DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
KELAS 2D
MERSI AMANDA
MUHAMMAD ALFARIZI
PRODI S1 KEPERAWATAN
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Distosia”
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan reproduksi pada
semester ganjil (IV), jurusan Ilmu Keperawatan, STIKes Payung Negeri tahun ajaran
2022/2023. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................
2.2 etiologi...........................................................................................................................
2.3 klasifikasi.......................................................................................................................
2.5 patofisiologi...................................................................................................................
2.6 penatalaksaan.................................................................................................................
3.1 kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Khusus
Distosia adalah perlambatan pada saat persalinan atau dikenal dengan istilah partus
macet. Distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandi dengan adanya hambatan
kemajuan dalam persalinan. Distosia di definisikan sebagai persalinan yang panjang,
sulit, atau abnormal, yang timbul akibat sebagai kondisi yang berhubungan dengan
berbagai macam keadaan.
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan disebabkan kelainan his, letak
dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir Perlambatan atau arrest persalinan ini dapat
terjadi pada kala 1 maupun kala 2. Berdasarkan penyebabnya, patofisiologi distosia dapat
diklasifikasikan menjadi gangguan kontraksi, abnormalitas janin, dan gangguan jalan
lahir.
2.2 Etiologi
Untuk dapat memilih penanganan yang tepat, maka penyebab distosia dapat diklasifikasikan
menjadi penyebab ibu hamil dan penyebab janin.
Penyebab distosia dari faktor ibu termasuk lemahnya kontraksi uterus dan kelainan jalan lahir.
Inersia uteri atau tidak adekuatnya kontraksi uterus bisa primer maupun sekunder. Inersia
uteri primer biasanya karena overdistensi uterus akibat kehamilan gemelli atau pada
polihidramnion. Sedangkan inersia uteri sekunder disebabkan kelelahan miometrium
akibat obstruksi persalinan. Kelainan jalan lahir termasuk disproporsi sefalopelvik,
deformitas pelvis, torsio uteri, dilatasi inkomplit serviks, atau adanya massa pada seperti
keganasan yang dapat menutupi jalan lahir. Kondisi stenosis vulva dan vestibulum pada
ibu hamil usia belia juga dapat menyebabkan distosia.
b. Etiologi Janin
Penyebab distosia dari faktor janin biasanya karena malposisi, malpresentasi, atau disproporsi
sefalopelvik. Janin yang relatif lebih besar daripada pelvis ibu (fetopelvic disproportion)
akan menyebabkan distosia, jadi malposisi dan malpresentasi janin tidak akan menjadi
masalah bila besar bayi tidak terlalu besar. Malposisi yang paling sering ditemukan adalah
posisi oksipitoposterior. Janin biasanya akan berputar menjadi oksipitoanterior saat
sebelum persalinan, tetapi sekitar 2‒7% janin pada kehamilan pertama akan tetap pada
posisi oksipitoposterior.
2.3 Klasifikasi
Distosia ada dua jenis yaitu: distosia janin (fetal dystocia) dan distosia bahu (shoulder
dystocia)
a. Distosia bahu (shoulder dystocia)
Distosia bahu adalah kondisi ketika salah satu atau kedua bahu bayi tersangkut di jalan
lahir saat persalinan. Kondisi ini bisa menyebabkan persalinan terhambat sehingga
membahayakan ibu maupun bayi.
b. Cervical dystocia
Bisa juga disebut sebagai distosia servikal, kondisi ini terjadi saat leher rahim tidak
membesar ketika proses persalinan berjalan. Hal ini menyebabkan bayi sulit untuk
lahir melalui jalur normal.
Tanda dan gejala dystocia umumnya baru akan terlihat saat proses persalinan terjadi.
Pada shoulder dystocia, dokter akan mengidentifikasi kondisi ini saat melihat sebagian
kepala bayi keluar dari jalan lahir, namun bagian tubuh yang lain tidak dapat keluar dari
rahim, tanda dan gejala dystocia umumnya akan muncul ketika proses persalinan
berlangsung.
a. Distosia bahu
Distosia bahu terjadi dikarenakan posisi/letak/presentasi janin yang abnormal ataupun
CPD karena jalan lahir yang sempit, sehingga distosia bahu dapat dikategorikan menjadi
distosia fetal dan distosia pelvis.
Distosia jenis ini dapat di tandai dengan :
a. Kesulitan dalam melahirkan wajah bayi
b. Kepala bayi seperti terjepit di vulva, atau mengalami retraksi (turle neck
sign)
c. Leher bayi sulit sekali untuk di lahirkan
b. Distosia servikal
Penyebab distosia servikal adalah power (uterus) sehingga distosia ini ditandai dengan :
a. Uterus yang tidak berkontraksi dengan adekuat (sering tapi lemah, atau
kuat tapi tidak beraturan)
b. Penipisan dan pembukaan serviks tidak bertambah (partus lama)
c. Kepala bayi tidak dapat turun dikarenakan serviks tidak membuka
2.5 Patofisiologi
a. Gangguan Kontraksi
Ketika terdapat gangguan kontraksi, maka proses persalinan akan terhambat. Kondisi
yang dapat menyebabkan gangguan kontraksi adalah penggunaan anestesi atau analgesik,
abruptio plasenta, korioamnionitis, dan kehamilan postterm (>42 minggu). Adanya
jaringan parut, fibroid, atau hal lain yang mengganggu hubungan antara segmen uterus
juga dapat menyebabkan kontraksi yang tidak adekuat.Penggunaan anestesi atau
analgesik dipercaya dapat menurunkan kontraktilitas rahim dan usaha ibu untuk
mengejan.
b. Abnormalitas janin
a. Gangguan Kontraksi
Pasien dengan kontraksi uterus yang tidak adekuat dapat diberikan oxytocin pada awal
kala 2 persalinan. NICE hanya merekomendasikan oxytocin untuk penanganan distosia
pada pasien nulipara dengan kontraksi yang tidak adekuat. Pasien multipara dengan
distosia perlu perhatian khusus sebelum memberikan oxytocin karena dapat terdapat
risiko ruptur uteri.
b. Abnormalitas Janin
Abnormalitas pada janin yang dapat ditemukan adalah malposisi kepala janin. Malposisi
yang sering ditemukan adalah oksipitoposterior. Pada kondisi ini, oksipital janin akan
menghadap ke tulang belakang ibu dan muka janin menghadap ke simfisis. Malposisi ini
dapat ditata laksana dengan melakukan rotasi manual. Rotasi ini bertujuan untuk
mengembalikan posisi janin ke oksipitoanterior
a. Pengkajian
1. Pengkajian umum
a) Identitas Nama, umur, alamat, agama, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, kehamilan, dan lama perkawinan serta data demografi.
b) Keluhan utama Proses persalinan yang lama dan panjangmenyebabkan adanya
keluhan nyeri, letih dan cemas
c) Riwayat kesehatan
b. Riwayat penyakit dahulu Kaji adanya riwayat distosia sebelumnya dan juga biasanya ada
penyulit persalinansebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggulsempit, ada riwayat DM,
biasanya ada riwayathamil kembar dll.
c. Riwayat kesehatan keluarga Kaji apakah dalam keluarga ada yang menderitapenyakit
kelainan darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi.
2. Pemeriksaan fisik
b. Diagnosis
Diagnose keperawatan yang dapat muncul pada pasiendengan distosia sebagai berikut :
1) Nyeri akut b.d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidakefektif
2) Resiko tinggi cedera terhadap maternal (ibu) b.d penurunan tonus otot/poakontraksi
otot, obstruksi mekanis padapenurunan janin, keletihan maternal.
3) Resiko tinggi kekurangan cairan b.dhipermetabolisme, muntah, pembatasanmasukan
cairan
4) Risiko tinggi cedera tehadap janin b.d persalinan yang lama, dan bayi sulitkeluar dan
malpresentasi janin.
5) Resiko tinggi infeksi b.d rupturemembrane, tindakan
WOC
Pap sempit
Kurang
Ketokolamin meningkat
pengetahuan
tentang cara
Kesulitan persalinan
Kontruksi tidak
sinkom dengan
tenaga
Tenaga cepat
habis
DISTOSIA
Rencana
Partus lama
Tonus otot Tindakan SC Krisis situasi
menurun
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Distosia ialah persalinan abnormal/sulit yang ditandai dengan kelambatan atau tidak adanya
kemajuan proses persalinan dalam satu waktu tertentu Distosia dapat terjadi pada kala I
maupun kala II persalinan. Beberapa hal yang harus diketahui dalam penerapan penilaian
proses kemajuan persalinan adalah sebagai berikut : fase persalinan : yakni dalam kala I dan
kala II berkaitan dengan proses pembukaan serviks.
3.2 Saran
1.) Penulis berharap agar peneliti lain dapat memperluas objek penelitian mengenai
Asuhan keperawatan pada pasien distosia
2.) Harapan dari penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
digunakan sebagai bahan referensi dan rujukan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H., Prabowo, A. Y. and Rodiani (2017) ‘Kehamilan Aterm Dengan Distosia Bahu’,
Medula, medicalprofession journal of lampung university, 7(4), pp. 3–5.
Aprilla Nia (2018) ‘FAKTOR RISIKO IBU BERSALIN YANG MENGALAMI KETUBAN
PECAH DINI DI RSUD BANGKINANG TAHUN 2017 NIA APRILLA Dosen S1
Keperawatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai’, Jurnal Kesehatan Masyarakat,
2(April), pp. 48–57.
Astuti, S., Sukesi and Esyuananik (2016) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah Komprehensif. I. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.