Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MATA KULIAH KEPERAWATAN KESEHATAN REPRODUKSI

DISTOSIA

Dosen Pengampu:

Ns.Diena Juliana M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 3

Erma Wahyu Astuti 821221027

Florence 821221032

Kristina Pani 821221048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK

2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Maternitas kami dengan judul “ Distosia”.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak menemui kesulitan dan hambatan
sehingga kami tidak terlepas dari segala bantuan, arahan, dorongan semangat dari berbagai
pihak. Dan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
berbagai pihak yang telah membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal mungkin,
namun kami menyadari bahwa kami selaku penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga hasil makalah ini memberikan
manfaat bagi kita semua, Amin.
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Distosia yang secara literatur berarti persalinan yang sulit, memiliki


karakteristikkemajuan persalinan yang abnormal atau lambat. Persalinan abnormal atau
lambat umum terjadi bila ada disproporsi antara ukuran bagian terbawah janin dengan
jalan lahir. Pada presentasi kepala, distosia adalah indikasi yang paling umum saat ini
untuk seksio sesaria primer. CPD(cephalopelvic disproportion)adalah akibat dari panggul
sempit, ukuran kepala janin yang besar,atau lebih sering kombinasi dari kedua di atas.
Setiap penyempitan diameter panggul yang mengurangi kapasitas pelvis dapat
mengakibatkan distosia selama persalinan. Panggul sempit bisa terjadi pada pintu atas
panggul, midpelvis, atau pintu bawah panggul, atau umumnya kombinasi dari ketiganya.
Karena CPD bisa terjadi pada tingkat pelvic inlet,outlet dan midlet,diagnosisnya
bergantung pada pengukuran ketiga hal tersebut yang dikombinasikan dengan evaluasi
ukuran kepala janin.Panggul sempit disebut-sebut sebagai salah satu kendala dalam
melahirkan secara normal karena menyebabkan obstructed laboryang insidensinya adalah
1-3% dari persalinan.
Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri tanpa
pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya pada ibu dan janin. Bahaya pada ibu
dapat berupa partus lama yang dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi
intrapartum,ruptur uteri mengancam serta resiko terjadinya fistula vesikoservikalis, atau
fistula vesikovaginalis,atau fistula rektovaginalis karena tekanan yang lama antara kepala
janin dengan tulang panggul.Sedangkan bahaya pada janin dapat berupa meningkatkan
kematian perinatal,dan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin bahkan bisa
menimbulkan fraktur pada os parietalis.
Oleh sebab itu, penatalaksanaan keperawatan yang tepat akan sangat membantu
mengurangi dan memperbaiki masalah-masalah yang berhubungan dengan resiko tinggi
persalinan pada distosia.Dimana dengan perencanaan yang tepat akan memberikan hasil
yang lebih baik.
1.2 Rumusan masalah

1. Apakah definisi dari distosia ?

2. Apa saja klasifikasi distosia ?

3. Bagaimana etiologi distosia ?

4. Patofisiologi distosia ?

5. Bagaimana manifestasi klinis distosia ?

6. Apa saja komplikasi distosia ?

7. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia ?

8. Bagaimana pemeriksaan Diagnostik ?

9. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan dari distosia ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari distosia

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari distosia

3. Untuk memahami etiologi dari distosia

4. Untuk mengetahui patofisiologi distosia

5. Untuk memahami manifestasi klinis dari distosia

6. Untuk mengetahui komplikasi dari distosia

7. mengidentifikasi penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia

8. Untuk mengetahui pemeriksaan Diagnostik

9. mengidentifikasi pengkajian asuhan keperawatan distosia


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Distosia
Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena
terjadi penyimpangan dari konsepnya yaitu adalah kesulitan dalam jalannya persalinan.
Secara harfiah diartikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan kemajuan
persalinan yang lambat. Distosia ialah persalinan abnormal/sulit yang ditandai dengan
kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam satu waktu tertentu.
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan. (Sulisdian dkk, 2019).
Yang dimaksud dengan distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandai adanya hambtan
kemajuan dalam persalinan. Persalian yang normal (eutocia) ialah persalinan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung spontan dalam 18 jam. Distosia dapat terjadi
pada kala 1 maupun kala II persalinan. Beberapa hal yang harus diketahui dalam penerapan
penilaian proses kemajuan persalinan adalah sebagai berikut: Fase Persalinan: yakni dalam
kala 1 dank ala II berkaitan dengan proses pembukaan serviks. Yang dimaksud dengan
distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandai adanya hambatan kemajuan dalam
persalinan. Persalinan yang normal (Eutocia) ialah persalinan dengan presentasi bela- kang
kepala yang berlangsung spontan dalam 18 jam.
Distosia secara harfiah berarti persalinan sulit, dan ditandai oleh kemajuan persalinan yang
terlalu lambat. Secara umum, persalinan abnormal sering terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan ukuran (disproporsi) antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Distosia
merupakan akibat dari empat kelainan berbeda yang dapat berdiri sendiri atau dalam kombinasi.
Distosia dapat terjadi karena beberapa kelainan berbeda yang melibatkan serviks, uterus, tulang
panggul ibu, atau obstruksi lain di jalan lahir. Kelainan- kelainan ini secara mekanis
disederhanakan menjadi tiga kategori:
1) kelainan kekuatan (kontraktilitas uterus dan upaya ekspulsif ibu),
2) kelainan jalan lahir (panggul), atau
3) kelainan pénumpang (janin).

B. Klasifikasi distosia

1. distosia karena kelainan presentasi

malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara malposisi adalah
posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik
referens,masalah ;janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi
kemungkinan menyebabkan partus lama.

Kelainan letak, persentasi atau posisi


a). Posisi oksipitalis posterior persisten

Yaitu persalinan persentasi belakang kepala


b). Presentasi puncak kepala
Bila defleksinya ringan sehingga UUB merupakan bagian terendah
c). Presentasi Muka
Dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput tertekan
pada punggung.

d). Presentasi Dahi


Kedudukan kepala berada antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal sehingga
dahi merupakan bagian terendah

e). Letak sungsang


Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian
bawah kavum uteri

f). Letak lintang


Sumbu memanjang janin menyilang, sumbu memanjang ibu tegak lurus atau
mendekati 90 derajat

g). Presentasi Ganda


Keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul dijumpai
tangan, lengan atau kaki, atau keadaan di samping bokong janin dijumpai tangan
2.Distosia Kelainan Tenaga dan / His

a. Inersia uteri atau Hypotonic uterine countraction.

Kontraksi uterus lebih lemah, singkat dan jarang daripada normal. Keadaan
umum biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa.

b. His terlampau kuat atau Hypertonic uterine contraction (tetania uteri)

His yang terlalu kuat dan sering menyebabkan persalinan berlangsung singkat
tanpa relaksasi rahim. Hal ini dapat membahayakan bagi ibu karena terjadinya
perlukaan luas pada jalan lahir (dapat menyebabkan ruptura uteri) sedangkan
bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena mendapat tekanan
kuat dalam waktu singkat.

c. Aksi uterus inkoordinasi atau uncoordinate hypertonic uterine contraction.


Sifat his yang tidak berubah dimana tidak ada koordinasi dan sinkronisasi
antara kontraksi dan bagian-bagiannya. Jadi kontraksi tidak efisien dalam
mengadakan pembukaan, apalagi dalam pengeluaran janin.

3. Distosia karena alat kandungan dan jalan lahir

Meliputi alat kelamin luardan dalam,adapun yang bisa mempengaruhi


kemajuan persalinan dapat dijabarkan sebagi berikut :
a. Pada vulva

 edema ditemukan pada persalinan lama yang disebabkan pasien dibiarkan


mengedan terus,jarang mempengaruhi kelangsungan persalinan.
 Stenosis pada vulva yang diakibatkan oleh radang dapat sembuh dan
meninggalkan jaringan perut sehingga mengalami kesulitan pada kala
pengeluaran sehingga diperlukan episiotomy yang cukup luas.
 Tumor dalam bentuk neoplasma.

b. Pada vagina

 Septum vagina yang tidak lengkap menyebabkan kadang-kadang menahan


turunnya kepala janin sehingga harus dipotong dahulu.
 Stenosis vagina yang tetap kaku menyebabkan halangan untuk lahirnya janin
perlu dipertimbangkan seksio sesaria
 Tumor vagina menyebabkan rintangan persalinan pervaginam,beresiko
kelancaran persalinan pervaginam.
c. Pada uterus

 Posisi anterversio uteri (posisi uterus ke depan)pada kala 1 pembukaan


kurang lancar sehingga tenaga his salah arah,ajurkan ibu untuk tidur pada
posisi terlentang.
 Kelainan uterus seperti uterus sub septus dan uterus arkuatus yang
menyebabkan terjadinya letak lintang dan tidak bisa dikoreksi.biasanya
jalannya partus kurang lancar dan his kurang lancar yang menyebabkan
fungsi uterus kurang baik.
d. Kelainan pada ovarium

 Kista ovarium,jika tempatnya di daerah fundus maka persalinan dapat


berlangsung normal
 Jika kedudukan kista di pelvis minor,maka dapat menganggu persalinan dan
persalinan diakhiri dengan seksio saesaria.

4. Distosia karena kelainan janin


Klasifikasi :
- Distosia kepala : hydrosefalus (kepala besar,hygromonas koli / tumor leher)

- Distosia bahu : bahu janin lebar seperti anak kingkong

- Distosia perut : hydro post fetalis,asites,akardiakus

- Distosia bokong : meningokel,spina bifida dan tumor pada bokong janin

- Kembar siam (double monster)

- Monster lainnya.
a. Pertumbuhan janin yang berlebihan (janin besar )

Dikenal dengan makrosomia,atau giant baby adalah bayi dengan berat badan
diatas 4 kilogram.
b. hydrosefalus

adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam


pentrikel otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-
sutura dan ubun-ubun.cairan yang tertimbun dalam pentrikel biasanya antara
500-1500 ml,akan tetapi kadang-kadang dapat mencapai 5 liter.hydrosefalus
seringkali disertai kelainan bawaan lain seperti misalnya spinabifida.
c. Anencefalus

Suatu kelainan congenital dimana tulang tengkorak hanya terbentuk dari


bagian basal dari os frontalis,os parietalis,dan os oksipitali,os orbita sempit
hingga Nampak penonjolan bola mata.
d. Kembar siam

Terjadi pada janin kembar ,melekat dengan penyatuan janin secara


lateral.pada banyak kasus biasanya terjadi persalinan premature.apabila
terjadi kemacetan dapat dilakukan tindakan vaginal dengan merusak janin
atau melakukan section saesaria.
e. Gawat janin

Terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen,sehingga mengalami


hipoksia .

5. Distosia karena kelainan panggul

Jenis kelainan panggul (Caldwell moloy) :

- Panggul ginekoid

- Panggul anthropoid

- Panggul android

- Panggul platipeloid

Perubahan panggul menurut munro kerr

- Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intruretin

- Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi
- Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang

- Perubahan bentuk karena penyakit kaki

Perubahan bentuk Karena kelainan pertumbuhan intrauretin

- Panggul naegele

- Panggul Robert

- Split pelvis

- Panggul asimilasi

Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi :

- Rakitis

- Osteoplasma

- Neoplasma

- Fraktur

- Atrofi

- Penyakit sendi
C. Etiologi Distosia

Distosia dapat disebabkan oleh :

6. Distosia karena kelainan presentasi

malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara malposisi


adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik
referens,masalah ;janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi
kemungkinan menyebabkan partus lama
7. Distosia karena kelainan posisi janin

a.letak sunsang disebabkan oleh prematuritas karena bentuk rahim relative kurang
lonjong,air ketuban masih banyak dan kepala relative besar,hidramion anak
mudah bergerak,plasenta previa Karena mengahalangi turunnya kepala kedalam
pintu atas panggul,bentuk rahim yang abnormal,kelainan bentuk kepala seperti
amemsefalus dan hidrosefalus (obsteri patologi;134)
b. letak lintang disebabkan oleh fiksasi kepala tidak ada indikasi
CPD,hidrosefalus,ansefalus,plasenta previa,dan tumor pelvis ,janin mudah
bergerak karena hidramion,multiparitas,pertumbuhan janin terhambat, atau janin
mati,gemeli,kelainan uterus,lumbar skoliosis,monster, pelvic kidney,dan kandung
kemih serta rectum penuh.

8. Distosia karena kelainan tenaga/ His

Disebabkan oleh sering dijumpai pada primigravida tua dan inersia uteri sering
dijumpai pada multi gravid,factor herediter,emosi dan kekuatan ,salah pimpinan
persalinan pada kala II atau salah pemberian obat seperti oksitosin dan obat
penenang.

9. Distosia karena kelainan alat kandungan dan jalan lahir

Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau keabnormalan saluran
reproduksi yang dapat mengganggu dorongan atau pengeluaran janin
10. Distosia karena kelainan tenaga/ His

Disebabkan oleh sering dijumpai pada primigravida tua dan inersia uteri sering
dijumpai pada multi gravid,factor herediter,emosi dan kekuatan ,salah pimpinan
persalinan pada kala II atau salah pemberian obat seperti oksitosin dan obat
penenang.

11. Distosia karena kelainan alat kandungan dan jalan lahir

Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau keabnormalan saluran
reproduksi yang dapat mengganggu dorongan atau pengeluaran janin
12. Distosia karena kelainan janin

1. Bayi besar

a. Diabetes mellitus

DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar dengan berat lahir mencapai


4000-5000 gram atau lebih
b. Keturunan

Seorang ibu gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar

c. Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya

Bila bumil punya riwayat melahirkan bayi makrosomia sebelumnya,maka ia


berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan makrosomia
dibandingkan wanita yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia karena
umumnya berat seorang bayi yang akan lahirv berikitnya bertambah sekitar
80-120 gr.

2. Hydrosefalus

Terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu tempat antara
tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikeldan tempat absorpsi dalam
ruang subaraknoid.
3. Anensefalus

Disebabkan factor mekanik,factor infeksi,factor obat,factor umur ibu,factor


hormonal.
4. Kembar siam

Terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna.karena terjadinya pemisahan yang lambat,maka pemisah anak tidak
sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD 1998).
5. Gawat janin

a. Infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus plasenta


dalam waktu singkat) berupa : aktivitas uterus,yang berlebihan,dapat
dihubungkan dengan pemberian oksitosin,hipotensi ibu,kompresi
venakava,posisi terlentang,perdarahan ibu,solusio plasenta,plasenta previa.
b. Infusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus plasenta dalam
waktu lama) berupa penyakit hipertensi,
c. Diabetes melliltus

Pada ibu penderita DM maka kemungkinan pada bayi akan mengalami


hipoglikemia karena pada ibu yg diabetes mengalami toleransi glukosa
terganggu,dan dan seringkali disertai hipoksia.
d. Isoimunisasi rh,postmaturnitas atau dismaturnitas,kompresi
(penekanan)tali pusat.

D. Patofisiologi
His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar
merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada fundus
uteri dimana lapisan otot uterus paling dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara
merata dan menyeluruh hingga tekanan dalam ruang amnion balik ke asalnya +10 mmHg
Incoordinate uterin action yaitu sifat his yang berubah. Tonus otot uterus meningkat juga
di luar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronasi
kontraksi bagian-bagiannya Tidak adanya koordinasi antara kontraksi atas, tengah dan
bawah menyebabkan tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
Disamping itu tonus otot yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan
lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His ini juga disebut
sebagai incoordinate hipertonic uterin contraction. Kadang-kadang pada persalinan lama
dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan his ini menyebabkan spasmus sirkuler
setempat, sehingga terjadi penyempitan kavum uterin pada tempat itu. Ini dinamakan
lingkaran kontraksi atau lingkaran kontriksi. Secara teoritis lingkaran ini dapat terjadi
dimana-mana, tapi biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas dengan segmen
bawah uterus. Lingkaran kontriksi tidak dapat diketahui degan pemeriksaan dalam,
kecuali kalau pembukaan sudah lengkap sehingga tangan dapat dimasukkan ke dalam
kavum uteri.

E. Manifestasi Klinis

 Dapat dilihat dan diraba,perut terasa membesar kesamping

 Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan

 Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan

 Terjadi distensi berlebihan pada uterus

 Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan dengan letak
dada, teraba bagian – bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar lebih jelas
pada dada.
F. Komplikasi
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi antara lain :

a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara kemajuan
janin dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan terjadinya fistula
karena nekrosis pada jalan lahir
b. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami hipoksia dan
perdarahan
G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

a. Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan passage serta
passanger normal,pasien dengan fase laten memanjang sering mendapat manfaat
dari hidrasi dan istirahat terapeutik. Apabila dianggap perlu untuk tidur,morfin(15
mg) dapat memberikan tidur 6-8 jam. Apabila pasien terbangun dari
persalinan,diagnosa persalinan palsu dapat ditinjau kembali,berupa perangsangan
dengan oksitosin.
b. protraksi: Dapat ditangani dengan penuh harapan,sejauh persalinan mau dan tidak
ada bukti disproporsi sevalopelvik,mal presentasi atau fetal distress. Pemberian
oksitosin sering bermanfaat pada pasien dengan suatu kontrakti hipotonik.
c. Kelainan penghentian: Apabila terdapat disproporsi sevalopelvik dianjurkan untuk
dilakukan seksio sesarea.perangsangan oksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks
memadai untuk dilalui janin dan tidak ada tanda-tanda fetal distress

H. Pemeriksaan Diagnostik

 Tes Prenatal : Untuk memastikan penyulit persalinan seperti : janin besar,


malpresentasi
 Pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis, presentasi dan posisi janin

 Pengambilan sample kulit kepala janin : mendeteksi atau mencegah asidosis

Anda mungkin juga menyukai