Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERSONAL HYGIENE DAN TANDA BAHAYA IBU NIFAS

Pokok Bahasan : Post Natal Care (PNC)


Sub Pokok Bahasan : Personal Hygiene Pada Ibu Nifas dan Tanda Bahaya Ibu Nifas
Tempat : Puskesmas II Denpasar Selatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 27 April 2019
Sasaran : Ibu Hamil Trimester III
Waktu : 09.00 Wita - Selesai
Jumlah sasaran : 5 orang

A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang personal hygiene dan Tanda Bahaya Ibu Nifas diharapkan ibu-
ibu dapat mengetahui dan mengerti teknik personal hygiene yang baik bagi dirinya sendiri  pada masa
nifas atau masa pulih kembali yang berlangsung selama 40 hari atau 6 minggu dan tanda – tanda
bahaya pada masa nifas.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan ibu-ibu dapat :
1. Mengetahui Pengertian Masa Nifas
2. Mengetahui Pengertian Personal Hygiene
3. Mampu Menjelaskan Kebutuhan Personal Hygiene Pada Ibu Nifas
4. Mampu Menjelaskan Tujuan Melakukan Personal Hygiene
5. Mampu Menjelaskan Akibat Kurangnya Melakukan Personal Hygiene
6. Mampu Menjelaskan Macam – Macam Tanda Bahaya pada Masa Nifas
7. Penanganan yang harus dilakukan jika mengalami Tanda Bahaya Pada Masa Nifas

C. Materi
Terlampir

D. Metode
Ceramah
E. Media
Leaflet
F. Proses Kegiatan Penyuluhan
No KEGIATAN Waktu
Pembukaan 1. Salam Pembuka 2 menit
2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan jalannya penyuluhan
Isi 1. Menjelaskan Pengertian Masa Nifas 10 menit
2. Menjelaskan Pengertian Personal Hygiene
3. Menjelaskan Kebutuhan Personal Hygiene
Pada Ibu Nifas
4. Menjelaskan Tujuan Melakukan Personal
Hygiene
5. Menjelaskan Akibat Kurangnya Melakukan
Personal Hygiene
6. Menjelaskan Macam – Macam Tanda Bahaya
pada Masa Nifas
7. Penanganan yang harus dilakukan jika
mengalami Tanda Bahaya Pada Masa Nifas
8.
Penutup 1. Menanyakan kembali pada peserta 3 menit
2. Memberikan reinforcement positif.
3. Salam penutup.

G. Evaluasi
1. Prosedur
a. Pembukan
b. Pelaksanaan ( Pemberian Materi )
c. Penutupan ( Tanya jawab evaluasi )
2. Cara : metode diskusi yang mudah dipahami
3. Alat : Sasaran dan prasarana ditunjang dengan baik

MATERI
PERSONAL HYGIENE (PERAWATAN DIRI)
SERTA TANDA BAHAYA MASA NIFAS

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya alat-alat
kandungan seperti sebelum hamil, lamanya masa nifas ini kira-kira 6-8 minggu (Abidin,2011).
Masa  nifas/puerperium di mulai sejak satu jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu (40 hari
setelah itu) (saipudin,2009). Jadi masa nifas adalah periode yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan pulih seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 42
hari.

B. Pengertian Perawatan Diri (Personal Hygiene)    


Personal hygiene adalah hal yang sangat penting dan harus di perhatikan karena kebersihan
mempengaruhi kesehatan dan psikis dan proses merawat diri sendiri untuk memelihara kesehatan
agar terlindung terhadap infeksi dan penyakit.

C. Tujuan melakukan Personal Hygiene :


1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri

D. Kebutuhan Personal Hygiene pada Ibu Nifas


Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman
pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2
kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan
antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke
belakang. Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan
maupun kulit.
1. Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat
menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat
hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan
kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah
sekitarnya akibat perdarahan setelah persalinan.

2. Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan
hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan
lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun
demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang
cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.

3.  Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali
melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan
tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan
merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan
jaga agar kulit tetap kering.

4. Kebersihan vulva dan sekitarnya.


Membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih
dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan
vulva setiap kali buang air kecil atau besar. Mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya
dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di
bawah matahari atau disetrika. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya. Jika mempunyai luka episiotomi atau laserasi menghindari
menyentuh luka, cebok dengan air hangat atau cuci menggunakan sabun. Perawatan luka
perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat
penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital
dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan,
baru kenudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan.
Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan
pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar
matahari dan disetrika.

E. Akibat Kurangnya atau tidak Menjaga Personal Hygiene


a. Ibu Mudah Sakit
b. Ibu terlihat kotor/ kurang bersih
c. Bayi ibu sakit
d. Ibu kurang percaya diri
e. Ibu mengalami infeksi

F.  Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas


Suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya ataukomplikasi yang dapat terjadi
selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
(Pusdiknakes, 2011).

Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut:


1. Pendarahan Post Partum
a. Tanda dan gejala
Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam
setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2010).
Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian:
1) Pendarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorragie) yang terjadi dalam 24
jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa
plasenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
2) Pendarahan Post Partum Sekunder (Late Post Partum Hemorragie) yang terjadi setelah 24
jam, biasanya terjadi antara hari ke 5-15 post partum. Penyebab utama adalah robekan
jalan lahir dan sisa plasenta (Prawirohardjo, 2010)
Menurut Manuaba (2008), pendarahan post partum merupakan penyebab penting kematian
maternal khususnya di Negara berkembang.
Faktor-faktor penyebab pendarahan post partum adalah:
1) Grandemultipara
2) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
3) Persalinan yang dilakukan dengan tindakan
b. Penanganan
Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba merupakan suatu
kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas kesehatan.

2.  Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)


Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat
lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran lender waktu menstruasi dan berbau anyir
(Cairan ini berasal dari bekas melekatnya plasenta).
Lochea dibagi dalam beberapa jenis :
1) Lochea rubra (cruenta): Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama dua hari pasca persalinan.
2) Lochea Sanguinolenta: Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca
persalinan.
3) Lochea Serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
4) Lochea Alba: Cairan putih, setelah 2 minggu.
5) Lochea Purulenta: Terjadi infeksi, cairan seperti nanah berbau busuk.
6)  Lochiostasis: Lochea tidak lancar keluarnya.

a) Tanda dan gejala :


a. Keluarnya cairan dari vagina
b. Adanya bau yang menyengat dari vagina
c. Disertai dengan demam > 38˚C

b) Penanganan
Jagalah selalu kebersihan vagina , jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan segeralah
periksakan diri ke fasilitas kesehatan.

3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)


Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim
dari 1000 gr saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini
kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi.
Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis,
adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).
a. Tanda dan gejala
1) Uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya
2) Fundus masih tinggi
3) Lochea banyak dan berbau
4) Pendarahan
b. Penanganan
Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan.

4. Nyeri pada Perut dan Panggul


a.  Tanda dan gejala
Peritonitis : Peradangan pada peritoneum
1) Demam
2) Nyeri perut bagian bawah
3) Suhu meningkat
4) Nadi cepat dan kecil
5) Nyeri tekan
6) Pucat muka cekung, kulit dingin
7) Anoreksia terkadang muntah
b.  Penanganan
Lakukan istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas kesehatan.

5. Pusing dan Lemas yang Berlebihan


Menurut Manuaba (2008),  pusing dan lemas pada masa nifas dapat disebabkan karena
tekanan darah rendah, anemia, kurang istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu
kelihatan pucat.

a. Tanda dan gejala


1) Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala
2) Kepala terasa berdenyut dan disertai ras mual dan muntah
3) Lemas
b. Penanganan
1) Lakukan istirahat baring
2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup
3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
4) Meminum tablet fe selama 40 hari

6. Suhu Tubuh Ibu >38˚C


Peningkatan suhu tubuh pada ibu selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi nifas.
a. Tanda dan gejala
Biasanya terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan dengan suhu > 38˚C
b. Penanganan
1) stirahat baring
2) Kompres dengan air hangat
3) Perbanyak minum
4) Jika ada syok, segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan.
7. Penyulit dalam Menyusui
Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan persiapan sejak awal kehamilan dengan
melakukan masase, menghilangkan kerak pada putting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat.
Untuk menghindari putting susu terbenam sebaiknya sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting
susu dan ibu harus tetap menyusui agar putting selalu tertarik.
Sedangkan untuk menghindari putting lecet yaitu dengan melakukan teknik menyusui
yang benar, putting harus kering saat menyusui. Putting lecet dapat disebabkan karena cara
menyusui dan perawatan payudara yang tidak benar, bila lecetnya luat menyusui 24-48 jam dan
ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa (Manuaba, 2008)
Beberapa keadaan abnormal pada masa menyusui yang mungkin terjadi:
a. Bendungan ASI
1) Penyebab : penyempitan duktus laktiferus, kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna, kelainan pada putting susu.
2) Gejala: timbul pada hari ke 3-5, payudara bengkak, keras, tegang, panas dan nyeri, suhu
tubuh meningkat.
3) Penanganan :
a) Susukan payudara sesering mungkin
b) Kedua payudara disusukan
c) Kompres hangat payudara sebelum disusukan
d) Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui, sanggah payudara.
e) Kompret dingin pada payudara diantara menyusui
f) Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg peroral setiap 4 jam.

b. Mastitis
Suatu peradangan pada payudara biasaya terjadi pada 3 minggu setelah melahirkan.
Penyebabnya salah satunya kuman yang menyebar melalui luka pada putting susu/peredaran
darah (Manuaba, 2008)
1) Tanda dan gejala
a) Payudara membesar dan keras
b) Payudara nyeri, memerah dan membisul
c) Suhu tubuh meningkat dan menggigil
2) Penanganan
a)  Sanggah payudara
b) Kompres dingin
c) Susukan bayi sesering mungkin
d) Banyak minum dan istirahat yang cukup
c. Abses payudara
Abses payudara adalah terdapat masa padat mengeras dibawah kulit yang kemerahan
terjadi karena mastitis yang tidak segera diobati. Gejala sama dengan mastitis terdapat bisul
yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah) (Manuaba, 2008).

Anda mungkin juga menyukai