Anda di halaman 1dari 54

MODUL PRAKTIKUM

POSTPARTUM

Oleh

Melly
Tinjauan Isi Pedoman Praktikum
Salah satu bentuk pelayanan keperawatan keperawatan yang saat ini mulai
dikembangkan sebagai dampak dari pergeseran demografi dan epidemilogi
penyakit adalah Home Care. Agar mampu melakukan home care dengan lebih
optimal maka perlu dilakukan peningkatan pemahaman tentang home care itu
sendiri. Modul berjudul “Panduan praktikum penerapan proses keperawatan
dalam home care” ini mempraktekkan tentang proses keperawatan dalam home
care yang membahasa tentang kasus Post Partum.
Setelah mempraktekan modul ini peserta didik akan 1) Terampil
menerapkan proses keperawatan dalam home care dan 2) membuat
dokumentasi dalam home care. 3) terampil membuat dan melakukan informed
concent. Kompetensi-kompetensi tersebut sangat diperlukan oleh peserta didik
sebagai dasar dalam mempraktekkan home care. Dengan demikian pemahaman
dan kemampuan menggunakan konsep tersebut menjadi dasar yang sangat
penting dalam mendukung penguatan pemahaman sehingga diharapkan
memperkuat seman-gat dalam menjadikan home care sebagai salah satu pilihan
dalam memperkuat model pelayanan kepada pasien berbasis keluarga dan
komunitas.
Selamat belajar dan berlatih semoga bisa menyelesaikan semua tugas
dengan baik dan tepat waktu.
PROSES KEPERAWATAN PADA PELAYANAN HOME CARE
KEGIATAN BELAJAR 1

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

TUJUAN
Pembelajaran Umum
Setelah kegiatan praktikum ini, peserta didik diharapkan mampu mengaplikasikan proses
keperawatan pada pelayanan keperawatan maternitas .

TUJUAN
Pembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan praktikum ini, peserta didik diharapkan mampu terampil :
A. Melakukan skerening pasien home care dengan postpartum
B. Melakukan pengkajian pada pasien home care dengan post partum
C. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien home care dengan post
partum
D. Menyusun rencana keperawatan pada pasien home care dengan post
partum
E. Melaksanakan implementasi sesuai dengan rencana yang disusun
F. Melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang dicapai
G. Membuat dokumentasi terhadap kegiatan proses keperawatan
Uraian Materi

Kegiatan belajar
Melaksanakan langkah-langkah proses keperawatan pada pasien dengan post partum.

a. Mekanisme praktek
Setiap mahasiswa wajib merawat pasien di rumah sesuai dengan kasus masing-
masing. Kegiatan mahasiswa dalam merawat pasien tersebut meliputi:
1. Melakukan skerening kasus home yang akan di home care
2. Melakukan pengkajian keperawatan : wawancara, pemeriksaan fisik dan
mencatat hasil pemeriksaan penunjang
3. Merumuskan diagnose keperawatan
4. Menyusun rencana keperawatan
5. Implementasi keperawatan
6. Melakukan evaluasi dan dokumentasi keperawatan

b. Metoda Bimbingan
Bimbingan dapat dilakukan melalui :
Pre dan post conference
Demonstrasi

c. Tugas Mandiri
Lakukan proses keperawatan terhadap klien dengan post partum. Untuk menambah
pemahaman dan penguasaan
Materi Pertemuan ke- 6

A. Konsep Dasar Post Partum


1. Pengertian Post Partum
Masa setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, lama masa nifas yaitu 6 minggu /40 hari (Fitri,
2017)

2. Tujuan Perawatan Post partum


Adapun tujuan dari perawatan masa nifas sebagai berikut :
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik
b) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu atau bayinya.
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
d) Memberikan pelayanan keluarga berencana

3. Kunjungan Post Partum


a) Kebijakan Program Nasional Nifas
Selama ibu berada pada masa nifas, paling sedikit 4 kali tenaga kesehatan
baik bidan maupun perawat harus melakukan kunjungan, dilakukan untuk menilai
keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi. Seorang bidan pada saat memberikan asuhan kepada
ibu dalam masa nifas, ada beberapa hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian
asuhan kebidanan pada ibu masa nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai dengan
tahapan perkembangannya.
1) Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan)
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri; Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan; rujuk bila perdarahan berlanjut; Memberikan
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana cara
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri; Pemberian ASI awal;
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir; Menjaga bayi tetap
sehatdengan cara mencegah hipotermi; Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama
setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan sehat.
2) Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan)
Memastikan involusi uterus berjalan normal; uterus berkontraksi, fundus
di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau; Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal; Memastikan ibu
mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat; Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit; Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3) Kunjunan ke-3 (2 minggu setelah persalinan),
Sama seperti kunjungan hari keenam.
4) Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan):
Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami;
Memberikan konseling untuk KB secara dini (Suherni, 2011).

4. Tahapan Masa Nifas


a) Immediate Post partum (setelah plasenta lahir - 24 Jam) Masa segera setelah
plasenta lahir sampai 24 jam. adapun masalah yang sering terjadi perdarahan
karena atonia
b) Early Post Partum (24 jam s/d 1 minggu) Harus diperhatikan involusio uteri
dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak
demam
c) Late Post Partum (1 Minggu s/d 6 minggu) tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling/ pendidikan kesehatan keluarga
berencana (KB)

5. Adaptasi Fisiologis
Perubahan fisiologi masa nifas 1.)
Perubahan Sistem Reproduksi
a) Proses involusi uteri
Pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di
bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis.
Pada saat besar uterus kira-kira sama dengan berat uterus sewaktu usia
kehamilam 16 minggu dengan berat 1000 gram (Anggraini, Y 2010; hal, 32).
Menurut Sulistyawati, A (2009; hal, 74) menjelaskan mengenai tinggi fundus
uteri dan berat uterus menurut involusi sebagai berikut :
Tabel 2.1 Masa involusi (Sulistyawati A, 2009)

Involusi Tinggu fundus uteri Berat uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Kala III Dua jari dibawah pusat 750 gram
Satu minggu Pertengahan pusat-symphisis 500 gram
Dua minggu Tak teraba di atas symphisis 350 gram
Enam minggu Bertambah kecil 50gram

b) Servik
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-
perubahan yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk servik yang
akan menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah
pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna
serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah (Nanny, V
2011; h, 58).

c) Vagina dan perineum


Segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka lebar, mungkin mengalami beberapa
derajat edema dan memar, dan celah pada introitus. Setelah satu hingga dua hari
pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan
vagina tidak lagi edema (Varney, 2008 ; h, 960).

d) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochea mempunyai bau yang amis
meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita.
Sekret mikroscopik lokia terdiri atas eritrosit, pengeluaran desidua, sel epitel, dan
bakteri. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lochea
dapat di bagi berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya sebagai berikut:
1) Lochea Rubra/merah (kruenta)
Lokia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masapostpartum. Sesuai
dengan namanya merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada
plasenta dan serabut dari desidua dan chorion. Lokia ini terdiri atas sel desidua,
verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, dan sisa darah (Nanny, V
2011; h, 58).
2) Lochea sanguilenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari
hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum (Sulistyawati, A 2009; h, 76).
3) Lochea serosa
Lochea ini muncul pada hari ke 5-9 postpartum. Warnanya biasanya
kekuningan atau kecoklatan. Lochea ini terdiri atas lebih sedikit darah dan
lebih banyak serum juga terdiri atas leukosit dan robekan laserasi plasenta
(Nanny V, 2011; h, 59).
4) Lochea alba
Lochea ini muncul pada >14hari berlangsung 2-6 postpartum, warnanya putih.
Lochea ini mengandung leukosit, sel desidua dan sel epitel, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yang mati (Anggraini, Y 2010; h, 38).

