapa?
I: tu 2012 iyo 2012 umur 2 tahun
A: baru yang ispa?
I: umur 5 tahun
A: berarti baru-baru kang? 2012 deng 2015 beda rumah sakit?
I: nyanda. 2012 di bhayangkara 2015 di RS advent
A: konh itu nanti dia so saki lama baru ibu bawa di RS ato bagimana?
I: nyanda karna kwa dia kwa amper ba asma cuman kalo dia so batuk somo ini
somo panas ta somo bawa ke RS
A: depe pengobatan yang ispa smpe skrg?
I: nyanda
A: Cuma yang waktu di RS dang? Itu berapa lama? Yang muntaber berapa lama
di RS?
I: kalo muntaber Cuma sekitar 4 hari

31
A: mar itu pulang so langsung sembuh?
I: iyo, yang lama kwa tu ispa sekitar 1 minggu
A: tapi pulang sembuh?
I: iyo sembuh noh dia Cuma itu noh yang dia maso rs abis itu so nda pernah
A: kejang, malaria pernah?
I: nda, depe panyaki kwa cuma itu, panas
A: ade pernah priksa lab sebelumnya
I: iyo waktu maso r situ noh
A: mar depe hasil bagus-bagus
I: iyo mar dia waktu itu pernah ada radang dia umur 4 tahun
A: itu radang apa?
I: radang di tenggorokkan. Pneumoni
A: itu kapan?
I: itu sekitar 4 tahun
A: mar nda maso r situ pneumoni?
I: iyo nyanda nanti dia so umur 5 tahun itu noh baru dia dapa ispa
A: kalo saki-saki laeng demam berdarah?
I: nda
A: ade ja kase minum kopi?
I: nyanda noh, kita le kwa ja marah kalo dia ja minum kopi
A: mar dia pernah minum kopi?
I: dia suka baba rasa noh sama noh sama deng orang tua kalo ja minum kopi
malam susah mo tidor apalagi kalo dia so ba skolah ini
A: ade anak pertama kang dari 2 bersaudara?
I: iyo
A: waktu ibu hamil pa ade bagus-bagus nda ada saki?
I: iyo
A: ade lahir normal?
I: iyo
A: dilahirkan oleh dokter di RS?
I: iyo, dokter.
A: nda ada kelainan ato cacat toh?
I: iyoo
A: ade pe masa kanak-kanak dang dari 0 sampe 3 tahun? Pertamakan dia minum
asi toh. Smpe berapa lama dang?
I: adoh dia lama. Sebenarnya 2 tahun kita smo kase brenti kong kita itu kwa da
cilaka jadi kt da sepaksa brenti sebelum 2 tahun itu tapi dia lanjut ulang pas kita
keluar dari RS sampe dia umur 4 tahun
A: berarti dia brenti total di umur 4 tahun?

32
I: iyo
A: dia mulai ba cerita cumu papa mama umur berapa?
I: dia cepat, masih 8 bulan. 1 tahun dia so lancer
A: kalo jalan dang?
I: 1 tahun 2 bulan
A: kalo dia makan dang?
I: 6 bulan
A: masih bubur?
I: iyo SUN
A: kalo makan nasi biasa dang?
I: nanti 1 tahun 2 bulan makanya dpe usus kan itu rawan tipes
A: ade dibesarkan oleh ibu deng ibu pe suami?
I: deng depe oma opa
A: oma opa rawat pa dia berapa lama?
I: 1 tahun awal soalnya dia 10 bulan torang so di talaud, tape suami pindah
A: kong ibu se belajar pake toilet for BAB BAK umur berapa?
I: dia kwa pempers selalu mar 2 tahun pas dia so lepas pempers
A: dia so tau dang dia mo bilang mo pipis?
I: iyo noh pas 2 tahun itu kt so kase belajar jadi pas malam dia mo ba pis di mo
bilang noh kalo dia mo kaluar
A: ade senang bermain dari masa kecil?
I: iyo senang
A: kalo misalnya kalo ibu deng bapak ja bilang apa dia ja iko? Ato lenkali dia nda
ja dengar?
I: nanti kalo so kedua kali dia baru dengar mar kalo depe papa 1x mo bilang dia
so iyo
A: dia mulai berdiri umur berapa?
I: 8 bulan sto ato 9 bulan
A: kalo pigi toilet sendiri dang umur berapa?
I: 2 tahun
A: pas depe usia 3-5 tahun dia masih aktif lagi? Lebeh aktif dari yang pertama?
I: hm iyo
A: suka bermain deng sodara deng temang?
I: iyo suka noh dia
A: kalo nakal deng ba ganggu dang?
I: kalo nakal sih nda, mar suka baba ganggu noh
A: ade maso SD umur berapa?
I: SD 5 tahun 5 bulan
A: rajin dia pigi skolah ato nanti ibu mo paksa?

33
I: nyanda, memang rajin dia pigi skolah
A: naik kelas dang selama ini?
I: iyo naik, waktu dia kelas 2 juara menulis indah sekota manado
A: ibu pe kasih sayang bagus pa dia?
I: iyo bagus
A: kesulitan belajar dang ada?
I: iyo noh katu ada, kalo kurang mangarti di skolah di ba Tanya noh sampe di
rumah
A: ibu ja manja pa dia?
I: kalo mo bilang manja sih nyanda noh, mar kalo ada dia mo minta kase
pengertian noh kalo belum ada tapi dia mangarti noh itu
A: ibu perumah ini sewa ato?
I: inikan rumah dinas
A: berapa orang tinggal disini?
I: empat
A: berapa kamar ini bu?
I: Cuma satu
A: ibu boleh Tanya ibu berapa kaka ade?
I: dua, anak pertama kita yang kedua cowo
A: baru dari bapak dang?
I: bapak anak kedua, yang pertama cowo
A: dia ja belajar bagimana? Susah mo pusatkan perhatian?
I: kalo dia kw ape kendala Cuma satu, dia pang ba cerita di kelas
A: oh jadi gara-gara itu dia susah dang?
I: nyanda susah sih cuman kalo pas depe guru menjelaskan kong dorang so ba
cerita jadi gara-gara itu noh jadi somo talama ba beking, Cuma yntuk depe tugas-
tugas selesai, Cuma lama memang dia. mangarti-mangarti noh cuman lama noh
dia mo ba karna dia lama bacerita so lama noh dia mobeking tu tugas jadi lenkali
kalo so ba jemput dia masih ja ba bekeng depe tugas padahal so pulang
A: kalo dia bekeng PR dang agak lambat ato?
I: oh nda kan kalo dia ja bekeng PR kita ato depe papa ja damping kan nda ada
tamang beda sama deng di skolah
A: mar untuk mangarti dang dia mangarti sendiri ato?
I: tergantung dia noh lenkali kalo dia rasa susah dia .tanya noh kebanyakkan
tentang berhitung
A: kalo di kelas dang dia bagimana?
I: dia kwa paling banyak cm ba cerita-cerita kalo bermain nyanda talalu
A: kalo ja mangarti pelajaran dia cepat ato butuh proses?

34
I: kalo mo bilang cepat nda cepat mo bilang lambat nyanda . normal noh ada
disaat dia mangarti ada disaat dia nda mangarti dia Tanya
A: kalo untuk dpe bateman dang bu? Bagus ato ja bakalae-bakalae?
I: karna dia lebeh banyak dirumah nyanda talalu banyak teman mar pas di skolah
suka noh dia baba cari teman rupa ini dia da ba pindah skolah kan murid baru
lenkali dia ja dpa bully lenkali dia pulang rumah dia bilang mama dorang nda ba
teman deng kita kita Cuma pigi kantin sendiri kong kita bilang noh nda apa-apa
A: kong ibu nda pernah Tanya kiapa so ade da bekeng apa so sampe dorang
nimau bateman?
I: kita nda ba Tanya mar lenkali kita yang ja ba ini sendiri
A: ada nda pas dorang sementara belajar kong dia mo pangge ba cerita?
I: paling ada noh, taujo ni anak ini
A: hari-hari ade ja baa pa dang dirumah?
I: pulang rumah dia makan, tidor, bangun, bermain, dia kwa bekeng PR sblm
makan malam
A: membaca dan menulis dang dia dari umur berapa so tau?
I: dari TK so lancar babaca mar mo bilang lancar le nyanda mar so tau noh dari 2
huruf baru 3
A: kalo menulis dang ibu?
I; kalo menulis dia dari sebelum masuk TK so tau, tulis 1-10 tulis A-Z
A: ibu pernah nda bagambar sesuatu kong ibu suruh co iko kwa ini?
I: hah kalo kita kwa nyanda Cuma depe papa kalo sepengetahuan kita baru mo
umur 3 tahun dia ada kase akan buku dengan pensil kita sendiri yang kage kit ape
buka itu gambbar angry bird, kita Tanya sapa yang kase ajar dia bilang nda noh
dia iko sendiri dari televise
A: oh iyo makase dang neh bu
I: iyoo

35
36
37
39
40

Anda mungkin juga menyukai