Makalah Presus
Makalah Presus
Disusun Oleh:
Anjelia Yuniarti (P27220021191) Isna Khoirunnisa (P27220021212)
Any Muamalah (P27220021192) Lily Trapsilawati (P27220021216)
Azizah Arabella (P27220021194) Muthia Abrory (P27220021221)
Azra Janice DK (P27220021195) Sadewa (P27220021234)
Danik Wijayanti (P27220021197) Serlin Stefani V (P27220021236)
Ghina Rahadatul A (P27220021209) Siti Nur Fatimah (P27220021238)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan. Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Nyeri
dan Kenyamanan pada Tn. S dengan Diagnosa Medis Hipertensi Maligna di
Ruang Teratai RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri” ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Dasar.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang ikut
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
makalah ini.
Setelah mempelajari makalah ini, penulis mengharapkan mahasiswa
keperawatan dan masyarakat umum dapat memahami isi dari makalah ini. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
manfaat bagi semuanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Nyeri dan Kenyamanan...............................................................3
B. Klasifikasi Nyeri........................................................................................3
C. Etiologi .....................................................................................................4
D. Manifestasi Klinis Nyeri............................................................................5
E. Patofisiologi Nyeri.....................................................................................5
F. Skala Nyeri................................................................................................6
G. Pathway ....................................................................................................9
H. Komplikasi ................................................................................................10
I. Penatalaksanaan ........................................................................................10
J. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian..................................................................................................12
B. Diagnosis Keperawatan.............................................................................20
C. Intervensi Keperawatan.............................................................................20
D. Impelentasi Keperawatan...........................................................................22
E. Evaluasi .....................................................................................................31
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................34
B. Saran .........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat
individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi
seluruh pikiran seseorang, mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi,
nyeri adalah konsep yang sulit dikomunikasikan oleh klien.
Menurut International Association for the Studi of Pain (IASP), penyebab
nyeri pada anak tidak hanya dari penyakit yang mengancam jiwa seperti
kanker, tetapi juga cidera, operasi, luka bakar, infeksi, dan efek kekerasan.
Anak-anak juga mengalami nyeri dari banyak prosedur dan penyelidikan
yang digunakan oleh dokter dan perawat untuk menyelidiki dan mengobati
penyakit.
Peran pemberi perawatan primer pada penanganan nyeri yaitu untuk
mengidentifikasi, mengobati penyebab nyeri dan memberikan obat-obatan
untuk menghilangkan nyeri. Perawat tidak hanya berkolaborasi dengan tenaga
professional kesehatan lain tetapi juga memberikan intervensi pereda nyeri,
mengevaluasi efektivitas intervensi dan bertindak sebagai advokat pasien saat
intervensi tidak efektif.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan
intervensi sangat penting untuk management nyeri yang efektif dan
berkualitas dalam perawatan pasien. Maka dari itu perawat harus memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk memberikan pelayanan
kepada pasien.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu nyeri dan kenyamanan?
2. Apa saja klasifikasi nyeri?
1
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi nyeri dan kenyamanan
2. Untuk mengetahui klasifikasi nyeri
3. Untuk mengetahui etiologi nyeri
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis nyeri
5. Untuk mengetahui patofisiologi nyeri
6. Untuk mengetahui skala pada nyeri
7. Untuk mengetahui pathway nyeri
8. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada nyeri
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan nyeri
10. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien
nyeri
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Klasifikasi Nyeri
1. Menurut lokasinya:
a. Perifer pain : Daerah perifer (kulit & mukosa)
b. Deep pain : Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot,
sendi/tendon, pembuluh darah)
4
5
C. Etiologi
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017) penyebab nyeri akut adalah :
1. Agen pencedera fisiologi (imflamasi, iskemia, neoplasma).
2. Agen pencedera kimiawi (terbakar, bahan kimia iritan).
3. Agen pencedera fisik (abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
6
D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri Akut
a. Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
b. Menunjukkan kerusakan
c. Gangguan tidur
d. Muka dengan ekspresi nyeri
e. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
f. Posisi untuk mengurangi nyeri
g. Penurunan Tanda-Tanda Vital
h. Pola nafas berubah
2. Nyeri Kronis
a. Perubahan berat badan
b. Melaporkan secara verbal dan non verbal
c. Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, fokus pada diri
sendiri
d. Kelelahan
e. Perubahan pola tidur
f. Takut cedera
g. Interaksi dengan orang lain menurun
h. Merasa depresi
i. Tidak mampu menuntaskan aktivitas
j. Bersikap protektif & waspada
k. Anoreksia
E. Patofisiologi
1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory
neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai vasodilator yg
kuat => edema, kemerahan dan nyeri dan menstimulasi pelepasan
prostaglandins.
2. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi
elektrik, => proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik
7
F. Skala Nyeri
Pengukuran derajat nyeri sebaiknya dilakukan dengan tepat karena sangat
dipengaruhi oleh faktor subyektif seperti factor fisiologi, psiologis,
lingkungan. Pada saat ini nyeri ditetapkan sebagai tanda vital kelima yang
bertujuan untuk meningkatkan kepedulian akar rasa nyeri dan diharapkan
dapat memperbaiki tatalaksana nyeri akut. Cara untuk menentukan derajat
nyeri secara kualitatif sebagai berikut :
1. Nyeri ringan adalah nyeri yang hilang timbul, terutama sewaktu
melakukan aktivitas sehari-hari dan hilang pada waktu tidur.
2. Nyeri sedang adalah nyeri terus menerus, aktivitas terganggu, yang hilang
apabila penderita tidur.
3. Nyeri berat adalah nyeri yang berlangsung terus menerus sepanjang hari,
penderita tidak dapat tidur atau sering merasakan gangguan nyeri sewaktu
tidur.
Intensitas nyeri merupakan suatu gambaran untuk mendiskripsikan seberapa
parah nyeri yang dirasakan oleh klien, pengukuran nyeri sangat subyektif dan
bersifat individual sehingga intensitas nyeri yang dirasakan berbeda dengan
individu lainnya. Metode pengukuran skala nyeri meliputi Numeric Rating
8
Scale (NRS),Verbal Rating Scale (VRS), Visual Analog Scale (VAS), dan
Wong Baker FACES Pain Rating Scale adalah sebagai berikut :
1. Numeric Rating Scale (NRS)
Numeric Rating Scale (NRS)ini didasari pada skala angka 1-10 untuk
menggambarkan kualitas nyeri yang dirasakan pasien. Skala numerik dari
0 hingga 10, nol (0) merupakan keadaan bebas nyeri, sedangkan angka
sepuluh (10) suatu nyeri yang sangat berat.
G. Pathway
Kontak dengan
jaringan sekitar
Keterbatasan Gangguan
Sensasi
pergerakan fisik mobilitas fisik
nyeri
Hipersensitifitas
terhadap sinyal nyeri
11
1. Edema pulmonal
2. Kejang
3. Masalah mobilisasi
4. Hipertensi
5. Hipertermi
6. Gangguan pola istirahat dan tidur
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan nyeri farmakologis dan non farmakologis antara lain :
1. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yaitu anastesi lokal, bekerja dengan memblok
konduksi syaraf saat diberikan lagsung ke serabut syaraf. Dapat
menurunkan nyeri dengan produksi prostaglandin dari jaringan jaringan
yang mengalami trauma atau inflamasi, yang menghambat reseptor nyeri
untuk menjadi sensitif terhadap stimulus menyakitkan sebelumnya.
2. Tindakan non Farmakologis
Dapat digunakan untuk pelengkap dalam pemberian analgesik, Tindakan
non farmatologis yaitu meliputi :
a. Masase
Tindakan kenyamanan yang dapat mambantu relaksasi, menurunkan
ketegangan otot, dan dapat menurunkan ansietas 26
b. Terapi panas
Terapi panas mempunayai keuntungan meningkatkan aliran darah
suatu area dan kemungkinan dapat menurunkan nyeri dengan
mempercepat penyembuhan
c. Teknik relaksasi
Relaksasi dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan
otot, dilakukan dengan berirama, memejamkan matanya dan bernafas
dengan perlahan dan nyaman
12
d. Distraksi
Tindakan dnegan memfokuskan perhatian pada suatu selain pada nyeri
misalnya menonton film dan bermain catur.
e. Terapi musik
Mengurangi nyeri dan kecemasan.
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan dengan skala nyeri
2. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di
abdomen
3. Rontgen untuk mengetahui organ dalam yang abnormal
4. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik
lainnya
5. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak
6. EKG
7. MRI
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama : Tn. M
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Tempat/Tanggal Lahir : Wonogiri, 2 April 1945
d. Umur : 77 tahun
e. Pendidikan : SMP
f. Alamat : Losari 02/06 Jendi, Girimarto - Wonogiri
g. Status Perkawinan : Kawin
h. Agama : Islam
i. Pekerjaan : Petani
j. No. RM : 00740xxx
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. M
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 50 tahun
d. Pendidikan : SMA
e. Alamat :Losari 02/06 Jendi, Girimarto, Wonogiri
f. Agama : Islam
g. Pekerjaan : Wiraswasta
h. Hubungan dengan pasien : Anak
14
15
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada bagian kepala
2. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh nyeri pada kepala yang dirasakan seperti diikat dan tidak
berfokus pada satu titik. Pasien tampak meringis ketika berpindah posisi.
Pasien mengatakan pusing, perut terasa penuh, badan lemas, dan mual.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dalam
keluarganya.
5. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat atau makanan
apapun.
Mandi V V
Toileting V V
Berpakaian V V
Mobilisasi V V
Keterangan
16
0 : Mandiri
1 : Dengan bantuan alat
2 : Dengan bantuan orang lain
3 : Dengan bantuan alat dan orang lain
4 : Tergantung total
3. Pola Nutrisi-Metabolik
a. Antropometri : TB : 154 cm BB : 61 kg IMT : 25,7
b. Clinical sign : pasien tampak lemas, mukosa mulut lembab
tampak pucat, pupil normal, konjungtiva anemis, dan sklera tidak
ikterik
c. Kebiasaan makan : pasien mengatakan makan 3x/hari serta minum
kurang lebih 6-7 gelas/hari air mineral
4. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB dan BAK lancar. BAB teratur,
warna kuning normal, konsistensi lunak. BAK normal, warna jernih
Saat sakit : pasien mengatakan setelah sakit BAB dan BAK tetap
lancar, BAB 1x dalam sehari dengan warna dan konsistensi normal. BAK
normal dengan warna kuning jernih
5. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit jam istirahat dan
tidurnya baik, kurang lebih selama 7-8 jam
Saat sakit : pasien mengatakan tidur kurang lebih selama 7 jam
6. Pola Peran dan Hubungan
Pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan orang lain
7. Pola Seksual
Pasien berjenis kelamin laki-laki berumur 77 tahun
8. Pola Toleransi dan Koping
Pasien mengatakan dalam mengambil keputusan selalu berbicara dengan
keluarganya
9. Pola Nilai-Kepercayaan
Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu
17
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. KU : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. GCS : E4 V5 M6
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 239/93 mmHg
b. Suhu : 36,5 oC
c. Nadi : 52
d. Respirasi : 20
e. SPO2 : 97%
3. Pemeriksaan Sistematik
a. Kulit : Kulit berwarna sawo matang, tidak terdapat lesi
b. Kepala
1) Rambut : Rambut lurus, rambut hitam sebagian beruban dan
berambut tebal
2) Mata : Konjungtiva anemis, reflek pupil baik
3) Hidung : Normal dan simetris tidak terdapat lesi.
4) Telinga : Kedua lubang telinga bersih tidak mengeluarkan
cairan
18
k. Ekstremitas
1) Akral teraba dingin
2) Atas : Terpasang infus pada tangan kanan. Kekuatan otot 3.
Capillary Refill Time < 2 detik.
3) Bawah : Kekuatan otot 3. Capillary Refill Time < 2 detik.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Tn. M
HEMATOLOGI
KIMIA
IMUNOSEROLOGI
F. Terapi Medis
1. Infus RL 20 tpm
2. Injeksi Norages 1gr/12 jam
3. Injeksi Ondansetron 4mg/8 jam
4. PO Amlodipin 1x1
5. PO Sucralfate syrup 3x1 sendok the
G. Analisis Data
H. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis
2. Intoleransi Aktivitas b.d Ketidakbugaran fisik
I. Intervensi Keperawatan
dalam).
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri.
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur.
Edukasi:
1. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
2. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (nafas
dalam)
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
analgetik
J. Implementasi Keperawatan
No.
Tgl/Jam Implementasi Respon Pasien TTD
Dx
kepala.
S: Skala 4 (1-10)
T: Hilang timbul
DO:
Pasien tampak nyeri ketika
berpindah posisi
kepala
S: Skala 4 (1-10)
T: Hilang timbul
DO:
Pasien tampak nyeri ketika
berpindah posisi
T: Hilang timbul
DO:
Keadan Umum:
Sedang, Compos
Mentis
TD: 134/61mmHg
N: 47
S: 36,9
RR: 20
SpO2: 96%
S: Skala 3 (1-10)
T: Hilang timbul
DO:
Keadaan Umum:
Sedang, Compos
Mentis
TD: 136/61mmHg
N: 49
S: 36,8
RR: 20
SpO2: 97%
DO:
Keadaan Umum:
Sedang, Compos
Mentis
TD: 140/63mmHg
N: 50
S: 36,9
RR: 20
SpO2: 96%
S: Skala 2 (1-10)
T: Hilang timbul
DO:
Keadaan Umum:
Sedang, Compos
Mentis
TD: 134/61mmHg
N: 47
S: 36,9
RR: 20
SpO2: 96%
K. Evaluasi
No.
Tgl/Jam Respon Pasien TTD
Dx
1 Minggu, 29- S:
05-2022 Pasien mengatakan pusing, badan lemas, mual.
14.00 WIB P: Nyeri dirasakan saat pasien berdiri
Q: Seperti terkena benda tajam
R: Nyeri pada bagian kepala
S: Skala 4 (1-10)
T: Hilang timbul
O:
Keadan Umum: Sedang, Compos Mentis
TD: 239/93 mmHg
N: 52
S: 36,5
RR: 20
SpO2: 96%
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Observasi KU dan TTV
Kaji skala nyeri
Ajarkan teknik relaksasi
nyeri
P: Nyeri dirasakan saat pasien berdiri
Q: Seperti terkena benda tajam
R: Nyeri pada bagian kepala
S: Skala 3 (1-10)
T: Hilang timbul
O:
Pasien tampak meringis ketika mencoba untuk
berdiri
TTV:
Keadan Umum: Sedang, Compos Mentis
TD: 134/61mmHg
N: 47
S: 36,9
RR: 20
SpO2: 96%
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
Observasi KU dan TTV
Kaji skala nyeri
Ajarkan teknik relaksasi
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan asuhan keperawatan diperoleh hasil
pengkajian yang didapatkan Tn. S mengatakan nyeri kepala yang dirasakan
seperti diikat, tidak berfokus pada satu titik, tampak meringis bila pindah
posisi, pasien mengatakan pusing, perut terasa penuh, badan lemas, dan mual.
Pasien mengatakan semua aktivitas dan latihan dibantu oleh orang lain
karena merasa pusing.
Ditemukan 2 diagnosis keperawatan pada Tn.S yaitu, Nyeri akut b.d agen
pencedera fisiologis yang d.d pasien mengatakan nyeri pada kepala dirasakan
seperti diikat, nyeri hilang timbul dengan skala 4 (1-10), nyeri tidak berfokus
pada satu titik, pasien tampak meringis bila pindah posisi dan Gangguan
mobilitas fisik b.d ketidakbugaran fisik yang d.d pasien mengatakan pusing,
badan lemas, kekuatan otot menurun, dan semua aktivitas dan latihan dibantu
orang lain.
Hasil intervensi yang dibuat untuk pasien cephalgia dengan nyeri akut
disesuaikan dengan diagnosa yang sudah ditegakkan yaitu identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri frekuensi, kaji skala
nyeri, identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, berikan
teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri seperti teknik napas dalam,
fasilitasi istirahat dan tidur, jelaskan strategi meredakan nyeri, dan kolaborasi
pemberian analgetik. Hasil intervensi yang dibuat untuk pasien cephalgia
dengan nyeri akut disesuaikan dengan diagnosa yang sudah ditegakkan yaitu
monitor pola dan jam tidur, sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus, lakukan latihan rentang gerak pasif maupun aktif, anjurkan tirah
baring, dan anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap.
Hasil implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi atau
rencana tindakan yang telah penulis susun. Implementasi dilakukan selama
lima hari.
36
37
Hasil evaluasi yang dinilai oleh peneliti pada pasien menggunakan format
SOAP. Hasil yang didapatkan telah sesuai dengan kriteria hasil yang telah
direncanakan yaitu pasien mengatakan nyeri berkurang, pasien mengatakan
pusing berkurang, pasien mengatakan sudah mengerti mengenai penyebab
nyeri, pasien tampak tidak meringis, frekuensi nadi dalam batas normal.
C. Saran
1. Kepada Rumah Sakit
Dengan adanya studi kasus ini yang dilakukan di RSUD dr. Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri, disarankan untuk meningkatkan pemberian
therapy non farmakology kepada pasien di RSUD dr. Soediran Mangun
Sumarso Wonogiri mengenai penyakit tidak menular termasuk hipertensi.
2. Kepada Keluarga dan Klien
Keluarga Tn. S diharapkan untuk saling memperhatikan kesehatan
anggota keluarga serta mampu memberikan therapy non farmakologi
seperti teknik napas dalam.
3. Kepada Pembaca
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini memiliki banyak
kekurangan sehingga sangat diharapkan apabila pembaca ingin
menyempurnakan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.