PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis. Diperkirakan bahwa
60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama.
Perawatan post partum dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanyakemungkinan-
kemungkinan perdarahan post partum, dan infeksi.
Di masa lampau perawatan puerperium sangat konservatif, dimana puerpera diharuskan tidur terlentang
selama 40 hari. Dampak sikap demikian pernah dijumpai di surabaya,terjadi adhesi antara labium minus
dan labiummayus kanan kiri,dan telah berlangsung hampir enam tahun.Kini perawatan puerperium lebih
aktif dengan di anjurkan untuk melakukan mobilisasi dini.
Berdasarkan data di atas tersebut penulis merasa tertarik untuk mengangkat kasus dalam makalah dengan
judul ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM NORMAL PADA NY.S DI RSUD Dr. M Haulussy.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang berlaku pada Ny. S
dengan post partum normal di RSUD Dr. M Haulussy Ambon, dengan menggunakan pendekatan
manajemen Varney dan pendokumentasian secara SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kebidanan pada Ny. S dengan post partum normal di
RSUD Dr. M Haulussy Ambon tahun 2011.
b. Mahasiswa mampu menentukan interpretasi data untuk melakukan diagnosa masalah serta
kebutuhan pada Ny. S dengan post partus normal.
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa dan masalah potensial pada Ny. S dengan post
partum normal.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan segera atau kolaborasi pada Ny. S dengan post partum
normal.
e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan yang menyeluruh pada Ny. S
dengan post partum normal.
f. Mahasiswa mampu melakukan tindakan sesuai perencanaan asuhan pada Ny. S dengan post
partum normal.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny.S dengan
post partum normal.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah laporan ini adalah Bagaimana Penerapan
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu PostPartum Normal di RSUDHAULUSSY Ambon?
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ kewanitaan yang umumnya
diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama kurang lebih 6 pekan.
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi. Bagi yang belum
mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang terjadi, oleh sebab itu penting bagi ibu
memahami apa saja perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan mengenali tanda bahaya secara
dini.
2. Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan
memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan.
Adapun hasil yang diharapkan adalah terlaksananya asuhan segera atau rutin pada ibu post partum
termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial,
tindakan segera dan merencanakan asuhan.
Adalah proses kembalinya alat alat kandungan dan jalan lahir setelah persalinan sehingga mencapai
keadaan sebelum hamil
1) Autolisis
Penghancuran sel sel dalam otot uterus karena hyperplasia dan hypertropi selama kehamilan ( dibantu
hormone dan enzim )
Adanya kontraksi dan retraksi otot otot setelah partus untuk menjepit pembuluh darah akibat lepasnya
plasenta.Mengeluarkan isi uterus yang tidaberguna. Uterus menjadi kecil
Terjadinya kekurangan darah pada uterus karena uterus yang mengecil setelah partus
c. Lochia
Lochia adalah caairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas
2
Macam macam lochia :
1) Lochia rubra
Keluar dari hari 1 3
Warna merah, berisi darah, lepasan desidua, sisa charion, rambut rambut lanugo , vernik casiosa
kemungkinan mekonium, berbau amis tapi tidak berbau busuk.
2) Lochia serosa
Keluar dari hari ke 4 9 , warna merah pucat kecoklatan, berisi banyak serum leukosit dan selaput
lender, jumlah lebih sedikit dari lochia rubra.
3) Lochia alba
Keluar dari hari ke 10 15 atau lebih
Warna putih kekuningan, berisi selaput lender dan leukosit.
Lochia rubra bisa keluar lebih lama diduga :
Tertinggalnya selaput plasenta atau selapu janin, adanya infeksi, mungkin pada ibu yang tidak
menetek sehinggakurangnya kontraksi uterus
d. Lactasi
Adalah proses pembentukan dan pengeluaran ASI pada ibu post patum
Laktasi dimulai sejak usia kehamilan ke 6 minggu oleh pengaruh hormone prolaktin dihambat oleh
hormone estrogen + progesterone yang dibentuk plasenta waktu hamil hormone prolaktin menurun
sehingga ASI yang dibentuk hanya dalam jumlah sedikit.
Setelah partus plasenta tidak membentuk hormone estrogen dan hormone progesterone sehingga
hormone prolaktin meningkat untuk membentuk ASI.
