Disusun Oleh
Mahasiswa Poltekkes :
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan ini telah disetujui di Malang pada tanggal 2 November 2022
Ketua Kelompok,
NIM.P17311193046
RSUD Lawang
A. IDENTITAS SAP
Waktu : 15 Menit
B. IDENTITAS MASALAH
Keputihan (Flour albus) adalah keluarnya cairan berlebihan dari jalan lahir
atau vagina. Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu keputihan normal
(fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan fisiologis terdiri atas
cairan yang kadang - kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan
leukosit yang jarang sedangkan keputihan patologis terdapat banyak leukosit.
Penyebab paling penting dari keputihan patologis ialah infeksi. Disini cairan
mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning - kuningan sampai hijau,
seringkali lebih kental dan berbau (Rembang, Maramis, & Kapantow, 2013)
Menurut Kemenkes RI 2015 banyak penyakit yang terjadi berawal dari
keputihan salah satunya adalah CA Cervix.Sekitar 40.000 kasus ca serviks terjadi di
Indonesia setiap tahunnya.Penyebab ca serviks utamanya adalah infeksi kronik oleh
HPV (Human Papilloma Virus) namun faktor risiko ca serviks yang memicu
sangatlah beragam salah satunya kebersihan diri yang buruk.Kebersihan diri yang
buruk merupakan salah satu faktor risiko ca serviks, wanita yang memiliki kebersihan
diri yang buruk memiliki risiko ca serviks 19,386 kali lebih besar daripada wanita
yang memiliki kebersihan diri yang baik.Di Indonesia sendiri, ca serviks merupakan
penyakit dengan prevalensi tertinggi pada wanita yaitu sebesar 0,80/00 (Dianti &
Isfandiari, 2017).
Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku bagi
kesehatan organ – organ seksual. Cara memelihara organ intim tanpa kuman
dilakukan sehari – hari. Alat reproduksi dapat terkena sejenis jamur atau kutu yang
dapat menyebabkan rasa gatal atau tidak nyaman apabila tidak dirawat kebersihannya.
Penyebabnya yaitu mencuci vagina dengan air kotor, penggunaan pembilas vagina
yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis dan adanya benda asing dalam
vagina (Kusmiran, 2012)
Metode penyampaian pesan atau informasi dibutuhkan media yang tepat, salah
satu media yang tepat yaitu leaflet serta demonstrasi. Penyuluhan dengan media
demonstrasi dapat meningkatkan perilaku untuk melakukan personal hygiene dan
leaflet digunakan untuk memebangun semangat ibu dalam memperdalam materi. Hal
ini sependapat dengan pendekatan green bahwa dengan pendekatan edukasional dapat
merubah perilaku seseorang termasuk pengetahuan, dimana intervensi yang diberikan
merupakan proses pendidikan kesehatan untuk merubah perilaku. Setelah seseorang
mengetahui objek atau stimulus, proses selanjutnya adalah bersikap dan berperilaku
terhadap stimulus atau objek tersebut.
Kegiatan
No Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran
1. Pendahuluan
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Mendengarkan dan
penyuluhan yang memperhatikan
dilaksanakan 4. Mendengarkan dan
4. Kontrak waktu dan termotivasi untuk aktif
motivasi peserta untuk dalam berdiskusi
aktif dalam diskusi
2. Penyajian
1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan
langkah-langkah cuci memperhatikan
tangan pemaparan materi
2. Mendemonstrasikan 2. Memperagakan
Langkah-langkah Kembali langkah-
mencuci tangan langkah mencuci
3. Memberi kesempatan tangan
pada peserta untuk 3. Mengajukan
bertanya terkait materi pertanyaan terkait
yang disampaikan. materi yang
disampaikan
H. MEDIA
1. Poster
2. Leaflet
3. Phantom
I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
b. Peserta menyimak dan mendengarkan dengan seksama ketika acara
penyuluhan
c. Peserta bertanya topik yang dibahas ketika sesi Tanya jawab
d. Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri
e. Peserta mengikuti demonstrasi yang diberikan oleh demonstrator
3. Evaluasi Hasil
MATERI
A. Personal Hygiene
1. Pengertian
Menurut World Health Organization (WHO) (2020) menyatakan
bahwa hygiene atau kebersihan adalah tindakan kebersihan yang mengacu
pada kondisi untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit.
Personal hygiene atau kebersihan diri merupakan tindakan merawat diri
sendiri termasuk dalam memelihara kebersihan bagian tubuh seperti rambut,
mata, hidung, mulut, gigi, dan kulit (Nurudeen dan Toyin, 2020). Personal
hygiene merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga dan
merawat kebersihan dirinya agar kenyamanan individu terjaga (Asthiningsih
dan Wijayanti, 2019).
Kebutuhan personal hygiene tidak memandang usia, karena organisme
penyebab penyakit bisa berkembang biak dimanapun. Maka dari itu, personal
hygiene harus ditanamkan sejak dini agar anak-anak terbiasa melakukannya di
lingkungan rumah, sekolah maupun bermainnya hingga dewasa (Kusmiyati
dan Muhlis, 2019). Pentingnya pemeliharaan personal hygiene bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri sendiri,
memperbaiki personal hygiene, mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan
rasa percaya diri dan kenyamanan (Irnawati dan Widnyana, 2018).
B. Vulva Hygiene
1. Pengertian
Vulva hygiene adalah perilaku memelihara alat kelamin bagian luar
(vulva) guna mempertahankan kebersihan dan kesehatan alat kelamin, serta
untuk mencegah terjadinya infeksi. Perilaku tersebut seperti melakukan cebok
dari arah vagina ke arah anus menggunakan air bersih, tanpa memakai
antiseptik, mengeringkannya dengan handuk kering atau tisu kering, mencuci
tangan sebelum membersihkan daerah kewanitaan (Darma, 2017). Menurut
Mumpuni (2013) menyatakan bahwa organ reproduksi perempuan memang
membutuhkan perhatian khusus. Bentuknya yang terbuka, memudahkan
masuknya kuman melalui mulut vagina. Tubuh dan organ intim yang sehat
dapat pula memicu kepercayaan diri seseorang.
Ambarwati, E. R. dan Sunarsih, T. 2011. KDPK Kebidanan: Teori dan Aplikasi. Nuha
Medika. Yogyakarta.
Asthiningsih, N. W. W. Dan Wijayanti, T. (2019) “Edukasi Personal Hygiene Pada
Anak Usia Dini Dengan G3CTPS,” Jurnal Pesut: Pengabdian Untuk Kesejahteraan Umat,
1(2), Hal. 84–92.
Irnawati, C. dan Widyana, R. 2018. Hipnoterapi untuk Peningkatan Perilaku
Personal Hygiene Anak Jalan. Jurnal Psikologi. 14(1): 28-32.
Kahusadi, O. A., Tumurang, M. N., Punuh, M. I. 2018. Pengaruh Penyuluhan
Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) Terhadap Perilaku Siswa SD GMIM 76 Maliambao
Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Kesmas. 7(5)
Kusmiran. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Kusmiyati, Muhlis, I. B. 2019. Penyuluhan tentang Kebersihan Diri untuk
Menunjang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa SMPN 2 Gunungsari. Jurnal
Pengabdian Masyarakat. 2(1): 13-16.
Luthfiana, Ana Dewi. 2014. Hubungan Pengetahuan Tentang Personal Hygiene
Dengan Perilaku Personal Hygiene Remaja Saat Menstruasi di Sekolah Menengah Pertama
Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang[Jurnal]. STIKES Ngudi Waluyo
Ungaran.
Puspita, D., Messakh, S. T., Nuarika, C. 2017. Gambaran Personal Hygiene Anak
Usia Sekolah Dasar yang Tinggal di Sekitar TPA Ngronggo Salatiga. Jurnal Studi
Pembangunan Interdisiplin. 26(1): 92-110.
Rembang, M., Maramis, F. R. R., & Kapantow, G. 2013. Hubungan antara
pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan keputihan pada pelajar putri SMA
Negeri 9 Manado.