Anda di halaman 1dari 6

RESUME KEPERAWATAN MATERNITAS

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS”

DOSEN PENGAMPU :

Monalisa, S.Kep, Ners., M.Kep

DISUSUN OLEH :

NAMA : Debi Kurniawan

NIM : PO71200190054

TINGKAT : IIB D3 Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

JURUSAN KEPERAWATAN

T.A 2020/2021
1. Pengertian

Periode post partum adalah selang waktu antara kelahiran bayi sampai dengan
pulihnya organ reproduksi seperti sebelum hamil. Periode ini sering disebut masa nifas
(puerperium), atau trimester keempat kehamilan, masa nifas biasanya berkisar antara 6
minngu atau lebih bervariasi antara ibu satu dengan ibu yang lainnya (Lowdermilk,
Perry dan Chasion, 2013).

Periode post partum dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap immediate post
partum (setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam setelah proses persalinan), tahap
early post partum (24 jam sampai satu minggu setelah persalinan) dan tahap late post
partum (satu minggu sampai lima minggu setelah persalinan) (Saleha, 2009).

2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


a. Involusi Rahim
Melalui proses katabolisme jaringan, berat rahim dengan cepat menurun dari
sekitar 1000gm pada saat kelahiran menjadi 50 gm pada sekitar 3 minggu masa
nifas. Serviks juga kehilangan elastisnya dan kembali kaku seperti sebelum
kehamilan. Selama beberapa hari pertama setelah melahirkan.
Berdasarkan waktu dan warnanya pengeluaran lochia dibagi menjadi 4 jenis:

1. Lochia rubra
lochia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum,
warnanya merah karena berisi darah segar dari jaringan sisa-sisa plasenta.
2. Lochia sanguilenta
berwarna merah kecoklatan dan muncul di hari keempat sampai hari ketujuh.
3. Lochia serosa
lochia ini muncul pada hari ketujuh sampai hari keempat belas dan berwarna
kuning kecoklatan.
4. Lochia alba
berwarna putih dan berlangsung 2 sampai 6 minggu post partum.

b. Uterus
Setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa jaringan yang hampir padat.
Dinding belakang dan depan uterus yang tebal saling menutup, yang
menyebabkan rongga bagian tengah merata. Ukuran uterus akan tetap sama
selama 2 hari pertama setelah pelahiran, namun kemudian secara cepat
ukurannya berkurang oleh involusi. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).

c. Vagina
Meskipun vagina tidak pernah kembali ke keadaan seperti seleum kehamilan,
jaringan suportif pada lantai pelvis berangsur angsur kembali pada tonus semula.

d. Perubahan Sistem Pencernaan


Biasanya Ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini terjadi karena pada
waktu melahirkan sistem pencernaan mendapat tekanan menyebabkan kolon
menjadi kosong, kurang makan, dan laserasi jalan lahir. (Dessy, T., dkk. 2009)

e. Sistem kardiovaskuler
Segera setelah kelahiran, terjadi peningkatan resistensi yang nyata pada
pembuluh darah perifer akibat pembuangan sirkulasi uteroplasenta yang
bertekanan rendah. Kerja jantung dan volume plasma secara berangsur angsur
kembali normal selama 2 minggu masa nifas.

f. Perubahan Sistem Perkemihan


Diuresis post partum normal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan sebagai
respon terhadap penurunan estrogen. Kemungkinan terdapat spasme sfingter
dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami tekanan kepala janin
selama persalinan. Protein dapat muncul di dalam urine akibat perubahan otolitik
di dalam uterus (Rukiyah, 2010).

3. Fase adaptasi psikologis post partum

menurut teori rubin dibagi dalam tiga periode yaitu sebagai berikut ;

a. Periode Taking In
 Berlangsung 24 - 48 jam setelah melahirkan
 bu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi
yang baik
 Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala
sesuatu kebutuhan dapat dipenuhi orang lain
 Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya
 Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan
secara berulang-ulang.
 Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang
untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala
 Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan
kurangnya nafsu makan menandakan ketidaknormalan proses pemulihan
b. Periode Taking Hold
 Berlangsung tiga sampai 10 hari setelah melahirkan
 Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam
merawat bayi
 Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh karena
itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang terdekat
 Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat
menumbuhkan rasa percaya dirinya
 Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya,
misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk
mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan
bagi diri dan bayinya

c. Periode Letting Go
 Berlangsung 10 hari setelah melahirkan
 Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah
 Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri
dengan ketergantungan bayinya
 Keinginan untuk merawat bayi meningkat
 Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan
bayinya, keadaan ini disebut baby blues

4. KONSEP DASAR ASPEK PSIKOSOSIAL POST PARTUM


 Kelahiran anak menimbulkan perubahan yg besar pada keluarga khususnya
orang tua
 Perawat membantu membuat transisi yg sehat terhadap perubahan struktur
keluarga tsb.
 Medidik ortu mengenai interaksi ortu - bayi
 Perawatan bayi
 Memberi dukungan emosi

5. Askep post partum


1). Pengkajian
a. Riwayat kehamilan dan persalina
b. TTV
c. Uterus : tinggi, kontraksi
d. Kandung kemih
e. Lochia
f. Perineum dan hemoroid
g. Status emosional
h. Kemampuan self care
i. TTV : Tiap 4-6 jam
 Nadi 56 – 76 : normal (penurunan tekanan intra abdominal
 Suhu sedikit meningkat ≤ 38° C
 TD agak rendah : tidak mengganggu

Payudara :

 Laktasi hari 2-3 colostrom meningkat


 Bengkak, merah,
 Keadaan putting,kebersihan
 BH menyokong atau tidak

Lochia:

 Periksa tiap 4 – 8 jam


 Perhatikan : Jumlah, frekuensi mengganti pembalut/ duk 4 – 8 kali/ hari
 Sifat pengeluaran (menetes, merembes atau memancar)
 Warna? Bau?

Eliminasi:

 Kandung kemih: tanda infeksi, penuh atau tidak


 BAB : obstipasi, taku sakit

Perineum:

 Setiap 8 jam
 Posisi sim ke arah jahitan
 Hemoroid?

Ekstremitas bawah:

 Deteksi dengan Homan sign


 Edema
 Redness
 Tenderness
 Suhu kulit meningkat
 Cegah degan mobilisasi dini dan meninggikan tungkai bawah
2). Diagnosa
a. Risiko kekurangan volume cairan b.d pengeluaran darah, out put berlebihan
b. Gangguan eliminasi urin b,d trauma saluran kemih, ketidaknyamanan
perineum
c. Gangguan eliminasi fekal b,d trauma persalinan, kurang mobilisasi, diet yg
tidak seimbang
d. Nyeri akut b.d luka episiotomy
e. Gangguan rasa nyaman b.d involusi uterus, pembengkakan payudara,
hemorrhoid
f. Risiko infeksi b.d trauma jalan lahir
g. Kurang pengetuan b.d kurangnya informasi dalam merawat bayi
h. Menyusui tidak efektif b.d ketidaktahuan tentang cara menyusui

3). Tujuan perawatan post partum


a. Tidak terjadi infeksi
b. Menunjukkan fungsi BAB dan BAK yang normal
c. Mendapatkan istirahat yg cukup
d. Menunjukkan involusi yg normal
e. Mengungkapkan secra verbal ttg kenyamanan dan perasaannya
f. Mampu menyusui dg benar
g. Menunjukkan kemampuan dlm merawat bayi dan dirinya sendiri

4). Rencana dan implementasi


a. Monitor tanda-tanda vital
b. Monitor dan meningkatkan tonus otot secara optimal
c. Monitor pengeluaran lochea
d. Monitor ekstremitas dan thrombophlebitis
e. Meningkatkan pemulihan fungsi-fungsi tubuh

5). Evaluasi
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Monitor dan meningkatkan tonus otot secara optimal
c. Monitor pengeluaran lochea
d. Monitor ekstremitas dan thrombophlebitis
e. Meningkatkan pemulihan fungsi-fungsi tubuh

Anda mungkin juga menyukai