A. Definisi Distosia
Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan (Rustam Mukhtar, 1994).
Persalinan abnormal yang erat kaitannya dengan kelainan pada 4P (pelvis, passenger,
power, dan plasenta) dan ditandai dengan adanya hambatan kemajuan dalam persalinan.
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat
berbagai kondisi (Bobak, 2004 : 784).
B. Klasifikasi Distosia
1. Distosia karena HIS
Distosia kelainan tenaga/his adalah tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi sehingga
menyebabkan persalinan macet.
Dalam persalinan diperlukan his normal yang mempunyai sifat :
Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim.
Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim
Kekuatanya seperti memeras isi otot rahim
Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga
terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim.
Jenis – jenis kelainan his :
a. His hipotonik
1) His hipotonik disebut juga intersia uteri yaitu his yang tidak normal, fundus
berkontraksi lebih kuat dan lebih dulu dari pada bagian lain.
2) Kelainan terletak pada kontraksinya yang singkat dan jarang
3) Selama ketuban utuh umumnya tidak berbahaya bagi ibu dan janin.
4) Hisnya bersifat lemah, pendek, dan jarang dari his normal
5) Inersia uteri dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Inersia uteri primer
- Bila sejak awal kekuatanya sudah lemah dan persalinan berlangsung
lama dan terjadi pada kala 1 fase laten.
b) Inersia uteri sekunder
- Timbul setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang lama dan terjadi
pada kala 1 fase aktif.
- His pernah cukup kuat terapi kemudian melemah.
- Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan.
- Pada bagian terendah terdapat kapur, dan mungkin ketuban telah
pecah.
- Dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung sedemikian lama
sehinggga dapat menimbulkan kelelahan otot uterus, maka interesia
uteri sekunder ini jarang ditemukan. Kecuali pada wanita yang tidak
diberi pengawasan baik waktu persalinan.
b. His Hipertonik
1) His hipertonik disebut juga tetania uteri yaitu his yang terlalu kuat.
2) Sifat hisnya normal, tonus otot diluar his yang biasa, kelainannya terletak pada
kekuatan his.
3) His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan berlangsung
cepat (<3 jam disebut partus presipitatus)
4) Partus presipitatus dapat mengakibatkan kemungkinan :
a) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
b) Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan.
c) Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan dan
inversion uteri.
5) Tetania uteri juga menyebabkan afiksia intra uterine sampai kematian janin
dalam rahim. Bahaya bagi ibu adalah terjadinya perlukan yang luas pada jalan
lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Bahaya bagi bayi adalah
terjadi perdarahan dalam tengkorak karena mengalami tekanan kuat dalam
waktu singkat.
INERSIA UTERI
A. Definisi
Pemanjangan fase laten atau fase aktif atau kedua – duanya dari kala pembukaan.
Pemanjangan fase laten dapat disebabkan oleh serviks yang belum matang atau karena
penggunaan analhetik yang terlalu dini. Pemanjangan fase deselerasi ditemukan pada
disproporsi sefalopevik atau kelainan anak. Perlu diingat bahwa pemanjangan fase laten
maupun fase aktif meningikan kematian perinatal.
B. Etiologi ( penyebab )
Inersia uteri dapat disebabkan oleh penggunaan analgetik yang terlalu cepat,
kesempitan panggul, letak defleksi, kelainan posisi, rengangan dinding rahim
(hidramnion, kehamilan ganda), dan perasaan takut dari ibu sendiri.
Menurut Rustam Mochtar (1998) sebab-sebab inersia uteri adalah :
1. Kelainan his sering dijumpai pada primipara
2. Faktor herediter, emosi dan ketakutan
3. Salah persalinan dan obat-obatan penenang
4. Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah rahim, ini
dijumpai pada kesalahan-kesalahan letak janin pada CPD.
5. Kelainan uterus, misalnya uterus bikornis unikolis
6. Kehamilan postmatur
7. Penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia
Uterus yang terlalu teregang misalnya hidramnion atau kehamilan kembar atau
makrosomia
Kelainan His
Kontraksi pelvic
Kontraksi uterus
Persalinan lama
Keletihan
E. Komplikasi
1. Persalinan berlangsung lama yang dapat membahayakan ibu maupun janin.
2. Menimbulkan tingginya risiko infeksi.
3. Dapat menimbulkan jejas kelahiran.
4. Ibu akan mengalami kelelahan dan dehidrasi .
5. Fase laten yang memanjang.
6. Serviks kakuatan tidak terjadi pelunakan serviks sehingga dapat menghambat proses
persalinan.
7. Kehamilan serotinus.
F. Penatalaksanaan
1. Mengatasi masalah yang muncul pada kondisi umum pasien seperti kelelahan,
dehidrasi dan perhatikan gizi pasien agar dapat terpenuhi dengan baik.
2. Berikan sedatif lalu nilai kembali pembukaan serviks setelah 12 jam.
3. Pemberian antiobiotik pada proses persalinan yang memanjang terutama pada kasus
dengan membrane plasenta telah pecah untuk menghindari adanya infeksi intrauteri.
4. Memberi efek stimulasi kontraksi uterus dengan oksitosin,5 unit oksitosin
(syntocinon) dalam 500 cc glukosa 5% diberikan melalui intra vena. Jika stimulasi
tidak berhasil maka dilakukan operasi cesar sesario pada pasien.
5. Operasi cesar sesario dapat dilakukan jika ada kontraindikasi terhadap pemberian unit
oksitosi maupun distres fetal sebelum terjadi dilatasi servikal.
6. Pemberian infus pada persalinan lebih 18 jam untuk mencegahtimbulnyagejala-
gejalaataupenyulitdalampersalinan. Tetesan infuse mulaidari 10 tetes/menit,
dankemudianmeningkatsecarabertahapsehinggamendapatkankontraksi uterus rata –
rata 3x dalam 10 menit.
7. Stimulasi pitosin dapat dilakukan untuk mencapai kemajuan persalinan.
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus 8
Seorang ibu multipara G2P1A0 datang ke rumah sakit dengan keluhan merasa kenceng-
kenceng, dari hasil pengkajian perawat didapatkan data sebagai berikut : TD 140/100 mmHg,
Nadi 80x/menit, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak keletihan, kurang energi, fase laten
memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku.
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : Ny A
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Kp Cipaku, desa Cisarandi
Pekerjaan : Guru
1. Riwayat Kesehatan:
a. Kehamilan saat ini
Ibu multipara G2P1A0 dengan usia gestasi 37 minggu, mengalami distosia, mengeluh
kenceng-kenceng, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak keletihan, kurang energi,
fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku, HPHT : 02
November 2022, dan HPL : 25 Oktober 2022
b. Kehamilan dahulu
Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, klien belum pernah
mengalami abortus.
c. Keluhan utama
Klien mengeluh kenceng-kenceng di abdomennya.
d. Riwayat Ginekologi
Menarche : 12 th
Siklus Haid : 28 hari
Teratur/ tidak teratur : Teratur
Sifat darah : Encer
Banyak : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Keluhan : Klien mengatakan bahwa ia mengalami dismenorhoe
e. Riwayat Medis
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti HIV, diabetes,
kanker, ginjal, jantung.
f. Riwayat Medis Keluarga
Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan melahirkan karena kelainan HIS
g. Riwayat Pekerjaan
Klien merupakan wanita karir yang bekerja sebagai guru dan harus menjaga toko
setelah pulang bekerja.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
1) Tinggi badan : 155 cm
2) Berat badan : Sebelum : 48 Kg, Sekarang : 58 Kg
3) TTV :
a) TD : 140/100 Nadi : 80x/ menit
b) RR : 26x/ menit Suhu : 36,5 C
b. Kepala
1) Bentuk kepala Mesochepal, kepala teampak kurang bersih, tidak terdapat cloasma
gravidarum, dan atau benjolan.
2) Pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar tioroid.
3) Pemeriksaan mata tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva
anemis, selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang mengalami
perdarahan, sklera kuning.
4) Telinga simetris, telinga tampak bersih dan tidak ada cairan yang keluar dari
telinga.
5) Pemeriksatidak terdapat polip pada hidung.
c. Kulit
1) Telapak kaki dan tangan tampak kemerahan
2) Jumlah keringat meningkat
3) Kulit berminyak dan berjerawat
4) Terdapat gars-garis putih pada kulit (striae gravidarum)
d. Wajah
1) Pucat
2) Bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada pipi dan dahi (Chloasma gravidarum).
3) Tidak terlihat adanya oedema
e. Jantung
Murmur jantung sistolik (90% pd wanita hamil) 1/6 atau 2/6 adalah ringan. Bila
murmur sistolik 2/6< harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.
f. Dada
1) Letak payudara simetris
2) Hyperpigmentasi areola mamae
3) Puting susu menonjol
4) Terdapat colostrum
5) Bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
g. Abdomen
1) Inspeksi
a) Tidak terdapat bekas luka operasi
b) Terdapat Linea nigra di garis tengah perut
c) Terjadi M. Rectus abdominis terbelah kiri-kanan pada trisemester ketiga
kehamilan
d) Terdapat Striae Gravidarum
e) Bising usus berkurang
2) Palpasi
a) Tonus meningkat dan terdapat nyeri tekan
b) Terdapat strie gravidarum (garis yang terlihat pada kulit perut wanita hamil).
c) Leopold I :-
d) Leopold II : Sering dijumpai kesalahan letak
e) Leopold III : Bagian terbawah janin belum turun, letak kepala
biasanya kepala masih goyang atau terapung(floating) atau mengolak diatas
pintu atas panggul.
f) Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul
3) Perkusi :Reflek lutut +/+
h. Genitalia
1) Tidak terdapat kelainan genetalia, terdapat pengeluaran air ketuban, adanya kelainan letak
anak.
2) Pengkajian genitalia eksterna:warna kemerahan dan peningkatan vaskularisasi yang
menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick ).
3) Pengkajian vagina dan serviks: tidak adanya rabas vagina, servisitis mukopurulen dan
lesi.
j. Personal Hygiene
Klien mandi 1x/ hari, sikat gigi 2x/ hari
k. Seksualitas
Biasanya terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau
fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena keterbatasan gerak ibu hamil,
menurunan libido.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan intensitas kontraksi uterus, kontraksi tidak efektif
2. Cedera, resiko tinggi terhadap maternal (ibu) berhubungan dengan penurunan tonus
otot/pola kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal.
3. Cedera resiko tinggi terhadap janin berhubungan dengan persalinan lama, malpresentasi
janin, hipoksia/ asidosis jaringan, abnormalitas pelvis ibu.
4. Keletihan berhubungan dengan faktor fisiologis ; kehamilan
5. Ansietas berhubungan dengan persalinan dan kurang informasi.
ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1 DS :
- Pasien mengeluh kenceng-kenceng di Nyeri b/d intensitas kontraksi uterus,
abdomennya kontraksi tidak efektif.
- Pasien mengeluh perut mules bagian
bawah dan menjalar ke pinggang
DO :
- Klien mengalami kontraksi intermiten
sampai regular setiap 7 menit sekali
selama 30 detik dengan skala nyeri 9.
- TTV
TD: 140/100
Nadi : 80x/ menit
RR : 26x/ menit
Suhu : 36,5 C
2 DS : Resiko tinggi cedera maternal (ibu)
b/d pola kontraksi otot, keletihan
- Pasien mengeluh merasakan kenceng-
maternal.
kenceng
- Pasien mengeluh keletihan
- Pasien mengeluh pusing
DO :
5 DS :
- Pasien mengeluh pusing dan badan lemas Ansietas b/d persalinan dan kurang
- Pasien mengatakan cemas dan takut akan informasi.
terjadi hal buruk.
DO :
- Wajah pasien tampak pucat
- Pasien tampak kebingungan
INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o
1. Nyeri Setelah dilakukan intervensi selama - Menentukan - Membantu dalam
berhubungan 1x24 jam kebutuhan rasa nyaman sifat, lokasi, mendiagnosa dan
dengan pasien terpenuhi dengan kriteria hasil dan durasi memilih
intensitas : nyeri. tindakan,
kontraksi - Nyeri yang dirasakan klien penekanan
uterus, menurun dari 9 menjadi 3 kepala pada
kontraksi - Klien tampak rileks servik yang
tidak efektif. - Kontraksi uterus efektif berlangsung
- Ada kemajuan persalinan yang lama akan
baik menyebabkan
- Kaji nyeri
intensitas - Setiap individu
nyeri ibu mempunyai
dengan skala tingkat ambang
nyeri nyeri yang
berbeda, denga
skala dapat
diketahui
- Berikan intensitas nyeri
lingkungan klien.
yang - Lingkungan yang
nyaman, nyaman dapat
tenang dan mengalihkan rasa
aktivitas nyeri yang
untuk dirasakan pasien.
mengalihkan
nyeri
- Bantu klien
dalam
menggunaka - Teknik relaksasi
n metode dapat
relaksasi dan mengalihkan
jelaskan perhatian
prosedur. dan mengurangi
rasa nyeri
- Tinjau - Untuk
kembali memastikan
penggunaan keefektifitasan
metode metode relaksasi
relaksasi. yang telah
dilakukan.
- Dengan kehadiran
- Kuatkan keluarga akan
dukungan membuat klien
social/ nyaman, dan
dukungan dapat mengurangi
keluarga. tingkat
kecemasan dalam
melewati
persalinan, klien
merasa
diperhatikan dan
perhatian
terhadap nyeri
akan terhindari
- Pemberian
- Berikan narkotik atau
sedative sedative dapat
sesuai dosis mengurangi nyeri
yang telah hebat
ditetntukan
dokter
2. Resiko Setelah dilakukan tindakan - Tinjau - Membantu
tinggi cedera keperawatan selama 3 jam ulang dalam
maternal diharapkan resiko cereda pada pasien riwayat mengidentifikasi
(ibu) berkurang. persalinan,a kemungkinan
berhubungan witan dan penyebab,
dengan pola durasi kebutuhan
kontraksi pemeriksaan
otot, diagnostik dan
keletihan intervensi yang
maternal. - Catat tepat
waktu/jenis - Sedatif yang
obat, diberikan terlalu
hindari dini dapat
pemberian menghambat
narkotik atau
dan anastesi menghentikan
blok persalinan.
epidural
sampai
serviks - Kelelahan ibu
dilatasi 4 yang berlebihan
cm menimbulkan
- Evaluasi disfungsi
tingkat sekunder, atau
keletihan mungkin akibat
yang dari persalinan
menyertai,s lama
erta - Kelelahan ibu
aktifitas dan yang berlebihan
istirahat, menimbulkan
sebelum disfungsi
awitan sekunder, atau
persalinan mungkin akibat
- Evaluasi dari persalinan
tingkat lama
keletihan - Disfungsi
yang kontraksi dapat
menyertai,s memperlama
erta persalinan,meni
aktifitas dan ngkakan resiko
istirahat, komplikasi
sebelum maternal/ janin
awitan - Serviks kaku
persalinan atau tidak siap
- Kaji pola tidak akan
kontraksi dilatasi,
uterus menghambat
secara penurunan
manual atau janin/kemajuan
secara persalinan.
elektronik terjadi
amniositis
secara langsung
- Catat dihubungkan
kondisi dengan lamanya
serviks, persalinan
pantau sehingga
tanda melahirkan
amnionitis, harus terjadi
catat dalam 24 jam
peningkatan setelah pecah
suhu atau ketuban
jumlah sel - Catat
darah putih, penonjolan,posi
catat bau si janin dan
dan rabas presentase janin
vagina - Kandung kemih
dapat
menghambat
aktifitas uterus
dan
mempengaruhi
penurunan janin
- Siapkan
untuk
melahirkan
dengan
forsep (bila
perlu)
3. Cedera Setelah dilakukan intervensi selama - Kaji denyut - Bradikardi dan
resiko tinggi 1x24 jam cedera pada janin dapat jantung takikardi pada
terhadap dihindari dengan kriteria hasil: janin secara janin dapat
janin - DJJ dalam batas normal. manual dan disebabkan oleh
berhubungan - Kemajuan persalinan baik. elektronik,d stres, hipoksia,
dengan an kaji irama asidosis, atau
penekanan jantung sepsis
kepala pada janin. - Tekanan dan
panggul, - Perhatikan kontraksi yang
partus lama. tekanan besar dapat
uterus menggangu
selama oksigenasi
istirahat dan dalam ruang
fase intravilos
kontraksi - Kontraksi yang
melalui terjadi setiap 2
kateter menit atau
tekanan kurang tidak
intrauterus memungkinkan
bila tersedia oksigenasi
adekuat dari
- Perhatikan ruang
frekuensi intravilous
kontaksi - Menentukan
uterus. Beri pembaringan
tahu dokter janin,posisi,dan
bila persentase dapat
frekuensi mengidentifikas
dua menit i faktor-faktor
atau kurang yang
memperberat
- Kaji disfungsional
malposisi persalinan
dengan - Penurunan jalan
menggunaka lahir merupakan
n manuver tanda CPD atau
Leopold dan malposisi
temuan - Kelebihan
pemeriksaan cairan amnion
internal.tinja yang berlebihan
u ulang hasil menyebabkan
USG distensi uterus
dihubungkan
dengan anomali
- Pantau janin
penurunan - Infeksi asenden
janin pada dan sepsis
jalan lahir disertai dengan
dalam takikardia dapat
hubunganny terjadi pada
a dengan pecah ketuban
kolumna lama
vertebralis - Mencegah
iskial /mengatasi
infeksi asenden
dan juga akan
melindungi
janin
- Perhatikan - Melahirkan
warna dan janin dalam
jumlah posisi posterior
cairan mengakibatkan
amnion bila insiden lebih
pecah tinggi dari
ketuban laserasi
maternal
- Untuk
menghindari
- Perhatikan cedera pada
bau dan kolumna
perubahan vertebralis bila
warna cairan melahirkan
amnion pada pervagina dari
pecah bokong
ketuban
lama.
