Disusun Oleh :
NOER ASYIA ANNISYA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan selama di
Polindes Bunten Timur Sampang.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan
Kebidanan selanjutnya.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas atau postpartum adalah masa dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan seperti semula. Masa
nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu (Sulistyawati.2015)
Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas yaitu terjadi
pengerutan pada uterus yang merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke
kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Uterus mengalami perubahan
paling besar pada akhir persalinan kala tiga, ukuran uterus kira-kira sebesar pada saat
kehamilan 20 minggu dan beratnya 1000 gr, dan ukuran ini cepat mengecil sehingga
pada akhir minggu pertama masa nifas beratnya kira-kira 500 gr. Involusio ini dapat
dibuktikan oleh fakta bahwa pada pemeriksaan abdomen (Williams,2012).
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraiakan diatas, maka asuhan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan
pendokumentasian dengan langkah SOAP
2. Tujuan khusus
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
5) Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke
kondisi normal.
6) Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi.
7) Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak
berlangsung normal.
5
Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah melahirkan
antara lain Risa & Rika (2014):
1) Uterus Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum
hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk
meraba dimana Tinggi Fundus Uterinya (TFU).
Tabel 1 Perubahan Uterus
2) Lokhea Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau
amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea
yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai
perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi.
Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya:
a) Lokhea rubra Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post
partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan
sisasisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
b) Lokhea sanguinolenta Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir,
serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
c) Lokhea serosa Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai
hari ke14. 11
d) Lokhea alba Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung
selama 2-6 minggu post partum. Lokhea yang menetap pada awal periode post
partum menunjukkan adanya tanda-tanda perdarahan sekunder yang mungkin
disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa
yang berlanjut dapat menandakan adanya endometritis, terutama bila disertai
dengan nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan
nanah berbau busuk yang disebut dengan “lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea
yang tidak lancar disebut “lokhea statis”.
3) Perubahan Vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu,
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
6
secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih
menonjol.
4) Perubahan Perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partum hari
ke-5, perinium sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap
lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil.
5) Perubahan Sistem Pencernaan Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah
persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan
mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan
yang berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan makan, hemoroid dan
kurangnya aktivitas tubuh
6) Perubahan Sistem Perkemihan Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu
akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini
adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah
mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan berlangsung. Kadar hormon estrogen yang besifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”.
7) Perubahan Sistem Muskuloskeletal Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah
partus, pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan
terjepit, sehingga akan menghentikan perdarahan. Ligamen-ligamen, diafragma
pelvis, serta fasia yang meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur
menjadi ciut dan pulih kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8
minggu setelah persalinan.
8) Perubahan Sistem Kardiovaskuler Setelah persalinan, shunt akan hilang tibatiba.
Volume darah bertambah, sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada
penderita vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi
dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti
sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima
postpartum.
9) Perubahan Tanda-tanda Vital Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji
antara lain:
a) Suhu badan Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit
(37,50 – 38◦ C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan
kelelahan. Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa. 13
7
Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan Air Susu
Ibu (ASI). Bila suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.
b) Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi
sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100x/
menit, harus waspada kemungkinan dehidrasi, infeksi atau perdarahan post partum.
c) Tekanan darah Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan
darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan
darah tinggi pada saat post partum menandakan terjadinya preeklampsi post
partum.
d) Pernafasan Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada
masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
8
2) Fungsi usus dan kandung kemih lebih baik.
3) Memungkinkan kita mengajarkan ibu untuk merawat bayinya.
4) Tidak ada pengaruh buruk terhadap proses pasca persalinan, tidak memengaruhi
penyembuhan luka, tidak menyebabkan perdarahan, tidak memperbesar
kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.
c. Eliminasi
Setelah 6 jam post partum diharapkan. ibu dapat berkemih, jika kandung kemih penuh
atau lebih dari 8 jam belum berkemih disarankan melakukan kateterisasi.
Hal-hal yang menyebabkan kesulitan berkemih (predlo urine) pada post partum:
Berkurangnya tekanan intra abdominal.
1) Otot-otot perut masih lemah.
2) Edema dan uretra
3) Dinding kandung kemih kurang sensitif
4) Ibu post partum diharapkan bisa defekasi atau buang air besar setelah hari kedua
post partum jika hari ketiga belum delekasi bisa diberi obat pencahar oral atau
rektal.
d. Kebersihan diri
Pada masa postpartum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu
kebersihan tubuh pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap
terjaga.
Langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh terutama perineum
2) Mengajarkan ibu cara memberikan alat kelamin dengan sabun dan air dari depan ke
belakang
3) Sarankan ibu ganti pembalut setidaknya dua kali sehari
4) Membersihkan tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
alat kelamin
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi luka jahit pada alat kelamin,
menyarankan untuk tidak menyentuh daerah tersebut (Elisabeth Siwi Walyani,
2017).
9
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba (melebihi haid biasa
atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut saniter dalam waktu
setengah jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung Sakit Kepala yang terus menerus.
nyeri epigastrium, atau, masalah penglihatan.
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan Deman muntah, rasa sakit sewaktu buang air
seni, atau merasa tidak enak badan Payudara yang memerah panas dan/atau sakit.
e. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan Rasa sakit. warna
merah, kelembutan dan/atau pembengkakan pada kaki.
f. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri atau bayi.
g. Merasa sangat letih atau bernafas terengah – engah (Wilujeng & Hartati, 2018).
15
b) Riwayat penyakit keluarga Untuk mengetahui adanya riwayat atau penyakit
akut bahkan kronis seperti penyakit Diametes Mellitus, jantung, asma,
hipertensi yang bisa saja berpengaruh pada proses persalinan.
7) Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah pasien pernah menjadi akseptor KB atau tidak, jika iya
dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan
kontrasepsi tersebut, serta rencana KB setelah bersalin (Marmi, 2014:180).
b. Data Obyektif
Data yang diperoleh dari apa saja yang dilihat dan dirasakan sewaktu
melakukan pemeriksaan dan hasil laboratorium (Kuswanti dan Melina,
2014:77).
Pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi serta
tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin serta mendeteksi dini adanya komplikasi.
1) Status generalis
a) Keadaan umum: untuk mengetahui keadaan umum ibu baik normal atau
tidak
b) Kesadaran: untuk mengetahui tingkat kesadaran yaitu apakah
compomentis, apatis, samnolen atau koma.
c) Tanda-tanda vital, yakni:
(1)Tekanan darah: normalnya 120/80 mmHg
(2)Nadi: normalnya 80-100 x/m
(3)Suhu badan: normalnya 36,5-37,5ºC
17
(4)Pernapasan: normalnya 16-24 x/m
2) Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan secara melihat dengan indra
penglihat. Adapun pemeriksaa fisik yang dilakukan secara inspeksi yakni
sebagai berikut:
a) Wajah: pucat atau tidak
b) Mata: conjungtiva pucat atau tidak, skelra ikterus atau tidak dan mata
cekung atau tidak
c) Hidung: apakah ada pernapasang cuping hidung atau tidak.
d) Mulut: kering atau lembab, pucat atau tidak
e) Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.
f) Payudara: apakah pembesaran payudara normal atau tidak, apakah ada
hyperpigemntasi pada daerah areola, apakah ada penonjolan putting susu
atau tidak. Pada kasus masa nifas, setelah ibu bersalinan kondisi putting
susu sangat menunjang ketika bayi menghisap putting susu ibu untuk
mendapatkan ASI.
g) Abdomen: apakah atau bekas luka operasi atau tidak, pembesaran perut
ibu sesuai dengan masa involusi uteri atau tidak.
h) Genetalia: ada pengeluaran lochia, adakah varices, oedem, ada jahitan
atau tidak.
i) Anus: ada hemoroid atau tidak.
j) Ekstremitas: ada varices atau tidak, pada ibu nifas dengan luka episiotomi
pergerakkan ekstremitas bawah agak lamban akibat nyeri yang dirasakan
ibu di jahitan episiotomi bila terlalu bergerak.
3) Palpasi Palpasi ialah pemeriksaan fisik yang dilakukan denga cara meraba.
Pemeriksaan fisik terfokus dengan cara palpasi sebagai berikut:
a) Wajah : ada oedem atau tidak.
b) Mata : apakah konjungtiva merah muda atau pucat.
c) Leher : apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak, adakah
pembesaran vena jugularis atau tidak.
d) Payudara : untuk mengetahui apakah ada pengeluaran colostrums atau
tidak dan apakah ada nyeri tekan atau tidak.
18
e) Abdomen : untuk menentukan Tinggi Fundus Uteri (TFU) untuk ibu
nifas TFU di hari ketiga ialah 2 jari bawah pusat, apakah kontrkasi uterus
baik (teraba bundar dan keras) atau tidak.
f) Gentelia: untuk mengkaji nyeri, pembengkakan, warna, jumlah, bau
konsistensi lochia, ada jahitan atau tidak.
g) Ekstremitas: ada oedem atau tidak.
3) Pemeriksaan Penunjang
a) Hemoglobin: Pada awal masa nifas jumlah hemoglobin sangat bervariasi
akibat fluktuasi volume darah, volume plasma dan kadar volume sel darah
merah (Varney, dkk, 2007).
b) Protein Urine dan glukosa urine: Urine negative untuk protein dan glukosa
(Varney, dkk, 2006).
5. Evaluasi
Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan
asuhan sesuai dengan kondisi ibu kemudian dicatat, dikomunikasikan dengan ibu
dan atau keluarga serta ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi ibu.
a. Telah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, lokhea dan
cairan pervaginam lainnya serta payudara.
b. Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali mengenai kebutuhan nutrisi,
eliminasi, kebersihan diri, istirahat, mobilisasi dini dan aktivitas, seksual,
senam nifas, ASI eksklusif, cara menyusui yang benar, perawatan payudara
dan keluarga berencana.
c. Ibu telah memilih metode kontrasepsi dan telah mendapatkannya.
6. Dokumentasi
Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat,
singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang tersedia dan ditulis dalam
bentuk SOAP.
a. S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien.
b. O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil pemeriksaan terhadap klien.
c. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan.
20
d. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan, seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL PADA Ny. “K” P4004 HARI KE-3
DI POLINDES BUNTEN TIMUR PUSKESMAS BUNTEN BARAT SAMPANG
I. SUBYEKTIF :
Persalinan Nifas
Hamil
Jenis BB/PB Komplik Kompl
ke Lahir UK Penolong JK Laktasi
Persalinan Lahir asi ikasi
9/5/2009
1 Aterm Normal Bidan P 3100/49 - Ada -
8/3/2012
2 Aterm Normal Bidan P 3300/50 - Ada -
3 24/3/2014 Aterm Normal Bidan P 3300/50 - Ada -
22
Gerakan janin : ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin
sejak usia kehamilan 4 bulan.
d) Riwayat persalinan sekarang
d. Penolong : Bidan
Kala I : 8 jam
Kala II : 15 menit
Kala IV : 1 – 2 jam
Total jumlah Perdarahan : ± 100cc
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak sedang dan
tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, hepatitis dan
PMS), penyakit menurun (DM, Hipertensi dan asma), penyakit
menahun (Jantung).
II. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 36,5⁰C
Pernafasan : 20 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
d. Berat badan : 62 kg
e. Tinggi badan : 150 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam, bersih, tidak ada ketombe.
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah
muda.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada
polip.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen atau cairan
yang keluar.
Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak
ada karies gigi, tidak ada gigi berlubang,
25
tidak ada pembengkakan gusi, lidah
bersih.
b. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
c. Dada (payudara) : putting susu menonjol, areola hitam, pengeluaran
ASI sedikit.
d. Abdomen
1) Inspeksi
Pembesaran : Sesuai masa nifas
Bekas luka operasi : Tidak ada
2) Palpasi
TFU : 3 jari dibawah pusat
Kontraksi : Kuat
Konsistensi : Keras
Kandung Kemih : Kosong
e. Genetalia : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada
varises, terdapat lecet di perineum tanpa jahitan
, tidak ada pembengkakan, lochea rubra, berwarna
merah berbau khas.
f. Anus : Tidak terdapat hemoroid.
g. Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema, kuku bersih berwarna merah
muda tidak pucat, tidak ada kelainan.
Bawah : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak
ada kelainan.
3. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium HB : 11,2 gr %
2. Pemeriksaan penunjang lainnya Tidak dilakukan
III. ASSESSMENT
1. Interpretasi Data
a. Diagnosa kebidanan
Ibu P4Ab0Ah0 usia 34 tahun nifas hari ke-3 fisiologis
b. Masalah
Pengeluaran ASI sedikit
26
2. Diagnosa potensial
-
3. Identifikasi kebutuhan segera
Mengajarkan ibu bagaimana melakukan perawatan payudara dan cara
menyusui yang benar
IV. PLAN
1) Perencanaan
1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2. Beritahu ibu dan keluarga masalah yang ditemukan dari hasil pemeriksaan
3. Ajarkan ibu cara perawatan payudara
4. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar
5. Anjurkan ibu istirahat yang cukup
6. Anjurkan ibu menjaga kebersihan genetalia
7. Berikan KIE tanda bahaya masa nifas
8. Anjurkan ibu untuk kembali 1-2 minggu lagi atau saat ada keluhan
9. Pencatatan pelaporan
2) Pelaksanaan
Tanggal : 1 November 2022
Jam : 16.20
a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik yaitu hasil
pemeriksaan tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 80 x/m, pernafasan 20 x/m,
suhu 36,5o C, fundus teraba pertengahan 2 jari dibawah pusat, pengeluaran
lokhea berupa lokhea rubra
Hasil: Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan senang bahwa dirinya dalam
keadaan baik
b. Memberitahu ibu tentang pengeluaran ASI yang sedikit, namun tidak perlu
khawatir karena hal ini biasa terjadi pada tahap awal proses menyusui dan
dapat diatasi dengan melakukan perawatan payudara.
Hasil: Ibu mengerti keadaannya dan merasa lebih tenang
c. Mengajarkan ibu cara melakukan perawatan payudara, dengan cara :
Kompres putting susu dengan menggunakan kapas minyak selama
3-5 menit agar epitel yang lepas tidak menumpuk lalu bersihkan
27
kerak-kerak pada putting susu
Bersihkan dan tariklah putting susu keluar terutama untuk putting
susu yang datar
Ketuk-ketuk sekeliling putting susu dengan ujung-ujung jari
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan dapat mempraktekkan dengan
baik
e. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup seperti tidur siang disela-sla saat bayi
tertidur dan tidur malam serta mengurangi pekerjaan berat supaya ibu tidak
kelelahan dan mempercepat proses pemulihan.
28
Hasil: Ibu mengerti dan akan istirahat yang cukup
g. Memberikan ibu konseling tentang tanda bahaya pada masa nifas yaitu
kontraksi uterus buruk, perdarahan abnormal dari jalan lahir, pengeluaran
lokhea berbau menusuk, kemerahan pada payudara/infeksi, suhu tubuh tinggi.
Apabila ibu mengalami tanda bahaya masa nifas segera melakukan
pemeriksaan pada tenaga kesehatan terdekat
Hasil : Ibu paham mengenai tanda bahaya masa nifas dan akan
memeriksakan ke tenaga kesehatan apabila mengalami salah satu tanda
bahaya yang telah disebutkan
h. Menganjurkan ibu kembali 1-2 minggu kemudian atau apabila ada keluhan
Hasil : Ibu bersedia kembali
i. Pendokumentasian tindakan yang telah dilakukan
Hasil : Pendokumentasian telah dilakukan
3) Evaluasi
Tanggal: 1-11-2022 jam: 16.15 WIB
S : Ibu mengatakan sudah mengerti apa yang telah di jelaskan
O : Ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan tentang perawatan
payudara, cara menyusui yg benar dan tanda bahaya nifas.
TD: 120/70 mmHg, nadi: 80 x/ menit, suhu: 36,5 ˚C, respirasi: 20 x/ menit
KU: baik
TFU : 2 jari dibawah pusat
Lochea : rubra
Kontaksi uterus : baik
Konsistensi uterus : keras
Kandung kemih : kosong
Pengeluaran ASI masih sedikit
29
A : P40004 Post Partum Hari ke 3 Fisiologis
P : Berikan HE tentang:
• Istirahat
• personal hygiene
• Tanda bahaya nifas
• Follow up, 1 – 2 minggu lagi / bila ada keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal Pada Ny. K umur 34 tahun
P4A0 di polindes Bunten Timur ditemukan hasil sebagai berikut:
Pengkajian Pada pengkajian dilakukan untuk pengumpulan data dasar tentang
keadaan pasien. Pada studi kasus ini penulis melakukan pengkajian terhadap ibu nifas
normal pada Ny. K umur 34 tahun didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Data Subjektif
Data yang diperoleh dengan cara anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian
dalam rangka mendapatkan data pasien ibu nifas dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, baik secara langsung pada pasien ibu bersalin maupun
kepada keluarga pasien (Walyani dan Purwoastuti, 2015:185).
a) Biodata
b) Keluhan yang dirasakan ibu saat ini
c) Riwayat kehamilan ini tentang kunjungan, masalah, imunisasi, dan gerakan
janin.
30
d) Riwayat persalinan ini tentang persalinan ini meliputi adakah jenis
persalinan, lama persalinan, komplikasi, penolong, dan perdarahan
e) Riwayat kontrasepsi
f) Riwayat penyakit yang pernah ibu dan keluarga derita.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari apa saja yang dilihat dan dirasakan sewaktu
melakukan pemeriksaan dan hasil laboratorium (Kuswanti dan Melina,
2014:77).
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan
d) Pemeriksaan fisik
e) Leher
f) Payudara : pembesaran, putting susu (menonjol/mendatar, adakah nyeri dan
lecet pada putting), ASI sudah keluar, adakah pembengkakan, radang atau
benjolan abnormal.
g) Abdomen : tinggi fundus uteri, kontraksi uteri
h) Kandung kemih penuh/kosong
i) Genetalia
j) Ekstremitas
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hb : 11,2 gr%
Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang penulis peroleh pada Ny. K 34 tahun
P4A0 didapatkan data ibu dan keluarga tidak sedang atau tidak pernah menderita
penyakit menurun,menular atau menahun. Keadaan umum baik, conjungtiva merah,
TD = 120/70 mmHg, N = 80 x/menit, R = 20 x/menit, S = 36,5oC. Puting payudara
menonjol, pengeluaran ASI sedikit, TFU 2 jari bawah pusat, lochea rubra.
Pemeriksaan penunjang Hb dalam batas normal. Berdasarkan data yang diperoleh
penulis dapat menegakkan diagnosa kebidanan Ny. K P4A0 34 tahun post partum hari
ke 3.
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu mengajarkan bagaimana cara melakukan
perawatan payudara dan cara menyusui yang benar, serta memberikan KIE tentang
31
istirahat, personal hygiene dan tanda bahaya masa nifas. Pembahasan berdasarkan
tinjauan teori dan kasus tidak di temukan kesenjangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. K usia 34 tahun
P4Ab0 post partum hari ke -3, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
asuhan masa nifas normal Ny K telah sesuai dengan teori.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas sesuai standar profesi kebidanan
dan dapat mengatasi kesenjangan yang terkadang timbul antara teori yang
32
didapat diperkuliahan dengan praktik yang nyata di lahan, serta dapat
mengaplikasikan teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan
terbaru.
2. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam menangani
dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas secara menyeluruh, serta
mendeteksi kelainan secara dini dan mencegah terjadinya komplikasi pada ibu
nifas.
3. Bagi Klien
Agar ibudapat memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan seputar
masa nifas, serta diharapkan dapat melaksanakan anjuran atau konseling yang
telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, A. 2014. Buku Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Penerbit
Andi Sulistyawati, A. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:
ANDI OFFSET
Walyani siwi elisabeth, purwoastuti endang.tn asuhan kebidanan masa nifas dan
menyusui
Maryunani, A. 2015. Asuhan Ibu Nifas dan Asuhan Ibu Menyusui. Jakarta: In Media
Cunningham, et al. 2012 Obtetri Williams. Volume 1. Jakarta : EGC.
Yuliana, W., & Hakim, B. (2020). Emodemo dalam Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.
Ambarwati, E, & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Cendikia
33
Press.
Sutanto,AndinaVita.2019.Nifas Dan Menyusui.Yogyakarta:Pustaka Baru Press.192
halaman
Wulandari,NurFuri.2020.HappyExclusiveBreastfeeding.Yogyakarta: Laksana.199 halaman
Risa Pitriani, & Rika Andriyani. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
Normal. CV BUDI UTAMA. www.deepublish.co.id
Wilujeng, R. D., & Hartati, A. (2018). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas. Akademi
Kebidanan Griya Husada Surabaya, 82.
Wahyuningsih, sri. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum Di Lengkapi
Dengan Panduan Persiapan Praktikum Mahasiswa Keperawatan. Yogyakarta :
Deepublish Publisher.
Varney, Hellen. 1997. Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan. Jakarta
34