OLEH
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas berkat rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ibu nifas (post partum). Dalam penulisan ini penulis
banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan praktek klinik maternitas
2. Ibu Raimunda Woga S.Kep.,M.Kep selaku koordinator mata kuliah yang telah
3. Ibu Ns. Fitria Syafrudin P. Sawa, S.Kep. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis demi terselesainya makalah ini
Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga keritik dan saran sangat diperluhkan demi penyempurnaan makalah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu
atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami
perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perluh mendapatkan perhatian lebih di
Menurut laporan World Health Organization (WHO) yang di kutip dalam Priharyanti
Wulandari dan Prasita Dwi Nur Hiba, untuk AKI di negara-negara Asia Tenggara di
Istilah puerperium (Puer, seorang anak di tamabah kata parere, kembali ke semulah).
Merujuk pada masa enam minggu antara terminasi persalinan dan kembalinya organ
reproduksi ke kondisi sebelum hamil. Asuhan keperawatan pada masa post partum atau
masa nifas untuk membantu ibu baru dan keluarganya berhasil beradaptasi pada masa
B. Tujuan
1. Umum
Mampu mengetahui tentang Konsep Dasar Post Partum dan mampu melaksanakan
2. Khusus
C. Metode
Metode yang di gunakan dalam penulisan laporan ini adalah metode kepustakaan, studi kasus,
D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan, metode, dan sistimatika penulisan.
BAB II Konsep dasar penyakit berisis tentang pengertian, anatomi, fisiologi, etiologi,
dan perawatan.
BAB III Konsep dasar Asuhan Keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi,
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
Post partum merupakan masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa beberapa
jam sesudah lahiranya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke empat setelah melahirkan.
Setelah ke;ahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada saat sebelum hamil
(Marmi,2012). Post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan waktu hamil serta
Post partum adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi
pulih sebelum hamil kembali, dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu
atau 60 hari (Ambarwati,2010). Persalinan adalah akhir dari kehamilan dan titik di mulainya
kehidupan di luar rahim bayi baru lahir, dengan faktor-faktor insensial persalinan, proses
persalinan itu sendiri, kemauan pesalinan, adaptasi ibu dan bayi, proses keperawatan baik
2. Anatomi-fisiologi
memanjang dari vulva ke uterus berada di antara kandung kemih di anterior dan
rectum di posterior.
Uterus : organ muskuler yang berongga dan berdinding tebal yaitu sebagian tertutup
oleh peritoneum atau serosa. Berfungsi untuk implantasi, memeberi pelindungan dan
kelenjar endokrin dan jaringan penghasil sel telur yang di sebut folikel. Di dalam
Vulva : bagian alat kandungan luar yang berbentuk kelenjar, berujung pada mulai dari
Labia mayora : terdiri atas bagaian kana dan kiri lonjong mengecil ke bawah, terisi
Labia minora : suatu lipatan tipis dan kulit sebelah dalam bibir besar.
Klitoris : kira-kira sebesar kacang ijo tertutup oleh preputium klitoridis, terdirir atas
glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os
pubis.
melahirkan. Proses ini segerah setelah pasca partum, berat uterus menjadi 1000gr
selama masa nifas, dua hari setelah kelahiran uterus mulai berinvolusi.
Perubahan uterus : ukuran uterus mengecil kembali, setelah 2 hari pasca persalinan,
setinggi umbilicus setelah 4 minggu masuk panggul 2 minggu kembali pada ukuran
Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
Lochea alba : cairan putih yang akan terjadi pada hari setelah 2 minggu.
Lochea purulenta : ini akan terjadi karena adanya infeksi, keluarnya seperti nanah
berbauh busuk.
a) Vagina pada minggu ketiga, vagina akan mengecil dan timbul vugae (lipatan-
b) Perlukaan pada vagina yang tidak berhubungan dengan perinium tidak sering di
jumpai. Mungkin akan di temukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering
terjadi akibat ekstrasi dengan kuman, terlebih apabila kepala janin harus di putar,
robekan terdapat pad dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan speculum.
c) Perubahan pada perineum terjadi robekan perineum hampir pada semua persalinan
Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah melahirkan hal ini di sebabkan karena
kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan,
kurang makan, hemorroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur
dapat di berikan diet atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang
Saluran kecing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu tergantung pada :
dkk,200)
3. Etiologi
Menurut Dewi Sunarsih (2013), etiologi post partum di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Post partum dini : post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jaln lahir, robekan
4. Phatofisiologi-pathway
Setelah bayi di lahirnkan, uterus secara spontan berkontaksi. Kontraksi dan retrasi
otot-otot uterus menyelesaikan proses ini pada akhir pesalinan. Ketika jaringan
penyongkong plasenta berkontraksi maka plasenta yang belum terlepas mulai terlepas
desidua spongiosa yang longgar memberi jalan, dan terjadi pelepasan plasenta
(Prawiroharjo,2007).
plasent. Lempeng pembelahan bagi pemisahan plasenta berada dalam lapisan decidua
basalic yang mirip spon. Pada plasenta akreta, decidua basalis tidak ada sebagian atau
seluruhnya sehingga plsenta melekat langsung pada myometrium villi tersebut bisa tetap
supervisial myometrium tumbuh sejumlah besar saluran vena di bawah plasenta. Ruptura
sinus-sinus ini yang terjadi ketika plasenta di keluarkan secara paksa akan menimbulkan
Pathway
Kekurangan
Perubahan peran manual plasenta volume cairan prolaktin
dan elektrolit
Kurang
pengetahuan Luka trauma jaringan riwayat kegagalan menyusui
Menurut Masriroh (2013) tnda dan gejalah masa post partum adalah sebagai berikut :
Penyembuhan ibu dari stres kehamilan dan persalinan di asumsikan sebagai tanggung
6. Pemeriksaan diagnostik
7. Komplikasi
Pendarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 ml selama 24 jam
Infeksi
Mastitis (mamae membesar dan nyerih pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan jika tidak ada pengobatan bisa
terjadi abses).
Luka perineum (ditandai dengan nyeri lokal, discuria, temperatur naik, nadi
kurang dari 100x/menit, edema, peradangan, dan kemerahan pada tepi, pus atau
Gangguan psikologi
6-8 jam pasca pesalinan istrahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan-kiri.
Hari ke 1-2 memberikan KIE kebersihan diri, car menyusui yang benar dan perawatan
Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri ibu dan memungkinkan mengisi peran
baru sebagai ibu, baik dengan orang, keluarga baru maupun budaya baru.
1. Pengkajian
a. Identitas klien : pegumpulan data pasien dan kelurga di lakukan dengan cara anmnesa,
1. Keluahan utama : ibu dengan post partum akan sering mengeluh nyerih pada area
4. Riwayat nifas yang lalu: penegluaran ASI lancar atau tidak, berat badan bayi,
c. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : normal yaitu kurang dari 14o/90 mmHg. Tekanan darah tersebut
biasanya meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum. Setelah
sementara waktu. Bila tekanan darah rendah menunjukan adanya perdarahan post
Suhu : suhu tubuh normal yaitu 36.5-37,5. Pada hari ke empat setelah persalinan
suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan disebabkan dari aktifitas panyudara. Bila
kenaikan mencapai lebih dari 38 pada hari ke dua harus di waspadai adanya
sampai sekitar 60x/menit yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam
Pernapasan : pada umunya respirasi lambat atau bahkan normal karena ibu dalam
Kepala dan Rambut : melihat kebersihan rambut, warna, dan kerontokan rambut,
Mata : konjungtiva yang anemis menunjukan adanya anemia karena perdarahan saat
Hidung : kaji dan tanyakan pada ibu apakah ibu mengalami pilek atau sinusitis,
Mulut dan gigi : tanyakan pada ibu apakah ibu mengalami stomatitis atau gigi yang
Leher : kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran kelenjar tyroid
Telingah : kaji apakah ibu mengalami peradangan atau imfeksi pada telingah.
Pemeriksaan thorak: kaji warna kulit adanya kemerahan di area panyudara dapat
menunjukan adanya peradangan, kaji ukuran dan bentuk panyudarah simetris atau
tidak, kaji kondisi permukaan yang tidak merata seperti adanya depresi, retraksi, atau
adanya luka pada kulit panyudara peluh di pikirkan kemungkinan adnaya tumor,
apakah lembek atau keras. Fundus uterinya segerah setelah persalinan TFU 2 cm di
bawah pusat,12 jam kemudian kembali 1cm di atas pusat dan menurun kira-kira 1
cm setiap hari. Kontraksi lemah atau perut teraba lunak menunjukan kontraksi uterus
atau luka episotomy, kaji adanya pembengkakan, kajia dnaya luka, kajia adanya
penyembuhan luka.
Ekstermitas atas dan bawah : inspeksi apakah ibu mengalmi varises atau tidak,
adanya edema atau tidak, adanya edema tanda hormon positif menunjukan adanya
pergerakan ibu.
d. Tabulasi Data
Data yang sering di dapatkan pada ibu post partum adalah : Klien mengatakan nyeri di
daerah perinium, nyerih stelah melahirkan, nyerih ketika bergerak, jarang mengganti
pembalut, gatal-gatal pada daerah vagina, belum mengetahui cara perawatan luka post
partum, cara perawatan panyudara, Klien tampak meringis, klien tampak tidak bebas saat
bergerak, klien tampak bingung dengan cara perawatan luka post partum dan perawatan
panyudara.
e. Klasifikasi Data
DS : Klien mengatakan nyeri di daerah perinium, nyerih stelah melahirkan, nyerih ketika bergerak,
jarang mengganti pembalut, gatal-gatal pada daerah vagina, belum mengetahui cara perawatan
f. Analisa Data
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisik, luka episiotomi post partum spontan
b. Resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomi post partum spontan
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa : nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisik, luka episiotomi post partum
Intervensi :
Rasional : sebagai salah satu dasar untuk memberikan tindakan atau asuhan
Diagnosa : Resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomi post partum spontan
Intervensi :
Intervensi :
Rasional :
gambarkan tanda dan gejalah yang dapat muncul pada penyakit dengan cara yang
Diagnosa : Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan suplai ASI
Intervensi :
rencana keperawatan
kaji ulang dan persilahkan psien untuk bertanya tentang perawatan payudara
berikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata klien
Umur : 28 tahun
Agama : Katolik
Pendidikan : SMA
Alamat : jln.
Nama : Tn. P. N
Umur : 32 Tahun
Agama : Katolik
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln.
Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan episiotomi, ASI belum keluar, takut
untuk bergerak.
Riwayat kesehatan sekarang : klien mengalami luka pada daerah perineum, puting
susu yang tengelam sehingga belum bisa menyusui dan ASI yang belum keluar.
persalinan normal spontan dengan berat badan 300gr dan bayi dalam keadaan sehat
Riwayat obstetri
minggu m
1) Gangguan pada hamil muda : klien mengatakan sering mual dan muntah
Riwayat persalinan
1) Jenis persalinan : spontan
Riwayat kontrasepsi
3) Lama : 2 Tahun
Data biologis
banyak bergerak dan merasa tidak nyaman klien mencek apakah bayinya
2) Respon ibu ketika bayi menangis : klien mengatakan jika bayinya menangis
klien akan cepat-cepat memberikan ASI atau menggantikan popok bila BAB
atau BAK.
3) Konsep diri
Penerimaan diri ibu : klien mengatakan siap menjadi ibu yang baik
Kecemasan.
Klien mengatakan akan panik jika anaknya menangis karna sakit dan
Depresi
Konflik peran
Dukungan sosial
a) Nutrisi : klien mengatakan makan dengan porsi sedang dan sering,dan pola
b) Eliminasi : klien megtakan BAB 1xsehari dan BAK kurang dari 8 kali sehari
e) Pola tidur : klien mengatakan pola tidurnya berubah karna harus mengusur
anaknya dan sering bangun di malam hari karna harus menyusui dan
Pemeriksaan fisik
Kepala : bentuk kepala mesochepal, bersih, tidak ada bekas luka, tidak adanya nyeri
tekan.
Mata : pengelihatan normal, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, skelera tidak
iterik.
Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab. Tidak ada stomatitis, gigi lengkap dan
bersih.
Leher : tidak adanya benjolan, tidak ada pembesar kelenjar limfe dan tiroid
Thorak : tidak ada retrasi dinding dada, bunyi sonor,pernapasan vesikuler, tidak ada
Abdomen : tidak terdapat bekas luka SC, involusi uteri 2 jari di bawah pusat,bising
usus normal, tidak adanya nyerih tekan dan tidak adanya masa, bising
Genetalia :
Vagina : tidak terpasang DC, integritas kulit baik, tidak ada edema, tidak
Tanda REEDA
Ekstermitas : tidak adanya edema pada ekstermitas atas dan bawah, pergerakan ekstermitas
d. Analisa Data
daerah perineum,
DS : Klien mengatakan belum Resiko infeksi Kurang pengetahuan tentang
diperineumnya,klien
mengatakan takut
membersihkan daerah
khas,
DO : Panyudara simetris,
2. Diagnosa Keperawatan
perawatan panyudara
Intervensi Keperawatan
o Keperawatan
1 Nyeri akut 1. Kaji karekteristik nyeri 1. untuk menentukan jenis skala dan tempat
berhubungan nyeri
dengan jahitan luka 2. kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien 2. sebagai salah satu dasar untuk memberikan
3. berikan posisi yang nyaman, tidak bising,terang 3. membantu klien rileks dan mengurangi
2 Resiko infeksi 1. Monitor tanda –tanda vital 1.peningkatan suhu dapat mengidentifikasi
dengan 2. menentukan adanya tanda peradangan didaerah 2. menentukan adanya tanda peradangan
3. kaji pengetahuan pasien mengenai cara perawatan 3.pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi
4. ajarkan perawatan vulva bagi pasien 4.pasien dapat mengetahui perawatan vulva
bagi dirinya.
daerah vulvanya
3 Menyusui tidak 1. Kaji pengetahuan tentang perawatan payudara. 1.Membantu mengidentifikasi kebutuhan saat
berhubungan keperawatan
dengan ketidak 2. Berikan informasi tentang cara perawatan 2.Membantu mengeluarkan ASI secara lancer
ASI 3. Demonstrasikan cara perawatan payudara 3. Agar mudah di ingat tentang perawatan
4. Kaji ulang dan persilahkan pasien untuk bertanya 4. Membenarkan kesalahan konsep atau
H-1
Resiko infeksi 31-mei 2021 07.30 1. memonitor tanda –tanda vital S : Klien mengatakan masih bingung tentang
tentang perawatan peradangan didaerah perineum O : klien masih tampak bingung dan belum
daerah vulvanya
Menyusui tidak 31-Mei 2021 11.00 1. Kaji pengetahuan tentang S : Klien mengatakan sudah sedikit mengerti
dengan ketidak 11.20 2. Berikan informasi tentang cara klien masih kaku untuk meperagakan
Implementasi
H-2
Nyeri akut 1 mei 2021 08.00 1. Mengkaji karekteristik nyeri. S : klien mengatakan nyerih yang di rasakan
jahitan luka 08.30 2. Mengkaji faktor-faktor yang klien masih merasakan nyerih ketika
perineum mempengaruhi reaksi klien bergerak, klien masih nyaman dengan posisi
09.00 nyaman, tidak bising,terang dan bergerak,klien nyaman tidur dengan posisi
tenang. miring kanan dan kiri, klien masih rutin
berhubungan dengan 09.25 2. Menentukan adanya tanda perawatan luka perineum dengan di bantu
mengenai cara perawatan ibu post di daerah perineum klien masih di abntu oleh
perawatan payudara.
Evaluasi
jahitan luka perineum. dengan sakala nyeri 2, klien masih merasakan nyerih ketika bergerak,
sebagiaan teratasi.
I:
tenang.
sesekalih, klien merasa nyaman dengan posisi apapun, suhu 36,8 oc,
segar.
2 mei 2021 Resiko infeksi berhubungan 09.54 S : Klien mengatakan sudah bisa melakukan perawatan luka
tentang perawatan luka O : tidak adanya tanda-tanda peradangan di daerah perineum, Suhu
I:
perawatan payudara.
susu nampak menonjol dan ASI dapat di keluarkan, tidak ada edema
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut laporan World Health Organization (WHO) yang di kutip dalam Priharyanti
Wulandari dan Prasita Dwi Nur Hiba, untuk AKI di negara-negara Asia Tenggara di
anataranya Indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup.Menurut Masriroh (2013)
Penyembuhan ibu dari stres kehamilan dan persalinan di asumsikan sebagai tanggung
Komplikasi yang terjadi pada masa nifas antara lain : Pendarahan post partum (apabila
kehilangan darah lebih dari 500 ml selama 24 jam pertama setelah kelahiran
Perimetritis (radang peritonium di sekitar uterus), Caked brest atau bendungan ASI
membesar dan nyerih pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada
B. Saran
Untuk lebih memperhatikan kebersihan dan perawatan pada ibu nifas, agar tidak
Ambarwati Retna, Eny, Diah Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Cetakan ke-v.
Jogjakarta:Nuha Medika.
Masriroh, Siti. 2013. Keperawataan Obstertri dan Ginekologi. Yogyakarta : Imperium
PPNI (2018) standar intervensi keperawatan indonesia definisi dan tindakan keperawatan
Edisi 1 jakarta : DPP;PPNI
PPNI (2018) standar luaran keperawatan indonesia definisi dan kriteria, hasil keperawatan,
Edisi jakarta : DPP : PPNI
PPNI (2016) standar diagnosis keperawatan indonesia, definisi dan indikator diagnostik,
Edisi 1 jakarta : DPP: PPNI.
LEMBAR KONSULTASI