Anda di halaman 1dari 7

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

pada Ibu Nifas

Pokok bahasan : Kebersihan Diri (Personal Hygiene) pada Ibu Nifas

Sub pokok bahasan : Menjelaskan Tentang Cara Perawatan Diri pada Ibu Nifas

Hari/Tanggal : 8 Mei 2020

Waktu : 30 menit

Tempat : Balai Desa Muara Danau

Sasaran : Ibu Nifas Desa Muara Danau

A. Latar Belakang
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau
42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan
seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka
kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada wanita post
partum.
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur
pulih seperti keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan
pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan / health education
seperti personal hygiene.

B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Perawatan diri (personal hygiene) diharapkan ibu-
ibu dapat mengetahui dan mengerti teknik perawatan diri yang baik bagi dirinya sendiri  pada
masa nifas atau masa pulih kembali yang berlangsung selama 40 hari atau 6 minggu.

C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan diri (personal hygiene), diharapkan ibu-
ibu dapat:
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan masa nifas
2. Mengetahui apa saja perawatan diri yang diperlukan ibu dalam masa nifas
3. Mengetahui dan dapat melakukan teknik perawatan diri sendiri secara mandiri
ataupun di bantu
4. Mengajak Ibu-Ibu untuk selalu menjaga personal hygiene

D. Pokok Bahasan

1
1. Pengertian Nifas
2. Sasaran penyuluhan Perawatan diri
3. Pengertian Personal hygiene (perawatan diri)
4. Cara melakukan perawatan diri
5. Dampak jika ibu tidak merawat diri dengan baik
6. Memahami dan dapat melakukan teknik perawatan diri

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3.  Demonstrasi

F. Media
1. Leaflet
2. Power Point: LCD

2
G. Kegiatan penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Waktu
1. Pendahuluan :
 Memberi salam pembuka dan perkenalan
 Membalas salam
diri 5
 Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan
 Kontrak waktu Menit
 Memberi respon

2. Penjelasan :
 Pengertian masa nifas
 Sasaran penyuluhan
 Pengertian personal hygiene (perawatan
diri)
 Menjelaskan Kebutuhan Personal Hygiene Mendengarkan dengan
20 Menit
pada Ibu penuh perhatian
 Menjelaskan teknik melakukan personal
hygiene

 Menjelaskan akibat kurangnya melakukan


perawatan diri
3. Penutup :  Menanyakan hal
 Tanya jawab yang belum jelas
 Aktif bersama
5 Menit
 Menyimpulkan hasil penyuluhan menyimpulkan

 Memberikan salam penutup  Membalas salam

H. Evaluasi
1. Mengajukan pertanyaan lisan.

 Tes awal.
o Apakah ada yang tahu bagaimana cara merawat diri yang baik setelah
melahirkan ?
o Tes akhir
 Apa yang dimaksud perawatan diri?
 Sebutkan apa saja cara melakukan perawatan diri ?
 Sebutkan dampak jika ibu tidak melakukan perawatan diri?

I. Hasil
Hasil dari penyuluhan Personal Hygine (kebersihan diri) Pada Ibu Nifas adalah ibu
mengerti dan mengetahui bagaimana caranya meelakukan personal hygine yang baik dan

3
benar serta ibu menyadari bahwa sangat lah penting menjaga kebersihan diri dalam Masa
Nifas

J. Lampiran

PERSONAL HYGINE (PERAWATAN DIRI)


PADA IBU NIFAS

Pengertian Masa Nifas

Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah plasenta lahir dan ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu atau 40 hari.

Sasaran

Ibu-Ibu Nifas antara hari pertama sampai 6 minggu

Pengertian Perawatan Diri (Personal Hygiene)

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Tujuan melakukan Personal Hygiene

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri

Kebutuhan Personal Hygiene pada Ibu

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan
nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang
teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan
dimana ibu tinggal.
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan
menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari

4
arah depan ke belakang.
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan
maupun kulit.

a.Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra
volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak
tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet)
pada daerah sekitarnya akibat lochea.

b.Kebersihan rambut

Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal.
Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain.
Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan
conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering
rambut.

c.Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali
melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis,
dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan
merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering
dan jaga agar kulit tetap kering.
d.Kebersihan vulva dan sekitarnya.

 Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di


sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
 Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di
bawah matahari atau disetrika.
 Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
 Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa
nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan
dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB
yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan
sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut hendaknya diganti
minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai,
pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan
disetrika.

5
 

Akibat Kurangnya atau tidak Menjaga Personal Hygiene :

 Ibu Mudah Sakit


 Ibu terlihat kotor/ kurang bersih
 Bayi ibu sakit
 Ibu kurang percaya diri
 Ibu mengalami infeksi

SUMBER :

Saleha, Sitti.2012. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas.Makasar : Salemba Medika

Perawatan Perineum
 Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organreproduksi
yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulvayang terbuka
atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung
Lochea (pembalut) (Feerer, 2001).

Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah


 Mencegah kontaminasi dari rektum
 Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
 Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

Waktu Perawatan
 Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah
 Saat mandiPada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
maka adakemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung
pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula
pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
 Setelah buang air kecilPada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil
kemungkinan besar terjadikontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu
pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
 Setelah buang air besar.Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa
kotoran disekitar anus,untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke
perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan
perineum secarakeseluruhan.

Penatalaksanaan
 Persiapan
Ibu Pos PartumPerawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi
ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka.
 Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk
bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan
antiseptik .

6
PenatalaksanaanPerawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak
mengurangirasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan
meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002)
adalahsebagai berikut:
1. Mencuci tangannya
2. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat
3. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah kerectum dan
letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik.
4. Berkemih dan BAB ke toilet
5. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air 
6. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang.
7. Pasang pembalut dari depan ke belakang.
8. Cuci kembali tangan
9. Evaluasi

Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:


 Perineum tidak lembab
 Posisi pembalut tepat
 Ibu merasa nyaman

Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum


 
 GiziFaktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap
proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat
membutuhkan protein.Seperti tahu,tempe, telur dan sebagainya

 Obat-obatanSteroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon


inflamasinormal.Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.

Anda mungkin juga menyukai