Disusun Oleh :
Semester V
Penyuluhan Kebersihan Diri (Personal Hygiene) pada Ibu Nifas di Ruang Operasi RSU Kab
Tanggerang , pada hari ... Oktober 2021
(..................................................) (..................................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Kebersihan Diri (Personal Hygiene) pada Ibu Nifas
Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan Tentang Cara Perawatan Diri pada Ibu Nifas
Waktu : 30 menit
I. TUJUAN
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan diri (personal hygiene), diharapkan ibu-ibu
dapat:
II. METODE
Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
III. MEDIA DAN PERALATAN
Media yang digunakan adalah :
1. Lembar Balik
2. Leaflet
IV. PROSES KEGIATAN PENYULUHAN
2. Penjelasan :
3. Penutup :
Menanyakan hal
Tanya jawab yang belum jelas
Aktif bersama
5 Menit
Menyimpulkan hasil penyuluhan menyimpulkan
Membalas salam
Memberikan salam penutup
V. EVALUASI
Tes awal.
o Apakah ada yang tahu bagaimana cara merawat diri yang baik setelah
melahirkan ?
o Tes akhir
Apa yang dimaksud perawatan diri?
Sebutkan apa saja cara melakukan perawatan diri ?
Sebutkan dampak jika ibu tidak melakukan perawatan diri?
1. Observasi.
Respon/tingkah laku ibu saat diberi pertanyaan: apakah mereka diam atau menjawab
(benar atau kurang tepat).
Ibu antusias atau tidak.
Ibu mengajukan pertanyaan atau tidak.
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah plasenta lahir dan ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu atau 40 hari.
Sasaran
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan
nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang
teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan
dimana ibu tinggal.
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan
menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari
arah depan ke belakang.
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan
maupun kulit.
a.Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra
volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak
tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet)
pada daerah sekitarnya akibat lochea.
b.Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal.
Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain.
Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan
conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering
rambut.
c.Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali
melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis,
dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan
merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering
dan jaga agar kulit tetap kering.
Perawatan Perineum
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organreproduksi
yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulvayang terbuka
atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung
Lochea (pembalut) (Feerer, 2001).
Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah
Saat mandiPada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
maka adakemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung
pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula
pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
Setelah buang air kecilPada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil
kemungkinan besar terjadikontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu
pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
Setelah buang air besar.Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa
kotoran disekitar anus,untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke
perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan
perineum secarakeseluruhan.
Penatalaksanaan
Persiapan
Ibu Pos PartumPerawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi
ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka.
Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk
bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan
antiseptik (Fereer, 2001).
TANGGAL/WAKTU : .............................................................................
LAMPIRAN
1. Ruang Operasi RSU, Kab Tanggerang
PENUTUP
Demikianlah SAP (Satuan Acara Penyuluhan) yang dapat diajukan mengenai “Kebersihan
Diri (Personal Hygiene) pada Ibu Nifas ”. Besar harapan saya agar Bapak/Ibu dapat
menyetujui dan mendukung terlaksananya kegiatan ini dengan baik dan semoga sesuai
dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan dan Tuhan YME memberikan petunjuk dan
meridhoi segala amal baik kita dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Yusmiati Dewi, Operasi caesar Pengantar dari A sampai Z, cet. I (Jakarta: Edsa
Mahkota, 2007),
Mundy, Chrissie. 2005, Pemulihan Pascaoperasi Caesar (Hal: 32), Jakarta : Erlangga
karta: EGC