Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kebersihan Diri (Personal Hygiene) pada Ibu Nifas

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Tempat : Ruangan Nifas

Hari/Tanggal : Jumat, 11 Desember 2020

Waktu : Pukul 10.00 – 10.30 (30 menit)

A. Latar Belakang
Masa nifas jika terjadi infeksi seperti infeksi sepsis merupakan salah satu penyebab
utama kematian ibu di negara berkembang. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup
semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam
masa nifas oleh sebab apapun. Morbiditas puerpuralis adalah kenaikan suhu badan sampai
38◦C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, kecuali pada hari pertama.
Pada masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi
setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam
pertama setelah melahirkan, dan diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas.
Selama ini, perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan
meningkatnya persediaan darah sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai
penyebab kematian dan morbiditas ibu. Dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu, pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada
masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi
dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi (Elisabeth, 2015).
Infeksi disebakan oleh personal hygiene yang kurang baik, oleh karena itu personal
hygiene pada masa postpartum seorang ibu sangat penting menjaga kebersihan diri agar tidak
rentan terkena infeksi. Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari
infeksi baik pada luka jahitan maupun kulit. Jika seorang ibu postpartum tidak melakukan
personal hygiene dengan baik akan terjadi infeksi pada masa nifas yaitu terjadinya
peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alatalat genetalia
(Hayati, 2020).

B. Tujuan Intruksional

1. Tujuan umum :

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang


personal hygiene pada ibu nifas.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :

1) Mengetahui pengertian personal hygiene

2) Mengetahui tujuan melakukan personal hygiene

3) Mengetahui dampak tidak melakukan personal hygiene

4) Mengetahui hal-hal yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan diri

C. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian personal hygiene

2. Tujuan melakukan personal hygiene

3. Dampak tidak melakukan personal hygiene

4. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan diri

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya dan jawab

E. Media
1. Leaflet
2. Power Point
G. Setting Tempat

Keterangan : : Pemateri penyuluhan


1. Pemateri
2. Moderator
3. Fasilitator

: Peserta penyuluhan

: Perseptor

E. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media


Pembukaan 5 Menit 1. Membuka dengan 1. Menjawab salam Ceramah -
salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan maksud memperhatikan
dan tujuan 3. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
4. Kontrak waktu 4. Mendengarkan dan
5. Menggali memperhatikan
pengetahuan peserta 5. Mendengarkan dan
sebelum dilakukan memperhatikan
penyuluhan
Penyajian 15 Menit 1. Pengertian personal 1. Mendengarkan dan 1. Ceramah Power
hygiene memperhatikan 2. Tanya Point
2. Tujuan melakukan 2. Mendengarkan dan jawab
personal hygiene memperhatikan
3. Dampak tidak 3. Mendengarkan dan
melakukan personal memperhatikan
hygiene
4. Hal-hal yang dapat 4. Mendengarkan dan
dilakukan dalam memperhatikan
menjaga kebersihan
diri

Penutup 10 Menit 1. Presenter 1. Menjawab 1. Ceramah Leaflet


mengadakan evaluasi pertanyaan 2. Tanya
2. Presenter memberi 2. Menjawab salam Jawab
salam 3. Mendengarkan dan
3. Moderator memperhatikan
menyimpulkan hasil 4. Menjawab salam
dsikusi
4. Moderator memberi
salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tersedia media
b. Setting tempat teratur
c. Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat mengikuti
seluruh kegiatan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan pasien dan keluarga pasien aktif
c. Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
3. Evaluasi Hasil
a. Minimal 40% dari peserta yang mengikuti penyuluhan mengetahui dan memahami
tentang personal hygiene pada ibu nifas
b. Minimal 40% dari peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji
c. Peserta dapat mengulangi kembali materi penyuluhan
G. Lampiran Materi
1. Pengertian Personal Hygiene
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Riadi,
2020).
2. Tujuan Melakukan Personal Hygiene
Menurut Febrianti (2019) tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara
kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu
sehingga dapat mencegah tinbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain,
sementara secara khusus tujuan perawatan personal hygiene adalah :
a. Menghilangkan bau badan yang berlebihan.
b. Memelihara integritas permukaan kulit
c. Menghilangkan keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri.
d. Menciptakan keindahan.
e. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
3. Dampak Jika tidak Melakukan Personal Hygiene
Menurut Reni (2015) dampak yang akan didapatkan oleh seorang ibu pada masa
nifas jika tidak melakukan personal hygiene antara lain :
a. Ibu mudah sakit
b. Ibu terlihat kotor/kurang bersih
c. Bayi ibu mudah sakit
d. Kurang pecaya diri
4. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan diri
Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga kebersihan diri
adalah sebagai berikut (Mardiatun, 2019) :
a. Mandi teratur minimal 2 kali sehari
b. Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
c. Menjaga lingkungan sekitar tempat tidur
d. Melakukan perawatan perineum.
Perineum yang dilalui seorang bayi umumnya mengalami peregangan, lebam, dan
trauma. Akibat normalnya bisa terasa ringan, bisa juga tidak. Rasa sakit pada perineum
akan semakin parah jika perineum robek atau disayat pisau bedah. Seperti semua luka
baru, area episiotomi atau luka sayatan membutuhkan waktu untuk sembuh selama 7
hingga 10 hari. Rasa nyeri saja selama masa ini tidak menunjukkan adanya infeksi,
kecuali jika nyeri sangat parah. cara melakukan perawatan perineum atau vulva yaitu
dengan mengganti pembalut yang bersih setiap 4-6 jam dan meletakkannya dengan
baik sehingga tidak bergeser. Pada saat memasang pembalut haruslah dari muka ke
belakang agar tidak terjadi penyebaran bakteri dari anus ke vagina. Setelah ibu selesai
BAK atau BAB, ibu dapat mengalirkan atau membilas area perineum dengan air hangat
atau cairan antiseptik, kemudian mengeringkannya dengan kain pembalut atau handuk
dengan cara ditepuk-tepuk tetap dari arah muka ke belakang. Perawatan perineum dan
kebersihan vagina dapat mencegah terjadinya infeksi yang mana infeksi salah satu
faktor penyebab kematian ibu. dan dengan perawatan yang baik membuat ibu merasa
nyaman dan sehat.
Perawatan vulva atau perineum adalah untuk menjaga kebersihan dan mencegah
terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun dalam uterus serta penyembuhan
luka perineum. Rasa nyeri dan tidak nyaman di area perineum dapat diatasi dengan
menggunakan kompres dingin pada area perineum setiap 2 jam sekali selama 24 jam
pertama sesudah melahirkan. Setelah 24 jam, Kompres hangat, duduk di dalam air
hangat atau menggunakan lampu pemanas selama 20 menit, 3 kali sehari juga dapat
digunakan untuk meredakan ketidaknyamanan dan meningkatkan penyembuhan
melalui vasodilatasi pembuluh darah perinial (Wals, 2011). Menghindari tekanan di
area perineum dengan berbaring miring dan menghindari posisi duduk atau berdiri
yang lama juga bisa membantu mengatasi ketidaknyamanan perineum. Sering
melakukan latihan Kegel sesudah melahirkan akan merangsang peredaran darah di
daerah perineum, mempercepat penyembuhan dan meningkatkan kebugaran otot
(Murkoff, 2006). Infeksi di area perineum juga bisa terjadi jika perineum tidak dirawat
dengan baik.
e. Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai berkemih dan
defekasi.
f. Mencuci tangan dengan air dan sabun setiap sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia.
g. Jika ada luka episiotomy atau laserasi, sarankan ibu agar jangan menyentuh daerah luka
Pada masa nifas terjadi perdarahan sampai 40 hari. Di sinilah pentingnya menjaga
kebersihan di daerah sekitar vagina dengan seksama. Kebersihan vagina harus dilakukan
karena beberapa alasan, seperti: banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina, vagina
merupakan daerah yang dekat dengan tempat buang air kecil dan tempat buang air besar,
vagina merupakan organ terbuka sehingga memudahkan kuman yang ada di daerah
tersebut menjalar ke rahim. Kemudian cara agar vagina bersih adalah:
a. Siram vagina dan anus dengan air setiap kali BAK dan BAB. Air yang digunakan
tidak perlu masak asal bersih. Basuh hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang
menempel disekitar vagina, baik kotoran dari air seni, darah nifas, maupun feses,
karena bisa menimbulkan infeksi pada luka robekan atau jahitan.
b. Cara membilas yang benar adalah dari depan ke beakang. Bukan sebaliknya. Proses
membersihkan dari belakang ke depan dapat mengakibatkan bakteri dan kuman yang
ada di anus masuk ke vagina sehingga memungkinkan infeksi bisa menjadi lebih
besar.
c. Keringkan bibir vagina dengan handuk lembut, lalu gantilah pembalut. Yang perlu
dicermati, pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB minimal 3 jam sekali
atau bila ibu merasa tidak nyaman. Bila tidak sering diganti, daerah seputar vagina
akan lembab serta penuh kuman yang menyebabkan rawan infeksi.
Daftar Pustaka

Elisabeth, W. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Pustaka Baru Press. Jakarta

Hayati, F. 2020. Personal Hygiene pada Masa Nifas. Jurnal Abdimas Kesehatan 2(1):4-8

Riadi, M. 2020. Pengertian, Jenis dan Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene.
https://www.kajianpustaka.com/2020/02/pengertian-jenis-dan-faktor-yang-
mempengaruhi-personal-hygiene.html diunduh pada tanggal 9 Desember 2020 (18.58).

Febrianti, S. 2019. Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene


Pada Klien Demensia Di Uptd Pslu Tresna Werdha Natar. http://repository.poltekkes-
tjk.ac.id/348/3/BAB%20II.pdf

Reni. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Penerbit CV. Trans Info Media.
Jakarta.

Mardiatun. 2019. Perawatan Diri Ibu Nifas Sebagai Upaya Mencegah Infeksi Nifas.Skripsi.Jurusan
Keperawatan Poltekes Kemenkes. Mataram.

Anda mungkin juga menyukai