Pembentukan ASI :
Hari ke 3 : 200 cc
Hari ke 4 : 300 cc
Hari ke 5 : 450 cc
Hari ke 6 : 500 cc
Hari ke 7 : 750 cc
Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI selama masa nifas :
1) Gizi
2) Kejiwaan
3) Mastitis : ca buah dada dll
4) Anatomi buah dada
e. Perubahan Cardiovaskuler :
1) Tekanan Darah
2) Berkeringan dan mengggigil
3) Komponen darah
f. Perubahan Sistem Urinaria :
3
Timbunan cairan dalam jaringan selama hamil dikeluarkan melalui dieresis, biasanya dimulai 12 jam setelah
partus akibatnya kehilangan berat badan 2,5 kg minggu I post partum
Hematuri ( minggu I post partum ) adanya trauma pada kandung kemih waktu partus, terjadi infeksi saluran
kencing
Aliran darah ke ginjal, GFR dan ureter akan kembali ke keadaan semula dalam waktu satu bulan
1) Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan dinding rahim
sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu.
Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah melahirkan normalnya
rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah melahirkan rahim sudah tak teraba, 6
pekan akan pulih seperti semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan muncul garis-
garis putih atau coklat berkelok, hal ini dikarenakan peregangan kulit perut yang berlebihan selama
hamil, sehingga perlu waktu untuk memulihkannya, senam nifas akan sangat membantu
mengencangkan kembali otot perut.
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan
bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan,
namun insyaalloh akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau seberapa sering
melahirkan), walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum melahirkan. Jaga kebersihan daerah
kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan
terdapat nanah).
4
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban, berikutnya berupa
darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur berubah menjadi berwarna kuning
kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa nifas. Darah nifas yang berbau
sangat amis atau busuk dapat menjadi salah satu petunjuk adanya infeksi dalam rahim.
4) Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan dimulainya
proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat
mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi
kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein,
sebagian ibu membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat bagus untuk bayi.
5) Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga
karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Namun
usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang
terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi perdarahan.
6) Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus,
sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang muncul wasir atau ambein
pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga
karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan. Dengan memperbanyak asupan
serat (buah-sayur) dan senam nifas insyaalloh akan mengurangi bahkan menghilangkan keluhan
ambein ini.
7) Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keeping darah) akan
berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih
tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi, ari-ari, air
ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk
mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya setelah 6 bulan,
walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.
9) Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan kembali normal.
Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi atau
tanda bahaya lain.
5
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya perhatian keluarga, kurangnya
pengetahuan akan cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga. Perubahan ini memiliki
berbagai bentuk dan variasi dan akan berangsur-angsur normal sampai pada pekan ke 12 setelah
melahirkan
(a) Gunakan pembalut bersih minimal 4-6 jam, pakai dengan baik agar tidak bergeser
(b) Lepaskan pembalut dari arah depan ke belakang untuk menghindari penyebaran kuman dari
dubur
(c) Percikkan air hangat ke daerah perineum setiap setelah BAK dan BAB kemudian keringkan
dengan lap yang halus
(d) Jauhkan tangan dari daerah perineum hingga benar-benar sembuh
6
a. Perdarahan per vaginam yang luar biasa/tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan biasa)
memerlukan penggantian pembalut 2-3x dalam setengah jam.
b. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung.
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik.
e. Gangguan masalah penglihatan/penglihatan kabur.
f. Pembengkakan di wajah atau tangan.
g. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan.
h. Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit.
i. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
j. Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkanan pada kaki.
k. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri.
l. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.
1. Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu metode berfikir
dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan kebidanan, agar menguntungkan
kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.
7
2. Tujuan
Memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan terstandar pada ibu postpartum dengan
memperhatikan kondisi ibu selama masa postpartum.
3. Langkah-langkah
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Hellen Varney dalam
buku Varneys Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan
yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik :
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dilakukan untuk
mengevalusi keadaan pasien secara lengkap . Pada langkah pertama ini harus terkumpul data yang
komporhensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan , sehingga dapat menggambarkan
kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.
a. Data Subjektif
1) Biodata yang mencakup identitas pasien
2) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya merasa mules,
sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perenium.
3) Riwayat kesehatan
(a) Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut yang diderita
(b) Riwayat kesehatan sekarang
Mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya
dengan masa nifas dan bayinya
(c) Riwayat kesehatan keluarga
Mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien dan bayinya.
4) Riwayat Perkawinan
Berapa kali menikah.
5) Riwayat Obstetrik
(a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali inu hamil, apakah pernah
abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
8
(b). Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinanjenis persalinan, jenis kelamin anak,
keadaan bayi ( BB, PB ) penolong persalinan.
6) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB atau tidak, jenis apa, berapa lama,
apakah ada keluhan saat menggunakannya serta rencana KB setelah masa nifas dan apa jenis yang
diinginkan.
8) Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.
9) Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pengetahuan pasien tentang perawatan setelah
melahirkan sehingga menguntungkan selama masa nifas.
b. Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan
bahwa keadaan pasien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen pengkajian data objektif
adalah
2) Pemeriksaan Fisik
(a) Keadaan buah dada dan putting susu ( simetris/tidak, konsistensi, ada pembengkakan/tidak,
puttingmenonjol/tidak, lecet/tidak )
(b) Keadaan abdomen ( uterus normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada diatas ketinggian
fundal saat masa nifas segera. Uterus abnormal : lembek, diatas ketinggian fundal saat masa post
partus segera )
9
- lochea ( merah hitam : lochea rubra, bau biasa, tidak ada bekuan darah atau butir butir
darah beku, jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit. Abnormal : merah terang, bau
busuk, mengeluarkan darah beku, perdarahan berat,
- Keadaan perenium : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/robekan, hecting.
- Keadaan anus : hemorrhoid.
- Keadaan ekstreminitas : varises, oedema, reflex patella
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang
akurat atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan, diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah,
keduanya digunakan karena masalah tidak dapat diidentifikasi seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh
bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.
a. Diagnosa Kebidanan
Berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas
Data dasar meliputi :
1) Data subjektif ( pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan
ibu tentang keluhannya )
2) Data Objektif
Palpasi tentang TFU dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil
pemeriksaan TTV
b. Masalah
Data dasar meliputi : Data subjektif ( data yang didapat dari hasil anamneses pasien ) dan data objektif (
data yang didapat dari hasil pemeriksaan
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa
masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Mengidentifikasi perlu adanya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau/ untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama oleh anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat
dicerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanan kebidanan sebelumnya. Jadi penatalaksanaannya
bukan hanya pada kunjungan antenatal saja. Tetapi secara terus-menerus sampai wanita tersebut bersalin
dan menyelesaikan masa nifasnya dengan aman.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyuluruh,ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diindentifiakasi
atau diantisipasi.
10
Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan
adalah merumuskan rencana asuhan dan membuat kesepakatan dengan pasien sesuai dengan hasil
pembahasan rencana asuhan bersama pasien sebelum melaksanaknnya.adapun hal hal yang perlu
dilakukan yaiyu meliputi :
a. Observasi : keadaan umu pasien, kesadaran, tanda tanda vital, TFU, kontraksi uterus, anjurkan ibu
untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini
b. Kebersihan Diri
2) Ganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1) Cukup istirahat
d. Gizi
4) Minum vitamin A
e. Perawatan payudara
f. Hubungan seksual
g. Keluarga Berencana
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilakukankan secara efisien dan aman. Rencana ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh pasien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun
bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan.
a. Mengobservasi meliputi :
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
11
3) TTV ( ukur TD, Suhu, Nadi dan Respirasi )
4) TFU, kontraksi uterus
5) Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh menghambat
proses involusi uterus
6) Menganjurkan pada ibu untuk mobilasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar
peredaran darah
b. Kebersihan diri
2) Mengganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK
c. Istirahat
1) Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah
2) Memberi peringatan pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi produksi ASI
kurang, proses involusio berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan
3) Mengajurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari hari
d. Gizi
1) Mengkonsumsi makanan yang bergizi bermutu dan cukup kalori sebaiknya ibu makan makanan
yang mengandung protein, vitamin dan mineral
4) Minum vitamin A ( 200. 000 unit ) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
e. Perawatan payudara.
f. Hubungan Seksual
g. Keluarga Berencana
Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan
keinginannya
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagai mana telah
diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksannaanya Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan
sebagian belum efektif.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENERAPAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DI RSU Dr. M HAULUSSY AMBON
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS KLIEN
13
d. Jenis Persalinan : Spontan, letak belakang kepala
5. Riwayat Post Partum : Keadaan umum baik, keadaan emosi stabil, ibu masih mampu
