Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( SAP )

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMANFAATAN LIDAH BUAYA UNTUK


MENCEGAH BAHAYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PEKANBARU

DISUSUN OLEH:
Kelompok 2D
KETUA :Ishabel Bielqis Khandisya (21301158)
Grensia Wildayani Simanjuntak (21301156) Mutia Ade Putri (21301164)
Ike Yuni Azizah (21301157) Nanda Pratama (21301166)
Khoirunnisa (21301159) Nurasyikin (21301167)
Linda Erica Butar-Butar (21301160) Nurin Rahmadani (21301168)
LUTGARDIS Adeta (21301161) Nurul Revinasyah (21301169)
Mersi Amanda (21301162) Rahmi Iwastuti (21301170)
M.Alfarizi (21301163)

PEMBIMBING : Ns. FITRY DYNA, M.KEP.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
2022
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Bidang Studi : Keperawatan Dewasa
Topik : Pendidikan Kesehatan Tentang Pemanfaatan Lidah Buaya Untuk
Mencegah Bahaya Keputihan Pada Remaja Putri Di SMA Muhammadiyah
1 Pekanbaru
Sasaran : Remaja Puteri
Tempat : SMA MUHAMMADIYAH 1 PEKANBARU
Hari/Tanggal : Selasa/ 08 November 2022
Waktu : 08.30 s/d selesai

A. Latar Belakang
Kesehatan secara keseluruhan selalu berkaitan. Bila terjadi gangguan
kesehatan pada remaja secara umum, tentu kesehatan reproduksinya juga
terganggu (Widyastuti, dkk,2011). Di Indonesia, jumlah wanita yang
mengalami keputihan ini sangat besar, lebih dari 75% wanita di Indonesia
pernah mengalami keputihan paling tidak satu kali dalam hidupnya. Lebih dari
70% wanita Indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan
parasit seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis). Sering
kali remaja mengalami keputihan dikarnakan kurangnya pengetahuan
remaja terhadap kesehatan reproduksi. Keputihan adalah keluarnya caira
selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau atau tidak, serta
disertai gatal setempat. Penyebab keputihan dapat secara normal (fisiologis)
yang dipengaruhi oleh hormon tertentu. Keputihan yang abnormal bisa
disebabkan oleh infeksi atau peradangan yang terjadi karena mencuci vagina
dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian pembilas
vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda
asing dalam vagina. Selain karena infeksi, keputihan dapat juga disebabkan
oleh masalah hormonal, celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit
menular seksual (Kusmiran,2011).
Karena tingginya angka keputihan pada wanita dan remaja putri di Indonesia, serta
dampaknya yang fatal apabila tidak ditanggulangi dengan baik sehingga diperlukan cara
atau srategi untuk mengatasi keputihan, salah satunya dengan memanfaatkan Lidah
Buaya yang memiliki khasiat tanpa efek samping. Sehingga penulis tertarik untuk
memberikan pendidikan Kesehatan tentang pemanfaatan lidah buaya untuk mencegah
bahaya keputihan di SMA muhammadiyah 1 Pekanbaru dengan judul “Pendidikan
Kesehatan Tentang Pemanfaatan Lidah Buaya Untuk Mencegah Bahaya Keputihan
pada Remaja Putri”.

B. Tujuan Intrusinal
a. TujuanUmum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 40 menit,
diharapkan peserta mampu memahami“Pendidikan
Kesehatan Tentang Pemanfaatan Lidah Buaya Untuk
Mencegah Bahaya Keputihan Pada Remaja Putri”.

b. TujuanKhusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya keputihan
pada remaja putri selama 40 menit diharapkan:
1. Peserta mampu memahami tentang Definisi Keputihan
2. Peserta mampu memahami tentang penyebab terjadinya keputihan
3. Peserta mampu memahami fisiologis dan patologis keputihan
4. Peserta mampu memahami tanda dan gejala keputihan
5. Peserta mampu memahami cara pencegahan keputihan dengan cara
pemanfaatan lidah buaya

C. Karakteristik Sasaran

Pendidikan Kesehatan Tentang Pemanfaatan Lidah Buaya Untuk Mencegah Bahaya


Keputihan Pada Remaja Putri Di SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru
D. Waktu Pelaksanaan

Hari : Selasa
Tanggal : 08 November 2022
Jam : 08.30 s/d selesai
E. Metode
Diskusi/ceramah/tanya jawab
F. Media
Poster,PPT,Leaflet
G. Kegiataan Penyuluhan

Waktu Penyuluhan Sasaran

10 Menit Pembukaan :
 Membuka acara dengan mengucapkan salam  Menjawab Salam
kepada remaja putri
 Memperkenalkan diri kepada remaja putri  Memperhatikan penyuluh

 Menyampaikan topik, maksud dan tujuan  Mendengarkan topik dan


pengmas kepada remaja putri tujuan

 Konrak Waktu untuk kesepakatan pelaksanaan  Mendengarkan kesepakatan


pengmas dengan remaja putri waktu pelaksanaan

20 Menit Kegiataan Inti :


 Memberikan informasi kesehatan tentang  Memberikn materinya
keputihan tentang materi penyuluhan
 Memberikan informasi kesehatan tentang  Mendengarkan penyuluh
fisiologis dan patologis keputihan  Mendengarkan penyuluh
 Memberikan informasi kesehatan tentang menyampaikan materi
penyebab keputihan  Bertanya tentang materi yang
 Memberikan informasi kesehatan tentang gejala telah diberikan
keputihan  Mendengarkan penyuluh
 Memberikan informasi tentang cara mengatasi menyampaikan materi
keputihan

10 Menit Penutup :
 Memberikan kesempata untuk remaja bertanya  Memberikan pertanyaan
 Memberikan jawaban pertanyaan  Mendengarkan
 Menyimpulkan materi yang telah disampaikan  Mendengarkan
 Menutup acara dan mengucapkan salam serta  Mendengarkan penyuluh
terimakasih kepada sasaran menutup acara dan menjawab
salam

H. Struktur Organisasi
1. Leader : Ishabel Bieqis Khandisya
Tugas : Penanggung jawab kegiataan penyuluhan
2. Sekretaris : Linda Erica Butar-Butar dan Khoirunnisa
Tugas : Penanggung jawab proposal
3. Notulen : Lutgardis Adeta
Tugas : Penanggung jawab SAP
4. Moderator : Mutia Ade Putri
Tugas : Pemimpin jalannnya kegiataan penyuluhan
5. Pemateri : Grensia W.S dan Mersi Amanda
Tugas : Menyajikan dan menyampaikan meteri penyuluhan
6. Fasilitator : Nanda Pratama
Tugas : Menyediakansaran untuk penyuluhan
7. Dokumentasi : Nurul Revinansyah dan Rahmi Iwastuti
Tugas : Mengabadikan moment disaat penyuluhan
8. Humas : Muhammad Alfarizi
Tugas : Penanggung jawab surat menyurat
9. Konsumsi : Ike Yuni Azizah
Tugas : Pembelian Konsumsi
10. Acara : Nurasyikin dan Nurin Rahmadani
Tugas : Memastikan penyuluhan dilaksanakan dengan baik

MATERI KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

1. Pengertian Keputihan
Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan,
baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Cairannya berwarna putih,
tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan ada
kelainan. Penyebab keputihan dapat secara normal yang dipengaruhi oleh homon tertentu
(Kusmiran, 2014). Keputihan atau Flour albus (white discharge, leukorrhea) adalah suatu
gejala berupa cairan yang tidak berupa darah yang keluar dari organ genetalia
(Wiknjosastro, 2007). Keputihan bukan merupakan golongan penyakit tersendiri, tetapi
merupakan salah satu tanda dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi wanita yang
harus diobati.

2. Fisiologis dan Patologis Keputihan


 Keputihan bersifat fisiologis yaitu keputihan yang timbul akibat proses alami
dalam tubuh Proses menstruasi pada wanita terjadi dalam tiga tahapan, yaitu
proliferasi, sekresi, dan menstruasi.6 Pada masing-masing poses mempunyai
pengaruh yang berbeda terhadap endometrium. Keputihan secara fisiologis terjadi
sebelum menstruasi karena pengaruh dari proses menstruasi yang melibatkan
hormon estrogen dan progesteron. Pada proses proliferasi terjadi pembentukan
hormon estrogen oleh ovarium yang menyebabkan pengeluaran sekret yang
berbentuk seperti benang, tipis dan elastis. Hormon estrogen berperan dalam
produksi sekret pada fase sekretorik, merangsang pengeluaran sekret pada saat
wanita terangsang serta menentukan kadar zat gula dalam sel tubuh (glikogen).
Glikogen digunakan untuk proses metabolisme pada bakteri Lacto bacillus
doderlein. Sisa dari proses metabolisme ini akan menghasilkan asam laktat yang
menjaga keasaman vagina yaitu 3,8-4,2. Pada saat ovulasi terjadi proses sekresi
pada endometrium yang dipengaruhi oleh hormon progesteron. Hormon
progesteron menyebabkan pengeluaran sekret yang lebih kental seperti jeli.
Kemaluan wanita merupakan tempat yang paling sensitif dan merupakan tempat
yang terbuka sehingga kuman sangat mudah masuk. Secara anatomi alat kelamin
wanita berdekatan dengan anus dan uretra sehingga kuman yang berasal dari anus
dan uretra tersebut sangat mudah masuk. Kuman yang masuk ke alat kelamin
wanita akan menyebabkan infeksi sehingga dapat menyebabkan keputihan
patologis.

 Keputihan bersifat patologis yaitu keputihan yang timbul karena infeksi dari
jamur, bakteri dan virus. Keputihan patologis merupakan tanda dari adanya
kelainan alat repoduksi sehingga jumlah, warna, dan baunya perlu diperhatikan.
Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir
kemaluan, liang senggama, mulut rahim, jaringan penyangga, dan pada infeksi
karena penyakit menular seksual). Ciri-ciri keputihan patologik adalah terdapat
banyak leukosit, jumlahnya banyak, timbul terus menerus, warnanya berubah
(biasanya kuning, hijau, abu-abu, dan menyerupai susu), disertai dengan keluhan
(gatal, panas, dan nyeri) serta berbau (apek, amis, dan busuk).

3. Penyebab Keputihan

Menurut Setyana (2012), ada empat penyebab utama yang dapat menyebabkan
keputihan, yaitu :

a. Faktor fisiologis Faktor fisiologis disebabkan antara lain terjadi saat menarche
karena mulai terdapat pengaruh hormon esterogen, wanita dewasa apabila
dirangsang sebelum dan saat koitus, akibat pengeluaran transudate dari dinding
vagina, saat ovulasi, dengan secret dari kelenjar – kelenjar serviks uteri menjadi
lebih encer.
b. Faktor konstitusi Faktor konstitusi dapat disebabkan akibat kelelahan, stress
emosional, masalah keluarga, masalah pada pekerjaan, atau bisa akibat dari
penyakit serta bisa diakibatkan oleh status imun seseorang yang menurun maupun
obat – obatan.
c. Faktor iritasi Faktor iritasi meliputi, penggunaan sabun untuk membersihkan organ
intim, penggunaan pembilas atau pengharum vagina, ataupun bisa teriritasi oleh
celana.
d. Faktor patologis Terjadi karena ada benda asing dalam vagina, infeksi vagina oleh
kuman, jamur, virus, parasit, tumor, kanker pada alat kelamin. Pada vagina terdapat
95% bakteri lactobacillus dan selebihnya bakteri patogen. Tingkat keasaman
ekosistem vagina yang seimbang yaitu berada pada kisaran 3,8 – 4,2, pada tingkat
keasaman itu lactobacillus akan subur berkembang dan bakteri patogen tak akan
mengganggu dan menjaga derajat keasaman (pH) level normal.
Dalam kondisi tertentu kadar ph bisa berubah tidak seimbang. Jika pH vagina
naik menjadi lebih tinggi dari 4,2, maka jamur akan tumbuh dan berkembang.
Keputihan patologis akibat infeksi diakibatkan oleh infeksi alat reproduksi bagian
bawah atau pada daerah yang lebih proksimal, yang bisa disebabkan oleh infeksi
gonokokus, trikomonas, klamidia, treponema, candida, human papilloma virus, dan
herpes genitalis.

4. Tanda Dan Gejala Keputihan


Keputihan yang tergolong normal dapat terlihat dari ciri-ciri cairan yang krluar dari
vagna,antar lain:
 Tidak berbau atau berwarna putih
 Tidak berbau atau tidak mengeluarkan bau menyengat
 Memiliki tekstur cairan yang dapat berubah tergantung siklus menstruasi

Sedangkan pada keputihan yang tidak normal , tanda dan gejalanya adalah sebagai
berikut :

 Cairan keputihan berbeda warna, bau, atau bertekstur


 Cairan keputihan keluar lebih banyak dari biasannya
 Keluar darah diluar jadwal haid
 Disertai keluhan : Gatal diarea kewanitaan, Nyeri panggul, Nyeri saat buang
air kecil, Rasa terbakar diarea vagina
5. Cara mengatasi Keputihan
 Menjaga kebersihkan vagina dengan cara membersihkan setiap kali selesai buang
air kecil atau buang air besar
 Membersihkan vagina dari depan kebelakang (dari arah vagina menuju anus) agar
bakteri dari anus tidak masuk vagina dan menyebabkan infeksi
 Menghindari penggunaan produk kebersihaan vagina yang mengandung parfum
karena bisa mengiritasi vagina
 Menggunakan celana dalam berbahan katun dan menghindari pakaian yang terlalu
ketat
 Menunda melakukan hubungan seksual hingga keputihan benar-benar hilang
(bagi ibu rumah tangga)
 Menggunakan deterjen tanpa pewangi untuk mencuci pakaian dalam dan
membilasnya hingga benar-benar bersih.
 Tidak bertukar handuk
 Mengelola stress

6. Pemanfaatan Lidah Buaya


Karena tingginya angka keputihan pada wanita dan remaja putri di Indonesia, serta
dampaknya yang fatal apabila tidak ditanggulangi dengan baik sehingga diperlukan cara
atau srategi untuk mengatasi keputihan, salah satunya dengan memanfaatkan lidah buaya

1. Cara penggunaan lidah buaya untuk keputihan :

Penggunaan lidah buaya ini bisa dilakukan secara internal dan eksternal.
a. Secara internal lidah buaya dikonsumsi dalam jus yang diramu dengan
berbagai bahan tambahan seperti lemon, madu, gula, atau asam. Serta
dikonsumsi dalam bentuk agar-agar.
b. Secara eksternal gel lidah buaya bisa dioleskan pada bagian tubuh yang
memerlukan contohnya daerah kewanitaan atau vagina

2. Cara pengolahan lidah buaya untuk keputihan :


Pengolahan lidah buaya dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal.
a. Secara internal
Caranya:
 Ambil sebatang lidah buaya
 Cuci daun lidah buaya sampai bersih
 Potong tiap sisi untuk menghilangkan duri (bagian dalam akan
sangat lendir,ini normal)
 Kupas bagian luar daun. Hilangkan semua kulit hijaunya. Pisahkan
getah kuning lidah buaya dengan pisau yang sama dan ambil gel
lidah buaya bening bagian dalam dengan bantuan sendok kecil
 Pindahkan gel kedalam mangkuk kecil
 Masukkan dalam blender dua sendok makan gel lidah buaya
 Tambahkan air dan blender pada pengaturan rendah selama 3 menit
 Tambahkan perasan lemon, madu atau gula.

b. Secara eksternal
Caranya :
 Memetik langsung sebatang lidah buaya
 Ambil dagingnya saja
 Kemudian hancurkan
 Usap pada area kewanitaan
 Diamkan selama kurang lebih 10 menit
 Bilas hingga bersih atau usap menggunkaan handuk basah hingga
bersih
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas . Jakarta: ECG.

Cici Kurniawati, M. S. (2014). Aplikasi Teori Health Belief Model Dalam Pencegahan
Keputihan Patologis. Jurnal Promkes,Vol.2, No 2 Desember , 117-127.

Kustanti, C. (2016). PENGARUH PEMBERIAN AGAR-AGAR LIDAH BUAYA. JURNAL


KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS , 1-8.

MenthariH. Mokodongan, J. W. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan


Dengan Perilaku Pencegahan Keputihan Pada Remaja Putri. Jurnal e-Clinic
(eCl),Volume 3, Nomor 1,Januari-April, 1-5.

Rajul Aulia, P. S. (2021). Lliteratur Review: Pemberian Agar-Agar Lidah Buaya (Aloe Vera L)
dan Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica Granatum L) Dapat Mengatasi
KeputihanPada Wanita Usia Subur. Journal of Healthcare Technology and Medicine
Vol. 7 No. 2 Oktober , 1-8.

Anda mungkin juga menyukai