Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM (NIFAS)


DI RUANG NIFAS RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun Oleh :
Anisa Mar’atus Meira Sholikah
P27220019126

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM (NIFAS)

A. DEFINISI
Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar sampai dengan pulihnya organ reproduksi seperti semula (sebelum
hamil). Secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
(Lowdermilk, Perry dan Chasion, 2013).

Post partum atau masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Tahapan masa nifas ada 3
tahapan yaitu : puerpurium dini, puerperium intermedial dan remote
puerpurium. Adapun kebijakan program nasional masa nifas yaitu paling
sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas. (Walyani et al,
2015).

Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita


meninggal dari suatu penyebab adalah kurangnya perhatian pada wanita post
partum (Maritalia, 2012).

B. TAHAPAN MASA NIFAS


Menurut Anggraini (2010), tahap masa nifas di bagi menjadi 3 :

a. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu
kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dianggap telah bersih dan boleh melakukan hubungan suami istri apabila
setelah 40 hari. 9

b. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium


intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
6 minggu
c. Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan
waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna
bias berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan (Yetti Anggraini,2010).

Menurut (Maritalia,2012) masa nifas dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :


a. Puerperium dini, masa pemulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri
dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial, masa pemulihan dari organ-organ reproduksi
selama kurang 6 minggu.
c. Remote puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali
dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu
persalinan mengalami komplikasi.
C. PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU POST PARTUM
Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam tiga
periode yaitu sebagai berikut :
1. Periode Taking In
a. Berlangsung 24 - 48 jam setelah melahirkan
b. Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga
komunikasi yang baik
c. Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala
sesuatu kebutuhan dapat dipenuhi orang lain
d. Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya
e. Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan
secara berulang-ulang
f. Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan
tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala
g. Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan
kurangnya nafsu makan menandakan ketidaknormalan proses
pemulihan
2. Periode Taking Hold
a. Berlangsung tiga sampai 10 hari setelah melahirkan
b. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam
merawat bayi
c. Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh
karena itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang
terdekat
d. Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat
menumbuhkan rasa percaya dirinya
e. Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi
tubuhnya, misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar
untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang
perawatan bagi diri dan bayinya
3. Periode Letting Go
a. Berlangsung 10 hari setelah melahirkan
b. Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah
c. Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan
diri dengan ketergantungan bayinya
d. Keinginan untuk merawat bayi meningkat
e. Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan
bayinya, keadaan ini disebut baby blues

D. PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS


Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat – alat/ organ
reproduksi yaitu :
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan
pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Segera setelah
pengeluaran plasenta, fundus uteri yang berkontraksi tersebut terletak
sedikit di bawah umbilikus. Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-
kira setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri
kurang lebih 2 jari dibawah pusat. Uterus menyerupai suatu buah
advokat gepeng berukuran panjang kurang lebih 15 cm, lebar lebih
kurang 12 cm dan tebal lebih kurang 10 cm. Dinding uterus sendiri
kurang lebih 5 cm sedangkan pada bekas implantasi plasenta lebih tipis
dari pada bagian lain. Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang lebih
setinggi 7 cm di atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12
hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas simfisis. Bagian bekas
implantasi plasenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol ke
dalam kavum uteri, segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut,
dengan diameter kurang lebih 7,5 cm, sering disangka sebagai suatu
bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya
menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah mencapai 2,4 cm.
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus menurut masa Involusi

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus


Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri Lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tak teraba diatas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber : Suherni, dkk. (2009)
2) Lochea
Menurut Mansur (2014), lochea adalah cairan sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina berupa cairan yang mengandung darah dan
sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea berbau
amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita.
Pengeluaran lochea berlangsung pada hari pertama setelah persalinan
hingga 6 minggu setelah persalinan dan mengalami perubahan warna
serta jumlahnya karena proses involusi Berdasarkan waktu dan
warnanya pengeluaran lochea dibagi menjadi 6 jenis:
a) Lochea rubra, lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari
ketiga masa postpartum, warnanya merah karena berisi darah segar
dari jaringan sisa-sisa plasenta.
b) Lochea sanginolenta, berwarna merah kecoklatan berisi darah dan
lendir yang keluar dan muncul dihari keempat sampai hari ketujuh.
c) Lochea serosa, lochea ini muncul berbentuk serum dan berwarna
merah jambu kemudian menjadi kuning pada hari ketujuh sampai
hari keempat belas dan berwarna kuning kecoklatan
d) Lochea alba, berbentuk seperti cairan putih berbentuk krem serta
terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua dan berlangsung 2 sampai 6
minggu postpartum.
e) Lochea Purulenta, ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan
seperti nanah berbau busuk.
f) Locheohosis, lochea yang tidak lancar keluarnya.
3) Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon
laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi
mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana
kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula
dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi
menetek pada ibunya karena menetek merupakan suatu rangsangan
terhadap peningkatan produksi ASI. Makin sering menetek, maka ASI
akan makin banyak diproduksi. Perubahan yang terjadi pada payudara
meliputi:
a) Proliferasi jaringan kelenjar mamma dan lemak
b) Pengeluaran kolustrum yang berwarna kuning, mengandung
banyak protein albumin dan globulin yang baik untuk
meningkatkan sistem imunitasi bayi
c) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam mamma
b. Sistem Pencernaan
1) Nafsu Makan
Ibu biasanya lapar segera melahirkan, sehingga ia boleh mengkonsumsi
makan ringan. Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan
keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk
memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa dikonsumsi diserta
konsumsi camilan yang sering ditemukan.
2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan
ansthesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke
keadaan normal.
3) Defekasi
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga
hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus
otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa
pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan,
kurang makan, atau dehidrasi. Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat
defeksi karena nyeri yang dirasakannya diperineum akibat episiotomi,
laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur perlu dicapai
kembali setelah tonus usus kembali normal.
c. Sistem Perkemihan
Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan
sebagai respon terhadap penurunan estrogen. Kemungkinan terdapat
spasme sfingter dan oedema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami
tekanan kepala janin selama persalinan. Protein dapat muncul di dalam
urine akibat perubahan otolitik di dalam uterus (Rukiyah, 2010).

E. PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya
disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan lain yakni
hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh
lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh-pembuluh darah
yang ada antara nyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks ialah segera setelah post partum entuk serviks agak
menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk
seperti cincin.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2 – 5 mm itu mempunyai
permukaan yang kasar akibat pelepasan desisua dan selaput janin regenerasi
endometrium terjadi sisa-sisa sel desisua basalis yang memakai waktu 2 – 3
minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fascia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan partus setelah janin lahir berangsur-angsur kembali
seperti sedia kala.

F. PATHWAY

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
a. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
b. Keadaan umum: TTV, selera makan dan lain-lain
c. Payudara: air susu, putting
d. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
e. Sekres yang keluar atau lochea
f. Keadaan alat kandungan
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3. Hari ke- 1-2: memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2: mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3: diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status
perkawinan. Terdapat juga identitas penanggung, misal suami.
b. Status Kesehatan Saat Ini
Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini.
c. Riwayat Obstetri
1) Riwayat menstruasi
2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
d. Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini
1) Tipe persalinan
2) Lama persalinan (kala I, kala II, kala III, kala IV)
3) Penggunaan analgesik dan anastesi
4) Apakah terdapat masalah dalam persalinan.
5) Kesanggupan dan pengetahuan dalam perawatan bayi, seperti breast
care, perineal care, nutrisi, senam nifas, KB, menyusui
e. Keadaan Bayi
Meliputi BB, PB, apakah ada kelainan atau tidak.
f. Riwayat Keluarga Berencana
Apakah klien melaksanakan KB
1) Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan.
2) Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi.
3) Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi.
g. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit yang pernah dialami klien.
2) Pengobatan yang pernah didapat.
3) Apakah ada riwayat penyakit keluarga seperti penyakit diabetes
mellitus, penyakit jantung, penyakit hipertensi.
2. Kebutuhan Dasar Khusus
1) Pola nutrisi : Nafsu makan meningkat, Kehilangan rata-rata berat
badan 5,5 kg.
2) Pola eliminasi/sistem urogenital.
1. Konstipasi, tidak mampu berkemih, retensi urine.
2. Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi
karena trauma.
3. Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
4. Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.
3) Pola personal hygiene.
Bagaimana frekuensi personal hygiene klien, seperti mandi, oral
hygiene, maupun cusi rambut.
4) Pola istirahat dan tidur.
Meliputi kurang tidur, mengantuk.
5) Pola aktivitas dan latihan.
Yaitu terganggu karena nyeri atau tidak.
6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan, yaitu apakah klien
merokok, minum-minuman keras, atau ketergantungan obat.
7) Seksualitas/reproduksi, yaitu ketakutan melakukan hubungan seksual
karena nyeri.
8) Peran, yaitu perubahan peran sebagai ibu.
9) Persepsi diri/konsep diri, yaitu penilaian citra tubuh terganggu.
10) Kognitif perceptual, yaitu kurang pengetahuan tentang perawatan bayi,
ibu post partum.
3. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) GCS
b) Tingkat Kesadaran
c) Tanda-Tanda Vital
Jam I : tiap 15 menit
Jam II : tiap 30 menit
24 jam I : tiap 4 jam
Setelah 24 jam: tiap 8 jam
2) Head to toe
1. Kepala : memeriksa apakah terjadi edema pada wajah.
2. Wajah : memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera
ikterus
3. Leher : Hiperpigmentasi perlahan berkurang. Memeriksa dan
meraba leher untuk mengetahui apakah kelejar tiroid membesar,
pembuluh limfe, pelebaran vena jugularis.
4. Thorak
- Payudara : Terdapat perubahan payudara, payudara membesar.
Putting mudah erektil. Pruduksi colostrums 48 jam. Memeriksa
pada payudara jika terdapat massa, atau pembesaran pembuluh
limfe.
- Jantung : Tanda-tanda vital yaitu tekanan darah sama saat
bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi pada awal post
partum terjadi bradikardi. Volume darah menurun karena
kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu,Pada
persalinan normal : 200 – 500 cc. Jantung kembali ke posisi
normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.
- Paru: Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit,
keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu post partum.
5. Abdomen
- Memeriksa bising usus pada empat kuadran.
- Memeriksa fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi,
tinggi fundus uteri.
- Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat
hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post
partum.
- Terdapat linea gravidarum, strie alba, albican.
6. Genetalia
- Uterus: memeriksa apakah kondisi uterus sudah kembali dalam
kondisi normal.
- Lochea : memeriksa lochea : tipe, jumlah, bau.
- Komposisi : Jaringan endometrial, darah, limfe.
- Tahap : Rubra (merah) : 1-3 hari.
Serosa (pink kecoklatan)
Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
- Lochea terus keluar sampai 3 minggu.
- Bau normal seperti menstruasi
- Jumlah meningkat saat berdiri.
- Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
- Serviks : Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi
untuk beberapa hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu,
struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.
- Vagina: Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali
mendekati ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8
minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus normal dengan
ovulasi.
7. Perinium dan Anus
- Pemeriksaan perineum : REEDA (red, edema, ecchymosis,
discharge, loss of approximation)
- Pemeriksaan adanya hemoroid.
8. Ekstremitas
- Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari,
hangat, adanya nyeri dan kemerahan.
- Apakah ada varises.
- Memeriksa refleks patella untuk mengetahui apakah terjadi
hypo atau hyper.
- Memeriksa homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).
4. Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan proses
persalinan
3. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang
pengetahuan cara perawatan payudara bagi ibu menyusui
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis,
proses persalinan dan proses melelahkan
5. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Setalah dilakukan tindakan 1. Identivikasi nyeri
berhubungan Keperawatan 2 x 24 jam, P : faktor penambah dan
dengan involusi masalah dapat teratasi pengurang nyeri
uterus, nyeri dengan kriteria hasi : Q : kualitas atau jenis nyeri
setelah 1. Nyeri berkurang R : regio atau daerah yang
melahirkan dengan skala nyeri 3-4 mengalami nyeri
2. Klien terlihat rileks, S : skala nyeri
ekspresi wajah tidak T : waktu dan frekuensi
tegang, klien bisa tidur 2. Kaji faktor-faktor yang
nyaman mempengaruhi reaksi klien
3. Tanda-tanda vital dalam terhadap nyeri
batas normal : 3. Berikan posisi yang nyaman,
- suhu 36-37°C tidak bising, ruangan terang
- N 60-100 x/menit dan tenang
- RR 16-24 x/menit 4. Biarkan klien melakukan
- TD 120/80 mmHg aktivitas yang disukai dan
alihkan perhatian klien pada
hal lain
5. Kolaborasi pemberian
analgetik
Resiko tinggi Setalah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda – tanda vital
infeksi keperawatan 2 x 24 jam, 2. Kaji daerah perineum dan
berhubungan masalah dapat teratasi vulva
dengan dengan kriteria hasi : 3. Kaji pengetahuan pasien
kurangnya 1. Klien bisa mengenai cara perawatan ibu
pengetahuan membersihkan vagina post partum
cara perawatan dan perineumnya secara 4. Ajarkan perawatan vulva
Vulva mandiri dengan benar bagi pasien
2. Perawatan pervagina 5. Anjurkan pasien mencuci
berkurang tangan sebelum memegang
3. Vulva bersih dan daerah vulvanya
tidak inveksi 6. Lakukan perawatan vulva
4. TTV dalam batas
Normal
Resiko Setalah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahuan paien
menyusui tidak keperawatan, masalah mengenai laktasi dan
efektif b.d dapat teratasi dengan perawatan payudara
kurang kriteria hasi : 2. Ajarkan cara merawat
pengetahuan 1. Klien mengetahui cara payudara dan lakukan
cara perawatan perawatan payudara bagi cara brest care
payudara bagi ibu menyusui 3. Jelaskan mengenai manfaat
ibu menyusui 2. Asi keluar menyusui dan mengenai gizi
3. Payudara bersih waktu menyusui
4. Payudara tidak bengkak 4. Jelaskan cara menyusui yang
dan tidak nyeri benar
5. Bayi mau menetek
Gangguan Setalah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tingkat kelelahan
polatidur b.d keperawatan, masalah dan kebutuhan istirahat.
respon dapat teratasi dengan 2. Identifikasi faktor yang
hormonal kriteria hasi : mempengaruhi pola tidur
psikologis 1. Keluhan sulit tidur 3. Berikan informasi tentang
menurun kebutuhan untuk tidur /
2. Keluhan sering terjaga istirahat setelah kembali ke
menurun rumah
3. Keluhan tidak puas tidur
menurun

6. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam implementasi juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon pasien selama
dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru. Pada
proses keperawatan, implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Perawat melaksanakan
atau mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun
dalam tahap perencanaan kemudian menakhiri tahap implementasi dengan
mencatat tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan
tersebut

7. Ealuasi Keperawatan
S : Subjektif
Data berdasarkan keluhan yang disampaiakan pasin.
O : Objektif
Data berdasarkan hasil pengukuran atau hasil observasi
langsungkepada pasien.
A : Analisa
Masalah keperawatan/diagnose yang masih terjadi atau baru saja
terjadi akibat perubahan status kesehatan pasien yang telah
teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif.
P : Planing
Perencanaan tindakan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,
dimodifikasi, atau menambah rencana tindakan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Aggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jogjakarta : Pustaka


Rihana

Carpenito, Lynda juall. (2009). Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku


Kedokteran,EGC. Jakartaf

Maritalia D, (2012). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Yogyakarta: 5516

Mansjoer. (2010). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit


MediaAesculapius. Jakarta

Mochtar, Rustam. 2015. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta: EGC


Taneo, Mahardika. 2019. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.A.R
DENGAN POS PARTUM NORMAL. Kupang
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-norhimawat-6281-2-
babii.pdf

Walyani, Aiyeyeh., & Lia Yulianti.(2015). Asuhan Kebidanan Patologi.


Jakarta:Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai