Anda di halaman 1dari 31

STASE

ASUHAN KEBIDANAN PADA KUNJUNGAN NIFAS (KF I )

NAMA MAHASISWA : DWI HANDAYANI


NIM : 202143006
TEMPAT PRAKTIK : PUSKESMAS SUNGAI KAKAP
TANGGAL PRAKTIK : 27 JULI 2021
PEMBIMBING : JEHANI FAJAR PANGESTU,
M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
PROGRAM PROFESI BIDAN
TAHUN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Masa nifas disebut juga post partum atau puerperium adalah jangka waktu antara lahirnya bayi dan plasenta lepas dari
Rahim sampai kembalinya organ - organ reproduksi ke keadaan normal seperti sebelum melahirkan..
 Menyusui merupakan hal yang sangat penting bagi seorang ibu untuk buah hatinya, Karena ASI mempuyai banyak nutrisi
yang berguna untuk kecerdasan bayi. Menurut Utami ( 2005 dalam Widyasih, 2013), semua zat yang terkandung dalam
ASI seperti zat putih, lemak, karbohidrat, vitamin,mineral, zat kekebalan, hormone enzim dan sel darah putih sangat
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang, selain itu, Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2016 terdapat 15
kasus AKI, di 2017 ada 11 kasus, di tahun 2018 ada 14 kasus dan sejak awal tahun hingga September tahun 2019 sudah
ada sekitar 14 kasus AKI di Kubu Raya.
 Terkait angka AKI saat proses kehamilan dan persalinan di Kubu Raya hingga kini dinilai masih cukup tinggi, sejumlah
upayapun dilakukan untuk menekan kasus AKI di kabupaten ini. (Dinkes Kubu Raya, 2020), Di Puskesmas Sungai
Kakap pada Tahun 2020 terdapat 3 AKI dari 1114 persalinan
 Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadan sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau masa nifas adalah masa yang dimulai
dari beberapa jam setelah placenta lahir sampai 6 minggu berikutnya.
 Secara psikologis, setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gelaja-gejala psikiatrik, demikian juga pada
masa menyusui. Meskipun demikian, ada pula ibu yang tidak mengalami hal ini. Agar perubahan psikologi
yang dialami tidak berlebihan, ibu perlu mengetahui tentang hal yang lebih lanjut.
 Hypnobreastfedding adalah upaya alami menanamkan pikiran bawah sadar kita untuk menghasilkan ASI yang
cukup untu kepentingan bayi. Caranya adalah yakin bahwa anda bisa menyusui bati tanpa tambahan susuf
ormula. Hal ini bisa diperoleh dengan memikirkan hal-hal positif yang dapat menimbulkan rasa kasih dan cinta
kepada sibayi
 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
Normal Pada Ny. D P 2 Post Partum di Puskesmas Ranap Sungai Kakap Tahun 2021“.
B. Tujuan C. Manfaat
1. Tujuan Umum 1. Bagi Penulis
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Meningkatkan wawasan penulis mengenai asuhan
Normal pada Ny.D di Puskesmas Ranap Sungai kebidanan pada ibu nifas dan mampu mengetahui
Kakap. penatalaksanaan serta dapat mengaplikasikan ilmu-
ilmu yang di dapat di bangku kuliah.
2. Tujuan Khusus
2. Bagi Puskesmas Sungai Kakap
a. Mampu melakukan pengkajian data dasar secara
lengkap Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Hasil ini dapat di jadikan bahan masukan dalam
Nifas Pada Ny D meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada ibu
nifas.
b. b. Mampu menginterpretasi data serta
menentukan diagnosa kebidanan, masalah dan 3. Bagi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
kebutuhan pada Ny D Pontianak
c. Mampu melakukan pengkajian Critical Jurnal Hasil ini dapat diaplikasikan dalam praktik
yang berkaitan dengan yang kebidanan serta dapat digunakan sebagai sumber
mempengaruhi pengeluaran ASI . data
d. d. Mampu melaksanakan evaluasi asuhan
kebidanan pada Ny D.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Meningkatkan wawasan penulis mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas dan mampu
mengetahui penatalaksanaan serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang di dapat di bangku
kuliah.
2. Bagi Puskesmas Sungai Kakap
Hasil ini dapat di jadikan bahan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
ibu nifas.
3. Bagi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
Hasil ini dapat diaplikasikan dalam praktik kebidanan serta dapat digunakan sebagai sumber data
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Nifas (Peurperium)
1. Definisi
 Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
(Fitri, 2017). Waktu mulai tertentu setelah melahirkan seorang anak, dalam bahasa latin disebut
puerperium. Secara etimologi, puer berarti bayi dan parous adalah melahirkan (Dewi dan Sunarsih,
2011).
 Periode post partum atau puerperium adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin
(menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktur reproduksi wanita pada kondisi
tidak hamil (Varney, 2008).
 Jadi post partum atau masa nifas (puerperium) adalah masa dimana kondisi pemulihan dari
persalinan hingga kembali ke kondisi sebelum hamil, kurang lebih terjadi selama 6 minggu
2. Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas menurut walyani & Purwoastuti (2015) menjadi 3, yaitu:
a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta
beraktivitas layaknya wanita normal.
b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8
minggu.
c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
3. Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas
Perubahan fisiologis pada masa nifas menurut Walyani & Purwoastuti (2015), yaitu :
a. Sistem kardiovaskuler
1) Volume darah
2) Cardiac output
b. Sistem haematologi C Sistem reproduksi
1) Keadaan hematokrit dan hemoglobin akan kembali 1) Uterus secara berangsur-angsur
pada keadaan semula seperti sebelum hamil dalam 4-5 menjadi kecil (involusi) sehigga akhirnya
minggu post partum. kembali seperti sebelum hamil.
2) Leukosit selama 10-12 hari setelah persalinan 2) Lochea adalah cairan secret ysng
umumnya bernilai antar 20.000-25.000/mm3. berasal dari cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas.
3) Factor pembekuan, pembekuan darah setelah
melahirkan. Keadaan produksi tertinggi dari pemecahan a) Lochea rubra.
fibrin mungkin akibat pengaluaran dari tempat plasenta.
b) Lochea
4) Kaki ibu diperiksa setiap hari untuk mengetahui
c) Lochea serosa
adanya tanda-tanda thrombosis (nyeri, hangat dan
lemas, vena bengkak kemerahan yang dirasakan keras d) Lochea alba.
atau padat ketika disentuh). e) Lochea purulenta
5) Varises pada vulva umumnya kurang dan akan f) Locheastasis
segera kembali setelah persalinan.
3) Serviks mengalami involusi bersama uterus,
6) Payudara, suplai darah ke payudara
setelah persalinan ostium eksterna dapat dimasuki
meningkat dan menyebabkan pembengkakan
oleh 2 hingga 3 jari tengah, setelah 6 minggu
vascular sementara, air susu saat diproduksi
persalinan serviks menutup.
disimpan di alveoli dan harus dikeluarkan
4) Vulva dan vagina mengalami penekanan serta dengan efektif dengan cara didisap oleh bayi
peregangan yang sangat besar seelama proses untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi.
melahirkan bayi, dalam beberapa hari pertama setelah
4. Perubahan Psikologis pada Masa Nifas
partus keadaan vulva dan vagina masih kendur,
setelah 3 minggu secara perlahan-lahan akan kembali Perubahan psikologis pada masa nifas menurut
ke keadaan sebelum hamil. Walyani & Purwoastuti (2015), yaitu :
5) Perineum akan menjadi kendur karena a. Fase taking in
sebelumnya teregang oleh tekana kepala bayi dan b. Fase taking hold
tampak terdapat robekan jika dilakukan episiotomi
yang akan terjadi masa penyembuhan selama 2 c. Fase letting go
minggu.
5. Kunjungan masa nifas
Menurut Kemenkes RI (2015) Pelayanan kesehatan
ibu nifas oleh bidan dan dokter dilaksanakan minimal
3 kali yaitu: 6 jam - 3 hari setelah melahirkan, hari ke
4-28 hari setelah melahirkan dan hari ke 29-42 hari
setelah melahirkan.
Adapun frekuensi kunjungan, waktu dan tujuan
kunjungan berikut menurut Walyani & Purwoastuti
(2015):
a. Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah
persalinan.
b. Kunjungan kedua, waktu: 6 hari setelah
persalinan.
c. Kunjungan ketiga, waktu: 2 minggu setelah
persalinan.
d. Kunjungan keempat, waktu: 6 minggu setelah
persalinan
6. Patofisiologi 7. Menyusui
Pada pasien postpartum spontan atau nifas akan Menyusui merupakan proses alamiah dan bukan hal
mengalami perubahan fisiologis dan psikologis. baru yang akan dilalui oleh seorang perempuan
Perubahan yang terjadi pada pasien post partum spontas setelah melahirkan meliputi pemberian dalam bentuk
akan menyebabkan pengeluaran ASI tidak lancer yang ASI atau makanan bayi, dimana proses menyusui
disebabkan oleh penurunan hormone estrogen dan dimulai saat ASI diproduksi hingga saat bayi
progesterone sehingga menstrimulasi hipofisis anterior menghisap dan menelan ASI (Prawirohardjo, 2010).
dan posterior lalu sekresi prolactin dan oksitosin terjadi
membuat diagnosa kerewatan ketidakefektifan
pemberian ASI muncul. e. Kontra Indikasi
1) Ibu dengan penyakit jantung
2) Ibu dengan kehamilan pre eklamsi
3) Ibu dengan perdarahan
B. Asuhan Kebidanan pada Morning Sickness Selama Nifas Sesuai Evidance Baced
Medicine

1. Definisi ASI Eksklusif 2. Perawatan Payudara

ASI ekslusif atau lebih tepat pemberian ASI (Air Susu Ibu) Pewatan payudara adalah suatu tindakan untuk
secra ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, sejak usia merawat payudara terutama pada masa nifas (masa
30 menit post natal (setelah lahir) sampai usia 6 bulan, menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran
tanpa tambahan cairan lain seperti: susu formula, sari ASI.). Tujuan perawatan payudara adalah
buah, air putih, madu, air teh, dan tanpa tambahan memperlancar pengeluaran ASI saat masa
makanan padat seperti buah-buahan, biscuit, bubur susu, menyususi. Untuk pasca persalinan, lakukan sedini
bubur nasi dan nasi tim (Walyani & Purwoastuti, 2015). mungkin, yaitu 1 sampai 2 hari dan dilakukan 2
kali sehari (Dewi & Sunarsih, 2013)
Persiapan alat untuk perawatan payudara 5) Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang
1) Handuk 2 buah satu dipundak
2) Washlap 2 buah 6) Ambil kapas dan basahi dengan minyak dan
3) Waskom berisi air dingin 1 buah kemudian tempelkan pada areola mamae selama 5
menit kemudian bersihkan dengan diputar.
4) Waskom berisi air hangat 1 buah
5) Minyak kelapa/baby oil
7) Kedua tangan diberi minyak dengan rata
kemudian lakukan pengurutan
6) Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
8) 8) Kompres dengan air hangat, kemudian
7) Baki, alas dan penutup
dengan air dingin secara bergantian diakhiri
dengan air hangat selama 5 menit
Pelaksanaan:
9) 9) Bersihkan payudara terutama bekas minyak
1) Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan
10) 10) Pakailah BH yang terbuka bagian depannya
2) Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman (untuk Ibu menyusui) dan yang menyangga buah
3) Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya dada atau langsung susui bayi.
mudah dijangkau
11) 11) Menggunakan BH
4) Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan
payudara
c. Teknik Menyusui d. Cara Menyusui Yang yang benar menurut
(Rizki, 2013) yaitu :
Teknik menyusui merupakan cara memberi ASI pada bayi
dengan pelekatan posisi ibu dan bayi dengan tepat (Arini, 1) Cucilah tangan dengan air bersih sehingga
2012 bakteri dan kuman tidak menempel pada payudara ibu
atau bayi
1) Waktu dan Cara Menyusui
2) Perah sedikit ASI dan oleskan ke putting lalu ke
Waktu untuk menyusui yang baik bertujuan membantu ibu aerola disekitarnya sebelum menyusui
dalam mengosongkan payudara dan mencegah terjadinya
bendungan ASI atau payudara membengkak. 3) Menyusui dengan posisi duduk

2) Menyusui sesuai kebutuhan bayi kapanpun bayi meminta a) Posisi menyusui sambil duduk dengan santai
(on demand) menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak
menggantung dan punggung ibu bersandar sandaran
3) Ibu menyusui bayi dari kedua payudara secara bergantian kursi
masing-masing 5-15 menit hingga air susu berhenti keluar dan
bayi berhenti menyusu dengan melepas hisapannya secara b) Menopang bayi dengan menggunakan bantal dan
spontan selimut, bayi ditidurkan diatas pangkuan ibu

4) Ibu menyusui bayinya minimal 8 kali sehari (1) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan
satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku
5) Ketika bayi tidur lebih dari 3 jam maka bangunkan, dan ibu dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan.
susui Kepala bayi tidak boleh tengadah
6) Ibu menyusui bayinya sampai payudara terasa kosong (2) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu
7) Ketika bayi sudah kenyang, tetapi payudara masih terasa dengan tangan satunya didepan
penuh ibu bisa mengeluarkan ASInya dengan cara diperah dan
disimpan.
(3) Payudara dipegang dengan C hold dibelakang aerola, 4) Melepaskan isapan bayi
tidak menekan puting susu atau aerolanya
Setalah menyusui melepas isapan bayi dengan
(4) Kepala bayi menghadap payudara, perut bayi menempel cara jari kelingking ibu dimasukan ke mulut bayi
di badan ibu
melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke
(5) Telinga dan lengan bayi diletakkan satu garis lurus bawah.
(6) Ibu memandangi bayi dengan penuh cinta kasih 5) Menyendawakan Bayi
c) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan 4 jari dan Menyendawakan untuk mengeluarkan udara di
ibu jari menekan payudara bagian atas aerola. lambung agar bayi tidak gumoh atau muntah
d) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting setelah disusui
reflek) dengan cara menyentuh pipi dengan putting susu
atau menyentuh sisi mulut bayi.
e) Setelah bayi membuka mulut, kepala bayi didekatkan
kepayudara ibu dengan puting serta aerola dimasukan dalam
mulut bayi.
Hypnobreastfeeding

1. Definisi Hypnobreastfeeding.
Hypnobreastfeeding Terdiri dari dua kata yaitu hypnosis yang artinya adalah suatu kondisi
sadr yang terjadi secara alami, dimana seseorang menjadi mampu menghayati pikiran dan sugesti
tertentu untuk mencapai perubahan psikologis, fisik maupu spriritual yang diinginkan. Untuk
diketahui pikiran bawah sadar ( Subconsciusmind ) berperan 82 % terhadap fungsi diri. Sedangkan
breastfeeding artinya menyusui.
Hypnobreastfedding adalah upaya alami menanamkan pikiran bawah sadar kita untuk
menghasilkan ASI yang cukup untu kepentingan bayi. Caranya adalah yakin bahwa anda bisa
menyusui bati tanpa tambahan susuf ormula.
3. Manfaat Hypnobreastfedding
4.Teknik Terapi
 Keuntungan dan manfaat yang dapat diperoleh dari
Carles Tebbets dalam bukunya Miracleson
penggunaan hypnosis dalam Hypnobreastfedding
Demand, mengatakan bahwa pada prinsipnya
adalah sebagai sarana relaksasi, biayanya relative
ada empat Langkah hipnoterapi untuk
rendah karena tanpa penggunaan obat-obatan,
memfasilitasi perubahannya yaitu:
metode yang digunakan relative sederhana
sehingga mudah dipahami dan dipraktekkan orang a. Sugesti post hipnotis dan imaginas
banyak . ( Postthyponic Sugestion and imagery )
 Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan dalam b. Menentukan akar masalah
melakukan Hypnobreastfedding adalah ( Disccoveringtherootcause )
mempersiapkan secara menyeluruh tubuh, fikiran c. Release
dan jiwa agar proses pemberian ASI sukses.
Meniatkan yang tulus dari bathin untuk memberi d..Pemahaman baru/ Re- learning
ASI Exlusif pada bayi yang kita sayangai dan ( NewUndertanding )
yakin bahwa semua ibu, pekerja atau dirumah, .
memiliki kemampuan untuk menyusui atau
memberi Asi pada bayinya.
5.Tahapan relaksasi b. Relaksasi napas

Teknik Hypnobreastfeeding sama dengan Teknik Zaman sekarang orang-orang rentan mengalami
Hypnobirththing karena juga melibatkan pikiran bawah stress. Stress karena di tuntut untuk melakukan segala
sadar dengan cara mengistirahatkan alam sadar melalui sesuatu serba cepat dan Seringkali pikiran seseorang
Teknik relaksasi. berkelana jauh dari

Teknik relaksasi dalam Hypnobreastfeeding terdiri atas d. Menurut penelitian Lutfiana Puspita Sari (2019).
tiga tahap yaitu : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan bermakna dan signifikan terhadap
a. Ibu melakukan relaksasi otot mulai dari puncak kecemasan antara kelompok yang diberikan intervensi
kepala sampai telapak kaki , termasuk wajah, bahu Hypnobreastfeeding dengan yang tidak diberikan
kiri dan kanan, kedua lengan,dearah dada intervensi Hypnobreastfeeding
perut,pinggul,sampai kedua kaki.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Manajemen Pengkajian Kasus

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Tanggal Masuk :

Ruangan : Nifas 2

No. Register : 2343

I. Pengkajian

A. Data Subjektif (Anamnesa)

Pada Tanggal : 27 Juli 2021 Pukul: 09.00 WIB

1. Biodata

Nama Istri : Ny. D Nama Suami : Tn. S

Umur : 24 tahun Umur : 28 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Melayu Suku : Bugis

Pendidikan : SMP Pendidikan : SLTA

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat Kantor: - Alamat :

Alamat Rumah : Dusun Cendrawasih RT 02 RW 03 Desa Sungai kakap

2. Keluhan Utama : Nyeri Perut


2. Keluhan Utama : Nyeri Perut Plasenta : Lengkap / sisa plasenta
3. Riwayat Persalinan - Cara pelepasan : Spontan / manual
Tanggal bersalin : 26 Juli 2021 Pukul :09.00 WIB - Ukuran: 20 cm berat : ± 500 gram
Jenis persalinan : Normal - Kelainan : Tidak ada
Ditolong oleh : Bidan Perineum : Utuh / Robekan tingkat : -
Tempat bersalin : Puskesmas Sungai Kakap - Episiotomi : Ya / Tidak
Lama persalinan - Anastesi : Ya / Tidak
- Kala I : 5 Jam 40 Menit Komplikasi : Tidak - Jahitan / hecting : Ya / Tidak
ada
Perdarahan
- Kala II : .. Jam 20 Menit Komplikasi : Tidak ada
- Kala I : 50 ml
- Dipimpin meneran : Jam 20 Menit Komplikasi :
Tidak ada - Kala II : 50 ml

- Kala III :…Jam 5 Menit Komplikasi : Tidak ada - Kala III : 100 ml

- Ketuban pecah: .. Jam 5 Menit Komplikasi : Tindakan lain

Secara : Spontan / Amniotomi Jumlah : 150 cc - Infus cairan : Ya / Tidak

Warna : Putih Keruh Bau : Khas - Tranfusi darah : Ya / Tidak


Golongan : B
4. Bayi 5. Riwayat Post Partum
Jam lahir : 09.00 WIB Nilai APGAR : 9/10 Status emosional : Stabil
BB : 2900 gram PB : 49 cm Pola tidur: Siang 1-2 jam dan malam 7-8 jam
Anus : ada / tidak Eliminasi : Baik

Cacat bawaan : tidak ada BAK : 3-4 kali /hari

Masa gestasi : minggu BAB : Belum ada

Komplikasi Kala I : tidak ada Pengalaman menyusukan : Ada

Komplikasi Kala II : tidak ada Involusi uterus: 2 jari dibawah pusat

Menyusu : ya / tidak ; ASI / Susu formula Lochea : Rubra


Keluhan-keluhan lain :-
Keadaan tali pusat : segar / layu
6. Riwayat Keluarga Berencana
Vaksinasi : polio : ya / tidak ; hepatitis B : ya / tidak ;
BCG ; ya / tidak Metode yang pernah digunakan : Kb suntik 3
bulan
Buang air kecil : ya / tidak
Metode yang akan dipilih oleh pasangan : Kb
Buang air besar : ya / tidak, implant
7. Riwayat Sosial – Ekonomi B. Data Objektif
Respon ibu dan keluarga terhadap bayi : ibu sangat 1. Keadaan umum : Baik
senang ketika bayi lahir
Kesadaran : Composmentis
Adakah anggota keluarga yang membantu ibu di
Status emosional : Stabil
rumah: ada keluarga
Tinggi badan : 150 cm
Pembuat keputusan di rumah: suami
Berat badan : 60 Kg
Adakah kebiasaan ibu minum, merokok, dan
menggunakan obat – obatan: tidak ada 2. Tanda-tanda vital
Kepercayaan dan adat istiadat sehubungan dengan Tekanan darah : 122 /88 mmHg
masa nifas: tidak ada Denyut nadi : 86 x / menit
Pernafasan : 22 x / menit
Suhu : 36 0C
3. Muka 5. Abdomen
Udem : Ya / Tidak Di : - Pembesaran : - Udem : Ada / Tidak
Konjungtiva mata: Tidak pucat - Asites : Ada / Tidak
Sklera mata : Tidak ikterik Strie : Ada / Tidak
Pernafasan cuping hidung : Ya / Tidak Bekas luka operasi : Ada / Tidak
4. Payudara 6. Palpasi supra pubik kandung kemih : Kosong
Hiperpigmentasi : Ya / Tidak 7. CVAT : positif / negatif
Benjolan : Ada / Tidak 8. Ekstremitas
Putting susu : Menonjol / Tidak; pecah / tidak Oedema : - Tangan dan jari : Ada / Tidak
Nyeri tekan : Ya / Tidak - Tibia dan kaki : Ada / Tidak Betis
Abses : Ya / Tidak - Merah : Ada / Tidak
Pembengkakan : Ya / Tidak - Lembek : Ada / Tidak
Pengeluaran : ada / tidak ada - Keras : Ada / Tidak
Kebersihan : Bersih Reflex : positif / negatif
Lain-lain : Tidak ada Varises : positif / negatif
9. Pemeriksaan Obstetri 10. Pemeriksaan laboratorium (jika ada indikasi)
c. Abdomen Keton :-
TFU : 2 jari dibawah pusat / 13 cm
Hb : 11.2 gr%
Kontraksi uterus : Ya / Tidak
Pemeriksaan penunjang lainnya : Swab Antigen Non
d. Genitalia
Reaktif
Vulva dan vagina : - Varises: Ada / Tidak
B. Manajemen Asuhan Kebidanan
- Luka : Ada / Tidak
- Kemerahan : Ada / Tidak I. Analisis
- Nyeri : Ada / Tidak PII A0 M0 postpartum 24 Jam dengan nifas normal
- Lain-lain : - II. Plan
Perineum : - Kaku : Ada / Tidak
S : - ibu mengatakan melahirkan 1 hari, ASI nya
- Tipis : Ada / Tidak belum keluar
- Menonjol : Ada / Tidak O : - K/U ibu baik, kesadaran composmentis
- Bekas luka / luka parut : Ada / Tidak
- TTV: TD: 131/88 mmHg, R: 22 x/menit,
- Perineum : utuh / Robekan tingkat nadi : 76 x/menit, S: 37 oC
- Episiotomi : Ya / Tidak
- Pemeriksaan fisik: - Konjungtiva tidak pucat,
- Jahitan / hecting : Ya / Tidak Keadaan : Baik muka tidak odema,
Lochea : Rubra
lochea rubra
Lain-lain : tidak ada
A : Ibu PII A0 M0 pospartum 24 jam dengan nifas normal  Mengajarkan ibu teknik Hydrobreastfeeding
P : - Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu (sudah supaya ibu tenang dan lebih yakin dalam
dilakukan) memberikan ASI.
 Memberitahukan pada ibu keluhan yang dirasakan adalah
 Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini
hal yang fisiologis dialami ibu nifas, mulas akibat ,dengan duduk dan berjalan
kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan, pusing  Memberikan KIE pada ibu tentang ASI
yang di alami adalah efek banyak darah yang keluar eksklusif dengan menyusui bayi selama 6 bulan
waktu kala III persalinan (ibu mengerti). tanpa diberi makanan apapun, terkecuali atas
 Memberikan KIE kepada ibu agar tetap menjaga intruksi dokter atau ada indikasi (ibu mengerti)
kebutuhan nutrisinya.  - Jelaskan kepada ibu perawatan BBL
 Ibu di anjurkan untuk tetap makan makanan yang bergizi dirumah berupa perawatan tali pusat, jika kasa
dan tidak ada pantangan, seperti memakan sayur bayam, basah harus segera diganti, dengan
wortel, dll, lauk serta buah-buahan yang bias menunjang menggunakan kasa steril, selalu menjaga
untuk penambah darah seperti apel, jeruk, melon, dll, kehangatan bayi (ibu bersedia melakukannya)
karena ibu mengalami anemia ringan.
 - Memberikan KIE terapi obat yang
 Di anjurkan kepada ibu minum minimal 10 gelas perhari diberikan oleh dokter kepada ibu, ibu diberikan
(ibu mengerti dan bersedia). obat oral Amoxillin 500 mg diminum 3x1
 Menganjurkan ibu untuk istirahat ketika anak tidur siang tablet, Asam Mefenamat 500 mg diminum 3x1
hari 1-2 jam dan malam 7-8 jam tablet, etabion 1x1,vit A 200.000 IU dosis
 Melakukan kolaborasi dengan petugas gizi ( Ibu diberi
tunggal. (ibu mengerti).
penyuluhan mengenai gizi ibu menyusui)  - Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
BAB IV
PEMBAHASAN

 Pembahasan bertujuan untuk merumuskan kesenjangan antara teori dan kasus nyata pada asuhan kebidanan pada masa nifas
secara Continuity of Care Ny D G1I P0 A0 UK 40 minggu. Selama masa kehamilan TM III, ibu bersalin, ibu nifas, bayi
baru lahir, dan keluarga berencana yang dilakukan mulai tanggal 26 Juli 2021 di Puskesmas Sungai Kakap dengan
menggunakan standart asuhan kebidanan pada ibu nifas yang terdiri dari pengkajian, merumuskan diagnose kebidanan,
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas, dan melakukan evaluasi serta pendokumentasian asuhan kebidanan pada
ibu nifas dengan metode SOAP.
 Masa nifas pada Ny D berjalan dengan normal. Nifas merupakan kejadian yang sangat rentan infeksi. Tinggi AKI
tergantung pada proses pemantauan pada masa nifasnya. Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan gabungan hal yang
tidak bisa di pisahkan. Oleh sebab itu perlu diperhatikan perubahan-perubahan fisiologis, anatomis, dan psikologis yang
terjadi sehingga dapat segera diketahui jika terjadi kasus patologis yang muncul pada saat ini.
 Pengkajian masa nifas dilakukan 24 jam postpartum pada tanggal 27 Juli 2021 pukul 09.00 WIB. Pada pengkajian
pertama ini ditemukan masalah ibu yaitu Ny. D masalah ASI belum keluar, bidan melakukan kolaborasi dengan petugas
gizi, kemudian petugas gizi menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti buah jeruk, telur, daging tanpa
lemak, kacang-kacangan, sayuran hijau serta minum air putih yang cukup minimal 10 gelas agar nutrisi dan kebutuhan
cairan ibu tercukupi sehingga akan ada produksi ASI yang baik.
 Kemudian ibu diajarkan Teknik Hypnobreastfedding. Yang mana Hypnobreastfedding adalah upaya
alami menanamkan pikiran bawah sadar kita untuk menghasilkan ASI yang cukup untku kepentingan
bayi. Caranya adalah yakin bahwa anda bisa menyusui bayi tanpa tambahan formula. Hal ini bisa
diperoleh dengan memikirkan hal - hal positif yang dapat menimbulkan rasa kasih dan cinta kepada
sibayi .
 Ny. D sudah pernah melahirkan sehingga sudah ada pengalaman memberikan ASI. Berdasarkan hasil
penelitian dari Syukrianti Syahda dan Yeyen Finarti (2019) dapat dilihat bahwa 20% orang ibu
perpengetahuan kurang tentang menyusui terdapat 13 orang (65,0%) dengan kategori ASI lancar,
sedangkan dari 64 ibu yang berpengalaman baik terdapat 8 orang (12,5%) dengan kategori ASI tidak
lancar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian Data Dasar
Berdasarkan hasil anamnesa Ny.D merupakan gravida II.
2. Interprestasi Data Dasar
Pada kasus Ny. D ditemukan ASI belum keluar di awal Post partum namun tidak menunjukkan tanda gejala patofisiologis
postpartum.
3. Diagnosa Dan Masalah Potensial
Masalah potensial yang mungkin terjadi pada Ny. D jika tidak dilakukan penanganan dengan tepat maka ASI tidak akan
keluar. Dengan menyusui, dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare dapat turun
50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker
payudara juga dapat menurun 6-10%. Hal ini tidak memiliki perbedaan dalam teori.
4. Tindakan Asuhan Kebidanan
Pada kasus Ny. D diberikan asuhan kebidanan dengan memberikan konseling dan pemberian terapi obat-obatan.
5.
5. Perencanaan Asuhan Kebidanan
Perencanaan asuhan pada kasus Ny. D bertujuan untuk memperlancar ASI dengan makan-makanan
yang bergizi seperti buah jeruk, telur, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, sayuran hijau serta
minum air putih yang cukup kira-kira 10 gelas agar nutrisi dan kebutuhan cairan ibu tercukupi
sehingga akan ada produksi ASI yang baik. Asuhan yang diberikan tidak memiliki perbedaan dengan
teori yang ada.
6. Pelaksanaan Langsung Asuhan Efisien Dan Aman
Sesudah membuat rencana asuhan kebidanan pada kasus Ny. D maka segera dilakukan konseling
sampai ibu mengerti.
7. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. D yang mengalami ASI tidak keluar pada post
partum 8 jam, dimulai dari pengkajian data dasar pasien sampai implementasi rencana asuhan
kebidanan dan evaluasi, sudah dilakukannya sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada.
B. Saran
1. Puskesmas Sungai Kakap
Meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan ASI
belum keluar post partum 24 jam dan tidak menyepelekan keadaan ibu nifas dengan ASI tidak keluar.
2. Poltekkes Kemenkes Kemenkes Pontianak
Menambah referensi buku tentang ASI belum keluar supaya dapat menambah atau meningkatkan
kwalitas pengetahuan mahasiswa mengenai pentingnya ASI dan mempermudah dalam mempelajari
pentingnya ASI di kampus.
3. Ibu Nifas dengan ASI Tidak Keluar
Diharapkan Ibu lebih meningkatkan pengetahuan mengenai postpartum dan problematika yang terjadi
selama postpartum, serta sadar akan pentingnya ASI untuk bayi dengan memperhatikan pola nutrisi
dengan mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi seperti buah jeruk, telur, daging tanpa lemak,
kacang-kacangan, sayuran hijau serta minum air putih yang cukup kira-kira 10 gelas agar nutrisi dan
kebutuhan cairan ibu tercukupi sehingga akan ada produksi ASI yang baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai