PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah definisi dari distosia ?
2. Apa saja klasifikasi distosia ?
3. Bagaimana etiologi distosia ?
4. Bagaimana manifestasi klinis distosia ?
5. Apa saja komplikasi distosia ?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatandistosia ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan dari distosia ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi dari distosia
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari distosia
3. Untuk memahami etiologi dari distosia
4. Untuk memahami manifestasi klinis dari distosia
5. Untuk mengetahui komplikasi dari distosia
6. mengidentifikasi penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia
7. mengidentifikasi pengkajian asuhan keperawatan distosia
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
f). Letak lintang
Sumbu memanjang janin menyilang, sumbu memanjang ibu tegak lurus atau
mendekati 90 derajat
g). Presentasi Ganda
Keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul dijumpai tangan,
lengan atau kaki, atau keadaan di samping bokong janin dijumpai tangan
2. Distosia Kelainan Tenaga dan / His
a. Inersia uteri atau Hypotonic uterine countraction.
Kontraksi uterus lebih lemah, singkat dan jarang daripada normal.Keadaan umum
biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa.
b. His terlampau kuat atau Hypertonic uterine contraction (tetania uteri)
His yang terlalu kuat dan sering menyebabkan persalinan berlangsung singkat tanpa
relaksasi rahim. Hal ini dapat membahayakan bagi ibu karena terjadinya perlukaan
luas pada jalan lahir (dapat menyebabkan ruptura uteri) sedangkan bayi bisa
mengalami perdarahan dalam tengkorak karena mendapat tekanan kuat dalam waktu
singkat.
c. Aksi uterus inkoordinasi atau uncoordinate hypertonic uterine contraction.
Sifat his yang tidak berubah dimana tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara
kontraksi dan bagian-bagiannya.Jadi kontraksi tidak efisien dalam mengadakan
pembukaan, apalagi dalam pengeluaran janin.
3. Distosia karena alat kandungan dan jalan lahir
Meliputi alat kelamin luardan dalam,adapun yang bisa mempengaruhi kemajuan
persalinan dapat dijabarkan sebagi berikut :
a. Pada vulva
edema ditemukan pada persalinan lama yang disebabkan pasien dibiarkan
mengedan terus,jarang mempengaruhi kelangsungan persalinan.
Stenosis pada vulva yang diakibatkan oleh radang dapat sembuh dan
meninggalkan jaringan perut sehingga mengalami kesulitan pada kala
pengeluaran sehingga diperlukan episiotomy yang cukup luas.
Tumor dalam bentuk neoplasma.
4
b. Pada vagina
Septum vagina yang tidak lengkap menyebabkan kadang-kadang menahan
turunnya kepala janin sehingga harus dipotong dahulu.
Stenosis vagina yang tetap kaku menyebabkan halangan untuk lahirnya janin
perlu dipertimbangkan seksio sesaria
Tumor vagina menyebabkan rintangan persalinan pervaginam,beresiko
kelancaran persalinan pervaginam.
c. Pada uterus
Posisi anterversio uteri (posisi uterus ke depan)pada kala 1 pembukaan kurang
lancar sehingga tenaga his salah arah,ajurkan ibu untuk tidur pada posisi
terlentang.
Kelainan uterus seperti uterus sub septus dan uterus arkuatus yang menyebabkan
terjadinya letak lintang dan tidak bisa dikoreksi.biasanya jalannya partus kurang
lancar dan his kurang lancar yang menyebabkan fungsi uterus kurang baik.
d. Kelainan pada ovarium
Kista ovarium,jika tempatnya di daerah fundus maka persalinan dapat
berlangsung normal
Jika kedudukan kista di pelvis minor,maka dapat menganggu persalinan dan
persalinan diakhiri dengan seksio saesaria.
4. Distosia karena kelainan janin
Klasifikasi :
- Distosia kepala : hydrosefalus (kepala besar,hygromonas koli / tumor leher)
- Distosia bahu : bahu janin lebar seperti anak kingkong
- Distosia perut : hydro post fetalis,asites,akardiakus
- Distosia bokong : meningokel,spina bifida dan tumor pada bokong janin
- Kembar siam (double monster)
- Monster lainnya.
a. Pertumbuhan janin yang berlebihan (janin besar )
Dikenal dengan makrosomia,atau giant baby adalah bayi dengan berat badan
diatas 4 kilogram.
b. hydrosefalus
5
adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam
pentrikel otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-
sutura dan ubun-ubun.cairan yang tertimbun dalam pentrikel biasanya antara
500-1500 ml,akan tetapi kadang-kadang dapat mencapai 5 liter.hydrosefalus
seringkali disertai kelainan bawaan lain seperti misalnya spinabifida.
c. Anencefalus
Suatu kelainan congenital dimana tulang tengkorak hanya terbentuk dari bagian
basal dari os frontalis,os parietalis,dan os oksipitali,os orbita sempit hingga
Nampak penonjolan bola mata.
d. Kembar siam
Terjadi pada janin kembar ,melekat dengan penyatuan janin secara lateral.pada
banyak kasus biasanya terjadi persalinan premature.apabila terjadi kemacetan
dapat dilakukan tindakan vaginal dengan merusak janin atau melakukan section
saesaria.
e. Gawat janin
Terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen,sehingga mengalami hipoksia .
5. Distosia karena kelainan panggul
Jenis kelainan panggul (Caldwell moloy) :
- Panggul ginekoid
- Panggul anthropoid
- Panggul android
- Panggul platipeloid
Perubahan panggul menurut munro kerr
- Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intruretin
- Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi
- Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
- Perubahan bentuk karena penyakit kaki
Perubahan bentuk Karena kelainan pertumbuhan intrauretin
- Panggul naegele
- Panggul Robert
- Split pelvis
6
- Panggul asimilasi
Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi :
- Rakitis
- Osteoplasma
- Neoplasma
- Fraktur
- Atrofi
- Penyakit sendi
7
persalinan pada kala II atau salah pemberian obat seperti oksitosin dan obat
penenang.
4. Distosia karena kelainan alat kandungan dan jalan lahir
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau keabnormalan saluran
reproduksi yang dapat mengganggu dorongan atau pengeluaran janin
5. Distosia karena kelainan janin
1. Bayi besar
a. Diabetes mellitus
DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar dengan berat lahir mencapai
4000-5000 gram atau lebih
b. Keturunan
Seorang ibu gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar
c. Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya
Bila bumil punya riwayat melahirkan bayi makrosomia sebelumnya,maka ia
berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan makrosomia
dibandingkan wanita yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia
karena umumnya berat seorang bayi yang akan lahirv berikitnya bertambah
sekitar 80-120 gr.
2. Hydrosefalus
Terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu tempat antara
tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikeldan tempat absorpsi dalam ruang
subaraknoid.
3. Anensefalus
Disebabkan factor mekanik,factor infeksi,factor obat,factor umur ibu,factor
hormonal.
4. Kembar siam
Terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna.karena terjadinya pemisahan yang lambat,maka pemisah anak tidak
sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD 1998).
8
5. Gawat janin
a. Infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus plasenta dalam
waktu singkat) berupa : aktivitas uterus,yang berlebihan,dapat dihubungkan
dengan pemberian oksitosin,hipotensi ibu,kompresi venakava,posisi
terlentang,perdarahan ibu,solusio plasenta,plasenta previa.
b. Infusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus plasenta dalam
waktu lama) berupa penyakit hipertensi,
c. Diabetes melliltus
Pada ibu penderita DM maka kemungkinan pada bayi akan mengalami
hipoglikemia karena pada ibu yg diabetes mengalami toleransi glukosa
terganggu,dan dan seringkali disertai hipoksia.
d. Isoimunisasi rh,postmaturnitas atau dismaturnitas,kompresi (penekanan)tali
pusat.
2.5 Komplikasi
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi antara lain :
a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara kemajuan janin
dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan terjadinya fistula karena
nekrosis pada jalan lahir
b. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami hipoksia dan
perdarahan
9
2.6 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
a. Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan passage serta passanger
normal,pasien dengan fase laten memanjang sering mendapat manfaat dari hidrasi dan
istirahat terapeutik. Apabila dianggap perlu untuk tidur,morfin(15 mg) dapat
memberikan tidur 6-8 jam. Apabila pasien terbangun dari persalinan,diagnosa
persalinan palsu dapat ditinjau kembali,berupa perangsangan dengan oksitosin.
b. protraksi: Dapat ditangani dengan penuh harapan,sejauh persalinan mau dan tidak ada
bukti disproporsi sevalopelvik,mal presentasi atau fetal distress. Pemberian oksitosin
sering bermanfaat pada pasien dengan suatu kontrakti hipotonik.
c. Kelainan penghentian: Apabila terdapat disproporsi sevalopelvik dianjurkan untuk
dilakukan seksio sesarea.perangsangan oksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks
memadai untuk dilalui janin dan tidak ada tanda-tanda fetal distress
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. PENGKAJIAN
DATA KLINIS
Nama : No RM :
Usia : Tanggal Masuk :
Alamat :
Pekerjaan :
Agama :
TB :
BB :
Suhu :
Nadi :
RR :
Penanggung jawab :
Umur :
Hubungan :
Dll.
11
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Yang dikaji kebersihan kulit kepala dan kondisi rambut
2. Mata
Biasanya konjungtiva anemis
3. Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru
yang tertinggal saat pernafasan
4. Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan
atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal
atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan
perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi
usus dan kandung kemih.
5. Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik,
biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba
jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
6. Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan kelainan
tulang belakang
12
4. Pola latihan dan aktivitas
keadaan biasanya pada klien ini mengalami keletihan,kurang energi,letargi,penurunan
penampilan
5. Pola istirahat dan tidur
biasanya pada klien ini istriharatnya terganggu karena sakit yang dirasakan.
6. Konsep diri
merasa stress dengan keadaan penyakitnya ini.
7. Pola peran dan hubungan
biasanya ada sedikit masalah karena klien merasa rendah diri karena selalu merasa
bergantung kepada orang di sekitarnya
8. Pola reproduksi
uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion,gestasi multipel.
9. Pola kognitif-perseptual
biasanya tidak ada masalah dengan indra.
10. Pola coping
klien biasanya tampak cemas dan keakutan
11. Pola keyakinan
pada keadaan ini klien susah menjalankan kewajibannya dalam beribadah karena
sakit yang ia alami
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD
2. Resiko tinggi cidera pada maternal b/d penurunan tonus otot /pola kontraksi otot,
obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal
3. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan
cairan
4. Resiko infeksi b/d ruptur membran
5. Gangguan pertukara gas b/d hipoksia janin
13
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Resiko tinggi setelah dilakukan tindakan Tindakan mandiri
cedera janin b/d keperawatan ....x 24 jam tidak a) Kaji DDJ secara manual
penekanan kepala terjadi cidera pada janin atau elektronik.
pada panggul, KH : Perhatikan variabilitas,
partus lama, CPD a) DJJ dalam batas normal perubahan periodik dan
b) Kemajuan persalinan baik frekuensi dasar
Tidak terjadi cidera pada janin b) Bila pada pusat kelahiran
alternatif (PKA), periksa
irama jantung janin
diantara kontraksi
dengan menggunakan
doptone. Jumlahkan
selama 10 menit,
istirahat selama 5 menit,
dan jumlahkan lagi
selama 10 menit
c) Perhatikan tekanan
uterus selama istirahat
dan fase kontraksi
melalui kateter
intrauterus jika tersedia
d) Identifikasi faktor-faktor
maternal seperti
dehidrasi, asidosis,
ansietas, atau sindro
vena cava
14
Tindakan kolaborasi
a) Perhatikan frekuensi
kontraksi uterus.
Beritahu dokter bila
frekuensi 2 menit atau
kurang
b) Kaji malposisi dengan
menggunakan manuver
leopold dan temuan
pemeriksaan internal
(lokasi fontanel dan
sutura kranial). Tinjau
ulang hasil
ultrasonografi
c) Pantau penurunan janin
pada jalan lahir dalam
hubungannya dengan
kolumna vetebralis iskial
d) Atur pemindahan pada
lingkungan perawatan
akut bila malposisi
dideteksi pada klien
e) Siapkan untuk metode
melahirkan yang paling
layak
f) Kaji terhadap henti
transversa dalam dari
kepala janin
g) Perhatikan warna dan
jumlah cairan amnion
bila pecah ketuban
15
Biarkan klien memilih posisi
yang nyaman
2 Resiko tinggib setelah dilakukan tindakan 1. Tinjau ulang riwayat
cidera pada keperawatan selama 3 jam persalinan
maternal b/d diharapkan resiko cidera pada 2. Evaluasi tingkat
penurunan tonus pasien berkurang keletihanyang menyertai
otot /pola 3. Kaji pola kontraksi uterus
kontraksi otot, 4. Periksa adanya
obstruksi mekanis peningkatan suhu dan
pada penurunan kondisi serviks
janin, keletihan 5. Kaji tanda vital
maternal 6. Posisikan ibu sesuai
toleransi
3. Resiko tinggi a) Fluid balance Fluid management
kekurangan cairan b) Hydration a) Pertahankan catatan
b/d c) Nutritional status: food intake dan output yang
hipermetabolisme, and fluid intake akurat
muntah, KH: b) Monitor status hidrasi
pembatasan Setelah dilakukan tindakan c) Monitor vital sign
masukan cairan keperawatan .....x 24 jam d) Kolaborasi pemberian
diharapkan: cairan IV pada suhu
a) Mempertahankan urine ruangan
output sesuai dengan usia e) Dorong masukan oral
dan BB, BJ urine normal, f) Atur kemungkinan
HT normal transfusi
b) Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam batas Hypovolemia management
normal a) Monitor status cairan
c) Tidak ada tanda-tanda b) Pelihara IV line
dehidrasi, elastisitas c) Monitor tingkat Hb dan
turgor kulit baik, Ht
16
membran mukosa d) Monitor vital sign
lembab, tidak ada rasa e) Dorong pasien untuk
haus yang berlebihan menambah intake oral
17
KH: status O2
a) memelihara kebersihan
paru-paru dan bebas dari Respiratory Management
tanda-tanda distress a) monitor rata-rata,
pernafasan kedalaman, irama dan
b) ttv dalam rentang normal usaha respirasi
b) monitor suara nafas
c) auskultasi suara nafas
d) monitor pola nafas
e) catat pergerakan dada
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan kesulitan
yang dinamakan distosia.Salah satu penyebab distosia itu adalah kelainan pada jalan
lahir.Kelainan jalan lahir dapat terjadi di vulva, vagina, serviks dan uterus.Peran bidan
dalam mengangani kasus ini adalah dengan kolaborasi dan rujukan ke tempat pelayanan
kesehatan yang memilki fasilitas yang lengkap.
4.2 Saran
Peran perawat dalam menangani kelainan jalan lahir hendaknya dapat dideteksi
secara dini melalui ANC yang berkualitas sehingga tidak ada keterlambatan dalam
merujuk. Dengan adanya ketepatan penanganan perawat yang segera dan sesuai dengan
kewenangan Perawat, diharapkan akan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19