duduk sendiri ( ambulasi dini kurang baik ) kerena adanya jahitan pada perenium
Anak
Tgl/Thn Tempat Usia Jenis Men
Penolo Jenis Hidup/
Persalina Persalina kehamila Persalina e-
ng kelamila BB PB meningg
n n n n teki
n al
30
2
peremp 0 49
2007 RS aterem Spontan bidan hidup tahu
uan gr cm
n
b. Respon terhadap kehamilan : ibu dan suami merasa bahagia dengan kelahiran bayinya
a. Nutrisi :
14
telur ,daging dan buah ( pepaya )
2). Frekuensi minum : 4 5 x gelas sehari
Jenis minuman : 4 gelas air putih dan susu
c. Personal Hyglene :
d. Eliminasi :
1). BAB
Frekuensi : 1x
Konsistensi : lembek
2). BAK
Frekuensi : 2 x sejak selesai melahirkan
Konsistensi : encer
Warna : kuning
Bau : pesing
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
15
2. Pemeriksaan Khusus
c. Mata : Simetris kiri dan kanan, sklera tidak iktrus, conjungtiva merah muda,
kelopak mata tidak odema
e. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada luka pada bibir ,
kebersihan gigi terjaga, tidak ada caries gigi
f. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan, tidak ada secret,
vena jugularis
h. Dada/Payudara: Bentuk simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, tidak ada
i Abdomen : ada linea alba dan linea nigra, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi
a. Vulva / Vagina
Inspeksi : ada pengeluaran darah jenis lochia rubra, warna merah tua, bau amis,
konsistensi darah cair, sekarang sedanga terpasang pembalut tiga lapis perenium
nampak luka episiotom medio lateral, jahitan jelujur
b. Ekstemitas
16
3. Pemeriksaan Penunjang :
Hb : 11,0 gr %
Golda : O
C. ASSESMENT
Data Dasar :
3. Kebutuhan :
Dasar :
D. PLANNING
17
dengan baik, maka oksigenisasi dalam darah juga dapat berjalan dengan baik
njuga dapat mengembalikan stamina ibu
1). Observasi tanda tanda vital, lactase, TFU, kandung kemih, Lochia, luka dan
jahitan, tanda tanda infeksi
2) Perawatan diri
3). Mobilisasi dan istirahat
4). Penyuluhan :
- Cara merawat payudara
- Cara merawat tali pusat
- KB
5) Terapi lanjutan
2. Implementasi :
18
2) Menganjurkan ibu untuk beristirahat
Pukul :
- TFU : 1 jbp
2. Evaluasi :
19
- Istirahat
- Terapi dilanjutkan
- Perawatan diri
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny. M dengan post partum normal, penulis dapat
melakukan perbandingan antara teori dengan praktek di lapangan sehingga penulis dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Pengkajian pada Ny M PIA0 Post partum hari pertama diketahui data objektifnya adalah keadaan ibu
baik, kesadaran composmentis.
2. Identifikasi Diagnosa Masalah berdasarkan pengkajian adalah Ny M PIA0 dengan post partum
normal.
3. Identifikasi Masalah Potensial pada Ny M PIA0 dengan postpartum normal tidak ada masalah
potensial yang terjadi.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera yaitu dengan pemberian konseling tentang kebutuhan nutrisi untuk ibu
dan bayi.
5. Dalam melakukan kegiatan perencanaan, penulis berusaha membuatnya sesuai dengan kebutuhan
klien. Selain itu penulis juga berusaha melakukan sesuai teori yang diberikan dalam asuhan kebidanan
pada nifas normal.
6. Pada langkah asuhan kebidanan yang telah penulis lakukan pada umumnya memberikan konseling
tentang hal-hal yang diperlukan klien.
7. Pada langkah evaluasi dan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan pada saat setelah 1 hari, klien
dan keluarga akhirnya dapat memahami bahwa perawatan saat kehamilan, bersalin dan masa nifas
sangat penting untuk mencegah komplikasi.
Dari hasil pengkajian pada Ny. M dengan post partum normal, dan keluarganya tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek di lapangan. Post partum kalau ditangani dengan baik akan berjalan dengan
normal. Sehingga tidak akan terjadi perdarahan maupun infeksi, pengenalan diri dan penjelasan maksud
dan tujuan dari kegiatan pengkajian ternyata dapat menghilangkan kesalah fahaman klien terhadap petugas
kesehatan dengan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik.
B. Saran
1. Untuk Petugas Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga kejadian post date pada ibu bersalin
bisa dicegah.
2. Untuk Masyarakat
Agar masyarakat khususnya ibu nifas bisa melaksanakan anjuran yang diberikan oleh bidan atau
tenaga kesehatan lainnya.
3. Untuk Mahasiswa atau Praktikan
Semoga dapat lebih Menggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan
ketrampilan mahasiswa tentang masalah masalah yang terjadi pada ibu post partum.
21
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
DI S U S U N
Oleh :
Nama : PRICELYA.NOIJA
NIM : P07124009O58
JURUSAN KEBIDANAN
2011
22
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai sumber
dari segala ilmu pengetahuan yang telah melimpahkan berkat, rahmat serta akal budi,
hikmat dan kebijaksanaan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Adapun di dalam laporan ini disusun berdasarkan hasil pemeriksaan pada ibu nifas di
Disadari sungguh bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Untuk itu, segala bentuk kritik,
saran dan masukan yamg sifatnya membangun dari pembimbing lahan, maupun pembimbing
institusi yang menaruh perhatian terhadap penulisan ini sangat diharapkan demi
Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya, dalam penyelesaian laporan ini, dan semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
23