DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas . Kami harap makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua demi mengetahui
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan kami demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa Nifas merupakan masa yang dimulai setelah partus selesai dan
berakhir kira – kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih
kembali seperti sebelum melahirkan dalam waktu 3 bulan (Indriyani, 2013).
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) (Aspiani, 2017).
Pada masaa nifas ibu dapat mengalami infeksi, ada beberapa faktor yang
mengakibatkan infeksi pada ibu Masa Nifas antara lain ruptur perineum. Ruptur
perineum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor maternal, faktor janin,
dan faktor penolong. Faktor maternal meliputi perineum yang rapuh dan oedema,
primigravida, kesempitan pintu bawah panggul, kelenturan jalan lahir, mengejan
terlalu kuat, partus presipitatus, persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi
vakum, ekstraksi forsep, versi ekstraksi dan embriotomi, varikosa pada pelvis
maupun jaringan parut pada perineum dan vagina. Faktor janin meliputi janin
besar, posisi abnormal seperti oksipitoposterior, presentasi muka, presentasi
dahi, presentasi bokong, distosia bahu dan anomali kongenital seperti
hidrosefalus. Faktor penolong meliputi cara memimpin mengejan, cara
berkomunikasi dengan ibu, ketrampilan menahan perineum pada saat ekspulsi
kepala, episiotomi dan posisi meneran ( Dina D, 2011 ).
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
a. Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan nifas pada klien dengan ibu
hamil.
b. Sebagai salah satu tugas terstruktur dari mata kuliah keperawatan Maternitas.
B. Metode Penulisan
Penulis dalam rangka pengumpulan data dalam menyusun laporan kasus ini
penulis melakukan metode deskriptif yaitu mengetahui sejauh mana Asuhan
keperawatan pada ibu bersalin normal melalui :
a. Studi Kepustakaan
b. Wawancara dengan pasien dan keluarga
c. Pemeriksaan fisik : inspeksi, auskultasi, palpasi, serta perkusi.
C. Sistematika penulisan
Laporan kasus ini di susun secara sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Pembahasan Materi
BAB III : Asuhan Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
I. Nifas
A. Pengertian
1. Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) (Aspiani, 2017)
1. Puerperium dini yaitu masa kepulihan yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan – jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh alat – alat genitalia,
yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.waktu
untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu – minggu, bulanan,
bahkan tahunan.
C. Perubahan Masa Nifas
1) Perubahan Fisik
a) Tanda-tanda vital
Suhu tubuh dalam 24 jam pertama >38oC ,jika hari 1-2 sampai pada hari ke 10
>38oC hati-hati terhadap adanya infeksi puerperalis, infeksi saluran kemih,
endometritis.
b) Involusio
Involusio merupakan perubahan proses kembalinya alat kandungan atau uterus
dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti
sebelum hamil. Involusi pada alat kandungan meliputi :
- Fundus uteri, merupakan setelah plasenta lahir uterus, alat yang keras
karena kontraksi dan retraksi otot- ototnya.
- Tempat insersi plasenta, pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung
banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus.
- Perubahan pembuluh darah rahim
- Perubahan cervix dan vagina, vagina yang sangat diregang waktu
persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal, beberapa saat
setelah melahirkan tonus otot menurun, edema, membiru, terdapat laserasi
dan saluran melebar, lambat mencapai ukuran normal, pada minggu ke 3
post partum ruggae mulai nampak kembali. Rasa sakit disebut after pains
(meriang atau mules-mules) disebabkan kontraksi rahim biasanya
berlangsung 3-4 hari pasca persalinan.
- Endometrium, mengalami involusi daerah implantasi plasenta. Nekrosis
pembuluh darah terjadi 2-3 post partum.
- Lochea, yaitu cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam
masa nifas. Lochea bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah
menstruasi. Lochea berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk.
Pengeluaran lochea dibagi menjadi 4 berdasarkan jumlah dan warnanya :
a) Lochea rubra berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua,
verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah dan keluar
mulai hari pertama sampai hari ke 3.
b) Lochea sanguinolenta berwarna putih bercampur merah, mulai hari ke 3
sampai hari ke 7.
c) Lochea serosa berwarna kekuningan dari hari ke 7 sampai hari ke 14.
d) Lochea alba berwarna putih setelah hari ke 14.
C.Clitoris, kencang dan tidak terlalu keras.
D.Perineum
E.Luka pada episiotomi terasa nyeri, pada tahap early edema dan luka biru.
1. Mobilisasi dini.
Moilisasi dini karena lelah sehabis melahirkan, ibu harus istirahat tidur telentang
selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring kekanan kekiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan
duduk, hari ke 3 jalan-jalan dan hari ke 4 atau ke5 sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi memiliki variasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, dan
sembuhnya luka-luka. Keuntungan mobilisasi dini mengurangi infeksi
purperium, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan pengeluaran
lochia.
2. Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga ibu lebih
banyak memperhatikan bayinya, segera memberikan ASI sehingga
kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin.
3. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum antara lain kesadaran penderita, keluhan yang terjadi
setelah persalinan.
4. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus masa nifas antara lain :
3. Hari ke 1-2 memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
G. Komplikasi
Menurut Aspiani (2017). Komplikasi yang dapat terjadipada Masa Nifas yaitu :
1. Pembengkakan payudara
Yaitu pembengkakan payudara disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu,
sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke
tiga setelah melahirkan.
5. Infeksi puerperalis
Yaitu infeksi yang ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada
jaringan terinfeksi atau pengeluaran cairan berbau dari jalan lahir selama
persalinan atau sesudah persalinan.
- Identitas
dentitas klien dan identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, alamat,
pekerjaan, tanggal lahir, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan, ruang rawat,
nomor medical record, diagnosa medis, alasan masuk, keadaan umum, tanda-tanda
vital.
- Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan pada klien dengan post partum adalah nyeri pada
daerah genetalia ( Aspiani, 2017 )
a. Keadaan haid, tentang menarche, siklus haid, hari pertama haid terakhir, jumlah
dan warna darah keluar, encer, menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak dan
berbau.
b. Riwayat kehamilan, berapa kali melakukan antenatal care,selama kehamilan
periksa dimana, ukur tinggi badan dan berat badan.
c. Riwayat persalinan, jenis persalinan spontan atau sectio caesaria, penyulit selama
persalinan.
- Data yang perlu dikaji dalam Pola Kebiasaan Sehari-hari yaitu :
a. Respirasi, frekuensi pernafasan meningkat.
b. Nutrisi
c. Eliminasi, buang air kecil secara spontan sudah dapat dilakukan dalam 8 jam post
partum. Buang air besar terjadi pada 2-3 hari post partum.
d. Istirahat/tidur
e. Kebutuhan personal hygiene
f. Gerak dan keseimbangan tubuh, aktivitas berkurang dan tidak bisa berjalan
karena nyeri akibat adanya trauma persalinan ( Aspiani, 2017 ).
- Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada klien dengan post partum :
a. Keadaan umum
keadaan umum klien biasanya lemah setelah persalinan.
b. Kesadaran
Menurut Astuti (2012) tingkat kesadaran dibedakan menjadi :
1) Composmentis
Sadar sepenuhnya, dapat menjawabpertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya.
2) Apatis
Keadaan yang segan berhubungandengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3) Delirium
Gelisas, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak –teriak,
berhalusinasi, kadangberkhayal.
4) Somnolen
Kesadaran menurun, responpsikomotorik yang kambat, mudahtertidur,
namun kesadaran dapat pulihbila dirangsang tetapi jatuh tertidur
lagi,mampu memberian jawaban verbal.
6) Coma
Tidak bisa dibangunkan, tidak adarespon terhadap rangsangan apapun.
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan
mata (Priharjo, 2007).
a. Jantung
Inspeksi: Tak tampak retraksi dinding dada. Perkusi; Bunyi pekak.
b. Paru – paru
simetris.
Auskultasi : Vesikuler
c. Abdomen
Inspeksi : Diastasis rektus abdominalis.
D. Genetalia
Vagina (integritas kulit, edema, hematom)
Perineum : utuh/ episiotomi/ ruptur.
Tanda REEDA :
Rednees : seperti tidak ada kemerahan.
Respirasi : 16-24x/menit
Kriteria hasil:
Intervensi :
C. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan ibu dengan
berpedoman kepada hasil dengan tujuan yang hendak dicapai (Mitayani,2009).
Evaluasi ada dua yaitu :
rt 04/08 Bregas
Umur 30 Tahun 20 Tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan D3 SMA
Hub. dengan klien Suami Suami
-E Tidak Tidak
(Edema /
bengkak )
-E
(Echimosis) Tidak Tidak
Tidak Tidak
-D Ya Ya
(discharge)
-A
(Appoximate)
Kebersihan Cukup bersih Cukup bersih
Lochea
Jumlah
Jenis ± 100 cc ± 100 cc
Konsisten Rubra Rubra
Bau Cair Cair
Khas Khas
Ekstremitas
Variabel Klien 1 Klien 2
( Kanan / kiri Atas Bawah Atas Bawah
)
Kekuatan 5/5 4/4 5/5 5/5
otot
ROM Aktif/aktif, Aktif/aktif Aktif/aktif, Aktif/aktif
83
tangan kiri tangan kiri
terpasang terpasang
infus infus
Perubahan -/- -/- -/- -/-
bentuk
tulang
Perubahan Hangat Hangat Hangat Hangat
akral
Udema -/- +/+ -/- -/-
Capilary <2 detik <3 detik <2 detik <2 detik
refill
DO : Ekspresi wajah
pasien merintih ketika
29.05.
duduk dan bergerak
2017
TTV : TD : 120 / 90
mmHg, Nadi : 80 x /
menit, RR : 20x / menit,
suhu : 38,7°C
DS : Pasien mengatakan Risiko Trauma
terdapat luka jahitan di infeksi jaringan
perineum (00004)
4.4 Intervensi
Dx. KRITERIA HASIL INTERVENSI
Keperawatan
Klien 1
Diagnosa 1 Setelah dilakukan 1. Manajemen Nyeri
Nyeri akut tindakan (1400)
(00132) keperawatan selama a. Kaji skala nyeri
berhubungan 3 x 24 jam, nyeri b. Lakukan pengkajian
dengan cidera pada pasien dapat nyeri komprensif
fisik teratasi dengan c. Berikan informasi
kriteria hasil : mengenai nyeri
1. Pasien mampu d. Ajarkan pasien
mengetahui menggunakan teknik
penyebab nyeri relaksasi
2. Pasien mampu 2. Memonitor tanda –
menggunakan teknik tanda vital (6680)
non farmakologi a. Monitor tekanan
untuk mengurangi darah, nadi, suhu dan
83
nyeri status pernafasan
3. Pasien 3. Pemberian Analgesik
melaporkan nyeri (2210)
berkurang dengan a. kolaborasi dengan
menggunakan dokter dalam
manajemen nyeri pemberian terapi
dan skala nyeri dari Analgesik
5 menjadi 3
4. Tanda-tanda vital
dibatas normal
5. Ekspresi wajah
tenang
Diagnosa 2 Setelah dilakukan 1. Kontrol infeksi (00004)
Resiko infeksi tindakan a. Observasi tanda –
(00004) keperawatan selama tanda infeksi
berhubungan 3 x 24 jam, Risiko b. Observasi tanda –
dengan Trauma infeksi pada pasien tanda vital
Jaringan dapat teratasi dengan c. Berikan lingkungan
kriteria hasil : bersih
1. Pasien bebas dari d. Ajarkan vula hygiene dan
tanda – tanda dan perawatan luka
gejala infeksi e. Ajarkan cuci tangan
2. Menunjukkan
kemampuan
untuk mencegah
timbulnya infeksi
3. Jumlah leukosit
dalam batas
normal
Diagnosa 3 Setelah dilakukan 1. Terapi Aktivitas (4310)
Hambatan tindakan a. Monitor tanda – tanda
mobilitas keperawatan selama vital
fisik 3 x 24 jam, b. Bantu pasien untuk
(00085) diharapkan pasien mengidentifikasi
berhubungan dapat beraktivitas aktivitas yang mampu
dengan secara mandiri dilakukan
Kelemahan dengan kriteria hasil c. Berikan aktivitas
83
Umum. : untuk meningkatkan
1. Mampu aktivitas pasien
melakukan aktivitas d. Kolaborasi dengan
sehari – hari secara tim medis
mandiri, tidak
kesulitan melakukan
aktivitas
Klien 2
Diagnosa 1 Setelah dilakukan 1. Manajemen Nyeri (1400)
Nyeri akut tindakan a. Kaji skala nyeri
(00132) keperawatan selama b. Lakukan pengkajian
berhubungan 3 x 24 jam, nyeri nyeri komprensif
dengan cidera pada pasien dapat c. Berikan informasi
fisik teratasi dengan mengenai nyeri
kriteria hasil : d. Ajarkan pasien
1. Pasien mampu menggunakan teknik
mengetahui relaksasi
penyebab nyeri 2. Memonitor tanda – tanda
2. Pasien mampu vital (6680)
menggunakan teknik a. Monitor tekanan
non farmakologi darah, nadi, suhu dan
untuk mengurangi status pernafasan
nyeri 3. Pemberian Analgesik
3. Pasien (2210)
melaporkan nyeri a. kolaborasi dengan
berkurang dengan dokter dalam pemberian
menggunakan terapi Analgesik
83
manajemen nyeri
dan skala nyeri dari
5 menjadi 3
4. Tanda-tanda vital
dibatas normal
5. Ekspresi wajah
tenang
4.2 Implementasi
Sabtu, Minggu, Senin, 29 Mei 2017
27 Mei 2017 28 Mei 2017
Klien 1
16.30 1 Mengkaji 09.00 1 Mengkaji 09.00 1 Mengkaji
skala nyeri skala nyeri skala nyeri
S: S:
Pasien S: pasien
mengatakan Pasien mengatakan
nyeri mengatakan nyeri
P : Pasien nyeri P : pasien
mengatak P : Pasien mengatak
an nyeri mengatak an nyeri
karena an nyeri karena
post karena post
partum post partum.
Q : Nyeri partum Q : nyeri
seperti Q : Nyeri seperti
tersayat – seperti tersayat –
83
sayat tersayat – sayat.
R : Nyeri sayat R : nyeri
dibagian R : Nyeri dibagian
luka dibagian luka
jahitan di luka jahitan di
perineum jahitan perineum
S : Skala diperineu S : skala
nyeri 5 m nyeri 3
T : Nyeri S : Skala T : nyeri
hilang nyeri 4 hilang
timbul T : Nyeri timbul
hilang
timbul
O: O: O :
Ekspresi Ekspresi Ekspresi
wajah pasien wajah pasien wajah
merintih meringis pasien
ketika duduk ketika duduk tampak
atau bergerak atau rileks
bergerak.
16.40 1 Memonitor 09.15 1. Memonitor 09.15 1. Memonitor
. tanda- tanda 2. tanda – tanda 2. tanda –
2 vital 3 vital 3 tanda vital
17.10 1 Memberi 09.20 1 Mengajarkan 09.20 1 Mengulang
informasi pasien teknik teknik
mengenai relaksasi relaksasi
nyeri yang sudah
diajarkan
S: S:
Pasien Pasien S:
mengatakan mengatakan Pasien
bersedia untuk bersedia mengatakan
diberi bersedia.
informasi
mengenai
83
nyerinya.
O:
O: Pasien tampak O:
Pasien aktif Pasien
mengatakan mengikuti tampak bisa
paham arahan yang memperagak
mengenai diberikan, an teknik
informasi pasien tampak relaksasi,
yang diberikan melakukanny pasien
a dengan tampak
mandiri melakukanny
a dengan
mandiri
17.30 3 Mengidentifi 09.50 2 Mengajarkan 09.45 2 Mengulang
kasi aktivitas vulva hygiene mempraktek
yang mampu dan perawatan kan cuci
dilakukan luka tangan
S:
S: Pasien S : Pasien
Pasien mengatakan mengatak an
mengatakan bersedia bersedia
aktivitas
dibantu
keluarganya,
pasien
mengatakan
hanya tiduran
di bed
O : Vagina O:
O: tampak kotor , Pasien
Pasien tampak ada jahitan tampak bisa
lemas dan diperineum. memprakt
tenang ekkan cuci
tangan 6
83
langkah
17.35 2 Mengobserva 09.35 2 Mengobserva 09.50 1. Memberika n
si tanda – si tanda – 2. terapi medis :
tanda infeksi tanda infeksi 3 Amoxicilin
500 mg/ 8
jam, Asam
Mefenamat
500mg/8
jam.
S: S : pasien S : pasien
Pasien megatakan mengatak an
mengatakan perih di bersedia.
perih perineum
diperineum sedikit
berkurang
O:
O: Pasien
Pasien tampak O: tampak
menahan pasien tampak tenang dan
perih, leukosit menahan rileks
13,3 Ribu/µl , perih.
tidak terdapat Leukosit
tanda – tanda 12.1 ribu /
infeksi (tidak µl(tidak ada
ada kemerahan,
kemerahan, tidak ada
bengkak ,
tidak ada
tidak kebiruan, tidak
ada ada caian
bengkak sekresi yang
, tidak keluar, Ada
ada jahitan
kebiruan, tidak diperineum
)
ada
83
caian sekresi
yang keluar,
Ada jahitan
diperineum )
20.45 1 Memberikan 10.15 3 Mengidentifi 10.00 3 Mengidentif
. terapi medis : kasi aktivitas ikasi
2 Inj. yang bisa aktivitas
. Ceftriaxone 1 dilakukan yang bisa
3 gr/12 jam, dilakukan
Amoxicilin
500 mg/
8 jam,
Asam
Mefenamat
500mg/8 jam.
S: S:
Pasien Pasien
S: mengatakan mengaakan
pasien makan dan semua
mengatakan minum sudah aktivitas
bersedia. bisa sudah dapat
mandiri, dilakukan
pasien secara
mengatakan mandiri
toileting masih
dibantu
O: Pasien O:
tampak makan Pasien
O: dan minum tampak
Pasien tampak dengan melakukan
tenang mandiri. ADL secara
dan mandiri
tidak
merasakan
kesakitan, obat
83
sudah
masuk lewat
IV dan oral
10.20 1. Memberikan
2. terapi medis :
3 Inj.
Ceftriaxone 1
gr/12 jam,
Amoxicilin
500 mg/
8
jam, Asam
Mefenamat
500mg/8 jam.
S:
pasien
mengetakan
bersedia.
O : Pasien
tampak
tenang dan
83
tidak
merasakan
kesakitan,
obat sudah
masuk
lewat IV
dan oral
Klien 2
18.43 1 Mengkaji 09.00 1 Mengkaji skala 09.00 1 Mengkaji
skala nyeri nyeri pasien skala nyeri
pasien pasien
S :
S : Pasien masih S:
Pasien merasakan nyeri Pasien
mengatakan yang sama mengatakan
nyeri P : Pasien masih nyeri
P : Pasien mengataka P : Pasien
mengat n nyeri mengata
akan karena post kan
nyeri partum nyeri
karena Q : Nyeri karena
post seperti post
partum tersayat – partum
Q : nyeri sayat Q : nyeri
seperti R : Nyeri seperti
t– luka jahitan –
83
sayat. diperineum sayat.
dibagia 5 dibagian
di timbul di
perineu perineu
m m
S :skala S : skala
nyeri 5 nyeri 4
T :nyeri T : nyeri
hilang hilang
timbul timbul
O: O: O:
ketika menahan
bergerak. nyeri
S:
Pasien S: S:
O: O: O:
menit, 37,0°C
suhu
: 38,7°C
diperineum ) caian
sekresi yang
keluar, Ada
jahitan
diperineum
infeksi tangan
S: S: S:
Pasien Pasien Pasien
perineumn
y
a
O: O: O:
leukosit tangan 6
bengkak ,
tidak ada
kebiruan,
tidak ada
caian
sekresi
yang
keluar,
Ada
jahitan
diperineu
m
)
S:
S: Pasien S:
Pasien mengatakan Keluarga
mengataka bersedia mengatakan
n belum bersedia
terbiasa selalu
merawat mengingatk
bayinya an kepada
dan ia ibu untuk
tidak mau memberikan
memberi ASI pada
ASI bayinya.
kepada
bayinya.
pasien
tidak tahu
mengenai
ASI
eksklusif O:
pada bayi Vagina tampak
kotor, ada O:
jahitan di Keluarga
O: perineumnya. tampak
Pasien memberikan
tampak dukungan
tidak kepada ibu
menyusui mengingatk
bayinya. an
83
pentingnya
ASI
eksklusif
untuk
bayinya
4.2 Evaluasi
Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3
Klien 1
Dx 1 S : Pasien S : Pasien S :
Nyeri akut mengatakan nyeri mengatakan nyeri Pasienmengataka
(00132) P : Pasien P : Pasien n nyeri berkurang
Berhubungan mengatakan nyeri mengatakan nyeri P : Pasien
dengan karena post partum Q karena post partum mengatakan nyeri
cidera fisik : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti
tersayat – sayat tersayat – sayat karena post partum
R : Nyeri dibagian R : Nyeri dibagian Q :
luka jahitn di luka jahitn di
perineum perineum
S : Skala nyeri 5 S : Skala nyeri 4 T : Nyeri seperti
T : Nyeri hilang Nyeri hilang timbul
timbul tersayat
– sayat
R :
Nyeri
dibagian
luka jahitn
di
perineum
S : Skala nyeri 3
T : Nyeri hilang
timbul
O : Ekspresi wajah O : Ekspresi wajah O : Ekspresi
pasien merintih pasien meringis wajah pasien
ketika bergerak dan TD : 120 / 70 tampak rileks
83
duduk TD : 120 / 80 mmHg, Nadi : 82x / TD : 120 / 60
mmHg, menit, RR : 20x / mmHg, Nadi :
Nadi : 82x / menit, menit, suhu : 80x / menit, RR :
RR : 20x / menit, 37,5°C 21x / menit, suhu
suhu : 38°C : 36,9°C
P : P : P :
Lanjutkan Pertahankan
Intervensi Intervensi Hentikan
- Mengkaji skala - Mengkaji skala Intervensi
nyeri nyeri
- Memonitor TTV - Memonitor TTV
- Mengajarkan teknik - Mengajarkan
relaksasi teknik relaksasi
- kolaborasi dalam - kolaborasi dalam
pemberian pemberian
analgesik analgesik
Dx 2 S : Pasien S : Pasien S :
Resiko mengatakan perih di mengatakan perih di Pasien
infeksi perineum perineum sedikit engatakan rasa
(00004) berkurang perih di perineum
berhubungan sudah berkurang
dengan
Trauma
Jaringan
O : Pasien tampak O : Pasien tampak O : Pasien tampak
menahan perih. menahan perih. rileks .
leukosit
Leukosit 13,3 ribu / Leukosit 12,1 ribu 10,5 ribu / µl
µl / µl
P : P : Lanjutkan P :
Lanjutkan Intervensi
intervensi - Mengidentifikas Hentikan
83
- i aktivitas yang bisa Intervensi
dilakukan
Mengidentifikasi
aktivitas yang
bisa dilakukan
Klien 2
Dx 1 S : Pasien S: Pasien S : Pasien
Nyeri akut mengatakan nyeri mengatakan masih mengatakan masih
(00132) P : Pasien merasakan nyeri merasakan nyeri
berhubungan mengatakan nyeri P : Pasien tetapi nyeri sudah
dengan cidera karena post partum mengatakan nyeri berkurang
fisik Q : Nyeri seperti karena post partum P : Pasien
tersayat – sayat Q : Nyeri seperti mengatakan
R : Nyeri dibagian tersayat – sayat nyeri karena
luka jahitan di R : Nyeri dibagian post partum
perineum luka jahitan di Q : Nyeri seperti
S : Skala nyeri 5 perineum tersayat – sayat
T : Nyeri hilang S : Skala nyeri 5 R : Nyeri
timbul T : Nyeri hilang dibagian luka
timbul jahitan di
perineum
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang
timbul
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.
Aspiani, reny yuli. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas : Aplikasi
Nanda, Nic dan Noc. Jakarta : TIM 2017.
Astuti, H. P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta
: Rohima Press