DISTOSIA
DISUSUN OLEH:
TIURMAULI ROTUA SIMANJUNTAK
NIM : 2020152016
2. Etiologi Distosia
a. Distosia karena HIS
Distosia kelainan tenaga/his adalah tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi sehingga
menyebabkan persalinan macet.
Dalam persalinan diperlukan his normal yang mempunyai sifat :
Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim.
Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim
Kekuatanya seperti memeras isi otot rahim
Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga
terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim.
Jenis – jenis kelainan His :
a. His hipotonik
1) His hipotonik disebut juga intersia uteri yaitu his yang tidak normal, fundus
berkontraksi lebih kuat dan lebih dulu dari pada bagian lain.
2) Kelainan terletak pada kontraksinya yang singkat dan jarang
3) Selama ketuban utuh umumnya tidak berbahaya bagi ibu dan janin.
4) Hisnya bersifat lemah, pendek, dan jarang dari his normal
5) Inersia uteri dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Inersia Uteri Primer
- Bila sejak awal kekuatanya sudah lemah dan persalinan berlangsung
lama dan terjadi pada kala 1 fase laten.
b) Inersia Uteri Sekunder
- Timbul setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang lama dan terjadi
pada kala 1 fase aktif.
- His pernah cukup kuat terapi kemudian melemah.
- Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan.
- Pada bagian terendah terdapat kapur, dan mungkin ketuban telah pecah.
- Dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung sedemikian lama
sehinggga dapat menimbulkan kelelahan otot uterus, maka interesia
uteri sekunder ini jarang ditemukan. Kecuali pada wanita yang tidak
diberi pengawasan baik waktu persalinan.
b. His Hipertonik
1) His hipertonik disebut juga tetania uteri yaitu his yang terlalu kuat.
2) Sifat hisnya normal, tonus otot diluar his yang biasa, kelainannya terletak
pada kekuatan his.
3) His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan berlangsung
cepat (<3 jam disebut partus presipitatus)
4) Partus presipitatus dapat mengakibatkan kemungkinan :
a) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
b) Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan.
c) Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan dan
inversion uteri.
5) Tetania uteri juga menyebabkan afiksia intra uterine sampai kematian janin
dalam rahim. Bahaya bagi ibu adalah terjadinya perlukan yang luas pada jalan
lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Bahaya bagi bayi adalah
terjadi perdarahan dalam tengkorak karena mengalami tekanan kuat dalam
waktu singkat.
c. His tidak terkoordinasi
1) Adalah his yang berubah-ubah. His jenis ini disebut Ancoordinat Hypertonic
Urine Contraction.
2) Tonus otot meningkat diluar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti
biasa karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi.
3) Tidak adanya kordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah
menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
Tidak jarang dijumpai jenis kombinasi keempat jenis klasik ini. Disinilah letak
kegunaan pelvimetri rotgen, untuk mengetahui jenis, bentuk, dan ukuran-ukuran
pelvis secara cepat. Untuk menyebut jenis pelvis kombinasi, disebutkan jenis pelvis
bagian belakang dahulu, kemudian bagian depan. Misalnya, jenis android-ginekoid :
itu berarti jenis pelvis bagian belakang adalah jenis android dan bagian depan adalah
ginekoid. Dapat disini dikemukan bahwa pelvimetri rotgen itu hanya dilakukan pada
indikasi tertentu, misalnya adanya dugaan ketidakseimbangan antara janin dan
panggul (feto-pelvic disproportion) adanya riwayat trauma atau penyakit tuberkolosis
pada tulang panggul, bekas SC dan akan direncanakan partus pervaginam pada letak
sungsang, presentasi muka atau kelainan letak lain. Pembatasan pemakaian sinar
rontgen berdasarkan pengaruhnya terhadap sel-sel kelamin janin yang masih amat
muda itu serta ovaria ibu. Dewasa ini dapat digunakan MRI (Magnetic Resonance
Imagine).
Gambar bentuk PAP dari empat tipe dasar panggul wanita.
4. PATHWAY DISTOSIA
6. Komplikasi
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi antara lain:
a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara kemajuan janin
dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan terjadinya fistula karena
nekrosis pada jalan lahir
b. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami hipoksia dan
perdarahan
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin
(lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya,
biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul
sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan
pre eklamsi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
b. Mata
Biasanya konjungtiva anemis
c. Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru
yang tertinggal saat pernafasan
d. Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan
atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak
normal atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak,
lakukan perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya
distensi usus dan kandung kemih.
e. Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik,
biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba
jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
f. Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan
kelainan tulang belakang
3. Pola Fungsional Gordon
a. Pola persepsi-menajemen kesehatan
klien terkadang tidak mengetahui bagaimana penatalaksaan terhadap sakitnya ini
b. Pola nutrisi – metabolik
Biasanya pada klien terdapat penurunan nafsu makan karena sakit yang ia alami
c. Pola eliminasi
biasanya pada klien ini distensi usus atau kandung kemih yang mungkin
menyertai
d. Pola latihan dan aktivitas
keadaan biasanya pada klien ini mengalami keletihan,kurang
energi,letargi,penurunan penampilan
e. Pola istirahat dan tidur
biasanya pada klien ini istriharatnya terganggu karena sakit yang dirasakan.
f. Konsep diri
merasa stress dengan keadaan penyakitnya ini.
g. Pola peran dan hubungan
biasanya ada sedikit masalah karena klien merasa rendah diri karena selalu
merasa bergantung kepada orang di sekitarnya
h. Pola reproduksi
uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel.
i. Pola kognitif-perseptual
biasanya tidak ada masalah dengan indra.
j. Pola koping
klien biasanya tampak cemas dan keakutan
k. Pola keyakinan
pada keadaan ini klien susah menjalankan kewajibannya dalam beribadah karena
sakit yang ia alami
4. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Cairan : Kekurangan Volume Cairan
berhubungan dengan Hipermetabolik, Peningkatan Kehilangan Cairan
b. Gangguan Pertukaran Gas Terhadap Janin berhubungan dengan Kontraksi Uterus
yang lama
c. Resiko Cedera Tinggi terhadap janin berhubungan dengan Hipoksia Jaringan,
Penekanan Kepala pada Panggul, Partus Lama, CPD.
DAFTAR PUSTAKA
HK, Joseph dan S, Nugroho. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Ralph C. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Ed. 9. Jakarta : EGC.
Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi Obstetri Patologi Ed. 2.
Jakarta : EGC.
Mochlar, Rustam. 1990. Synopsis Obstetric. Jakarta : EGC
FKUI Universitas Padjajaran. 1983. Uji Diri Obstetric dan Ginekologi.
Bandung : Eleman
Wiknojosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo
Chandranita, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetric untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta:EGC
Farrer, Helen. 2001. Perawatan Meternitas Edisi II. Jakarta: EGC
Bobak, et all, 2005. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Doenges, Marilyn E., 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde., 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka