BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini masalah yang masih dihadapi di Indonesia adalah masih meningginya angka
kematian ibu pada saat partus dan masih rendahnya pengetahuan serta teknik yang benar. Dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta kesehatan kepada
masyarakat, maka tenaga kesehatan terutama perawat harus meningkatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan post partum dengan
Post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan waktu kembali pada keadaan tidak
hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009, hal. 122).
mahasiswa/i untuk belajar mandiri dalam keadaan nyata serta menguji coba dalam menerapkan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran serta menetapkan asuhan keperawatan berdasarkan teori yang didapat
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan persalinan spontan dan post partum.
C. Ruang Lingkup
Pada penulisan laporan ini penulis hanya membahas post partum pada Ny. M di
D. Metode Penulisan
Penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif dan teknik-teknik yang
1. Pengawasan/ observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung
pada berbagai bentuk serta usaha perawatan dan pengobatan, sehingga dapat mengikuti
2. Wawancara yaitu secara langsung penulis mengadakan wawancara atau tanya jawab dengan
3. Teknik dokumentasi yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang berdasarkan atas
4. Teknik studi pustaka yaitu suatu teknik pengumpulan data berdasarkan buku-buku pendapat
E. Sistematika Penulisan
BAB II : Tinjauan Teori terdiri dari konsep dasar dan konsep asuhan keperawatan.
BAB III : Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
BAB IV : Pembahasan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Post partum adalah masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah
Post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan waktu kembali pada keadaan tidak
hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009, hal. 122).
Post partum normal adalah masa sesudah persalinan berakhir dengan pulihnya kembali organ
reproduksi (eksternal dan internal) pada keadaan seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu
(Manuaba, 1998).
2. Menurut Mitayani (2009), periode post partum dibagi menjadi tiga yaitu:
partum.
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2) Menghilangkan anemia karena pada persalinan selalu akan mengeluarkan banyak darah.
a. Kala I
Bertanggung jawab dari awal gejala sampai serviks berdilatasi sempurna ( 10 cm ) termasuk
awal fase laten dimana kontraksi masih tidak teratur, sangat lemah, fase aktif dimana kontraksi
menjadi lebih sering, lebih lama dan lebih kuat dan fase transisi yang singkat yang terjadi tepat
b. Kala II
Diawali dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi. kontraksi pada
kala ini sangat kuat kemampuan ibu menggunakan otot, abdomen dan posisi badan presentasi
c. Kala III
Diawali dengan keluarnya bayi dari uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta.
d. Kala IV
Diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi yaitu saat
a. Sistem Vaskuler
Pada ibu hamil cenderung hipervolemik, kenaikan volume dalam darah + 40% untuk persediaan
b. Sistem reproduksi
1) Involusi
Inovasi terjadi setelah plasenta lahir, uterus akan mengeraskan karena kontraksi dan retraksi pada
otot-ototnya. Setelah lahir berat rahim 100 gram, seminggu kemudian 500 gram, 3 minggu post
partum 75 gram, dan pada akhir puerperium 50 gram (normal 40-60 gram).
Ivolusi uterus ini dapat diamati yaitu dengan memeriksa tinggi fundus uteri 2 cm di bawah pusat,
caranya yaitu:
a) Segera setelah persalinan tinggi fundus uteri 2 cm di bawah pusat, 12 jam kemudian 1 cm di
b) Pada hari pertama dan hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri tidak teraba.
2) Lochea
Yaitu cairan secret yang berasal dari kandung uteri dan vagina dalam masa nifas.Sifat lochea
alkalis, jumlah lebih banyak dan pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau
anyir.
Cairan ini berasal dari melekatnya plasenta, lochea terbagi menjadi beberapa, diantaranya:
a) Lochea rubra
Pada hari ke 1-3, berwarna merah tua kehitaman terdiri dari desidua, sisa cairan, rambut lanuga,
c) Lochea Alba
b) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih lama karena kontraksi uterus
kurang kuat.
c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi kurang baik sehingga lebih lama mengeluarkan lochea
1) Rahim dan jalan lahir mengalami pembukaan, jadi harus dihindari kemungkinan peradangan.
Setelah persalinan selesai maka petugas memberi nasehat, segera memanggil petugas bila terjadi:
1) Perdarahan banyak
a. Pengertian
Istilah infeksi mencakup semua peradangan yang disebabkn oleh masuknya kuman-kuman dan
alat genetalia pada nifas dalam masa nifas (morbiditas) puerperalis meliputi demam masa nifas
oleh sebab apapun menurut (Jenh Carntmitte on Maternal Walfora Cas). Definisi morbiditas
pueperalis ialah kenaikan suhu sampai 380C/lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama post
b. Penyebab
Kuman penyebab infeksi puerperalis dapat berasal dari luar atau dari jalan lahir penderita sendiri,
kuman yang sering menjadi penyebab ialah streptococcus, basil welekil, gonococcus, basil
typus/clostridium tetani.
a. Mobilisasi
Karena lelah sehabis persalinan, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam persalinan,
kemudian boleh miksi pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan, hari ke-4 dan
b. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya, bila kandung kemih penuh dan wanita
sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan,
bila masih sulit diberikan obat peroral/parenteral, jika masih belum bisa maka dilakukan klimaks.
c. Perawatan payudara
d. Laktasi
alat kandungan
1) Terjadi pada hari pertama dan kedua post partum karena ibu masih fokus pada diri sendiri.
2) Butuh tidur dan makan melepaskan tanggung jawab dan mempercayakan pada orang lain
1) Terjadi ada hari ke-3 post partum dan berakhir pada minggu ke-4 sampai ke-5.
2) Ibu siap menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal yang baru.
3) Ibu memerlukan dorongan: primipara, wanita karir dan ibu yang telah mempunyai keluarga.
c. Penyesuaian ayah
d. Bonding Attachment
Pada jam pertama yang penting adalah menyentuh, memeriksa, berbicara dan meletakkan di
dada.
Periksa 1 kali pada 1 jam pertama sesuai peraturan rumah sakit, suhu tubuh akan meningat bila
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil kemudian setiap 30 menit untuk jam-jam
berikutnya. Nadi kembali ke frekuensi normal dalam 1 jam dan mungkin terjadi bradikardi.
Periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal setelah 1 jam post partum.
Periksa setiap 15 menit dalam 1 jam atau sampai stabil, kemudian setiap 30 menit untuk setiap
jam berikutnya. Tekanan darah, ibu mungkin sedikti meningkat karena upaya persalinan dan
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam/stabil kemudian setiap 30 menit untuk jam-jam
berikutnya.Fundus harus berada dalam midline, keras dan 2 cm dibawah/pada umbilicus. Bila
uterus lembek dilakukan massage sampai keras dan pijatan sampai berkontraksi ketingkat
pertengahan. Bila fundus bergeser kearah kanan midline, periksa adanya distensi kandung kemih.
Pada minggu pertama post partum fungsi usus besar kembali normal.
Pada masa post partum ibu biasanya akan kehilangan berat badan lebih kurang 5,6 kg, yang
disebabkan oleh keluarnya plasenta dengan berat lebih kurang 750 gram, darah dan cairan
Periksa setiap 15 menit dalam hubungannya dengan fundus. Aliran harus sedang, bila darah
Periksa dalam hubungannya dengan pengkajian lochea. Episiotomi dan perineum harus bersih,
Selama kehamilan otot-otot abdomen secara betahap melebar dan terjadi penurunan tonus otot.
Pada serviks periode post partum penurunan tonus otot jelas terlihat abdomen menjadi lunak,
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyembuhan luka episiotomi
c. Resiko terjadinya gangguan laktasi berhubungan dengan tidak efektifnya pengeluaran ASI
3. Rencana Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyembuhan luka episiotomi.
ntervensi :
1) Ajarkan klien cara naik, turun tempat tidur dan duduk dengan benar untuk mengurangi rasa
ntervensi :
c. Resiko terjadinya gangguan laktasi berhubungan dengan tidak efektifnya pengeluaran ASI
ntervensi :
4) Motivasi klien agar tetap menyusui bayinya agar bayi belajar menyusu dan memperlancar
produksi ASI.
4. Pelaksanaan
permohonan tentang hak-hak dari klien serta memahami tingkat perkembangan klien. Dalam
pelaksanaan rencana tindakan terdapat 2 jenis tindakan yaitu tindakan jenis mandiri dan
kolaborasi sebagai profesi perawat mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam
menemukan komponen pada tahap asuhan keperawatan. Komponen pada tahap implementasi
adalah:
Tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek American Nurses
Tindakan keperawatan kolaboratif diimplementasikan bila perawat bekerja dengan anggota tim
perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang benujuan untuk
Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian atau identitas yang otentik dengan
komunikasi dari suatu profesional ke profesional lainnya tentang kasus klien.Dokumen klien
merupakan bukti tindakan keperawatan mandiri dan kolaboratif yang diimplementasikan oleh
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan.Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap ini adalah
tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan
pada kriteria hasil.Pada tahap evaluasi ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu:
a. Evaluasi formatif menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan
respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status klien pada waktu
Untuk membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapai sebagian adalah:
a. Tujuan tercapai
Tujuan ini dikatakan tercapai bila klien menunjukkan perubahan dan kemajuan yang sesuai
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai secara keseluruhan sehingga
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya perubahan ke arah kemajuan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Ny. M berusia 25 tahun suku Jawa berkebangsaan Indonesia beragama Islam dengan
pendidikan terakhir SMA, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, bersuami Tn. A berusia 32 tahun
suku Jawa berkebangsaan Indonesia, beragaman Islam dengan pendidikan terakhir SMA
pekerjaan sebagai karyawan swasta beralamatkan jln.H. rausin Rt. 02/Rw 08 kelapa dua. Telah
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat keperawatan
Ny. M telah melahirkan bayinya pada tanggal 29/06/2012 jam 17.15 WIB dengan persalinan
spontan, lama persalinan kala I selama 4 jam, kala II 30 menit, kala III 10 menit, jumlah
semuanya 4 jam 40 menit dengan jumlah perdarahan 150 cc jenis kelamin bayi laki-laki,
c. Riwayat Obstetri
Sebelumnya belum pernah melaksanakan KB untuk masa yang akan datang ingin KB suntik.
e. Riwayat imunisasi TT
Tidak mempunyai penyakit kronis pada masa lalu dan tidak mempunyai penyekit keturunan.
1) Pola makan
Frekuensi makan klien 3x/ hari yaitu pagi, siang dan malam dan jenis makanan yang dimakan
nasi, lauk pauk, serta buah-buahan, nafsu makan baik dan habis 1 porsi, tidak mengeluh mual/
muntah, tidak ada alergi, tidak mempunyai masalah mengunyah/ menelan atau pantangan dalam
2) Pola eliminasi
Frekuensi BAB 1 kali sehari dengan karakterisitk feses kuning, frekuensi BAK 3 kali sehari
3) Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, oral hygiene 3 kali sehari yaitu pagi, sore, dan
Klien mempunyai hobi memasak dan pada saat waktu luang biasanya suka nonton TV, tidur
siang lamanya 2 jam dan malam lamanya 8 jam suka mengobrol dengan suami.
6) Pola seksualitas
h. Riwayat Psikososial
Perasaan klien dan keluarga tentang kehamilan sangat senang dan sudah siap mental, sudah
dibicarakan cara mengatasi stress dengan jalan-jalan klien belum mengetahui cara merawat bayi
i. Status Sosial
Penghasilan perbulan Rp. 750.000-Rp. 1.000.000,- dengan pengeluaran perbulan + Rp. 300.000,-
3. Pemeriksaan Fisik
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik nadi Ny. M didapatkan 80x/ menit, dengan irama teratur,
Jalan nafas bersih dengan irama teratur, tidak menggunakan otot-otot bantu pernafasan, frekuensi
20 x/ menit, tidak ada batuk, tidak mempunyai riwayat bronchitis, TBC maupun pneumonia.
c. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut bersih, tidak ada caries maupun stomatitis, tidak memakai gigi palsu, lidah
bersih, tidak muntah dan mual, nafsu makan habis 1 porsi, nyeri pada daerah perut BB sekarang
65 Kg, tinggi badan 160 cm, bentuk tubuh sedang, lingkar lengan atas 30 cm, kebiasaan BAB 1
d. Neurosensori
Ny. M dapat berorientasi waktu, tempat dan lingkungan, tidak memakai alat bantu dengar, dapat
e. Sistem endokrin
Nafas tidak berbau keton, mengeluarkan keringat banyak saat timbulnya nyeri, tidak ada
gangrene.
f. Sistem urogenital
BAK terkontrol dengan pola rutin 3-4 kali/ hari, warna kuning, tidak ada distensi dan tidak ada
pemasangan katerter.
g. Sistem integument
Turgor kulit elastis, warna kulit bersih dan rambut terlihat bersih.
h. Sistem muskuloskeletal
Tidak adanya kesulitan dalam pergerakan, tidak ada edema, adanya refleks patella, kekuatan otot
baik.
Mamae tampak membesar dengan areola mamaenya jelas dan keluar dengan papilla mamae
Tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, adanya kontraksi, konsistensi uterus teraba keras, tidak
Lochea rubra, berwarna merah, berisi lapisan desidua, banyaknya 200 cc, perineum utuh, jenih
4. Resume
Klien bernama Ny. M usia 25 tahun suku Jawa beragama Islam pendidikan terakhir
SMP pekerjaan ibu rumah tangga dengan suami bernama Tn. A usia 32 tahun suku Jawa,
beragama Islam pendidikan terakhir SMA bekerja sebagai karyawan dan beralamat di Duri
Kosambi RT 03/04.
Klien datang dengan keluhan mules-mules + 10 jam yang lalu, keluar air-air dari kemaluan
warna putih susu+pukul WIB mules makin bertambah. Hasil pemeriksaan TTV: TD: 120/80
mmHg, N: 80x/ menit, S: 36,20C, RR: 20x/ menit, payudara membengkak, nyeri, areola mamae
hitam meluas dengan papilla mamae exverted, hasil PD: 4 cm, klien partus pukul 10.25 WIB
dengan jenis kelamin anak klien laki-laki dengan BB: 2500 gr/ 50 cm. Perdarahan kala II-
Klien mengatakan nyeri di daerah perineum dengan skala nyeri ringan (2) dan klien tampak
meringis kesakitan, luka episiotomi masih basah. Observasi hari pertama post partum TTV: TD:
110/80 mmHg, N: 80x/ menit, S: 360C, RR: 20x/ menit. Diagnosa keperawatan gangguan rasa
nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyembuhan luka episiotomi, tindakan medis:
memberikan obat claronsi 3x1, ivgfinal 3x1, inbion 3 x 1, memberikan obat injeksi torfacap dan
5. Data Fokus
BAK beraktifitas.
d. Skala nyeri (3) pada payudara e. TTV: TD: 110/80 mmHg, N: 80x/
f. Hasil lab:
Hb : 11,5
Hematokrit: 34,0
Eritrosit: 4,4
Leukosit: 18.600
Trombosit: 332.000
6. Analisa Data
pada perineum
gangguan pengeluaran
laktasi ASI.
B. Diagnosa Keperawatan
Tanggal Tangal
No Diagnosa Keperawatan Paraf
ditemukan Teratasi
episiotomi.
pengeluaran ASI.
C. Rencana Keperawatan
analgetik dan
vitamin C.
perawatan luka
tanda REEDA,
pemberian ASI
ASI. eksklusif.
D. Catatan Keperawatan
No.
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan dan hasil Paraf
DX
bengkak.
III R/H : Skala nyeri 2 pada perineum, dan skala nyeri (3)
pada payudara.
20x/ menit.
dan dihembuskan.
20x/ menit.
III 17.10
R/H : Klien mengikuti saran perawat.
17.20
E. Evaluasi
Tanggal/ No.
Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf
Waktu DX
P : Tindakan dilanjutkan:
a. Observasi TTV
ringan (2).
P : Tindakan dilanjutkan:
a. Observasi TTV
P : Tindakan dilanjutkan:
a. Observasi TTV
ekslusif
A : Masalah teratasi.
BAB IV
31
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan mengurangikan kesenjangan yang terjadi antara konsep dasar-dasar
asuhan keperawatan post partum spontan secara teori dan kasus yang dimulai dari pengkajian,
A. Pengkajian
Selama melakukan pengkajian pada klien post partum normal penulis tidak terlalu mendapatkan
hambatan, karena Ny. M termasuk klien yang kooperatif dan mudah untuk diajak bekerja sama
Adapun yang penulis temukan pada saat melakukan pengkajian tidak adanya perbedaan antara
teori dan kasus klien Ny. M karena diagnosis klien pesalinan normal. Sehingga pada post partum
tidak terdapat dampak yang menyebabkan keabnormalan. Dalam referensi yang harus
1. Involusi uterus
Setelah plasenta dilahirkan (Kala III) fundus uteri dapat dipalpasi dipertengahan antara simpisis
dan umbilikus lebih kurang 2 cm dibawah umbilikus. Uterus akan mengeras karena kontraksi
dan retraksi otot-ototnya, uterus akan berukuran panjang 14 cm, lebar 12 cm, tebal 10 cm,
berat + 1000 gram. Dalam 4-8 jam post partum harus BAK spontan, dalam 48 jam harus sudah
BAB. Begitu juga yang ditemukan pada klien Ny. M hari pertama post partum tingi fundus uteri
2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik dan klien sudah dapat BAK sering setelah I hari post
partum, hal ini disebabkan karena klien melakukan mobilisasi secara teratur dan input perhari
2. Lochea
Lochea adalah cairan yang keluarkan uterus melalui vagina dalam nifas. Karakteristik lochea
menurut teori antara lain: rubra 1-3 hari post partum, warna merah tua kehitaman, berbau amis
dan berisi sel desidua, sel darah merah, sisa amnion dan lain-lain. Serosa 4-9 hari post partum,
warna merah muda coklat berisi sel darah tua serum, leukosit. Alba pada hari ke 10 berwana
3. Laktasi
Selama kehamilan dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron payudara disiapkan,
kolostrum keluar pada kehamilan 3 minggu pertama post partum banyak mengandung protein,
lemak dan antibody, produksi ASI dimulai hari ke-3 post partum. Dalam kasus yang penulis
dapat Ny. M hari pertama post partum kolostrum belum keluar, mamae membesar, puting susu
menonjol, aerola mamae menghitam dan klien belum dapat menyusui bayinya dengan baik.
B. Diagnosa Keperawatan
Dalam menegakkan diagnosa keperawatan penulis hanya menemukan 3 diagnosa pada konsep
dan 3 diganosa pada tinjauan kasus, pada kosnep dasar terdiri dari:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyembuhan luka episiotomi
3. Potensial terjadinya gangguan laktasi berhubungan dengan tidak efektifnya pengeluaran ASI.
3. Resiko terjadinya gangguan laktasi berhubungan dengan tidak efektif nya pengeluaran ASI.
Dalam menegakkan diagnosa keperawatan ada 3 diagnosa yang ditemukan, pada konsep dasar
ada resiko perdarahan tetapi di kasus tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan, tetapi lebih ke
C. Perencanaan
Dalam membuat intervensi atau rencana tindakan keperawatan tidak ada hambatan karena sesuai
D. Pelaksanaan
Dalam melakukan tindakan keperawatan semua dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
E. Evaluasi
Pada evaluasi semua masalah yang ditemukan teratasi seperti gangguan rasa nyaman nyeri pada
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Selama melakukan pengkajian pada post partum normal di Puskesmas Kec.kebun jeruk Jakarta
tidak banyak hambatan berhubung dengan klien yang kooperatif. Adapun yang penulis temukan
pada saat melakukan pengkajian antara lain luka episiotomi belum mongering dengan bekas
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada kasua ada 3 yaitu gangguan rasa nyaman nyeri pada perineum
berhubungan dengan luka episiotomi, resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomi dan
3. Intervensi
Dalam melakukan intervensi tidak ada hambatan karena intervensi yang dibuat sesuai dengan
konsep dasar.
4. Implementasi
Dalam melakukan tindakan keperawatan tidak terlalu sulit sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan hal ini disebabkan Ny. M adalah klien yang sangat kooperatif.
5. Evaluasi
Dari 3 diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus semuanya teratasi seperti gangguan
rasa nyaman nyeri pada perineum berhubungan dengan luka episiotomi, resiko infeksi
berhubungan dengan luka episiotomi dan resiko pemberian ASI inefektif berhubungan dengan
B. Saran
1. Kepada klien post partum agar bekerjasama dengan petugas kesehatan dan melaksanakan
seluruh penjelasan yang diberikan seperti perawatan payudara, perineum dan bayi.
asuhan keperawatan yang lebih baik dan benar dari pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini masalah yang masih dihadapi di Indonesia adalah masih meningginya angka
kematian ibu pada saat partus dan masih rendahnya pengetahuan serta teknik yang benar. Dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta kesehatan kepada
masyarakat, maka tenaga kesehatan terutama perawat harus meningkatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan post partum dengan
Post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan waktu kembali pada keadaan tidak
hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009, hal. 122).
mahasiswa/i untuk belajar mandiri dalam keadaan nyata serta menguji coba dalam menerapkan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran serta menetapkan asuhan keperawatan berdasarkan teori yang didapat
2. Tujuan Khusus
Jakarta Barat diharapkan mahasiswa dan mahasiswi Akademi Kesehatan Swakarsa mampu:
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan persalinan spontan dan post partum.
C. Ruang Lingkup
Pada penulisan laporan ini penulis hanya membahas post partum pada Ny. M di
D. Metode Penulisan
Penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif dan teknik-teknik yang
1. Pengawasan/ observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung
pada berbagai bentuk serta usaha perawatan dan pengobatan, sehingga dapat mengikuti
2. Wawancara yaitu secara langsung penulis mengadakan wawancara atau tanya jawab dengan
3. Teknik dokumentasi yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang berdasarkan atas
4. Teknik studi pustaka yaitu suatu teknik pengumpulan data berdasarkan buku-buku pendapat
E. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, metode
BAB II : Tinjauan Teori terdiri dari konsep dasar dan konsep asuhan keperawatan.
BAB III : Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
BAB IV : Pembahasan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Post partum adalah masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah
Post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan waktu kembali pada keadaan tidak
hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009, hal. 122).
Post partum normal adalah masa sesudah persalinan berakhir dengan pulihnya kembali organ
reproduksi (eksternal dan internal) pada keadaan seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu
(Manuaba, 1998).
2. Menurut Mitayani (2009), periode post partum dibagi menjadi tiga yaitu:
c. Laten puerperium adalah masa pada minggu kedua sampai dengan minggu keenam post
partum.
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2) Menghilangkan anemia karena pada persalinan selalu akan mengeluarkan banyak darah.
a. Kala I
Bertanggung jawab dari awal gejala sampai serviks berdilatasi sempurna ( 10 cm ) termasuk
awal fase laten dimana kontraksi masih tidak teratur, sangat lemah, fase aktif dimana kontraksi
menjadi lebih sering, lebih lama dan lebih kuat dan fase transisi yang singkat yang terjadi tepat
b. Kala II
Diawali dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi. kontraksi pada
kala ini sangat kuat kemampuan ibu menggunakan otot, abdomen dan posisi badan presentasi
c. Kala III
Diawali dengan keluarnya bayi dari uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta.
d. Kala IV
Diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi yaitu saat
a. Sistem Vaskuler
Pada ibu hamil cenderung hipervolemik, kenaikan volume dalam darah + 40% untuk persediaan
b. Sistem reproduksi
1) Involusi
Inovasi terjadi setelah plasenta lahir, uterus akan mengeraskan karena kontraksi dan retraksi pada
otot-ototnya. Setelah lahir berat rahim 100 gram, seminggu kemudian 500 gram, 3 minggu post
partum 75 gram, dan pada akhir puerperium 50 gram (normal 40-60 gram).
Ivolusi uterus ini dapat diamati yaitu dengan memeriksa tinggi fundus uteri 2 cm di bawah pusat,
caranya yaitu:
a) Segera setelah persalinan tinggi fundus uteri 2 cm di bawah pusat, 12 jam kemudian 1 cm di
b) Pada hari pertama dan hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri tidak teraba.
2) Lochea
Yaitu cairan secret yang berasal dari kandung uteri dan vagina dalam masa nifas.Sifat lochea
alkalis, jumlah lebih banyak dan pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau
anyir.
Cairan ini berasal dari melekatnya plasenta, lochea terbagi menjadi beberapa, diantaranya:
a) Lochea rubra
Pada hari ke 1-3, berwarna merah tua kehitaman terdiri dari desidua, sisa cairan, rambut lanuga,
b) Lochea Strangulata
c) Lochea Alba
kurang kuat.
c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi kurang baik sehingga lebih lama mengeluarkan lochea
1) Rahim dan jalan lahir mengalami pembukaan, jadi harus dihindari kemungkinan peradangan.
Setelah persalinan selesai maka petugas memberi nasehat, segera memanggil petugas bila terjadi:
1) Perdarahan banyak
a. Pengertian
Istilah infeksi mencakup semua peradangan yang disebabkn oleh masuknya kuman-kuman dan
alat genetalia pada nifas dalam masa nifas (morbiditas) puerperalis meliputi demam masa nifas
oleh sebab apapun menurut (Jenh Carntmitte on Maternal Walfora Cas). Definisi morbiditas
pueperalis ialah kenaikan suhu sampai 380C/lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama post
b. Penyebab
Kuman penyebab infeksi puerperalis dapat berasal dari luar atau dari jalan lahir penderita sendiri,
kuman yang sering menjadi penyebab ialah streptococcus, basil welekil, gonococcus, basil
typus/clostridium tetani.
a. Mobilisasi
Karena lelah sehabis persalinan, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam persalinan,
kemudian boleh miksi pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan, hari ke-4 dan
b. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya, bila kandung kemih penuh dan wanita
sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan,
bila masih sulit diberikan obat peroral/parenteral, jika masih belum bisa maka dilakukan klimaks.
c. Perawatan payudara
d. Laktasi
1) Terjadi pada hari pertama dan kedua post partum karena ibu masih fokus pada diri sendiri.
2) Butuh tidur dan makan melepaskan tanggung jawab dan mempercayakan pada orang lain
1) Terjadi ada hari ke-3 post partum dan berakhir pada minggu ke-4 sampai ke-5.
2) Ibu siap menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal yang baru.
3) Ibu memerlukan dorongan: primipara, wanita karir dan ibu yang telah mempunyai keluarga.
2) Peningkatan kemampuan independent dalam perawatan ibu, bayi, dan keluarga dapat
c. Penyesuaian ayah
1) Ayah melibatkan diri dalam perawatan bayi
d. Bonding Attachment
Pada jam pertama yang penting adalah menyentuh, memeriksa, berbicara dan meletakkan di
dada.
Periksa 1 kali pada 1 jam pertama sesuai peraturan rumah sakit, suhu tubuh akan meningat bila
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil kemudian setiap 30 menit untuk jam-jam
berikutnya. Nadi kembali ke frekuensi normal dalam 1 jam dan mungkin terjadi bradikardi.
Periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal setelah 1 jam post partum.
Periksa setiap 15 menit dalam 1 jam atau sampai stabil, kemudian setiap 30 menit untuk setiap
jam berikutnya. Tekanan darah, ibu mungkin sedikti meningkat karena upaya persalinan dan
Kandung kemih ibu cepat terisi karena diuresis post partum dan cairan.
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam/stabil kemudian setiap 30 menit untuk jam-jam
berikutnya.Fundus harus berada dalam midline, keras dan 2 cm dibawah/pada umbilicus. Bila
uterus lembek dilakukan massage sampai keras dan pijatan sampai berkontraksi ketingkat
pertengahan. Bila fundus bergeser kearah kanan midline, periksa adanya distensi kandung kemih.
Pada minggu pertama post partum fungsi usus besar kembali normal.
Pada masa post partum ibu biasanya akan kehilangan berat badan lebih kurang 5,6 kg, yang
disebabkan oleh keluarnya plasenta dengan berat lebih kurang 750 gram, darah dan cairan
Periksa setiap 15 menit dalam hubungannya dengan fundus. Aliran harus sedang, bila darah
Periksa dalam hubungannya dengan pengkajian lochea. Episiotomi dan perineum harus bersih,
Selama kehamilan otot-otot abdomen secara betahap melebar dan terjadi penurunan tonus otot.
Pada serviks periode post partum penurunan tonus otot jelas terlihat abdomen menjadi lunak,
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyembuhan luka episiotomi
c. Resiko terjadinya gangguan laktasi berhubungan dengan tidak efektifnya pengeluaran ASI
3. Rencana Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyembuhan luka episiotomi.
ntervensi :
1) Ajarkan klien cara naik, turun tempat tidur dan duduk dengan benar untuk mengurangi rasa
ntervensi :
c. Resiko terjadinya gangguan laktasi berhubungan dengan tidak efektifnya pengeluaran ASI
ntervensi :
4) Motivasi klien agar tetap menyusui bayinya agar bayi belajar menyusu dan memperlancar
produksi ASI.
4. Pelaksanaan
permohonan tentang hak-hak dari klien serta memahami tingkat perkembangan klien. Dalam
pelaksanaan rencana tindakan terdapat 2 jenis tindakan yaitu tindakan jenis mandiri dan
kolaborasi sebagai profesi perawat mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam
menemukan komponen pada tahap asuhan keperawatan. Komponen pada tahap implementasi
adalah:
Tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek American Nurses
Tindakan keperawatan kolaboratif diimplementasikan bila perawat bekerja dengan anggota tim
perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang benujuan untuk
Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian atau identitas yang otentik dengan
komunikasi dari suatu profesional ke profesional lainnya tentang kasus klien.Dokumen klien
merupakan bukti tindakan keperawatan mandiri dan kolaboratif yang diimplementasikan oleh
5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan.Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap ini adalah
pada kriteria hasil.Pada tahap evaluasi ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu:
a. Evaluasi formatif menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan
respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status klien pada waktu
Untuk membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapai sebagian adalah:
a. Tujuan tercapai
Tujuan ini dikatakan tercapai bila klien menunjukkan perubahan dan kemajuan yang sesuai
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai secara keseluruhan sehingga
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya perubahan ke arah kemajuan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
Ny. M berusia 25 tahun suku Jawa berkebangsaan Indonesia beragama Islam dengan
pendidikan terakhir SMA, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, bersuami Tn. A berusia 32 tahun
suku Jawa berkebangsaan Indonesia, beragaman Islam dengan pendidikan terakhir SMA
pekerjaan sebagai karyawan swasta beralamatkan jln.H. rausin Rt. 02/Rw 08 kelapa dua. Telah
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat keperawatan
Ny. M telah melahirkan bayinya pada tanggal 29/06/2012 jam 17.15 WIB dengan persalinan
spontan, lama persalinan kala I selama 4 jam, kala II 30 menit, kala III 10 menit, jumlah
semuanya 4 jam 40 menit dengan jumlah perdarahan 150 cc jenis kelamin bayi laki-laki,
c. Riwayat Obstetri
Sebelumnya belum pernah melaksanakan KB untuk masa yang akan datang ingin KB suntik.
e. Riwayat imunisasi TT
Tidak mempunyai penyakit kronis pada masa lalu dan tidak mempunyai penyekit keturunan.
1) Pola makan
Frekuensi makan klien 3x/ hari yaitu pagi, siang dan malam dan jenis makanan yang dimakan
nasi, lauk pauk, serta buah-buahan, nafsu makan baik dan habis 1 porsi, tidak mengeluh mual/
muntah, tidak ada alergi, tidak mempunyai masalah mengunyah/ menelan atau pantangan dalam
2) Pola eliminasi
Frekuensi BAB 1 kali sehari dengan karakterisitk feses kuning, frekuensi BAK 3 kali sehari
3) Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, oral hygiene 3 kali sehari yaitu pagi, sore, dan
Klien mempunyai hobi memasak dan pada saat waktu luang biasanya suka nonton TV, tidur
siang lamanya 2 jam dan malam lamanya 8 jam suka mengobrol dengan suami.
6) Pola seksualitas
h. Riwayat Psikososial
Perasaan klien dan keluarga tentang kehamilan sangat senang dan sudah siap mental, sudah
dibicarakan cara mengatasi stress dengan jalan-jalan klien belum mengetahui cara merawat bayi
i. Status Sosial
Penghasilan perbulan Rp. 750.000-Rp. 1.000.000,- dengan pengeluaran perbulan + Rp. 300.000,-
3. Pemeriksaan Fisik
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik nadi Ny. M didapatkan 80x/ menit, dengan irama teratur,
b. Sistem pernafasan
Jalan nafas bersih dengan irama teratur, tidak menggunakan otot-otot bantu pernafasan, frekuensi
20 x/ menit, tidak ada batuk, tidak mempunyai riwayat bronchitis, TBC maupun pneumonia.
c. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut bersih, tidak ada caries maupun stomatitis, tidak memakai gigi palsu, lidah
bersih, tidak muntah dan mual, nafsu makan habis 1 porsi, nyeri pada daerah perut BB sekarang
65 Kg, tinggi badan 160 cm, bentuk tubuh sedang, lingkar lengan atas 30 cm, kebiasaan BAB 1
d. Neurosensori
Ny. M dapat berorientasi waktu, tempat dan lingkungan, tidak memakai alat bantu dengar, dapat
e. Sistem endokrin
Nafas tidak berbau keton, mengeluarkan keringat banyak saat timbulnya nyeri, tidak ada
gangrene.
f. Sistem urogenital
BAK terkontrol dengan pola rutin 3-4 kali/ hari, warna kuning, tidak ada distensi dan tidak ada
pemasangan katerter.
g. Sistem integument
Turgor kulit elastis, warna kulit bersih dan rambut terlihat bersih.
h. Sistem muskuloskeletal
Tidak adanya kesulitan dalam pergerakan, tidak ada edema, adanya refleks patella, kekuatan otot
baik.
Mamae tampak membesar dengan areola mamaenya jelas dan keluar dengan papilla mamae
Tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, adanya kontraksi, konsistensi uterus teraba keras, tidak
k. Sistem anogenital
Lochea rubra, berwarna merah, berisi lapisan desidua, banyaknya 200 cc, perineum utuh, jenih
Klien bernama Ny. M usia 25 tahun suku Jawa beragama Islam pendidikan terakhir
SMP pekerjaan ibu rumah tangga dengan suami bernama Tn. A usia 32 tahun suku Jawa,
beragama Islam pendidikan terakhir SMA bekerja sebagai karyawan dan beralamat di Duri
Kosambi RT 03/04.
Klien datang dengan keluhan mules-mules + 10 jam yang lalu, keluar air-air dari kemaluan
warna putih susu+pukul WIB mules makin bertambah. Hasil pemeriksaan TTV: TD: 120/80
mmHg, N: 80x/ menit, S: 36,20C, RR: 20x/ menit, payudara membengkak, nyeri, areola mamae
hitam meluas dengan papilla mamae exverted, hasil PD: 4 cm, klien partus pukul 10.25 WIB
dengan jenis kelamin anak klien laki-laki dengan BB: 2500 gr/ 50 cm. Perdarahan kala II-
Klien mengatakan nyeri di daerah perineum dengan skala nyeri ringan (2) dan klien tampak
meringis kesakitan, luka episiotomi masih basah. Observasi hari pertama post partum TTV: TD:
110/80 mmHg, N: 80x/ menit, S: 360C, RR: 20x/ menit. Diagnosa keperawatan gangguan rasa
nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyembuhan luka episiotomi, tindakan medis:
memberikan obat claronsi 3x1, ivgfinal 3x1, inbion 3 x 1, memberikan obat injeksi torfacap dan
5. Data Fokus
BAK beraktifitas.
b. Skala nyeri ringan (2) parab. Luka episiotomi basah
d. Skala nyeri (3) pada payudara e. TTV: TD: 110/80 mmHg, N: 80x/
f. Hasil lab:
Hb : 11,5
Hematokrit: 34,0
Eritrosit: 4,4
Leukosit: 18.600
Trombosit: 332.000
6. Analisa Data
pada perineum
gangguan pengeluaran
laktasi ASI.
B. Diagnosa Keperawatan
Tanggal Tangal
No Diagnosa Keperawatan Paraf
ditemukan Teratasi
episiotomi.
luka episiotomi.
C. Rencana Keperawatan
analgetik dan
vitamin C.
1. Ajarkan klien cara
perawatan luka
tanda REEDA,
pemberian ASI
ASI. eksklusif.
D. Catatan Keperawatan
No.
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan dan hasil Paraf
DX
bengkak.
III R/H : Skala nyeri 2 pada perineum, dan skala nyeri (3)
pada payudara.
20x/ menit.
dan dihembuskan.
20x/ menit.
III 17.10
R/H : Klien mengikuti saran perawat.
17.20
E. Evaluasi
Tanggal/ No.
Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf
Waktu DX
P : Tindakan dilanjutkan:
a. Observasi TTV
ringan (2).
P : Tindakan dilanjutkan:
a. Observasi TTV
13.00 III
S : Klien mengatakan nyeri pada payudara, skala nyeri
P : Tindakan dilanjutkan:
a. Observasi TTV
ekslusif
A : Masalah teratasi.
BAB IV
31
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan mengurangikan kesenjangan yang terjadi antara konsep dasar-dasar
asuhan keperawatan post partum spontan secara teori dan kasus yang dimulai dari pengkajian,
Selama melakukan pengkajian pada klien post partum normal penulis tidak terlalu mendapatkan
hambatan, karena Ny. M termasuk klien yang kooperatif dan mudah untuk diajak bekerja sama
Adapun yang penulis temukan pada saat melakukan pengkajian tidak adanya perbedaan antara
teori dan kasus klien Ny. M karena diagnosis klien pesalinan normal. Sehingga pada post partum
tidak terdapat dampak yang menyebabkan keabnormalan. Dalam referensi yang harus
1. Involusi uterus
Setelah plasenta dilahirkan (Kala III) fundus uteri dapat dipalpasi dipertengahan antara simpisis
dan umbilikus lebih kurang 2 cm dibawah umbilikus. Uterus akan mengeras karena kontraksi
dan retraksi otot-ototnya, uterus akan berukuran panjang 14 cm, lebar 12 cm, tebal 10 cm,
berat + 1000 gram. Dalam 4-8 jam post partum harus BAK spontan, dalam 48 jam harus sudah
BAB. Begitu juga yang ditemukan pada klien Ny. M hari pertama post partum tingi fundus uteri
2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik dan klien sudah dapat BAK sering setelah I hari post
partum, hal ini disebabkan karena klien melakukan mobilisasi secara teratur dan input perhari
2. Lochea
Lochea adalah cairan yang keluarkan uterus melalui vagina dalam nifas. Karakteristik lochea
menurut teori antara lain: rubra 1-3 hari post partum, warna merah tua kehitaman, berbau amis
dan berisi sel desidua, sel darah merah, sisa amnion dan lain-lain. Serosa 4-9 hari post partum,
warna merah muda coklat berisi sel darah tua serum, leukosit. Alba pada hari ke 10 berwana
mengenai lochea yang ditemukan pada Ny. M yaitu hari pertama post partum, karakteristiknya
3. Laktasi
Selama kehamilan dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron payudara disiapkan,
kolostrum keluar pada kehamilan 3 minggu pertama post partum banyak mengandung protein,
lemak dan antibody, produksi ASI dimulai hari ke-3 post partum. Dalam kasus yang penulis
dapat Ny. M hari pertama post partum kolostrum belum keluar, mamae membesar, puting susu
menonjol, aerola mamae menghitam dan klien belum dapat menyusui bayinya dengan baik.
B. Diagnosa Keperawatan
Dalam menegakkan diagnosa keperawatan penulis hanya menemukan 3 diagnosa pada konsep
dan 3 diganosa pada tinjauan kasus, pada kosnep dasar terdiri dari:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyembuhan luka episiotomi
3. Potensial terjadinya gangguan laktasi berhubungan dengan tidak efektifnya pengeluaran ASI.
3. Resiko terjadinya gangguan laktasi berhubungan dengan tidak efektif nya pengeluaran ASI.
Dalam menegakkan diagnosa keperawatan ada 3 diagnosa yang ditemukan, pada konsep dasar
ada resiko perdarahan tetapi di kasus tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan, tetapi lebih ke
C. Perencanaan
Dalam membuat intervensi atau rencana tindakan keperawatan tidak ada hambatan karena sesuai
D. Pelaksanaan
Dalam melakukan tindakan keperawatan semua dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
E. Evaluasi
Pada evaluasi semua masalah yang ditemukan teratasi seperti gangguan rasa nyaman nyeri pada
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Selama melakukan pengkajian pada post partum normal di Puskesmas Kec.kebun jeruk Jakarta
tidak banyak hambatan berhubung dengan klien yang kooperatif. Adapun yang penulis temukan
pada saat melakukan pengkajian antara lain luka episiotomi belum mongering dengan bekas
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada kasua ada 3 yaitu gangguan rasa nyaman nyeri pada perineum
berhubungan dengan luka episiotomi, resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomi dan
3. Intervensi
Dalam melakukan intervensi tidak ada hambatan karena intervensi yang dibuat sesuai dengan
konsep dasar.
4. Implementasi
Dalam melakukan tindakan keperawatan tidak terlalu sulit sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan hal ini disebabkan Ny. M adalah klien yang sangat kooperatif.
5. Evaluasi
Dari 3 diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus semuanya teratasi seperti gangguan
rasa nyaman nyeri pada perineum berhubungan dengan luka episiotomi, resiko infeksi
berhubungan dengan luka episiotomi dan resiko pemberian ASI inefektif berhubungan dengan
B. Saran
1. Kepada klien post partum agar bekerjasama dengan petugas kesehatan dan melaksanakan
seluruh penjelasan yang diberikan seperti perawatan payudara, perineum dan bayi.
asuhan keperawatan yang lebih baik dan benar dari pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dewhurs dan Chamberian, (1995). Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Gde, Manuaba, (1998). Ilmu Kebidanan: Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif, (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius
Dewhurs dan Chamberian, (1995). Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Gde, Manuaba, (1998). Ilmu Kebidanan: Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif, (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius