Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TRIAS TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA KLIEN SECTIO CAESARIA

Disusun Oleh:

ADITTYA PRASETYAWAN 08110110

BISMO NUGROHO 08110110

DENY PRASETYANTO 0811011070

DIAN RATNA E. 0811011058

ERILYANI P. 0811011014

RIRIN KRISNAWATI 0811011026

PRAKTEK PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2012
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
TRIAS TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA KLIEN SECTIO CAESARIA

Pokok bahasan : Trias Tindakan Pencegahan Infeksi Pada Klien Sectio Caesaria
Sub pokok bahasan : Personal Hygiene, Mobilisasi Dini Dan Nutrisi
Sasaran : Ibu post SC.
Waktu : 1x30 menit
Pertemuan ke : 1(satu)
Tanggal : 2 November 2012
Tempat : Ruang nifas

A.  Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapakan ibu post SC dapat
memahami tentang trias tindakan pencegahan infeksi pada klien sectio caesaria.

B.  Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang trias tindakan pencegahan infeksi pada klien sectio
caesaria, diharapkan ibu-ibu dapat:.
1. Mengetahui apa saja pencegahan infeksi pada luka post sectio caesaria yang diperlukan
ibu dalam penyembuhan luka.
2. Mengetahui dan dapat melakukan teknik pencegahan infeksi pada luka post sectio
caesaria secara mandiri ataupun di bantu.
3. Mengajak Ibu-Ibu untuk selalu mencegah infeksi pada luka post operasi .

C.  Pokok Materi :


1. Pengertian Personal Hygiene, Mobilisasi Dini Dan Nutrisi
2. Tujuan melakukan Personal Hygiene, Mobilisasi Dini Dan Nutrisi
3. Kebutuhan Personal Hygiene, Mobilisasi Dini Dan Nutrisi pada ibu
4. Akibat kurangnya atau tidak menjaga Personal Hygiene, Mobilisasi Dini Dan Nutrisi
D.  Kegiatan Belajar Mengajar
1.    Metode : Ceramah dan tanya jawab
2.    Strategi pelaksanaan :
Jam / Waktu
Tahap Respon TTD
5 menit Orientasi :
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Mengingatkan kontrak 3. Audiens ingat dengan
4. Menjelaskan maksud kontrak
dan tujuan 4. Audiens mengerti
5. Menanyakan kesediaaan maksud dan tujuan
persepsi (menanyakan 5. Audiens siap / bersedia
apa yang sudah dan
belum diketahui
audiens)
15 Menit Kerja :
1.  Pengertian Personal 1. Menyimak
Hygiene, Mobilisasi 2. Mengajukan pertanyaan
Dini Dan Nutrisi 3. Mendengarkan
2. Menjelaskan Tujuan 4. Mempraktekan
melakukan Personal
Hygiene, Mobilisasi
Dini Dan Nutrisi  pada
Ibu
3. Menjelaskan akibat
kurangnya atau tidak
melakukan Personal
Hygiene, Mobilisasi
Dini Dan Nutrisi.
10 menit Terminasi :
1. Melakukan evaluasi 1. Mendengarkan
2. Memberikan kesimpulan 2. Menjawab pertanyaan
3. Membuat rencana tindak 3. Menjawab salam
lanjut
4. Menutup penkes dengan
membaca hamdalah
5. Memberikan salam
penutup

E.   Media dan Sumber


1. Media : Leaflet,
2. Sumber :
a. Saleha, Sitti.2009. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas.Makasar : Salemba
Medika
b.  http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/health-education-personal-
hygiene istirahat-dan-tidur-pada-ibu-nifas/
c. Hidayat, A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah,
S.Kp.2004.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta : EGC
d. http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/20121/05/konsep-personal-
hygiene.html
e. http://frisly777.wordpress.com/2012/01/14/satuan-acara-penyuluhan-sap-pada-
ibu-nifas/#more-21 diakses tanggal 30 Oktober 2012 jam 14.20 WIB

F.   Evaluasi
1. Evaluasi persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 3 hari sebelum penkes
b. Media sudah siap 2 hari sebelum penkes
c. Undangan untuk peserta disampaikan 3 hari sebelum penkes
d. Tempat sudah siap 2 hari sebelum penkes
e. SAP sudah siap 2 hari sebelum penkes
2. Evaluasi proses
a. 75 % peserta datang tepat waktu
b. Peserta didik memperhatikan penjelasan penyaji
c. Peserta didik aktif bertanya dan memberikan pendapat
d. Media dapat digunakan secara aktif

3. Evaluasi hasil
a. Menyebutkan kembali pengertian nifas.
b. Menyebutkan kembali pengertian Trias Tindakan Pencegahan Infeksi Pada Klien
Sectio Caesaria.
c. Menyebutkan kembali 4 dari 6 Tujuan melakukan Trias Tindakan Pencegahan
Infeksi Pada Klien Sectio Caesaria
d. Menyebutkan kembali 3 dari 4 Kebutuhan Trias Tindakan Pencegahan Infeksi
Pada Klien Sectio Caesaria pada ibu
e. Menyebutkan kembali 3 dari 5 Akibat kurangnya atau tidak menjaga personal
hygiene.
LAMPIRAN MATERI

I. PERSONAL HYGIENE (PERAWATAN DIRI)


A. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah plasenta lahir dan ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira 6
minggu.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil
dengan waktu kurang lebih 6 minggu atau 40 hari.

B.     Pengertian Perawatan Diri (Personal Hygiene)


Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

C.    Tujuan melakukan Personal Hygiene


1.      Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2.      Memelihara kebersihan diri seseorang
3.      Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4.      Mencegah penyakit
5.      Menciptakan keindahan
6.      Meningkatkan rasa percaya diri

D.    Kebutuhan Personal Hygiene pada Ibu


Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan
nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang
teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan
dimana ibu tinggal.
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan
menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum
dari arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari
infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
1) Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan
ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga
payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi
iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
2) Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal.
Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain.
Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan
conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan
pengering rambut.
3) Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan
kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah,
kaki, betis, dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah
melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan
mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.

4) Kebersihan vulva dan sekitarnya.


a) Membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar
vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
b) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan
di bawah matahari atau disetrika.
c) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.

E.     Akibat Kurangnya atau tidak Menjaga Personal Hygiene :


1.      Ibu Mudah Sakit
2.      Ibu terlihat kotor/ kurang bersih
3.      Bayi ibu sakit
4.      Ibu kurang percaya diri
5.      Ibu mengalami infeksi
MOBILISASI DINI PADA IBU POST SC

A. Pengertian Mobilisasi Pasca SC


1. Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu aktivitas /
kegiatan.
2. Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalianan Caesar.

B. Tujuan mobilisasi
Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan

C. Manfaat Mobilisasi Bagi Ibu Post SC


1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
a. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya
menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan
membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.
d. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.

2. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya.

Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus,
dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa merawat anaknya dengan cepat

3. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli


Dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan
tromboemboli dapat dihindarkan.
D. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi.
1. Peningkatan suhu tubuh
Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan
dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.
2. Perdarahan yang abnormal
Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko
perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan
pembuluh darah yang terbuka
3. Involusi uterus yang tidak baik
Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta
sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus

E. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi


Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
1. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan
kaki pasien
2. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.

F. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini


mobilisasi dini dilakukan secara bertahap (Kasdu,2003) Tahap- tahap mobilisasi dini pada ibu
post operasi seksio sesarea :
1. 6 jam pertama ibu post SC
Istirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan,
tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,
menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
2. 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan
trombo emboli
3. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
4. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan

G. Pelaksanaan Mobilisasi Dini


1. Hari ke 1 :
a. Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita /
ibu sadar
b. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah
sadar.
2. Hari ke 2 :
a. Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya
disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih.
b. Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk
c. Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari penderita/ibu yang sudah melahirkan
dianjurkanbelajar duduk selama sehari,
3. hari ke 3 sampai 5
1) Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi.
2) Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat membantu
penyembuhan ibu.
Standar Diet Tinggi Energi Tinggi Protein
1. Pengertian Protein

Protein adalah salah satu penyusun dasar pembangun tubuh manusia, yang membentuk
sekitar 16 persen dari berat total tubuh kita. Otot, rambut, kulit, dan terutama jaringan
ikat terdiri dari protein. Protein memainkan peran utama dalam semua sel dan sebagian
besar cairan di dalam tubuh kita. Selain itu, banyak bahan kimia penting tubuh kita
seperti enzim, hormon, neurotransmiter, dan bahkan DNA kita – setidaknya terdiri dari
protein. Meskipun tubuh kita pandai “daur ulang” protein, kita menghabiskan protein
terus-menerus, sehingga sangat penting untuk terus menggantinya (Dolson: 2011).

Protein dari unit yang lebih kecil disebut asam amino. Tubuh kita memerlukan asam
amino, sehingga sangat penting untuk memasukkan semua asam amino dalam makanan
kita. Protein hewani seperti daging, telur, dan produk susu memiliki asam amino,
begitupun protein nabati dari tumbuhan juga memiliki asam amino (Dolson: 2011).

Sejumlah asam amino sangat diperlukan dalam pembentukan protein jaringan, hal ini
sangat tergantung pada macam asam amino sesuai dengan jaringan yang akan dibentuk.
Berbagai asam amino di peroleh dari berbagai makanan yang dikonsumsi, sesudah
dicerna di dalam usus besar kemudian diserap melalui darah dan sebagian disintesa dalam
tubuh (Kartasapoetra, 2005:55).

Kebutuhan protein normal adalah 10-15 % dari kebutuhan energi total, atau 0,8-1,0 g/kg
BB. Kebutuhan protein normal untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen adalah 
0,4-0,5 g/kg BB. Demam, sepsis, operasi, trauma dan luka dapat meningkatkan
katabolisme protein  sampai 1,5-2,0 g/kg BB. Sebagian besar pasien yang dibutuhkan
1,0-1,5 g protein/kg BB (Almatsier, 2006:25).
Diet energi tinggi protein tinggi (ETPT) adalah diet yang mengandung energi dan protein
di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk Makanan Biasa ditambah bahan
makanan sumber Protein tinggi seperti susu, telur dan daging atau dalam bentuk
minuman Enteral Energi Tinggi Protein Tinggi. Diet ini diberikan bila pasien telah
mempunyai cukup nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap (Almatsier,
2006:53).

2. Tujuan Diet Energi Tinggi Protein Tinggi adalah untuk:

a) Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.

b) Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal (Almatsier, 2006:53)

3. Syarat-syarat diet energi tinggi protein tinggi adalah:

a. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB


b. Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB
c. Lemak cukup, yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal

4. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna (Almatsier, 2006:53)

Diet Energi Tinggi Protein tinggi Diberikan kepada pasien:

a. Kurang Energi Protein


b. Sebelum dan setelah operasi tertentu , multi trauma, serta selama radioterapi dan
kemoterapi
c. Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi
d. Hipertiroid, hamil, dan post partum di mana kebutuhan energi dan protein meningkat
(Almatsier, 2006: 54)
Defisiensi protein hampir selalu, atau praktis selalu bergandengan dengan defisiensi
kalori.  Asosiasi kedua  penyakit ini dapat dipahami melalui berbagai hubungan antara
protein dan energi (kalori) (Sediaoetama, 2010: 85).

Hubungan metabolisme terdapat antara energi dan protein, yaitu bahwa protein
merupakan salah satu penghasil utama energi. Jadi bila energi kurang cukup di dalam
hidangan, maka protein yang lebih banyak dikatabolisme menjadi energi. Ini berarti
semakin kurang protein yang tersedia untuk keperluan lain, termasuk untuk sintesa
protein tubuh (Sediaoetama, 2010: 85).

Anda mungkin juga menyukai