e) Payudara
Selama kehamilan, payudara mengalami perubahan dalam persiapan untuk
menyusui. Sekitar hari ke 3 postpartum semua ibu menyusui maupun tidak
menyusui mengalami pembengkakan payudara, payudara menjadi lebih besar,
tegas, hangat, lembut, dan merasakan nyeri. Kolostrum cairan kekuningan
mendahului produksi ASI, mengandung lebih tinggi protein dan rendah karbohidrat
serta mengandung imunoglobulin G dan A yang memberikan perlindungan bagi
bayi baru lahir selama beberapa minggu awal kehidupannya. Penurunan kadar
progesteron dengan peningkatan hormon prolactin colostrum sudah ada saat
persalinan, Produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi nyeri pada
payudara (hr 2-3)Pembengkakan pada payudara (hr 3 atau 4)

f) Sistem Pencernaan
Adanya penurunan tonus otot gastrointestinal dan motilitas usus setelah melahirkan
dan fungsinya akan normal kembali dua minggu setelah melahirkan. Konstipasi, ibu
postpartum beresiko sembelit karena: 1) Penurunan motilitas GI.
2) Penurunan aktivitas fisik. 3) Banyak mengeluarkan cairan pada waktu
melahirkan. 4) Nyeri pada perineum dan trauma. 5) Wasir akan berkurang namun
nyeri. Setelah melahirkan ibu akan merasa lapar berikan diet biasa/makanan ringan,
kecuali ibu mengalami penyakit tertentu seperti diabetes. Penurunan berat badan
terjadi dalam 2 sampai 3 minggu nifas

g) Sistem Perkemihan
Distensi kandung kemih karena ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung
kemih, umumnya terjadi beberapa hari pertama setelah melahirkan. Hal ini terkait
dengan penurunan sensasi atau edema sekitar uretra. Diuresis disebabkan oleh kadar
estrogen dan oksitosin menurun, terjadi dalam waktu 12 jam setelah melahirkan dan
membantu mengeluarkan kelebihan cairan.
h) Sistem Endokrin
Setelah plasenta lahir terjadi perubahan pada sistem endokrin. Estrogen,
progesteron dan prolaktin menurun. Estrogen mulai meningkat setelah minggu
pertama setelah melahirkan. Ibu yang tidak menyusui kadar proklaktin terus
menurun pada 3 minggu pertama postpartum, menstruasi dimulai 6 sampai 10
minggu setelah melahirkan. Menstruasi pertama biasanya anovulasi dan ovulasi
biasanya terjadi siklus keempat. Sedangkan untuk ibu yang menyusui kadar
prolaktin meningkat untuk produksi ASI. Laktasi menekan menstruasi, kembalinya
menstruasi tergantung lamanya dan jumlah menyusui. Ovulasi akan kembali dalam
waktu yang lebih lama dibandingkan ibu yang tidak menyusui.
Diaforesis terjadi pada minggu pertama postpartum karena kadar estogen
menurun.Berkeringat banyak pada malam hari, untuk membuang cairan dalam
tubuh karena peningkatan cairan yang terakumulasi selama kehamilan.

i) Sistem Muskuloskletal
Setelah melahirkan otot–otot perut mengalami kekenduran dan perut tampak lembut
dan lembek. Beberapa wanita mengalami diastasis recti abdominnis.
Ibu nifas mengalami nyeri otot karena banyak menggunakan tenaga ketika
melahirkan. Sensasi saraf pada tubuh bagian bawah akan berkurang pada ibu yang
melahirkan dengan anastesi epidural selama persalinan. Ambulasi dilakukan ketika
sensasi sudah kembali maksimal.

j) Tanda-Tanda Vital
Temperatur/suhu
Normal :
Pada 24 jam pp suhu dapat meningkat hingga 38C
Penyimpangan :
Bila lebih dari 24 jam dan menetap temperature lebih dari 38C
Nadi
Normal :
Bradikardi sering ditemukan 6 s/d 8 hari post partum
Penyimpangan :
Nadi cepat
Pernafasan
Normal :
Pernafasan akan kembali normal dalam periode post partum
Penyimpangan :
Hypoventilasi
Tekanan Darah
Normal :
Mengalami sedikit perubahan pada 48 jam pertama dapat terjadi hypotensi
Penyimpangan :
Terjadi penurunan tekanan darah merupakan indikasi adanya hypovolemi
sekunder
6. Komplikasi pada masa nifas
1) Perdarahan
Menurut Nanny, V (2011; h, 107) perdarahan pervaginam yang melebihi
500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan.
Sedangkan Menurut Manuaba (2010; h, 418) menyebutkan bahwa perdarahan
yang terjadi setelah 24 jam pertama merupakan perdarahan kala nifas sekunder.

2) Infeksi masa nifas


Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat
genetalia dalam masa nifas. Cara terjadinya infeksi ini yaitu karena manipulasi
penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang
dapat membawa bakteri yang sudah ada ke dalam rongga rahim, alat-alat yang
tidak suci hama, infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi
kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolongdan
pembantunya atau orang lain (Sofian, A 2011; h, 281).
7. Adaptasi Psikologis
Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam tiga periode
yaitu sebagai berikut ;
a) Periode Taking In
1) Berlangsung 24 - 48 jam setelah melahirkan
2) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi
yang baik
3) Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala
sesuatu kebutuhan dapat dipenuhi orang lain
4) Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya
5) Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan
secara berulang-ulang
6) Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang
untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala
7) Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan
kurangnya nafsu makan menandakan ketidaknormalan proses pemulihan
b) Periode Taking Hold
1) Berlangsung tiga sampai 10 hari setelah melahirkan
2) Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam
merawat bayi
3) Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh karena itu,
ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang terdekat
4) Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat
menumbuhkan rasa percaya dirinya
5) Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya,
misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk
mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan
bagi diri dan bayinya
c) Periode Letting Go
1) Berlangsung 10 hari setelah melahirkan
2) Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah 11
3) Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri
dengan ketergantungan bayinya
4) Keinginan untuk merawat bayi meningkat
5) Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya,
keadaan ini disebut baby blues
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Pengkajian fisiologis
Pengkajian fisiologis lebih difokuskan pada proses involusi organ reproduksi,
perubahan biofisik sistem tubuh dan deteksi adanya hambatan pada proses
laktasi. Area pengkajian fisiologis post partum antara lain:
1) Suhu Suhu merupakan penanda awal adanya infeksi, suhu yang cenderung
tinggi juga dapat menandakan ibu mengalami dehidrasi. Suhu dikaji tiap
satu jam selama 8 jam setelah persalinan, kemudian dikaji tiap dua jam
sampai dengan 24 jam setelah persalinan.
2) Nadi, pernapasan dan tekanan darah
Frekuensi nadi yang lebih dari normal (diatas 100 kali/menit) sebagai tanda
adanya infeksi, hemoragi, nyeri, atau kecemasan. Tekanan darah yang
cenderung rendah dapat merupakan tanda syok atau emboli. Nadi,
pernapasan dan tekanan darah dikaji tiap 15 menit sampai dengan empat jam
setelah persalinan, kemudian dikaji tiap 30 menit sampai dengan 24 jam
setelah persalinan.
3) Fundus, lokhea dan kandung kemih
Fundus dapat sedikit meninggi pasca persalinan, tetapi dihari berikutnya
fundus akan mulai turun sekitar satu cm sehingga pada hari ke 10 fundus
sudah tidak teraba. Hari-hari awal setelah persalinan, fundus akan teraba
keras dengan bentuk bundar mulus, bila ditemukan fundus teraba lembek
atau kendur menunjukkan terjadinya atonia atau subinvolusi. Ketika
dilakukan palpasi, kandung kemih harus kosong agar pengukuran fundus
lebih akurat. Kandung kemih yang terisi akan menggeser uterus dan
meningkatkan tinggi fundus. Lokhea dapat dijadikan sebagai acuan
kemajuan proses penyembuhan endometrium. Lokhea memiliki warna yang
berbeda setiap harinya, lokhea rubra (berwarna merah gelap, keluar dari hari
kesatu sampai hari ketiga setelah persalinan, jumlahnya sedang), lokhea
serosa (berwarna merah muda, muncul dihari ke empat sampai hari ke 10
setelah persalinan, jumlahnya lebih sedikit dari lokhea rubra), lokhea alba
(berwarna putih kekuningan, muncul dari hari ke 10 sampai minggu ketiga
setelah persalinan, jumlahnya sangat sedikit). Munculnya
perdarahan merah segar setelah selesainya lokhea rubra atau setelah
selesainya lokhea serosa menandakan terjadinya infeksi atau hemoragi yang
lambat. Fundus, lokhea dan kandung kemih dikaji tiap 15 menit sampai
dengan empat jam setelah persalinan, kemudian dikaji tiap 30 menit sampai
dengan 24 jam setelah persalinan.
4) Perineum
Pengkajian pada daerah perineum dimaksudkan untuk mengidentifikasi ada
tidaknya hematoma, memar (ekimosis), edema, kemerahan (eritema), dan
nyeri tekan. Bila ada jahitan luka, kaji keutuhan, perdarahan dan tanda-tanda
infeksi (kemerahan, nyeri tekan dan bengkak). Perineum dikaji tiap satu jam
sampai dengan 24 jam setelah persalinan.
5) Payudara dan tungkai
Pengkajian payudara meliputi bentuk, ukuran, warna, dan kesimetrisan serta
palpasi konsistensi dan deteksi apakah ada nyeri tekan guna persiapan
menyusui. Hari pertama dan kedua pasca melahirkan akan ditemukan
sekresi kolostrum yang banyak. Pengkajian pada tungkai dimaksudkan
untuk menetahui ada tidaknya tromboflebitis. Payudara dan tungkai dikaji
tiap satu jam sampai dengan 8 jam setelah persalinan, kemudian dikaji tiap
empat jam sampai dengan 24 jam setelah persalinan.
6) Eliminasi Pengkajian eliminasi meliputi pengkajian bising usus, inspeksi
dan palpasi adanya distensi abdomen. Ibu post partum dianjurkan untuk
berkemih sesegera mungkin untuk menghindari distensi kandung kemih.
Eliminasi dikaji setiap 9 jam, kaji juga defekasi setiap harinya.
7) Pengkajian psikososial
Pengkajian psikososial ini difokuskan pada interaksi dan adaptasi ibu, bayi
baru lahir dan keluarga. Perawat melihat status emosianal dan respon ibu
terhadap pengalaman kelahiran, interaksi dengan bayi baru lahir, menyusui
bayi baru lahir, penyesuaian terhadap peran baru, hubungan baru dalam
keluarga, dan peningkatan pemahaman dalam perawatan diri (Reeder,
Martin dan Koniak-Griffin, 2011).

2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang sering muncul menurut


Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016), yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
b. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI,
hambatan pada neonatus, anomali payudara ibu, ketidakadekuatan refleks
oksitosin, ketidakadekuatan refleks menghisap bayi, payudara bengkak, riwayat
operasi payudara, kelahiran kembar, tidak rawat gabung, kurang terpapar
informasi tentang pentingnya menyusui dan/atau metode menyusui, kurang
dukungan keluarga, faktor budaya.
c. Defisit pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang laktasi berhubungan dengan
keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran,
kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu
mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi.
d. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif, peningkatan paparan
organisme patogen lingkungan, malnutrisi, ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.

3. Perencanaan dan intervensi keperawatan Intervensi keperawatan yang diberikan


berkaitan dengan diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan Nursing
Interventions Classification (2013), sebagai berikut:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.........rasa nyeri teratasi
Kriteria hasil : Mengidentifikasi dan mengunakan intervensi untuk mengatasi
ketidaknyamanan dengan tepat, mengungkapkan berkurangnya
ketidaknyamanan.
Intervensi:
1) Lakukan pengkajian nyeri yang komperhensif meliputi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
2) Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau
memperberat nyeri
3) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan
4) Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau
meningkatkan nyeri
5) Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
6) Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
b. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI,
hambatan pada neonatus, anomali payudara ibu, ketidakadekuatan refleks
oksitosin, ketidakadekuatan refleks menghisap bayi, payudara bengkak, riwayat
operasi payudara, kelahiran kembar, tidak rawat gabung, kurang terpapar
informasi tentang pentingnya menyusui dan/atau metode menyusui, kurang
dukungan keluarga, faktor budaya
Tujuan :
Setelah dilakukan demostrasi tentang teknik menyusui selama ....... diharapkan
tingkat pengetahuan ibu bertambah.
Kriteria hasil:
Mengungkapkan pemahaman tentang proses menyusui, menunjukan kepuasan
regimen menyusui satu sama lain, dengan bayi dipuaskan setelah menyusui,
ASI keluar dengan lancar.
Intervensi :
1) Dorong ibu untuk menyusui, dengan tepat
2) Sediakan pendidikan menyusui yang cukup dan dukungan
3) Instruksikan orangtua mengenal tanda bayi merasa lapar
4) Instruksikan orangtua mengenai pentingnya memberikan makan sebagai
aktivitas yang memelihara, yang menyediakan kesempatan untuk terjadinya
kontak mata dan kedekatan secara fisik
5) Dukung kedekatan secara fisik yang sering dan terus menerus antara bayi
dan orangtua

c. Defisit pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang laktasi berhubungan dengan


keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran,
kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu
mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama......kebutuhan belajar terpenuhi
Kriteria hasil:
Ibu menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan. Ibu dapat mendemonstrasikan tehnik efektif dari menyusui. Ibu
dapat melaksanakan prosedur yang dijelaskan dengan benar. Ibu dapat
menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan oleh perawat/tim kesehatan.
Intervensi :
1) Berikan informasi mengenai manfaat menyusui baik fisiologis maupun
psikologis
2) Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui dan juga persepsi
mengenai menyusui
3) Berikan materi pendidikan sesuai kebutuhan
4) Bantu menjamin adanya kelekatan bayi ke dada dengan cara yang tepat
(misalnya memonitor posisi tubuh bayi dengan cara yang tepat, bayi
memegang dada ibu serta adanya kompresi dan terdengar suara menelan)
5) Informasikan mengenai perbedaan antara hisapan yang memberikan nutrisi
dan yang tidak memberikan nutrisi
6) Instruksikan pada ibu untuk membiark membiarkan bayi menyelesaikan
proses menyusui yang pertama sebelum proses menyusui yang kedua
7) Instruksikan pada ibu mengenai bagaimana memutuskan hisapan pada saat
ibu menyusui bayi, jika diperlukan
8) Instruksikan ibu untuk melakukan perawatan puting susu
9) Diskusikan teknik untuk menghindari atau meminimalkan pembesaran dan
rasa tidak nyaman pada payudara (misalnya sering memberikan air susu,
pijat payudara, kompres hangat dan mengeluarkan air susu)
10) Diskusikan kebutuhan untuk istirahat yang cukup, hidrasi dan diet yang
seimbang
11) Diskusikan strategi yang bertujuan untuk mengoptimalkan suplai air susu

d. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif, peningkatan paparan


organisme patogen lingkungan, malnutrisi, ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ......... diharapkan infeksi tidak
terjadi.
Kriteria hasil:
Mendemonstrasikan tehnik-tehnik untuk menurunkan risiko/ meningkatkan
penyembuhan, menunjukan luka yang bebas dari drainase purulen dan bebas
dari infeksi, tidak febris, dan mempunyai aliran lokhea dan karakter normal.
Intervensi :
1) Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan untuk setiap pasien
2) Ganti perawatan per pasien sesuai protokol institusi
3) Batasi jumlah pengunjung
4) Ajarkan pasien teknik mencuci tangan dengan tepat
5) Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan pada saat memasuki dan
meninggalkan ruangan pasien
6) Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan yang sesuai
7) Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan pasien
8) Lakukan tindakan-tindakan pencegahan yang bersifat universal
9) Pakai sarung tangan sebagaimana dianjurkan oleh kebijakan pencehagan
universal
10) Pakai pakaian ganti atau jubah saat menangani bahan-bahan yang infeksius
11) Pakai sarung tangan steril dengan tepat
12) Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
13) Tingkatkan intake nutrisi yang tepat
14) Dorong untuk beristirahat
15) Berikan terapi antibiotik yang sesuai
16) Anjurkan pasien untuk meminum antibiotik seperti yang diresepkan
17) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi

4. Implementasi
Adalah Inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik, tahap
impelentasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada rencana
strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Efendi & Makhfudi, 2009)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan tindakan keperawatan pada
klien :
a. Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien
d. Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
e. Mengkaji ulang dan merivisi tindakan keperawatan yang diberikan
berdasarkan respon klien
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan suatu aktivitas tindakan perawat untuk
mengetahui efektivitas tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien.
Evaluasi asuhan keperawatan merupakan fase akhir dari proses keperawatan
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Adapun hal-hal yang dievaluasi
adalah keakuratan, kelengkapan, kelengkapan, kualitas data, teratasi atau tidaknya
masalah klien, dan tercapainya tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan.
Evaluasi terhadap aktivitas home care dapat dilakukan dalam bentuk
a. Evaluasi jangka pendek atau evaluasi tindakan
b. Jangka menengah atau evaluasi dampak
c. Jangka panjang
Adapun macam-macam evaluasi
a. Evaluasi formatif
adalah evaluasi yang merupakan hasil observasi dan analisa perawat terhadap
respon klien segera pada saat dan setelah intervensi keperawatan dilaksanakan,
evaluasi ini dapat dilakukan secara spontan dan memberi kesan apa yang terjadi
saat itu
b. Evaluasi somatif
adalah evaluai yang merupakan rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan
analisa status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditetapkan
pada tujuan keperawatan
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
PUERPERIUM

NAMA :
NIM :

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-
hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar,
tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai dengan
urutan.
SKALA
PENILAIAN
NO PROSEDUR / LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Persetujuan pemeriksaan :
a. Salam therapeutik.
b. Jelaskan pemeriksaan ini pada ibu.
c. Jelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan dari
pemeriksaan.
d. Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan mintakan
persetujuan lisan tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan.
2. Persiapan alat :
a. Tensimeter set
b. Thermometer
c. Jam tangan
d. Botol 3 buah (untuk thermometer)
e. Tissue pada tempatnya
f. Selimut
g. Lampu senter
h. Metline
i. Hammer
j. Bengkok
k. Spatel lidah
l. Kain kasa dan kapas
m. Timbangan
n. Pengukur tinggi badan
o. Dressing car/trolli
p. Perlak
q. Status klien
r. Alat tulis
s. Handscoen
t. Bak instrument
u. Sampiran/penutup ruangan
3. Persiapan pasien :
a. Ibu dianjurkan untuk BAK terlebih dahulu.
b. Ibu diberitahu tindakan yang akan dilakukan.
c. Memasang sampiran.
d. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan fisik.
e. Mengatur posisi klien.
4. Cara kerja :
a. Perawat cuci tangan
b. Menanyakan keluhan pasien dan mengenai bayinya :
 Istirahat/tidur
 Obat makan
 Makan/minum
 Mobilisasi
 BAK/BAB
 Lochea/perdarahan
 Pola menyusui
 ASI
c. Pemeriksaan umum :
Pemeriksaan keadaan umum dan kesadaran klien :
1) Keadaan umum dan kesadaran klien
2) Timbang berat badan dan mengukur tinggi badan
d. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TD, N, RR, dan TT)
e. Pemeriksaan fisik :
1) Pemeriksaan kepala, leher, dada :
a) Memeriksa kepala : inspeksi (kebersihan, distribusi
merata/tidak, warna rambut, tekstur rambut), palpasi
(massa)
b) Melihat ekspresi wajah dan memeriksa apakah
terjadi oedema atau hyperpigmentasi
c) Memeriksa mata : conjungtiva, sklera
d) Memeriksa hidung : kebersihan, polip, peradangan,
pernafasan cuping hidung
e) Memeriksa mulut :
- Warna bibir, pecah-pecah/tidak
- Simetris/tidak
- Bersih, bau mulut/tidak
- Caries gigi, gusi (stomatitis)
- Lidah (bersih, warna, tremor)
- Periksa tonsil, ovula, tanda peradangan
f) Memeriksa telinga : kebersihan, cairan ada/tidak
g) Memeriksa leher :
- Pembesaran vena jugularis
- Pembesaran kelenjar tyroid
- Pembesaran kelenjar limfe
h) Memeriksa dada :
- Bentuk : simetris/tidak
- Penggunaan otot bantu pernafasan/tidak
- Retraksi dada ada/tidak
- Auskultasi : suara nafas tambahan, BJ I dan II
i) Payudara :
- Inspeksi :
 Simetris/tidak antara payudara kiri dan kanan
 Putting susu
terbelah/retak/menonjol/tenggelam/ datar,
terdapat hiperpigmentasi pada areola mammae
 Ada/tidaknya tanda dan gejala saluran ASI
tersumbat
 Apakah ada gejala pembengkakan/kemerahan/
pengeluaran nanah atau darah
- Pada saat klien mengangkat tangan ke atas kepala
lakukan pemeriksaan payudara untuk mengetahui
ada atau tidak retraksi atau dimpling.
- Klien berbaring dengan kedua tangan dinaikkan ke
atas, kemudian lakukan palpasi secara sistematis
pada payudara sebelah kiri dan kanan (dari arah
payudara).
- Axilla : apakah terdapat massa atau pembuluh
limfe yang membesar dan kelenjar susu tambahan.
- Periksa kolostrum (keluar/belum)

2) Pemeriksaan abdomen (kaki ibu ditekuk) :


a) Inspeksi :
 Bentuk/posisi uterus
 Striae/linea
b) Memeriksa involusi uterus (TFU) dengan metline.
c) Kontraksi uterus
d) Kandung kemih
e) Diastasis rektus abdominis (p : ….. cm dan l : .....
cm)
3) Pemeriksaan perineum dan genetalia :
 Pasang handscoen dan pasang perlak
 Posisi ibu dorsal recumbent
 Lakukan vulva hygiene
a) Inspeksi : pada vulva dan vagina (kebersihan, ada
pengeluaran cairan/tidak, odema, varices, ada
pembesaran kelenjar Bartholini/tidak)
b) Lochea :
 Jumlah
 Jenis
 Warna
 Konsistensi
 Bau
c) Perineum :
 Apakah utuh/tidak
 Apakah epsiotomi/tidak
 Apakah rupture/tidak
 Apakah ada tanda REEDA (Red, Echimosis,
Edema, Discharge, Aproximation)
d) Anus (klien dianjurkan untuk miring) :
 Periksa ada hemoroid atau tidak
 Lokasinya interna/eksterna
 Berapa lama
 Nyeri/tidak
4) Pemeriksaan ekstermitas
a) Ekstermitas bawah :
 Sejajar/tidak, oedema, varices
 Periksa : cavillary refil pada jari kaki, Homan
Sign, refleks Babinsky, refleks Patella
b) Ekstermitas atas :
 Periksa cavillary refil pada jari tangan, refleks
Bisep dan refleks Trisep
5 Rapikan pasien
6 Bereskan peralatan
7 Cuci tangan
8 Beritahukan hasil pemeriksaan dan berikan Penkes/KIE :
PENKES/KIE
1) Perhatikan waktu yang tepat dalam pelaksanaannya sesuai
Standart Kunjungan PNC :
 6-8 jam
 6 hari
 2 minggu
 6 minggu
2) Nasihati tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif
9. Dokumentasi

Pekanbaru,. ............................................ 2021


Pembimbing

NILAI :

....................................................................
NIP.............................................................
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
MENYUSUI YANG BENAR

NAMA :
NIM :

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-
hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.

SKALA
NO LANGKAH/TUGAS PENILAIAN
1 2 3
A. SIKAP
1 Menyambut klien dan keluarga dengan sopan dan ramah.
2 Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga.
3 Mempersilahkan klien duduk dan merasa nyaman.
4 Tanggap terhadap reaksi klien.
5 Menjaga privasi pasien.
Score : 5
B. CONTENT / ISI
6 Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
7 Mencuci tangan
8 Meminta klien untuk mencuci tangan
9 Membantu klien membuka pakaian untuk menyusui
10 Member kesempatan klien memperagakan cara menyusui
menurut klien.
11 Langkah-langkah menyusui yang benar :
* a. Klien duduk dengan santai dan nyaman.
* b. Mengoleskan ASI sedikit pada putting susu dan areola
sekitarnya.
* c. Bayi diletakkan menghadap perut klien/payudara.
* d. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada
lengan.
* e. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan
yang satu di depan.
* f. Perut bayi menempel di badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara.
g. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
* h. Payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah.
* i. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga.
* j. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam
mulut bayi.
12 Pasca menyusui :
* a. Melepas isapan bayi :
Jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut
mulut atau dagu bayi diletakkan ke bawah.
* b. Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit dan
oleskan pada putting dan areola.
* c. Menyendawakan bayi.
Score : 18
C. TEKNIK
13 Melaksanakan konseling secara sistematis.
14 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
15 Percaya diri
16 Memberikan follow up dengan baik
17 Mendokumentasikan hasil penyuluhan yang telah
dilakukan
Score : 5

Pekanbaru,. ............................................ 2021


Pembimbing

NILAI :

....................................................................
NIP.............................................................
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
MENSTIMULIR REFLEKS OKSITOSIN DENGAN PIJAT PUNGGUNG

NAMA :
NIM :

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan
hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan
sesuai dengan urutan.

SKALA
NO LANGKAH/TUGAS PENILAIAN
1 2 3
A. SIKAP
1 Menyambut klien dan keluarga dengan sopan dan ramah.
2 Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga.
3 Mempersilahkan klien duduk dan merasa nyaman.
4 Tanggap terhadap reaksi klien.
5 Menjaga privasi pasien.
Score : 5
B. CONTENT / ISI
6 Perawat mencuci tangan
7* Bantu ibu secara psikologis dengan cara :
- Bangkitkan rasa percaya diri
- Mengurangi sumber rasa sakit dan rasa takut
- Bantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan yang baik
terhadap bayinya.
8* Bantu ibu mempraktikkannya, bantu dan nasehati ibu
untuk :
Duduk dengan diam dan sendirian atau dengan teman yang
mendukung. Beberapa ibu dapat memeras dengan mudah
dalam kelompok ibu-ibu lain, yang juga memeras susu untuk
ibunya.
9* Pegang bayi dengan kontak kulit jika memungkinkan jika
tidak mungkin ibu dapat memandang pada bayinya.
10* Menganjurkan ibu minum air hangat yang mengentengkan
(jangan kopi).
11* Menganjurkan ibu untuk membuka pakaian atas dan BH.
12* Menghangatkan payudara dengan cara mengompres dengan
air hangat atau mandi dengan air hangat.
13* Menstimulir putting susu.
14 Mengurut atau mengusap ringan payudaranya.
15 Minta seseorang untuk menggosok punggungnya.
16* Mengatur posisi ibu : duduk bersandar ke depan dengan
melipat lengan di atas meja di depannya dan meletakkan
kepalanya di atas lengannya.
17* Menempatkan kepalan kedua tangan dengan ibu jari di
kedua sisi tulang belakang.
18* Memijat dengan ketat membentuk gerakan lingkaran-
lingkaran kecil dengan kedua ibu jari.
19* Memijat ke arah bawah di kedua sisi tulang belakang dan
pada saat yang sama memijat dari leher ke arah tulang
belikat selama 2-3 menit.
20 Kenakan kembali baju ibu.
21 Membereskan alat-alat.
22 Bidan mencuci tangan.
Score : 15
C. TEKNIK
23 Melaksanakan tindakan secara sistematis dan berurutan.
24 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
25 Percaya diri
26 Memberikan follow up dengan baik
27 Mendokumentasikan hasil yang telah dilakukan
Score : 5

Pekanbaru,. ............................................ 2021


Pembimbing

NILAI :

....................................................................
NIP.............................................................
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
SENAM NIFAS

NAMA :
NIM :

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-
hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar,
tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai dengan
urutan.

SKALA
PENILAIAN
NO PROSEDUR / LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Persetujuan pemeriksaan :
a. Salam therapeutik.
b. Jelaskan proses pelaksanaan senam nifas pada ibu atau
keluarga pendamping.
c. Jelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan dari
pelaksanaan senam nifas.
d. Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan mintakan
persetujuan lisan tentang pelaksanaan senam nifas yang
akan dilakukan.
2. Persiapan alat :
a. Matras
b. Tensimeter set
c. Thermometer
d. Jam
e. Kursi
f. Bangku
g. Status ibu
h. Buku catatan dan alat tulis
3. Persiapan pasien :
a. Pasien diberitahu langkah-langkah senam nifas yang akan
dilakukan
b. Pasien dipersilahkan duduk di atas matras dan bersiap-siap
untuk melakukan senam nifas
4. Cara kerja :
a. Perawat cuci tangan
b. Lakukan pemeriksaan keadaan umum ibu nifas
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital
d. Pelaksanaan :
1) Pernafasan perut
 Berbaring dengan lutut ditekuk dan tangan di samping
badan, tarik nafas dalam-dalam lewat hidung, jaga
tulang rusuk agar tetap tak bergerak dan biarkan perut
mengembang ke atas. Tahan selama 3- 5 detik.
 Keluarkan nafas perlahan-lahan melalui mulut.

Gambar Pernafasan Perut

2) Pernafasan dada
 Berbaring dengan lutut ditekuk dan tangan di samping
badan, bernafas perlahan-lahan untuk menggeser
tulang iga ke samping membentuk seperti huruf “v”
terbalik. Tahan selama 3-5 detik.
 Keluarkan nafas perlahan-lahan melalui mulut.

Gambar Pernafasan Dada

3) Membuat lingkaran dengan ujung jari


 Tumit ditekankan pada tempat tidur, gerakkan ujung
kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam
dan dari dalam keluar.
 Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

Gambar Membuat lingkaran dengan ujung jari

4) Berguling dengan satu lutut


 Berguling dengan lutut ditekuk dan tangan disamping
badan, jaga agar bahu tetap rata dan kaki tidak
bergerak, perlahan-lahan gulingkan lutut ke sebelah
kanan sampai menyentuh tempat tidur.
 Lakukan hal yang sama untuk lutut sebelahnya,
kembali ke posisi semula dan rileks.
Gambar Berguling dengan satu

5) Berguling dengan dua lutut


 Berbaring dengan lutut ditekuk dan tangan disamping
badan, jaga agar bahu tetap rata dan kaki tidak
bergerak, perlahan-lahan gulingkan kedua lutut ke
sebelah kanan sampai menyentuh tempat tidur.
 Lakukan hal yang sama untuk lutut sebelahnya,
kembali ke posisi semula dan rileks.

Gambar Berguling dengan dua lutut

6) Menggulingkan kaki
 Berbaring dengan kaki lurus dan tangan disamping
badan, jaga agar bahu tetap rata dan kaki lurus,
perlahan-lahan angkat kaki kanan dan gulingkan
sampai menyentuh sebelah kiri tempat tidur dan
kembali ke posisi semula.
 Lakukan hal yang sama untuk kaki sebelahnya,
kembali ke posisi semula dan rileks.

Gambar Menggulingkan kaki

7) Kombinasi pernafasan perut dan berbaring dengan


tumpuan pada panggul
 Berbaring dengan lutut ditekuk dan tangan disamping
badan, ketika mengambil nafas dalam- dalam, angkat
panggul dengan meratakan punggung ke tempat tidur,
tahan selama 3-5 detik.
 Keluarkan nafas perlahan-lahan melalui mulut.

Gambar Kombinasi pernafasan perut

8) Kontraksi vagina
 Berbaring dengan kaki lurus dan tangan disamping
badan, kencangkan otot vagina, tahan sebentar
kemudian rileks.
 Lakukan berulang-ulang.

Gambar Kontraksi Vagina

9) Mengangkat lengan
 Berbaring dengan lengan direntangkan membentuk
sudut 900 dari tubuh.
 Angkat tangan sehingga membentuk garis tegak lurus
dan sentuhkan kedua tangan, kemudian turunkan
perlahan-lahan.

10) Relaksasi
a. Tungkai
 Berbaring telentang dengan tumit ditekankan ke t
empat tidur,
Gambar tekuklengan
Mengangkat langan kaki ke atas
kedua perge
dank e bawah, lakukan berulang-ulang.
 Luruskan lutut kemudian dibengkokkan sedikit
lalu rileks, lakukan halyang sama untuk lutut
sebelahnya.

b. Lengan
 Regangkan jari-jari pada kedua tangan.
 Tekuk siku lalu luruskan, lakukan berulang-ulang
dan lakukan hal yang sama untuk lengan
sebelahnya.
 Kencangkan otot bahu kemudian rileks, lakukan
hal yang sama untuk bahu sebelahnya.

c. Wajah
 Kendurkan semua otot-otot wajah dan leher (mata,
mulut, hidung dan dahi).

d. Duduk di atas tempat tidur dengan satu bantal di


bawah kepala, satu bantal di bawah lutut, satu bantal
menyokong kaki, lengan ditekuk pada siku dan
beristirahat di atas bantal.
5. Rapikan pasien
6. Periksa tanda-tanda vital
7. Beritahukan hasil pemeriksaan
8. Lakukan salam therapeutik
9. Dokumentasi

Pekanbaru,. ............................................ 2021


Pembimbing

NILAI :

....................................................................
NIP.............................................................
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

NAMA :
NIM :

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan
hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan
sesuai dengan urutan.

SKALA
PENILAIAN
NO PROSEDUR / LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Persetujuan pemeriksaan :
a. Salam therapeutik.
b. Jelaskan pemeriksaan ini pada ibu.
c. Jelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan dari
pemeriksaan.
d. Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan mintakan
persetujuan lisan tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan.
2. Persiapan alat :
a. Thermometer
b. Stethoskop
c. Lampu senter
d. Metline
e. Timbangan bayi
f. Pengukur panjang badan
g. Kapas cebok dalam kom
h. Selimut bayi
i. Status klien
j. Alat tulis
k. Handscoen
3. Persiapan bayi dan keluarga :
a. Ibu diberitahu tindakan yang akan dilakukan.
b. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan fisik.
4. Cara kerja :
a. Bidan cuci tangan
b. Menanyakan riwayat kepada ibu dan keluarga :
 Faktor lingkungan
 Faktor genetik
 Faktor sosial
 Faktor ibu dan perinatal
 Faktor neonatal
c. Pemeriksaan umum :
Pemeriksaan keadaan umum :
1) Warna kulit dan bibir
2) Tangis bayi
3) Tonus otot dan tingkat aktivitas
f. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV) :
 Frekuensi Nafas
 Frekuensi Jantung
 Suhu

g. Anthopometri :
 Berat Badan (BB)
 Panjang Badan (PB)
 Lingkar Kepala/LK (Circumferentia suboccipito-
bregmatica, circumferentia fronto-occipitalis, dan
circumferentia mento-occipitalis)
 Lingkar Dada (LD)
 Lingkar Perut (LP)
h. Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir :
1) Kepala :
 Ubun-ubun
 Sutura, molase
 Fontanel (cekung/menonjol/datar)
 Kaput, Cephalhemathoma
 Pertumbuhan rambut
2) Mata :
 Simetris/tidak
 Kotoran
 Perdarahan
3) Telinga :
 Posisi (sejajar dengan ujung mata/tidak)
 Bentuk
 Keluaran
4) Hidung :
 Lubang hidung
 Keluaran
 Pernafasan cuping hidung
5) Mulut :
 Simetris/tidak
 Tanda cyanosis
 Tanda labio-palatoskizis
 Refleks rooting dan sucking
6) Leher :
 Pembesaran kelenjar tyroid
 Pembesaran kelenjar getah bening
 Tonick neck refleks
7) Dada :
 Bentuk
 Pernafasan dada
 Auskultasi : suara nafas dan bunyi jantung
 Pembesaran kelenjar mammae
8) Abdomen :
 Bentuk
 Keadaan tali pusat
 Apakah ada hernia umbilikalis saat bayi
menangis?
 Palpasi : lembek/kembung/benjolan
 Auskultasi : bising usus
9) Punggung (bayi dalam posisi tengkurap) :
 Keadaan punggung (simetris/tidak)
 Tulang punggung (kelainan seperti spina bifida)
10) Genetalia :
a. Laki-laki (normal, testis, orifisium uretra, kelainan
: hypospadia/epispadius)
b. Perempuan (normal, labia mayora, labia minora,
klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra,
keluaran/sekret)
c. Anus (berlubang/tidak, atresia ani)
11) Ekstermitas :
a. Jari tangan (ada kelainan/tidak)
b. Jari kaki (ada kelainan/tidak)
c. Pergerakan (aktif/tidak, tremor/tidak)
d. Garis telapak kaki
e. Posisi kaki dan tangan
12) Periksa :
a. Verniks caseosa
b. Lanugo
13) Status Neurologi (Refleks) :
a. Tendon
b. Morro
c. Rooting
d. Menghisap
e. Babinski
f. Menggenggam
g. Menangis
h. Berjalan
i. Tonus leher
i. Nutrisi (ASI, PASI)
j. Eliminasi
1) BAB berapa kali : …. x/hari, warnanya : ….
2) BAK berapa kali : …. x/hari, warnanya : ….
5. Rapikan bayi
6. Bereskan peralatan
7. Cuci tangan
8. Beritahukan hasil pemeriksaan dan salam therapeutik
9. Dokumentasi

Pekanbaru,. ............................................ 2021


Pembimbing

NILAI :

....................................................................
NIP.............................................................
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
PENDIDIKAN KESEHATAN

NAMA :
NIM :

No Askep yang di Nilai Bobot Nilai


A. FASE PRA INTERAKSI 15
Mempersiapkan media dan materi dengan baik
Menyiapkan audien
B. FASE ORIENTASI 15
Mengucapkan salam
Menjelaskan tujuan umum Pendidikan kesehatan
Menanyakan kesiapan audien
C. FASE KERJA 50
Validasi pengetahuan audien
Menjelaskan tujuan khusus
Menjelaskan materi pendidikan kesehatan
Penguasaan materi
Kejelasan penyampaian materi
D. FASE TERMINASI 10
Menyimpulkan informasi yang telah disampaikan
Mendorong diskusi pada audien
Melakukan evaluasi
E. PENAMPILAN 10
Ketenangan
Penggunaan waktu dan interaksi dengan audien
TOTAL 100

Pekanbaru,. ............................................ 2021


Pembimbing

NILAI :

....................................................................
NIP.............................................................
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP 7)
PERAWATAN PERINEUM POST PARTUM

Nama mahasiswa :
NIM :

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan
hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan
sesuai dengan urutan.

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


1 2 3 4
A. Persiapan alat
1. Kassa/kapas steril,air sabun, perlak, pinset,
bengkok,Handscoon, betadine, kateter logam, bed pan,
botol berisi air hangat,korentang, selimut, pembalut dan
celana dalam ibu yang bersih
B. Tahap pre-interaksi
2. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
3. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
4. Cuci tangan
C. Tahap Orientasi
5. Berikan salam, panggil nama klien
6. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada
klien/keluarga
D. Tahap Kerja
7. Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
8. Pastikan privasi klien terjaga
9. Kemudian anjurkan klien untuk melepaskan pakaian
dalamnya
10. Sebelum melakukan tindakan, palpasi perut ibu untuk
mengetahui apakah kandung kemihnya penuh atau tidak
11. Jika kandung kemih teraba penuh, lakukan kateterisasi
dengan kateter logam
12. Persilahkan ibu untuk berbaring di tempat tidur dengan
satu bantal di bagian kepala, dan lutut di tekuk (posisi
litotomi)
13. Tutupi dengan alat tenun bagian tubuh klien yang tidak
termasuk area yang akan dilakukan tindakan
14. Letakkan pengalas di bawah bokong klien
Bersihkan area perineum
15 Ambil kasa/kapas steril dengan pinset, kemudian
masukkan ke dalam larutan steril/air sabun
16 Basahi kassa/kapas steril tersebut ke arah perineum dari
arah depan ke belakang
17. Lakukan hal tersebut hingga area perineum tampak
bersih
18. Lakukan perawatan dengan betadine jika ada jahitan
pada perineum (luka episiotomi)
19 Amati ada tidaknya tanda-tanda infeksi di sekitar area
tersebut
20. Pasang pembalut dan celana bersih
E. Tahap terminasi
18. Evaluasi perasaan klien
19. Simpulkan hasil kegiatan
20. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
21. Bereskan alat-alat
22. Cuci tangan
F. Dokumentasi
23. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
TOTAL NILAI

Pekanbaru,. ............................................ 2021


Pembimbing

NILAI :

....................................................................
NIP.............................................................
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
ANTHOPOMETRI

NAMA :
NIM :

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan
tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal kecil yang tidak
terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat
tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai dengan urutan.

SKALA
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK PENILAIAN
1 2 3
A. SIKAP
1 Salam therapeutik
2 Jelaskan tindakan ini pada ibu
3 Jelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan dari tindakan ini.
Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan mintakan persetujuan
4
lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privasi pasien
Score : 5
B. CONTENT / ISI
6 Persiapan alat :
 Timbangan
 Meteran / pita pengukur
 Alat tulis dan catatan
7 Cara Kerja :
a. Semua alat-alat didekatkan dengan pasien / bayi.
b. Mencuci tangan.
c. Mengukur berat badan
 Timbangan dikoreksi, pastikan pada skala 0
 Perawat/Bidan mencuci tangan
 Tidurkan bayi di timbangan ( bayi berpakaian )
 Pakaian bayi dan bedongnya ditimbang
 Baca skala pada timbangan dan catat
 Berat badan bayi = berat badan saat ditimbang – berat
timbangan pakaian
d. Mengukur panjang badan
 Diukur mulai puncak kepala sampai ujung kaki
 Baca hasil pengukuran dan catat
e. Mengukur lingkar dada
 Lilitkan pita meteran mulai dada bayi pada batas puting susu
melingkar ke belakang sampai depan (dada) lagi
Catat hasil pengukuran.
f. Mengukur lingkar kepala
 Pita pengukur / meteran dililitkan pada kepala bayi mulai batas
telinga
 Putarlah sekeliling kepala ke belakang sampai bertemu pada
titik awal
 Baca dan catat hasil
 NB :
Ukuran lingkar kepala :
o Sirkumferensia sub oksipito bregmatika (lingkar kecil
kepala)
o Sirkumferensia fronto oksipitalis (lingkar sedang kepala)
o Sirkumferensia mento oksipitalis (lingkar besar kepala)
 Catat hasil pengukuran
g. Alat- alat dibereskan
h. Mencuci tangan
Score : 9
C. TEKNIK
8 Melaksanakan tindakan secara sistematis dan berurutan
9 Memberikan perhatian terhadap respon pasien
10 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
11 Mendokumentasikan hasil tindakan
Score : 4

............................. 20…
Pembimbing,
NILAI :

......................................
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
MERAWAT TALI PUSAT

NAMA :
NIM :

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan
tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal kecil yang tidak
terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat
tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai dengan urutan.

SKALA
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK PENILAIAN
1 2 3
A. SIKAP
1 Salam therapeutik
2 Jelaskan tindakan ini pada ibu
3 Jelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan dari tindakan ini.
Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan mintakan persetujuan lisan
4
tentang tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privasi pasien
Score : 5
B. CONTENT / ISI
6 Persiapan alat :
 Kasa steril
 Baju bayi
 Popok
 Bengkok
7 Cara Kerja :
a. Mencuci tangan
b. Buka pakaian bayi dan popoknya
c. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara
d. Observasi keadaan tali pusat : ada perdarahan / tidak, masih basah /
kering, lepas / belum
e. Jika tali pusat kena kotoran / tinja, cuci dengan air bersih dan air sabun
lalu keringkan
f. Bungkus dengan kasa steril
g. Bayi diberi pakaian kembali
Score : 8
C. TEKNIK
8 Melaksanakan tindakan secara sistematis dan berurutan
9 Memberikan perhatian terhadap respon pasien
10 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
11 Mendokumentasikan hasil tindakan
12 Mencuci tangan
Score : 5

............................. 20…
Pembimbing,
NILAI :

......................................
NIP.
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
MEMBERI OBAT TETES MATA

NAMA :
NIM :

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan
tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal kecil yang tidak
terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat
tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai dengan urutan.

SKALA
PENILAIA
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
N
1 2 3
A. SIKAP
1 Salam therapeutik
2 Jelaskan tindakan ini pada ibu
3 Jelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan dari tindakan ini.
Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan mintakan persetujuan lisan
4
tentang tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privasi pasien
Score : 5
B. CONTENT / ISI
6 Persiapan alat :
 Obat tetes mata profilaktik (larutan perak nitrat 1 %) atau salep mata
tetrasiklin 1 %, eritromisin 0,5 %
 Kapas
7 Cara Kerja :
a. Mencuci tangan
b. Posisi bayi telentang
c. Bersihkan mata bayi dengan tangan kiri
d. Berikan obat tetes mata / salep dalam satu garis lurus, mulai dari sudut
medial mata (dekat hidung bayi) menuju sudut lateral mata (dekat
dengan telinga bayi)
e. Pastikan ujung mulut tabung salep / tabung penetes tidak menyentuh
mata bayi
f. Jangan menghapus salep / tetes mata dari mata bayi
g. Bereskan alat-alat
h. Mencuci tangan
Score : 9
C. TEKNIK
8 Melaksanakan tindakan secara sistematis dan berurutan
9 Memberikan perhatian terhadap respon pasien
10 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
11 Mendokumentasikan hasil tindakan
Score : 4

............................. 20…
Pembimbing,
NILAI :
......................................
NIP.
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
MEMANDIKAN BAYI DENGAN AIR

NAMA :
NIM :

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan
tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal kecil yang tidak
terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat
tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai dengan urutan.

SKALA
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK PENILAIAN
1 2 3
A. SIKAP
1 Salam therapeutik
2 Jelaskan tindakan ini pada ibu
3 Jelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan dari tindakan ini.
Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan mintakan persetujuan
4
lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privasi pasien
Score : 5
B. CONTENT / ISI
6 Persiapan alat :
 1 bak bayi berisi 2/3 air hangat
 Sabun bayi/shampoo
 Handuk mandi
 Kapas DTT basah untuk membersihkan pantat bayi
 Kapas untuk membersihkan mata
 2 Waslap
 Pakaian bersih bayi
 Kasa steril
 Bedak, minyak telon/kayu putih/baby oil, sisir
 Bengkok
 Skort
 Thermometer
 Timbangan bayi
7 Cara Kerja :
a. Mencuci tangan dan menggunakan APD bila perlu.
b. Angkat bayi dan timbang bayi di atas timbangan (bayi masih
mengunakan baju).
c. Angkat bayi ke atas tempat tidur dan ukur suhu aksila bayi.
d. Membersihkan mata bayi dengan kapas rebus dari pangkal
hidung ke ujung mata.
e. Bersihkan mulut bayi.
f. Lepaskan pakaian bayi dan timbang pakaian bayi di atas
timbangan.
g. Membersihkan pantat bayi dari feces (bila ada).
h. Membersihkan muka bayi tanpa sabun.
i. Menyabuni bayi dengan urutan: kepala, telinga, leher, dada,
perut, lengan, ketiak, punggung, pantan, kaki, dan terakhir alat
kelamin.
j. Meletakkan sabun pada tempatnya.
k. Kemudian memasukkan bayi ke dalam bak berisi air hangat
untuk dibilas. Pada saat membilas perhatikan telinga jangan
sampai kemasukan air.
l. Mengeringkan bayi dengan handuk.
m. Memperhatikan adanya kelainan-kelainan.
n. Merawat tali pusat.
o. Memakaikan pakaian bayi.
p. Menyisir rambut.
q. Mengembalikan bayi kepada ibunya
r. Membereskan dan mengembalikan alat-alat pada tempatnya
s. Mencuci tangan
Score : 19
C. TEKNIK
8 Melaksanakan tindakan secara sistematis dan berurutan
9 Memberikan perhatian terhadap respon pasien
10 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
11 Mendokumentasikan hasil tindakan
Score : 4

............................. 20…
Pembimbing,
NILAI :

......................................
NIP.
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS

BIODATA KLIEN ISTRI SUAMI


Nama (inisial) : ……………………………………………………….
Umur : ……………………………………………………….
Jenis Kelamin : .……………………………………………………….
Status Perkawinan : .……………………………………………………….
Pekerjaan : ….…………………………………………………….
Agama : ……………………………………………………….
Pendidikan Terakhir : ..……………………………………………………...
Alamat : ………………………………………………………..
………………………………………………………..
Nomor Register : ….…………………………………………………….
Tanggal MRS : ………………………………………………………..
Tanggal Pengkajian : ………………………………………………………..
Diagnosis Medis : ………………………………………………………..

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan Utama/Alasan MRS
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………….............................................
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

5. Riwayat Kesehatan Keluarga:


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………

RIWAYAT OBSTRETRI
Riwayat kehamilan sekarang
Gravida………….Para…….….Abortus………………
Umur kehamilan :………………………………………………………
Taksiran persalinan :………………………………………………………
ANC / Ante Natal Care :………………………………………………………
Masalah kesehatan :………………………………………………………

Riwayat Kehamilan Dan Persalinan

PA Umur Kehamilan Tgl / th partus Penolong Jenis


Persalinan Persalinan
Riwayat Anak Dan Keadaan Nifas

ANAK NIFAS
JK BB PB Keadaan Lahir Umur Laktasi Perdarahan Infeksi
Sekarang

RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG


1. Tanggal Persalinan : ……………………jam……………………………
2. Tipe persalinan : ………………………………………………..........
3. Lama persalinan
a. Kala I : ……………………………………………………..
b. Kala II : ……………………………………………………..
c. Kala III : ……………………………………………………...
Jumlah : ……………………………………………………...
4. Jumlah perdarahan : ……………………………………………………...
5. Penyulit persalinan : ……………………………………………………...
6. Keadaan bayi
a. Jenis Kelamin : ……………………………………………...............
b. Berat badan lahir : ……………………………………………...............
c. Panjang badan : ……………………………………………...............
d. APGAR SCORE : 1’…………………..5’…………………………….

7. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum / kesadaran: …………………………………………………….
2. Tanda vital :………………………………………………………
3. Kepala :………………………………………………………
a. Rambut :………………………………………………………
b. Mata :………………………………………………………
c. Hidung :………………………………………………………
d. Telinga :………………………………………………………
e. Mulut :………………………………………………………
f. Leher : ……………………………………………………...
4. Thorak
a. Bentuk thorak : ……………………………………………………...
b. Pernafasan : ……………………………………………………...
c. Tanda – tanda kesulitan bernafas :…………………………………………..
d. Pemeriksaan Jantung : ……………………………………………..
e. Pemeriksaan Payudara : ……………………………………………..
f. Masalah khusus pada payudara : ……………………………………..

5. Abdomen
a. Bentuk Abdomen : ……………………………………………………..
b. Striae gravidarum : ……………………………………………………..
c. Luka Operasi : ……………………………………………………..
d. Diastasis Rektus abdominalis : ……………………………………………..
e. Peristaltik Usus : …………………………………………….
f. TFU : …………………………………………….
g. Konsistensi : …………………………………………….
h. Kontraksi Uterus : ……………………………………………..

6. Genitalia
Vulva
a. Oedema : ……………………………………………………...
b. Varises : ……………………………………………………...
Perineum
c. Utuh / luka : ……………………………………………………...
d. Episiotomi : ……………………………………………………...
e. Jahitan : ……………………………………………………...
f. Tanda REEDA :………………………………………………………
Lokia
a. Jumlah :
b. Jenis/warna :
c. Konsistensi :
d. Bau :
Anus
Iritasi : …………………………………………………………….
Haemoroid : …………………………………………………………….

7. Ekstremitas
a. Tangan :
 Odema : …………………………………………………………….
 Varises : …………………………………………………………….
b. Kaki :
 Odema : …………………………………………………………….
 Varises : …………………………………………………………….
c. Homan Sign : + / -
d. Masalah Khusus :……………………………………………………..

8. Aktivitas / Mobilisasi
a. Ambulasi kapan : …………………………………………….
b. Kegiatan Sehari – hari : …………………………………………….
c. Masalah dalam beraktivitas : …………………………………………….
d. Senam nifas : …………………………………………….

POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI


RUMAH RS
1. Nutrisi
a. Nafsu makan :
b. Pola makan :
c. Gangguan makan :
d. Pantangan :
e. Masalah Khusus :

2. Eliminasi
BAK
a. Frekuensi :
b. Warna :
c. Bau :
d. Masalah Khusus :
BAB
a. Frekuensi :
b. Konsistensi :
c. Warna :
d. Bau :
e. Konstipasi : Ya / Tidak
f. Masalah Khusus :

3. Istirahat / tidur
a. Jumlah Jam Tidur :
b. Gangguan tidur :
c. Yang mempermudah tidur :
d. Yang mempermudah bangun :

4. Personal Hygiene
a. Mandi :
b. Gosok gigi:
c. Cuci rambut :
d. Potong kuku :
e. Perawatan payudara:
f. Perawatan perineum:
DATA PSIKOLOGIS
1. Hubungan dengan bayi : ……………………………………………….
2. Sedih / gembira : ……………………………………………….
3. Hubungan dengan keluarga : ……………………………………………….
4. Masalah yang dipikirkan : ……………………………………………….
5. Kebutuhan penkes
a. Manajemen laktasi : ya / tidak
b. Personal hygiene : ya / tidak
c. Nutrisi ibu menyusui : ya / tidak
d. Perawatan bayi baru lahir : ya / tidak
e. Latihan dan aktivitas : ya / tidak
f. Pemberian makanan tambahan : ya / tidak
g. Imunisasi pada bayi : ya / tidak
h. KB : ya / tidak

5. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan Lab.
 Hb :
 Ht :
 Lecocyt :
 Lain – lain :
b. Foto Rontgen :
c. USG / EKG :
d. Lain – lain :

KEBUTUHAN PENKES/ PERENCANAAN PULANG


a. Manajemen laktasi : ya / tidak
b. Personal hygiene : ya / tidak
c. Nutrisi ibu menyusui : ya / tidak
d. Perawatan bayi baru lahir : ya / tidak
e. Latihan dan aktivitas : ya / tidak
f. Pemberian makanan tambahan : ya / tidak
g. Imunisasi pada bayi : ya / tidak
h. KB : ya / tidak

PENATALAKSANAAN MEDIS :
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
DATA FOKUS

Data Subyektif :
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………

Data Obyektif :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….………………………………………
…………….
………………………………….………………………………………………….
……………………………………..………………………………………………….……
…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………

Pekanbaru, ..................................................... 2021


Perawat,

(…………………………………….)

Anda mungkin juga menyukai