Dapatkan
kultur bila
temuan
abnormal
- Berikan
antibiotik
pada klien
sesuai
indikasi
- Siapkan
untuk
melahirkan
pada posisi
posterior,bil
a janin gagal
memutar
dari oksiput
posterior ke
anterior
- Siapkan
untuk
kelahiran
secara
sesaria bila
presentasi
bokong
terjadi
4. Keletihan Setelah dilakukan tindakan - Monitoring - Pemantauan
berhubungan keperawatan selama 2 x 24 jam maka sumber sumber energy
dengan kebutuhan aman nyaman pada pasien energy yang guna
faktor dapat terpenuhi dengan criteria hasil adekuat. pengukuran
fisiologis ; - Pasien tampak lebih segar. nutrisi yang
kehamilan. - Pasien terlihat lebih berenergi. akan diberikan
- Memperhitungk
- Konsultasi an jumlah kalori
dengan ahli yang akan
gizi untuk diberikan pada
meningkatka pasien.
n asupan
makanan - Pemantauan
yang apakah
berenergi keletihan ini
tinggi. juga akibat dari
- Monitoring kurangnya
pola tidur istirahat.
dan lamanya - Dapat
istirahat mengurangi
pasien. tingkat
kelelahan.
- Bantu
aktivitas
sehari – hari
sesuai
dengan
kebutuhan.
5. Ansietas Setelah dilakukan tindakan - Jelaskan - Pemahaman
berhubun keperawatan selama 2 x 24 jam maka semua yang baik
gan kebutuhan aman nyaman pada pasien prosedur mengenai
dengan dapat terpenuhi dengan criteria hasil dan apa prosedur atau
persalina - Pasien mengatakan cemas yang akan tindakan dapat
n dan dan takut akan terjadi hal dirasakan mengurangi
kurang buruk. selama ansietas
informasi - Pasien tampak kebingungan. prosedur. - Pengungkapan
. perasaan dapat
menugrangi
- Anjurkan ansietas
pengungkap - Dapat
an perasaan meningkatkan
rasa kontrol
- Berikan pasien
kesempatan meskipun
kepada kebanyakan
pasien untuk dari apa yang
memberi terjadi diluar
masukan kontrolnya
pada proses - Membantu
pengambila menurunkan
n keputusan ansietas dan
memungkinkan
- Instruksikan pasien untuk
pasien berpartisipasi
menggunka secara aktif
n teknik
relaksasi
napas
dalam.
- Minta orang
tua atau
suami untuk
menemani
pasien untuk
mengurangi
rasa cemas.
IMPLEMENTASI
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Ttd
1. Nyeri b/d intensitas 1. Menentukan sifat, lokasi, dan durasi
kontraksi uterus, nyeri
kontraksi tidak 2. Mengkaji intensitas nyeri ibu dengan
efektif. skala nyeri
3. Memberikan lingkungan yang nyaman,
tenang dan aktivitas untuk mengalihkan
nyeri
4. Membantu klien dalam menggunakan
metode relaksasi dan jelaskan prosedur.
5. Meninjau kembali penggunaan metode
relaksasi.
6. Menguatkan dukungan social/ dukungan
keluarga.
7. Memberikan sedative sesuai dosis yang
telah ditetntukan dokter.
EVALUASI
No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi Ttd
1. Nyeri b/d intensitas S :klien mengatakan bahwa nyerinya
kontraksi uterus, berkurang setelah diberikan tindakan
kontraksi tidak untuk mengupayakan rasa nyaman
efektif. dengan relaksasi.
O : pasien masih pucat
A : masalah sebagian teratasi
P :mengajak pasien terus melakukan
teknik relaksasi yang telah diajarkan
bila nyeri terasa
DAFTAR PUSTAKA
1. HK, Joseph dan S, Nugroho. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri.
Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Ralph C. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Ed. 9. Jakarta : EGC.
3. Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi Obstetri Patologi Ed. 2.
Jakarta : EGC.
4. Mochlar, Rustam. 1990. Synopsis Obstetric. Jakarta : EGC
5. FKUI Universitas Padjajaran. 1983. Uji Diri Obstetric dan Ginekologi.
Bandung : Eleman
6. Wiknojosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo
7. Chandranita, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetric untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta:EGC
8. Farrer, Helen. 2001. Perawatan Meternitas Edisi II. Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DISTOSIA
DISUSUN OLEH :
Nida Alifia Nurfadilah
7421211037
DOSEN PEMBIMBING :
Papat Patimah, S.Kep., Ns., M.KEP