Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM

OLEH

NAMA : OKTAVIA NENSENSIANA TEME


NIM PO: 530320219913

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN ENDE

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas berkat rahmat-Nya penulis

dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ibu nifas (post partum). Dalam penulisan ini penulis

banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Aris Wawomeo, M.Kep.Ns,Sp,Kep.Kom Selaku kaprodi keperawatan ende yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan praktek klinik maternitas

2. Ibu Raimunda Woga S.Kep.,M.Kep selaku koordinator mata kuliah yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan praktek klinik maternitas

3. Ibu Ns. Fitria Syafrudin P. Sawa, S.Kep. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis demi terselesainya makalah ini

4. Teman-teman seperjuangan yang dengan caranya masing-masing telah membantu penulis

demi terselesainya makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata

sempurna sehingga keritik dan saran sangat diperluhkan demi penyempurnaan makalah

ini.

Ende,8 agustus 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu

atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami

perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perluh mendapatkan perhatian lebih di

karenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas.

Menurut laporan World Health Organization (WHO) yang di kutip dalam Priharyanti

Wulandari dan Prasita Dwi Nur Hiba, untuk AKI di negara-negara Asia Tenggara di

anataranya Indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup.

Istilah puerperium (Puer, seorang anak di tamabah kata parere, kembali ke semulah).

Merujuk pada masa enam minggu antara terminasi persalinan dan kembalinya organ

reproduksi ke kondisi sebelum hamil. Asuhan keperawatan pada masa post partum atau

masa nifas untuk membantu ibu baru dan keluarganya berhasil beradaptasi pada masa

transisi setelah kelahiran anak dan tuntutan menjadi orangtua.

B. Tujuan

1. Umum

Mampu mengetahui tentang Konsep Dasar Post Partum dan mampu melaksanakan

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum.

2. Khusus

Mahasiswa di harapkan mampu :

a. Menjelasakan konsep dasar post partum

b. Melakukan pengkajian pada klien dengan post partum


c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan diagnosa medis post partum

d. Merumusakan intervensi keperawatan pada klien dengan post partum.

e. Melaksankan implementasi keperawatan pada klien dengan post partum

f. Melakukan evaluasi keperawtan pda klien dengan post partum.

C. Metode

Metode yang di gunakan dalam penulisan laporan ini adalah metode kepustakaan, studi kasus,

dan metode konsultasi.

D. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan, metode, dan sistimatika penulisan.

BAB II Konsep dasar penyakit berisis tentang pengertian, anatomi, fisiologi, etiologi,

phatofisiologi, pathway, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, komplikasi, pengobatan

dan perawatan.

BAB III Konsep dasar Asuhan Keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi, dan evaluasi.

BAB IV Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Post partum merupakan masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa beberapa

jam sesudah lahiranya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke empat setelah melahirkan.

Setelah ke;ahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada saat sebelum hamil

(Marmi,2012). Post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan waktu hamil serta

penyusaian terhadap lahirnya anggota baru.

Post partum adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi

pulih sebelum hamil kembali, dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu

atau 60 hari (Ambarwati,2010). Persalinan adalah akhir dari kehamilan dan titik di mulainya

kehidupan di luar rahim bayi baru lahir, dengan faktor-faktor insensial persalinan, proses

persalinan itu sendiri, kemauan pesalinan, adaptasi ibu dan bayi, proses keperawatan baik

pada wanita maupun pada keluarga (Alden,2004).

2. Anatomi-fisiologi

a. Organ reproduksi wanita

 Vagina : adalah jaringan membran muskulo membranosa berbentuk tabung yang

memanjang dari vulva ke uterus berada di antara kandung kemih di anterior dan

rectum di posterior.

 Uterus : organ muskuler yang berongga dan berdinding tebal yaitu sebagian tertutup

oleh peritoneum atau serosa. Berfungsi untuk implantasi, memeberi pelindungan dan

nutrisi pada janin, mendorong keluar janin dan plasenta.


 Sepasang ovarium : terdapat dua indung telur terletak di kanan dan kiri rahim., dilapisi

mesovarium dan tergantung di belakang ligamen latum. Ovarium mengandung

kelenjar endokrin dan jaringan penghasil sel telur yang di sebut folikel. Di dalam

folikel terdapat oosit (calon sel telu).

 Vulva : bagian alat kandungan luar yang berbentuk kelenjar, berujung pada mulai dari

klitoris, kanan-kiri di batasi bibir kecil, sampai kebelakang di batasi perineum.

 Mons veneris : bagian menonjol di atas simfisis.

 Labia mayora : terdiri atas bagaian kana dan kiri lonjong mengecil ke bawah, terisi

jaringan lemak serupa dengan yang ada di bawah mons veneris.

 Labia minora : suatu lipatan tipis dan kulit sebelah dalam bibir besar.

 Klitoris : kira-kira sebesar kacang ijo tertutup oleh preputium klitoridis, terdirir atas

glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os

pubis.

 Perinium : terletak di antara vulva dan anus.

Fisiologis masa nifas :

 Involusi uterus : proses kembalinya uterus ke dalam keadaan semula setelah

melahirkan. Proses ini segerah setelah pasca partum, berat uterus menjadi 1000gr

selama masa nifas, dua hari setelah kelahiran uterus mulai berinvolusi.

 Perubahan uterus : ukuran uterus mengecil kembali, setelah 2 hari pasca persalinan,

setinggi umbilicus setelah 4 minggu masuk panggul 2 minggu kembali pada ukuran

sebelum hamil (Suherni dkk,2009).


 Lochea sanguinolenta : warna merah kekuningan berisi darah dan lendir. Ini terjadi

pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

 Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14

pasca persalinan.

 Lochea alba : cairan putih yang akan terjadi pada hari setelah 2 minggu.

 Lochea purulenta : ini akan terjadi karena adanya infeksi, keluarnya seperti nanah

berbauh busuk.

 Perubahan vagina dan perinium :

a) Vagina pada minggu ketiga, vagina akan mengecil dan timbul vugae (lipatan-

lipatan atau kerutan).

b) Perlukaan pada vagina yang tidak berhubungan dengan perinium tidak sering di

jumpai. Mungkin akan di temukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering

terjadi akibat ekstrasi dengan kuman, terlebih apabila kepala janin harus di putar,

robekan terdapat pad dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan speculum.

c) Perubahan pada perineum terjadi robekan perineum hampir pada semua persalinan

pertama dan jarang juga pada persalinan berikutnya.

 Perubahan pada sistem pencernaan

Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah melahirkan hal ini di sebabkan karena

pada waktu melahirakan alat pencernaan mendapatkan tekanan yang menyebabkan

kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan,

kurang makan, hemorroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur

dapat di berikan diet atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang

cukup (Eny Renta Ambarwati, Diah Wulandari,2009).


 Perubahan sistem perkemihan

Saluran kecing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu tergantung pada :

 Keadaan atau status sebelum persalinan

 Lamanya partus kalla ii yang di lalui

 Besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan (Suherni

dkk,200)

3. Etiologi

Menurut Dewi Sunarsih (2013), etiologi post partum di bagi menjadi 2 yaitu :

a. Post partum dini : post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jaln lahir, robekan

jalan lahir dan hematoma.

b. Post partum lambat : adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi di daerah

insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.

4. Phatofisiologi-pathway

Setelah bayi di lahirnkan, uterus secara spontan berkontaksi. Kontraksi dan retrasi

otot-otot uterus menyelesaikan proses ini pada akhir pesalinan. Ketika jaringan

penyongkong plasenta berkontraksi maka plasenta yang belum terlepas mulai terlepas

dari dinding uterus. Tegangan yang di timbulkannya menyebabkan lapisan-lapisan

desidua spongiosa yang longgar memberi jalan, dan terjadi pelepasan plasenta

(Prawiroharjo,2007).

Dalam keadaan normal, dicidua basalic terletak di antara myometrium dan

plasent. Lempeng pembelahan bagi pemisahan plasenta berada dalam lapisan decidua

basalic yang mirip spon. Pada plasenta akreta, decidua basalis tidak ada sebagian atau

seluruhnya sehingga plsenta melekat langsung pada myometrium villi tersebut bisa tetap
supervisial myometrium tumbuh sejumlah besar saluran vena di bawah plasenta. Ruptura

sinus-sinus ini yang terjadi ketika plasenta di keluarkan secara paksa akan menimbulkan

perdarahan dalam jumlah banyak (Hary Oxorn dan Williana,2010).

Pathway

Persalinan spontan atau normal

Bayi lahir pengeluaran plasenta Resiko penurunan ekstrogen


pendarahan

Hidup plasenta akreta kehilangan cairan aktif hipofise anterior

Kekurangan
Perubahan peran manual plasenta volume cairan prolaktin
dan elektrolit

Perawatan pasca persalinan episiotomi produksi ASI

Kurang
pengetahuan Luka trauma jaringan riwayat kegagalan menyusui

Resiko infeksi Nyerih Ketidak efektifas


pemberian ASI
5. Manifestasi klinis

Menurut Masriroh (2013) tnda dan gejalah masa post partum adalah sebagai berikut :

 Organ-organ reproduksi kembali normal pada posis sebelum kehamilan.

 Perubahan-perubahan psikologi lain yang terjadi selama kehamilan berbalik.

 Masa menyusui di mulai.

 Penyembuhan ibu dari stres kehamilan dan persalinan di asumsikan sebagai tanggung

jawab untuk menjaga dan mengasuh anak.

6. Pemeriksaan diagnostik

 Pemeriksaan laboratorium (ht, hb)

 Pemeriksaan radiologi yaitu USG

7. Komplikasi

 Pendarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 ml selama 24 jam

pertama setelah kelahiran bayi).

 Infeksi

 Endometritis (radang endometrium)

 Miometritis (radang otot-otot uterus)

 Perimetritis (radang peritonium di sekitar uterus)

 Caked brest atau bendungan ASI (panyudara mengalami distensi, menjadi

keras dan benjol-benjol).

 Mastitis (mamae membesar dan nyerih pada suatu tempat, kulit merah,

membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan jika tidak ada pengobatan bisa

terjadi abses).
 Luka perineum (ditandai dengan nyeri lokal, discuria, temperatur naik, nadi

kurang dari 100x/menit, edema, peradangan, dan kemerahan pada tepi, pus atau

bernanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas).

 Gangguan psikologi

 Depresi post partum

 Post partum blues

 Post partum psikosa

 Gangguan involusi uterus.

8. Pengobatan dan perawatan

 Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi pedarahan)

 6-8 jam pasca pesalinan istrahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan-kiri.

 Hari ke 1-2 memberikan KIE kebersihan diri, car menyusui yang benar dan perawatan

payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi

tentang senam nifas.

 Hari ke 2 mulai latihan duduk.

 Hari ke tiga di perkenalkan latihan berdiri da berjalan.

 Perhatikan kondisi fisik inu dan bayi.

 Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri ibu dan memungkinkan mengisi peran

baru sebagai ibu, baik dengan orang, keluarga baru maupun budaya baru.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas klien : pegumpulan data pasien dan kelurga di lakukan dengan cara anmnesa,

pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang.


b. Riwayat kesehatan

1. Keluahan utama : ibu dengan post partum akan sering mengeluh nyerih pada area

jahitan perinium, pendarahan, sakit perut, takut untuk bergerak.

2. Riwayat kehamilan : umur kehamilan serta riwayat penyakit menyertai.

3. Riwayat persalinan : tempat persalinan, normal atau terdapat komplikasi, kedaan

bayi, keadaan ibu.

4. Riwayat nifas yang lalu: penegluaran ASI lancar atau tidak, berat badan bayi,

riwayat menggunakan KB atau tidak.

c. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum

 Tanda-tanda vital :

 Tekanan darah : normal yaitu kurang dari 14o/90 mmHg. Tekanan darah tersebut

biasanya meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum. Setelah

pesalinan sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekanan darah

sementara waktu. Bila tekanan darah rendah menunjukan adanya perdarahan post

partum dan jika sebaliknya merupakan kemungkinan adanya pre-eklampsi yang

bisa timbul pada masa nifas.

 Suhu : suhu tubuh normal yaitu 36.5-37,5. Pada hari ke empat setelah persalinan

suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan disebabkan dari aktifitas panyudara. Bila

kenaikan mencapai lebih dari 38 pada hari ke dua harus di waspadai adanya

infeksi atau sepsis nifas.


 Nadi : nadi normal pada ibu nifas yaitu 60-100. Denyut nadi ibu akan melambat

sampai sekitar 60x/menit yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam

keadaan istrahat penuh.

 Pernapasan : pada umunya respirasi lambat atau bahkan normal karena ibu dalam

keadaan pemulihan atau dalam kondisi istrahat.

 Pemeriksaan Head To Toe

 Kepala dan Rambut : melihat kebersihan rambut, warna, dan kerontokan rambut,

serta kebersihan kulir kepala, adnaya nyeri tekan atau tidak.

 Wajah : adanya edema atau tidak, kaji adanya flek hitam.

 Mata : konjungtiva yang anemis menunjukan adanya anemia karena perdarahan saat

persalinan, sklera iterik atau tidak.

 Hidung : kaji dan tanyakan pada ibu apakah ibu mengalami pilek atau sinusitis,

adanya pernapsan cuping hidung atau tidak.

 Mulut dan gigi : tanyakan pada ibu apakah ibu mengalami stomatitis atau gigi yang

berlubang,lihat kebersihan lidah ibu.

 Leher : kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran kelenjar tyroid

 Telingah : kaji apakah ibu mengalami peradangan atau imfeksi pada telingah.

 Pemeriksaan thorak: kaji warna kulit adanya kemerahan di area panyudara dapat

menunjukan adanya peradangan, kaji ukuran dan bentuk panyudarah simetris atau

tidak, kaji kondisi permukaan yang tidak merata seperti adanya depresi, retraksi, atau

adanya luka pada kulit panyudara peluh di pikirkan kemungkinan adnaya tumor,

apakah adanya nyeri tekan guna menentukan status laktasi.


 Pemeriksaan abdomen : kajia danya striae dan linea alba, kaji kedaan abdomen

apakah lembek atau keras. Fundus uterinya segerah setelah persalinan TFU 2 cm di

bawah pusat,12 jam kemudian kembali 1cm di atas pusat dan menurun kira-kira 1

cm setiap hari. Kontraksi lemah atau perut teraba lunak menunjukan kontraksi uterus

kurang maksimal sehingga memungkinkan terjadinya pendarahan.

 Pemeriksaan genetelia : observasi pengeluaran lokhea, observasi penjahitan lacerasi

atau luka episotomy, kaji adanya pembengkakan, kajia dnaya luka, kajia adanya

hemoroid, kaji kebersihan daerah perinium, kebersihan perinium dapat menunjang

penyembuhan luka.

 Ekstermitas atas dan bawah : inspeksi apakah ibu mengalmi varises atau tidak,

adanya edema atau tidak, adanya edema tanda hormon positif menunjukan adanya

tromboflebilitis sehingga dapat menghambat sirkulasi ke organ distal. Kaji

pergerakan ibu.

d. Tabulasi Data

Data yang sering di dapatkan pada ibu post partum adalah : Klien mengatakan nyeri di

daerah perinium, nyerih stelah melahirkan, nyerih ketika bergerak, jarang mengganti

pembalut, gatal-gatal pada daerah vagina, belum mengetahui cara perawatan luka post

partum, cara perawatan panyudara, Klien tampak meringis, klien tampak tidak bebas saat

bergerak, klien tampak bingung dengan cara perawatan luka post partum dan perawatan

panyudara.

e. Klasifikasi Data

DS : Klien mengatakan nyeri di daerah perinium, nyerih stelah melahirkan, nyerih ketika bergerak,

jarang mengganti pembalut, gatal-gatal pada daerah vagina, belum mengetahui cara perawatan

luka post partum, cara perawatan panyudara.


DO : Klien tampak meringis, klien tampak tidak bebas saat bergerak, klien tampak bingung

dengan cara perawatan luka post partum dan perawatan panyudara.

f. Analisa Data

Sign/symtom Etiologi Problem


DS : Klien mengatakan Luka episiotomi post partum Nyeri akut
nyeri di area perinium, spontan
nyeri setelah melahirkan,
klien mengatakan nyeri
ketika bergerak
DO : klien tampak
meringis, klien tampak
tidak bebas saat bergerak
DS : Klien mengatakan Luka episiotomi post partum Resiko infeksi
jarang mengganti
pembalut, gatal-gatal pada
area vagina
DO : Adanya kemerahan,
bauh pada area vagina
bekas luka episiotomi post
partum
DS : Klien mengatakan Kurangnya terpapar informasi Defisit pengetahuan
belum mengetahui cara
perawatan luka post
partum, belum mengetahui
cara perawatan panyudara
DO : Klien tampak
bingung dengan banyak
bertanya.
DS : klien mengatakan Ketidak adekuatan suplai ASI Menyusui tidak efektif
belum bisa menyusi
bayinya, karna ASI nya
belum ada.
DO : putting susu
tenggelam, klien belum
mengetahui perawatan
panyudara.

2. Diagnosa keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisik, luka episiotomi post partum spontan
b. Resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomi post partum spontan

c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi tentang

kesehatan masa post partum

d. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan suplai ASI

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa : nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisik, luka episiotomi post partum

Intervensi :

 Kaji karekteristik nyeri

Rasional : untuk menentukan jenis skala dan tempat nyeri

 kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhdap nyeri

Rasional : sebagai salah satu dasar untuk memberikan tindakan atau asuhan

keperawatan sesuai dengan respon klien.

 berikan posisi yang nyaman, tidak bising,terang dan tenang

Rasional : membantu klien rileks dan mengurangi nyeri

 kolaborasi pemberian analgetik

Rasional : menekan atau mengurangi nyeri

Diagnosa : Resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomi post partum spontan

Intervensi :

 Monitor tanda –tanda vital

Rasional : peningkatan suhu dapat mengidentifikasi adanya infeksi

 menentukan adanya tanda peradangan didaerah perineum dan vulva


Rasional : menentukan adanya tanda peradangan didaerah perineum dan vulva

 kaji pengetahuan pasien mengenai cara perawatan ibu post partum

Rasional : pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya

 ajarkan perawatan vulva bagi pasien

Rasional : pasien dapat mengetahui perawatan vulva bagi dirinya.

 anjurkan pasien cuci tangan sebelum memegang daerah vulvanya

Rasional : meminimalkan terjadinya infeksi

Diagnosa : defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi

Intervensi :

 Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga

Rasional :

 gambarkan tanda dan gejalah yang dapat muncul pada penyakit dengan cara yang

tepat,diskusikan pilihan terapi atau penanganan yang tepat.

Diagnosa : Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan suplai ASI

Intervensi :

 Kaji pengetahuan tentang perawatan payudara

Rasional : membantu mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan mengembangkan

rencana keperawatan

 berikan informasi tentang cara perawatan payudara

Rasional : membantu mengeluarkan ASI secara lancar

 demonstrasikan cara perawatan payudara


Rasional : agar mudah di ingat tentang perawatan payudara yang benar

 kaji ulang dan persilahkan psien untuk bertanya tentang perawatan payudara

Rasional : membenarkan kesalahan konsep atau menjawab pertanyaan yang klien

berikan.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Biodata klien

Nama : Ny. M.A

Umur : 28 tahun

Agama : Katolik

Pendidikan : SMA

Alamat : jln.

Tanggal partus :28 mei 2021

Jenis partus : Normal

b. Biodata penanggung jawab

Nama : Tn. P. N

Umur : 32 Tahun

Agama : Katolik

Pendidikan : SMA

Alamat : Jln.

Hubungan dengan klien : Suami


c. Riwayat Kesehatan

 Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan episiotomi, ASI belum keluar, takut

untuk bergerak.

 Riwayat kesehatan sekarang : klien mengalami luka pada daerah perineum, puting

susu yang tengelam sehingga belum bisa menyusui dan ASI yang belum keluar.

 Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan pernah hamil dan melahirkan anak pertamanya dengan

persalinan normal spontan dengan berat badan 300gr dan bayi dalam keadaan sehat

dan klien sebelumnya tidak pernah mengalami abortus.

 Riwayat obstetri

No Umur L/P H/M BBL CARA PENOL NIFAS

LAHIR ONG LALU


1 38 L Pertama 300gra Spontan Bidan Lactasi

minggu m

 Riwayat kehamilan sekarang

1) Gangguan pada hamil muda : klien mengatakan sering mual dan muntah

pada kehamilan trisemester 1, nafsu makan berkurang dan sering ngidam.

2) Tempat pemeriksaan kehamilan : puskesmas

3) Obat yang di berikan : vitamin B6 dan Antihistamin

4) Nutrisi selama hamil : klien mengatakan sering makan makanan yang

mengandung protein seperti telur, sayur-sayuran hijau dan karbohidrat.

 Riwayat persalinan
1) Jenis persalinan : spontan

2) Lama persalinan : 5 jam

3) Jumlah pendarahan : 400 cc

4) Keadaan umum : baik

 Riwayat kontrasepsi

1) Jadi aseptor atau tidak : klien mengatakan menggunakan alat kontrasepsi

2) Jenis kontrasepsi : IUD

3) Lama : 2 Tahun

4) Keluhan selama menjadi aseptor : klien mengatkan adanya garis-garsis pada

area perutnya atau linea.

 Data biologis

1) Empati sensitivitas terhadap isyarat bayi : klien mengatakan jika bayinya

banyak bergerak dan merasa tidak nyaman klien mencek apakah bayinya

BAK atau BAB, dan yang lainnya..

2) Respon ibu ketika bayi menangis : klien mengatakan jika bayinya menangis

klien akan cepat-cepat memberikan ASI atau menggantikan popok bila BAB

atau BAK.

3) Konsep diri

 Kepuasan ibu terhadap kelahiran : klien mengatkan legah bisa

melahirkan bayinya secara normal tanpa harus di operasi dan bersyukur

bayinya lahir sehat.

 Penerimaan diri ibu : klien mengatakan siap menjadi ibu yang baik

untuk ke dua anaknya.


 Harga diri : klien mengatakan adanya perubahan bentuk badan setelah

melahirkan perutnya kembali normal. Klien tidak memikirkan hal-hal

yang negatif tentang perubahan bentuk badannya, klien berharap

badanya kembali normal jika bisa.

 Pengelaman melahirkan : klien mengatakan melahirkan anak keduanya

sekarang sedikit lebih baik di bandingkan dengan anak pertamanya.

 Kecemasan.

Klien mengatakan akan panik jika anaknya menangis karna sakit dan

akan berusaha membawa anaknya ke fasilitas kesehatan.

 Depresi

Klien tidak mengalami depresi

 Konflik peran

Klien mengatakan mampuh menjalankan peranya sebagai ibu untuk

anak-anaknya dengan dukungan keluarga. Klien bisa membagi waktu

untuk anak dan pekerjaan rumah tangganya.

 Dukungan sosial

Keluarga klien mengatakan selaluh mendukung klien

 Pemenuhan kebutuhan dasar

a) Nutrisi : klien mengatakan makan dengan porsi sedang dan sering,dan pola

makan teratur dengan menu nasi,sayur, lauk.

b) Eliminasi : klien megtakan BAB 1xsehari dan BAK kurang dari 8 kali sehari

c) Oksigenasi : klien mengatkan tidak pernah mengalami sesak napas


d) Aktivitas dan latihan : klien mengatakan aktifitasnya sedikit berkurang

karna masih merasakan nyerih di daerah jahitan episiotomi.

e) Pola tidur : klien mengatakan pola tidurnya berubah karna harus mengusur

anaknya dan sering bangun di malam hari karna harus menyusui dan

menggatikan popok bayi.

f) Seksualitas : klien mengatkan belum mau melakukan aktiftas seksualitas

karna masih dalam proses penyembuhan luka dan pemulihan dirinya.

 Pemeriksaan fisik

Kesadaran umum : compos mentis

Suhu : 37,50c nadi : 85x/menit

RR : 18x/menit TD : 120/80 mmHg

Kepala : bentuk kepala mesochepal, bersih, tidak ada bekas luka, tidak adanya nyeri

tekan.

Rambut : warna hitam, lurus, tidak rontok.

Mata : pengelihatan normal, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, skelera tidak

iterik.

Hidung : tidak terdapat mukus, tidak ada pernapsan cuping hidung.

Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab. Tidak ada stomatitis, gigi lengkap dan

bersih.

Telingah : pendengaran bai, bersih, tidak menggunakan alat bantu dengar.

Leher : tidak adanya benjolan, tidak ada pembesar kelenjar limfe dan tiroid

Thorak : tidak ada retrasi dinding dada, bunyi sonor,pernapasan vesikuler, tidak ada

suara napas tambahan.


Payudara : bentuk simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, putting

susu tidak menonjol, ASI belum keluar.

Abdomen : tidak terdapat bekas luka SC, involusi uteri 2 jari di bawah pusat,bising

usus normal, tidak adanya nyerih tekan dan tidak adanya masa, bising

usus normal 18x/menit.

Genetalia :

 Vagina : tidak terpasang DC, integritas kulit baik, tidak ada edema, tidak

ada hematoma, lokhea rubra krang lebih 40cc

 Perineum : adanya luka jahitan episiotomi

Tanda REEDA

Redness (kemerahan) : tidak ada kemerahan

Edema (bengkak) : tidak terjadi bengkak

Echimosis (memar) : tidak ada memar atau kebiruan

Drainage (rembesar) : tidak rembes

Approximatly (jahitan tidak menyatuh) : -

Ekstermitas : tidak adanya edema pada ekstermitas atas dan bawah, pergerakan ekstermitas

tidak mengalami gangguan, tidak ada varises pada kaki.

d. Analisa Data

Data Masalah keperawatan Etiologi


DS : Klien mengatakan luka di Nyeri akut Jahitan perineum dan trauma

jahitan perineum terasa nyeri, jalan lahir

nyri di rasakan saat berjalan dan

buang air kecil.


DO : Klien tampak menahan

sakit saat bergerak, klien

bergerak dengan hati-hati dan

mobilisasi masih di bantu

keluarga, terdapat luka jahitan di

daerah perineum,
DS : Klien mengatakan belum Resiko infeksi Kurang pengetahuan tentang

mengetahui cara membersihkan perawatan luka

daerah vaginanya dan jahitan

diperineumnya,klien

mengatakan takut

membersihkan daerah

vaginanya, masih mengeluarkan

darah berwarna merah tua.

DO : Terdapat jahitan di daerah

perineum, masih ada perdarahan

di vagina, lochea rubra

berwarna merah dan berbau

khas,

DS : Klien mengatkan belum Resiko menyusui Kurang mengetahui cara

bisa menyusui karena ASI tidak efektif perawatan panyudara

belum keluar,klien mengatkan

belum mengetahu cara


membersihkan dan merawat

payudara dengan benar.

DO : Panyudara simetris,

membesar dan kencang, putting

tidak menonjol, saat putting di

pencet ASI tidak keluar.

2. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan jahitan luka perineum

2) Resiko infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan luka

3) Resiko menyusui tidak efektof berhubungan dengan kurang mengetahui cara

perawatan panyudara
Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Intervensi Keperawatan Rasional

o Keperawatan
1 Nyeri akut 1. Kaji karekteristik nyeri 1. untuk menentukan jenis skala dan tempat

berhubungan nyeri

dengan jahitan luka 2. kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien 2. sebagai salah satu dasar untuk memberikan

perineum terhdap nyeri tindakan atau asuhan keperawatan sesuai.

3. berikan posisi yang nyaman, tidak bising,terang 3. membantu klien rileks dan mengurangi

dan tenang nyeri.

4. kolaborasi pemberian analgetik 4. menekan atau mengurangi nyeri

2 Resiko infeksi 1. Monitor tanda –tanda vital 1.peningkatan suhu dapat mengidentifikasi

berhubungan adanya infeksi.

dengan 2. menentukan adanya tanda peradangan didaerah 2. menentukan adanya tanda peradangan

perineum dan vulva. didaerah perineum dan vulva.

3. kaji pengetahuan pasien mengenai cara perawatan 3.pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi

ibu post partum dirinya

4. ajarkan perawatan vulva bagi pasien 4.pasien dapat mengetahui perawatan vulva
bagi dirinya.

5. anjurkan pasien cuci tangan sebelum memegang 5.meminimalkan terjadinya infeksi

daerah vulvanya

3 Menyusui tidak 1. Kaji pengetahuan tentang perawatan payudara. 1.Membantu mengidentifikasi kebutuhan saat

efektif ini dan mengembangkan rencana

berhubungan keperawatan

dengan ketidak 2. Berikan informasi tentang cara perawatan 2.Membantu mengeluarkan ASI secara lancer

adekuatan suplai payudara

ASI 3. Demonstrasikan cara perawatan payudara 3. Agar mudah di ingat tentang perawatan

payudara yang benar

4. Kaji ulang dan persilahkan pasien untuk bertanya 4. Membenarkan kesalahan konsep atau

tentang perawatan payudara. menjawab pertanyaan yang klien berikan.


Implementasi

H-1

Diagnosa Hari/tanggal Jam Implementasi Evaluasi


Nyeri akut 31 mei 2021 08.00 1. mengkaji karekteristik nyeri. S : Klien mengatakan skala nyeri yang dia

berhubungan dengan rasakan sekarang adalah 6, klien mengatakan


jahitan luka perineum 08.30 2. mengkaji faktor-faktor yang nyerih yang dia rasakan bertambah ketika

mempengaruhi reaksi klien akan melakukan aktifitas.

terhdap nyeri. O : suhu 36,8oc,nadi 82x/menit,TD 120/80

08.45 mmHg,RR 18x/menit.klien merasa nyaman

3. memberikan posisi yang dengan posisi tidur menyamping kiri

nyaman, tidak bising,terang maupun kanan,klien minum obat golongan

dan tenang. analgetik.

09.00 A : masalah nyeri akut berhubungan dengan

jahitan luka perineum belum teratasi.


4. mengkolaborasi pemberian
P : lanjutkan intervensi 1-4
analgetik.

Resiko infeksi 31-mei 2021 07.30 1. memonitor tanda –tanda vital S : Klien mengatakan masih bingung tentang

berhubungan dengan perawatan luka di daerah perineumnya,

kurang pengetahuan 09.25 2. menentukan adanya tanda belum terlaluh mengerti.

tentang perawatan peradangan didaerah perineum O : klien masih tampak bingung dan belum

luka 10.00 dan vulva. mengerti klientampak banyak bertanya.

3. mengkaji pengetahuan pasien A : masalah resiko infeksi berhubungan


mengenai cara perawatan ibu dengan kurang pengetahuan tentang

10.15 post partum perawatan luka belum teratasi.

4. mengajarkan perawatan vulva P : Lanjutkan intervensi 1-5

10.25 bagi pasien.

5. menganjurkan pasien cuci

tangan sebelum memegang

daerah vulvanya

Menyusui tidak 31-Mei 2021 11.00 1. Kaji pengetahuan tentang S : Klien mengatakan sudah sedikit mengerti

efektif berhubungan perawatan payudara. tantang pentingnya perawatan panyudara,

dengan ketidak 11.20 2. Berikan informasi tentang cara klien masih kaku untuk meperagakan

adekuatan suplai ASI. perawatan payudara. perawatan panyudara.

11.45 3. Demonstrasikan cara O : Klien masih tanpak kaku dan belum

perawatan payudara. telaluh memahami tentang cara perawatan

12.00 panyudara, klien tampak bingung dan


4. Kaji ulang dan persilahkan bertanya.

pasien untuk bertanya tentang A : Masalah Menyusui tidak efektif

perawatan payudara. berhubungan dengan ketidak adekuatan

suplai ASI belum teratasi.

P : Lnjutkan intervensi 1-4

Implementasi

H-2

Nyeri akut 1 mei 2021 08.00 1. Mengkaji karekteristik nyeri. S : klien mengatakan nyerih yang di rasakan

berhubungan dengan sudah berkurang, dengan sakala nyeri 4,

jahitan luka 08.30 2. Mengkaji faktor-faktor yang klien masih merasakan nyerih ketika

perineum mempengaruhi reaksi klien bergerak, klien masih nyaman dengan posisi

08.45 terhadap nyeri. miring kanan dan kiri.

3. Memberikan posisi yang O : Klien tampak meringis ketika

09.00 nyaman, tidak bising,terang dan bergerak,klien nyaman tidur dengan posisi
tenang. miring kanan dan kiri, klien masih rutin

4. Mengkolaborasi pemberian minum obat.

analgetik. A : masalah nyeri akut berhubungan dengan

jahitan luka perineum teratasi sebagian.

P : Lanjutkan inervensi 1-4


Resiko infeksi 1-mei 2021 07.30 1. Memonitor tanda –tanda vital S : Klien mengatakan sudah bisa melakukan

berhubungan dengan 09.25 2. Menentukan adanya tanda perawatan luka perineum dengan di bantu

kurang pengetahuan peradangan didaerah perineum keluarga.

tentang perawatan 10.00 dan vulva. O : tidak adanya tanda-tanda peradangan di

luka 3. Mengkaji pengetahuan pasien daerah perineum, pembersihan luka jahitan

mengenai cara perawatan ibu post di daerah perineum klien masih di abntu oleh

10.15 partum. keluarga. Suhu 37,5 oc, nadi 80x/menit,TD

10.25 4. Mengajarkan perawatan vulva 120/80 mmHg,RR 18x/menit.

bagi pasien. A : Masalah resiko infeksi berhubungan

5. Menganjurkan pasien cuci dengan kurang pengetahuan tentang

tangan sebelum memegang perawatan luka sebagian teratasi.

daerah vulvanya P : intervensi di lanjutkan 1-5.


Menyusui tidak 1-Mei 2021 11.00 1. Kaji pengetahuan tentang S : Klien mengatakan sudah mengetahui

efektif berhubungan perawatan payudara. tentang cara perawatan panyudara, dan

dengan ketidak 11.20 memahaminya.

adekuatan suplai 2. Berikan informasi tentang O : Klien mampu mendemostrasikan tentang

ASI. cara perawatan payudara. cara perawatan panyudara, klien tampak

11.45 mengerti tentang cara perawatan panyudara.

A : masalah menyusui tidak efektif


3. Demonstrasikan cara
12.00 berhubungan dengan ketidak adekuatan
perawatan payudara.
suplai ASI sebagian teratasi
4. Kaji ulang dan persilahkan
P : Lanjutkan inetrvensi 1-4.
pasien untuk bertanya tentang

perawatan payudara.
Evaluasi

Hari/tanggal Diagnosa Jam Implementasi


2 mei 2021 Nyeri akut berhubungan dengan 09.00 S : Klien mengatakan nyerih yang di rasakan sudah berkurang,

jahitan luka perineum. dengan sakala nyeri 2, klien masih merasakan nyerih ketika bergerak,

klien nyaman dengan posisi apapun.

O : Klien tampak segar,klien nyaman tidur dengan posisi apapun,

klien masih rutin minum obat.

A : masalah nyeri akut berhubungan dengan jahitan luka perineum

sebagiaan teratasi.

P : Lanjutkan inervensi 1-4

I:

 Mengkaji karekteristik nyeri.

 Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien


terhadap nyeri.

 Memberikan posisi yang nyaman, tidak bising,terang dan

tenang.

 Mengkolaborasi pemberian analgetik.

E : Klien mengatakan nyerih sudah berkurang, dan dirasakan

sesekalih, klien merasa nyaman dengan posisi apapun, suhu 36,8 oc,

nadi 85x/menit, TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, klien tampak

segar.
2 mei 2021 Resiko infeksi berhubungan 09.54 S : Klien mengatakan sudah bisa melakukan perawatan luka

dengan kurang pengetahuan perineum sendiri tanpa di bantu oleh keluarga.

tentang perawatan luka O : tidak adanya tanda-tanda peradangan di daerah perineum, Suhu

37,5 oc, nadi 80x/menit,TD 120/80 mmHg,RR 18x/menit.

A : Masalah resiko infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang perawatan luka sebagian teratasi.

P : intervensi di lanjutkan 1-5.

E : Klien mengatakan mampuh melakukan perawatan luka perineum

sendiri, suhu 36,8 oc, nadi 85x/menit, TD 120/80 mmHg, RR


20x/menit, klien tampak segar.
2 mei 2021 Menyusui tidak efektif 10.00 S : Klien mengatakan sudah mengetahui tentang cara perawatan

berhubungan dengan ketidak panyudara, dan memahaminya.

adekuatan suplai ASI. O : Klien mampu mendemostrasikan tentang cara perawatan

panyudara, klien tampak mengerti tentang cara perawatan panyudara.

A : masalah menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidak

adekuatan suplai ASI sebagian teratasi

P : Lanjutkan inetrvensi 1-4.

I:

 Mengkaji pengetahuan tentang perawatan payudara.

 Memberikan informasi tentang cara perawatan payudara.

 Mendemonstrasikan cara perawatan payudara.

 Mengkaji ulang dan persilahkan pasien untuk bertanya tentang

perawatan payudara.

E : klien mampuh melakukan perawatan panyudara sendiri, puting

susu nampak menonjol dan ASI dapat di keluarkan, tidak ada edema

di panyudara, suhu 36,8 oc, nadi 85x/menit, TD 120/80 mmHg, RR


20x/menit, klien tampak segar.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut laporan World Health Organization (WHO) yang di kutip dalam Priharyanti

Wulandari dan Prasita Dwi Nur Hiba, untuk AKI di negara-negara Asia Tenggara di

anataranya Indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup.Menurut Masriroh (2013)

tnda dan gejalah masa post partum adalah sebagai berikut :

 Organ-organ reproduksi kembali normal pada posis sebelum kehamilan.

 Perubahan-perubahan psikologi lain yang terjadi selama kehamilan berbalik.

 Masa menyusui di mulai.

 Penyembuhan ibu dari stres kehamilan dan persalinan di asumsikan sebagai tanggung

jawab untuk menjaga dan mengasuh anak.

Komplikasi yang terjadi pada masa nifas antara lain : Pendarahan post partum (apabila

kehilangan darah lebih dari 500 ml selama 24 jam pertama setelah kelahiran

bayi).InfeksiEndometritis (radang endometrium), Miometritis (radang otot-otot uterus),

Perimetritis (radang peritonium di sekitar uterus), Caked brest atau bendungan ASI

(panyudara mengalami distensi, menjadi keras dan benjol-benjol)., Mastitis (mamae

membesar dan nyerih pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada

perabaan jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses).

B. Saran

Untuk lebih memperhatikan kebersihan dan perawatan pada ibu nifas, agar tidak

mengalami infeksi pada masa nifas.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati Retna, Eny, Diah Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Cetakan ke-v.
Jogjakarta:Nuha Medika.
Masriroh, Siti. 2013. Keperawataan Obstertri dan Ginekologi. Yogyakarta : Imperium
PPNI (2018) standar intervensi keperawatan indonesia definisi dan tindakan keperawatan
Edisi 1 jakarta : DPP;PPNI
PPNI (2018) standar luaran keperawatan indonesia definisi dan kriteria, hasil keperawatan,
Edisi jakarta : DPP : PPNI
PPNI (2016) standar diagnosis keperawatan indonesia, definisi dan indikator diagnostik,
Edisi 1 jakarta : DPP: PPNI.
LEMBAR KONSULTASI

No Hari/tanggal Hasil konsultasi Paraf

Anda mungkin juga menyukai