DISTOSIA
Dosen Pengampu:
Florence 821221032
2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Maternitas kami dengan judul “ Distosia”.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak menemui kesulitan dan hambatan
sehingga kami tidak terlepas dari segala bantuan, arahan, dorongan semangat dari berbagai
pihak. Dan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
berbagai pihak yang telah membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal mungkin,
namun kami menyadari bahwa kami selaku penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga hasil makalah ini memberikan
manfaat bagi kita semua, Amin.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
4. Patofisiologi distosia ?
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Distosia
Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena
terjadi penyimpangan dari konsepnya yaitu adalah kesulitan dalam jalannya persalinan.
Secara harfiah diartikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan kemajuan
persalinan yang lambat. Distosia ialah persalinan abnormal/sulit yang ditandai dengan
kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam satu waktu tertentu.
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan. (Sulisdian dkk, 2019).
Yang dimaksud dengan distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandai adanya hambtan
kemajuan dalam persalinan. Persalian yang normal (eutocia) ialah persalinan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung spontan dalam 18 jam. Distosia dapat terjadi
pada kala 1 maupun kala II persalinan. Beberapa hal yang harus diketahui dalam penerapan
penilaian proses kemajuan persalinan adalah sebagai berikut: Fase Persalinan: yakni dalam
kala 1 dank ala II berkaitan dengan proses pembukaan serviks. Yang dimaksud dengan
distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandai adanya hambatan kemajuan dalam
persalinan. Persalinan yang normal (Eutocia) ialah persalinan dengan presentasi bela- kang
kepala yang berlangsung spontan dalam 18 jam.
Distosia secara harfiah berarti persalinan sulit, dan ditandai oleh kemajuan persalinan yang
terlalu lambat. Secara umum, persalinan abnormal sering terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan ukuran (disproporsi) antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Distosia
merupakan akibat dari empat kelainan berbeda yang dapat berdiri sendiri atau dalam kombinasi.
Distosia dapat terjadi karena beberapa kelainan berbeda yang melibatkan serviks, uterus, tulang
panggul ibu, atau obstruksi lain di jalan lahir. Kelainan- kelainan ini secara mekanis
disederhanakan menjadi tiga kategori:
1) kelainan kekuatan (kontraktilitas uterus dan upaya ekspulsif ibu),
2) kelainan jalan lahir (panggul), atau
3) kelainan pénumpang (janin).
B. Klasifikasi distosia
malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara malposisi adalah
posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik
referens,masalah ;janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi
kemungkinan menyebabkan partus lama.
Kontraksi uterus lebih lemah, singkat dan jarang daripada normal. Keadaan
umum biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa.
His yang terlalu kuat dan sering menyebabkan persalinan berlangsung singkat
tanpa relaksasi rahim. Hal ini dapat membahayakan bagi ibu karena terjadinya
perlukaan luas pada jalan lahir (dapat menyebabkan ruptura uteri) sedangkan
bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena mendapat tekanan
kuat dalam waktu singkat.
b. Pada vagina
- Monster lainnya.
a. Pertumbuhan janin yang berlebihan (janin besar )
Dikenal dengan makrosomia,atau giant baby adalah bayi dengan berat badan
diatas 4 kilogram.
b. hydrosefalus
- Panggul ginekoid
- Panggul anthropoid
- Panggul android
- Panggul platipeloid
- Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi
- Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
- Panggul naegele
- Panggul Robert
- Split pelvis
- Panggul asimilasi
Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi :
- Rakitis
- Osteoplasma
- Neoplasma
- Fraktur
- Atrofi
- Penyakit sendi
C. Etiologi Distosia
a.letak sunsang disebabkan oleh prematuritas karena bentuk rahim relative kurang
lonjong,air ketuban masih banyak dan kepala relative besar,hidramion anak
mudah bergerak,plasenta previa Karena mengahalangi turunnya kepala kedalam
pintu atas panggul,bentuk rahim yang abnormal,kelainan bentuk kepala seperti
amemsefalus dan hidrosefalus (obsteri patologi;134)
b. letak lintang disebabkan oleh fiksasi kepala tidak ada indikasi
CPD,hidrosefalus,ansefalus,plasenta previa,dan tumor pelvis ,janin mudah
bergerak karena hidramion,multiparitas,pertumbuhan janin terhambat, atau janin
mati,gemeli,kelainan uterus,lumbar skoliosis,monster, pelvic kidney,dan kandung
kemih serta rectum penuh.
Disebabkan oleh sering dijumpai pada primigravida tua dan inersia uteri sering
dijumpai pada multi gravid,factor herediter,emosi dan kekuatan ,salah pimpinan
persalinan pada kala II atau salah pemberian obat seperti oksitosin dan obat
penenang.
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau keabnormalan saluran
reproduksi yang dapat mengganggu dorongan atau pengeluaran janin
10. Distosia karena kelainan tenaga/ His
Disebabkan oleh sering dijumpai pada primigravida tua dan inersia uteri sering
dijumpai pada multi gravid,factor herediter,emosi dan kekuatan ,salah pimpinan
persalinan pada kala II atau salah pemberian obat seperti oksitosin dan obat
penenang.
Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau keabnormalan saluran
reproduksi yang dapat mengganggu dorongan atau pengeluaran janin
12. Distosia karena kelainan janin
1. Bayi besar
a. Diabetes mellitus
Seorang ibu gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar
2. Hydrosefalus
Terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu tempat antara
tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikeldan tempat absorpsi dalam
ruang subaraknoid.
3. Anensefalus
Terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna.karena terjadinya pemisahan yang lambat,maka pemisah anak tidak
sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD 1998).
5. Gawat janin
D. Patofisiologi
His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar
merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada fundus
uteri dimana lapisan otot uterus paling dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara
merata dan menyeluruh hingga tekanan dalam ruang amnion balik ke asalnya +10 mmHg
Incoordinate uterin action yaitu sifat his yang berubah. Tonus otot uterus meningkat juga
di luar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronasi
kontraksi bagian-bagiannya Tidak adanya koordinasi antara kontraksi atas, tengah dan
bawah menyebabkan tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
Disamping itu tonus otot yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan
lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His ini juga disebut
sebagai incoordinate hipertonic uterin contraction. Kadang-kadang pada persalinan lama
dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan his ini menyebabkan spasmus sirkuler
setempat, sehingga terjadi penyempitan kavum uterin pada tempat itu. Ini dinamakan
lingkaran kontraksi atau lingkaran kontriksi. Secara teoritis lingkaran ini dapat terjadi
dimana-mana, tapi biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas dengan segmen
bawah uterus. Lingkaran kontriksi tidak dapat diketahui degan pemeriksaan dalam,
kecuali kalau pembukaan sudah lengkap sehingga tangan dapat dimasukkan ke dalam
kavum uteri.
E. Manifestasi Klinis
Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan dengan letak
dada, teraba bagian – bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar lebih jelas
pada dada.
F. Komplikasi
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi antara lain :
a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara kemajuan
janin dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan terjadinya fistula
karena nekrosis pada jalan lahir
b. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami hipoksia dan
perdarahan
G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
a. Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan passage serta
passanger normal,pasien dengan fase laten memanjang sering mendapat manfaat
dari hidrasi dan istirahat terapeutik. Apabila dianggap perlu untuk tidur,morfin(15
mg) dapat memberikan tidur 6-8 jam. Apabila pasien terbangun dari
persalinan,diagnosa persalinan palsu dapat ditinjau kembali,berupa perangsangan
dengan oksitosin.
b. protraksi: Dapat ditangani dengan penuh harapan,sejauh persalinan mau dan tidak
ada bukti disproporsi sevalopelvik,mal presentasi atau fetal distress. Pemberian
oksitosin sering bermanfaat pada pasien dengan suatu kontrakti hipotonik.
c. Kelainan penghentian: Apabila terdapat disproporsi sevalopelvik dianjurkan untuk
dilakukan seksio sesarea.perangsangan oksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks
memadai untuk dilalui janin dan tidak ada tanda-tanda fetal distress
H. Pemeriksaan Diagnostik