Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN FISIK

PADA POST PARTUM

Disusun oleh :

Ribut Agung Nugroho


1502115003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM B


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015 / 2016
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN FISIK PADA PASIEN DENGAN
POST PARTUM

I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca
persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini, dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Hadijono, 2008).
Masa pasca persalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi.
Terjadi perubahan kehidupan yang bermakna seperti perubahan emosional,
perubahan fisik, hubungan keluarga dan penyesuaian terhadap aturan yang
baru (Hadijono, 2008).
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum
hamil (Bobak,2004)
Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan
segera setelah kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke
keadaan semula (tidak hamil). (William,1995)
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6
minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2002)

B. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam tiga periode yaitu :
Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu
sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan
Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital
secara menyeluruh dengan lama 6-8 minggu

2
Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna terutama bila saat hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi. Waktu yang diperlukan untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan.

C. Gejala Klinis (Fisiologis Nifas)


1. Perubahan Fisik
1) Sistem Reproduksi
a. Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan
pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi
fundus uteri (TFU) post partum menurut masa involusi:

Tabel 1. TFU menurut masa involusi

INVOLUSI TFU BERAT


UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir 2 cm di bawah umbilicus 1000 gram
dengan bagian fundus
bersandar pada promontorium
sakralis
1 minggu Pertengahan antara umbilikus 500 gram
dan simfisis pubis
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera


setelah bayi lahir. Selama 1 sampi 2 jam pertama pascapartum
intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak
teratur. Karena penting sekali untuk mempertahankan kontraksi

3
uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin secara IV atau
IM diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan
menyusui bayinya dianjurkan membiarkan bayinya di payudara
segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang
pelepasan oksitosin.
b. Cerviks
Segera setelah post partum bentuk cerviks agak menganga seperti
corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, sedangkan cerviks uteri tidak dapat
berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus
dan serviks uteri berbentuk semacam cincin cerviks berwarna
merah kehitaman, konsistensinya lunak dan terkadang ada
perlukaan kecil setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga
rahim, setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari dan setelah 7 hari yang
dapat masuk hanya 1 jari saja.
c. Vagina
Segera setelah melahirkan, terdapat edema yang membiru, tonus
otot berkurang, terdapat laserasi, saluran melebar, rugae berkurang
dan kembali pada minggu ke-3, kembali mendekati ukuran seperti
tidak hamil, dalam 6-8 minggu betuk ramping melebar produksi
mukus normal dengan ovulasi.
d. Lochea
Pada post partum terdapat lochea yaitu cairan/sekret yang berasal
dari kavum uteri dan vagina. Macam-macam lochea:
Lochea rubra: berisi darah segar dan sisa sisa selaput
ketuban, terjadi selama 2 hari pasca persalinan
Lochea Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir, terjadi hari ke 3 7 pasca persalinan
Lochea serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna
kuning. Terjadi hari ke 7 14 hari pasca persalinan
Lochea alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca
persalinan

4
e. Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon
laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum
diproduksi mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post
partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak protein dan
mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan
meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena menetek
merupakan suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI.
Makin sering menetek, maka ASI akan makin banyak diproduksi.
Perubahan yang terjadi pada payudara meliputi :
Proliferasi jaringan kelenjar mamma dan lemak
Pengeluaran kolustrum yang berwarna kuning, mengandung
banyak protein albumin dan globulin yang baik untuk
meningkatkan sistem imunitasi bayi
Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam mamma
2) Sistem Endokrin
a. Hormon plasenta
HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak
terdeteksi dalam 72 jam post partum normal.
b. Hormon pituitari
Prolaktin meningkat terjadi pada 2 minggu pertama. FSH menurun
saat ibu tidak menyusui. LH menurun pada minggu pertama post
partum.

3) Sistem Pencernaan
a. Nafsu Makan
Ibu biasanya lapar segera melahirkan, sehingga ia boleh
mengkonsumsi makan ringan. Setelah benar-benar pulih analgesia,
anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar.
Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa
dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.
b. Motilitas

5
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan
analgesia dan ansthesia bisa memperlambat pengembalian tonus
dan motilitas ke keadaan normal.
c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai
tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan
karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada
awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum
melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi. Ibu sering kali sudah
menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya
diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang
air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali
normal.
4) Sistem Perkemihan
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali diserti
daerah-daerah kecil hemoragi. Pengambilan urine dengan cara bersih
atau melalui kateter sering menunjukkan adaya trauma pada kandung
kemih. Uretra dan meatus urinarius bisa juga mengalami edema.
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas
kandung kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi
menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun. Selain itu rasa
nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan,
laserasi vagina, atau episiotomi penurunan atau mengubah reflex
berkemih, penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum, bisa
menyebabkan distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang
muncul segera setelah wanita melahirkan dpat menyebabkan
pendarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus
berkontraksi dengan baik. Tonus kandung kemih biasanya akan pulih
kembali dalam 5 sampai 7 hari setelah bayi lahir.

6
5) Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha,
dan panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
Kelainan pembuluh dara seperti spider angioma (nevi), eritema palmar
biasanya berkurang sebagai respon terhadap penurunan kadar estrogen
setelah kehamilan berakhir. Diaforesis adalah perubahan yang paling
jelas terlihat pada sistem integumen.
2. Perubahan Psikologis
Ada 3 fase dalam psikologis ibu, yaitu:
a. Fase taking in
Perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan
tergantung, berlangsung 1-2 hari.
b. Fase taking hold
Ibu mencoba mandiri dan berinisiatif. Perhatian terhadap kemampuan
mengatasi fungsi tubuhnya, misalnya kelancaran BAK, BAB, dan
kemampuan melakukan aktivitas perawatan diri.
c. Fase letting go
Terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan
bayinya, penyesuaian dalam hubungan keluarga termasuk bayi.
D. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah lengkap (Hb, Ht, Leukosit, trombosit)
b. Urine lengkap

E. Pemeriksaan Diagnostik
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK HASIL
Kondisi uterus: palpasi fundus, Kontraksi miometrium, tingkat
kontraksi fundus uteri. involusi uteri.
Jumlah perdarahan inspeksi Bentuk insisi dan edema
perineum, laserasi dan hematoma
Pengeluaran lochea Rubra, serosa, dan alba.
Kandung kemih: distensi bladder Hematuri,protein uria, acetonuria
Tanda-tanda vital: suhu 1 jam 24 jam pertama 380C, kompensasi
pertama setalah post partum, TD, dan kardiovaskular TD sistolik menurun
nadi terhadap penyimpangan 20 mmHg, bradikardi: 50-70 x/m
kardiovaskular

7
F. Komplikasi Post Partum
1) Perdarahan pasca persalinan
2) Infeksi nifas, seperti sepsis
3) Infeksi genital dan saluran kemih
4) Pembengkakan payudara
5) Mastitis (peradangan pada payudara)
6) Endometritis (peradangan pada endometrium)
7) Post partum blues
8) Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan
pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir
selam persalinan atau sesudah persalinan.

G. Penatalaksanaan
1) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2) 6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3) Hari ke- 1-2: memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4) Hari ke- 2: mulai latihan duduk
5) Hari ke- 3: diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

II. PEMERIKSAAN FISIK POST PARTUM


A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status
perkawinan. Terdapat juga identitas penanggung, misal suami.

2. Status Kesehatan Saat Ini


Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini.

3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

4. Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini


a. Tipe persalinan
b. Lama persalinan (kala I, kala II, kala III, kala IV)
c. Penggunaan analgesik dan anastesi
d. Apakah terdapat masalah dalam persalinan.

8
e. Kesanggupan dan pengetahuan dalam perawatan bayi, seperti breast
care, perineal care, nutrisi, senam nifas, KB, menyusui

5. Keadaan Bayi
Meliputi BB, PB, apakah ada kelainan atau tidak.

6. Riwayat Keluarga Berencana


Apakah klien melaksanakan KB
Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan.
Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi.
Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi.

7. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah dialami klien.
b. Pengobatan yang pernah didapat.
c. Apakah ada riwayat penyakit keluarga seperti penyakit diabetes
mellitus, penyakit jantung, penyakit hipertensi.
8. Kebutuhan Dasar Khusus
a. Pola nutrisi.
Nafsu makan meningkat, Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
b. Pola eliminasi/sistem urogenital.
Konstipasi, tidak mampu berkemih, retensi urine.
Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi
karena trauma.
Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.
c. Pola personal hygiene.
Bagaimana frekuensi personal hygiene klien, seperti mandi, oral
hygiene, maupun cusi rambut.
d. Pola istirahat dan tidur.
Kurang tidur, mengantuk.
e. Pola aktivitas dan latihan.
Terganggu karena nyeri.
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun
ketergantungan obat.
g. Seksualitas/reproduksi

9
Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri.
h. Peran
Perubahan peran sebagai ibu.
i. Persepsi diri/konsep diri
Penilaian citra tubuh terganggu.
j. Kognitif perceptual
Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi, ibu post partum.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
GCS
Tingkat Kesadaran
Tanda-Tanda Vital
Jam I : tiap 15 menit
Jam II : tiap 30 menit
24 jam I : tiap 4 jam
Setelah 24 jam : tiap 8 jam
Berat Badan
Tinggi Badan
b. Head to toe
Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah.
Wajah
Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus
Leher
Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah kelejar
tiroid membesar, pembuluh limfe, pelebaran vena jugularis.
Thorak
Payudara
- Terdapat perubahan payudara, payudara membesar. Putting
mudah erektil.
- Pruduksi colostrums 48 jam.
- Memeriksa pada payudara jika terdapat massa, atau
pembesaran pembuluh limfe.

10
Jantung
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat
karena dehidrasi pada awal post partum terjadi
bradikardi.
- Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal
3-4 minggu
Persalinan normal : 200 500 cc.
- Perubahan hematologik
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil
meningkat.
- Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal
2-3 minggu.
Paru
- Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit,
keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu post
partum.
Abdomen
Memeriksa bising usus pada empat kuadran.
Memeriksa fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi,
posisi, tinggi fundus.
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat
hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post
partum.
Terdapat linea gravidarum, strie alba, albican.
Genetalia
Uterus
- Memeriksa apakah kondisi uterus sudah kembali dalam
kondisi normal.

11
Lochea
- Memeriksa lochea : tipe, jumlah, bau.
- Komposisi : Jaringan endometrial, darah, limfe.
- Tahap
Rubra (merah) : 1-3 hari.
Serosa (pink kecoklatan)
Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea terus keluar sampai 3 minggu.
- Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat
berdiri.
- Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk
beberapa hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu,
struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.

Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati
ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk
ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
Perinium dan Anus
Pemeriksaan perineum: REEDA (red, edema, ecchymosis,
discharge, loss of approximation)
Pemeriksaan adanya hemoroid.
Ekstremitas
Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku
jari, hangat, adanya nyeri dan kemerahan.
Apakah ada varises.
Memeriksa refleks patella untuk mengetahui apakah terjadi
hypo atau hyper.
Memeriksa homans sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).

12
10. Perubahan Psikologis
a. Peran Ibu meliputi:
Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia
ibu, konflik peran.
b. Baby Blues:
Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan psikosis.
c. Perubahan Psikologis
Perubahan peran, sebagai orang tua.
Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap, biasanya
pada hari III dimungkinkan karena turunnya hormon estrogen dan
pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.
d. Faktor-faktor Risiko
Duerdistensi uterus
Persalinan yang lama
Episiotomi/laserasi
Ruptur membran prematur
Kala II persalinan
Plasenta tertahan
Breast feeding

13
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC


Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC
Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Johnson, Marion, dkk. 2008. IOWA Intervention Project Nursing Outcomes
Classifcation (NOC), Second edition. USA : Mosby.
McCloskey, Joanne C. dkk. 2004. IOWA Intervention Project Nursing Intervention
Classifcation (NIC), Second edition. USA : Mosby.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.
NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi

14

Anda mungkin juga menyukai