Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis. Diperkirakan bahwa
60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama.
Perawatan post partum dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanyakemungkinan-
kemungkinan perdarahan post partum, dan infeksi.
Di masa lampau perawatan puerperium sangat konservatif, dimana puerpera diharuskan tidur terlentang
selama 40 hari. Dampak sikap demikian pernah dijumpai di surabaya,terjadi adhesi antara labium minus
dan labiummayus kanan kiri,dan telah berlangsung hampir enam tahun.Kini perawatan puerperium lebih
aktif dengan di anjurkan untuk melakukan mobilisasi dini.
Berdasarkan data di atas tersebut penulis merasa tertarik untuk mengangkat kasus dalam makalah dengan
judul ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM NORMAL PADA NY.S DI RSUD Dr. M Haulussy.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang berlaku pada Ny. S
dengan post partum normal di RSUD Dr. M Haulussy Ambon, dengan menggunakan pendekatan
manajemen Varney dan pendokumentasian secara SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kebidanan pada Ny. S dengan post partum normal di
RSUD Dr. M Haulussy Ambon tahun 2011.
b. Mahasiswa mampu menentukan interpretasi data untuk melakukan diagnosa masalah serta
kebutuhan pada Ny. S dengan post partus normal.
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa dan masalah potensial pada Ny. S dengan post
partum normal.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan segera atau kolaborasi pada Ny. S dengan post partum
normal.
e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan yang menyeluruh pada Ny. S
dengan post partum normal.
f. Mahasiswa mampu melakukan tindakan sesuai perencanaan asuhan pada Ny. S dengan post
partum normal.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny.S dengan
post partum normal.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah laporan ini adalah Bagaimana Penerapan
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu PostPartum Normal di RSUDHAULUSSY Ambon?

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP TEORI MASA NIFAS

1. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ kewanitaan yang umumnya
diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama kurang lebih 6 pekan.
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi. Bagi yang belum
mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang terjadi, oleh sebab itu penting bagi ibu
memahami apa saja perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan mengenali tanda bahaya secara
dini.

2. Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan
memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan.
Adapun hasil yang diharapkan adalah terlaksananya asuhan segera atau rutin pada ibu post partum
termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial,
tindakan segera dan merencanakan asuhan.

3. Perubahan-perubahan fisik masa nifas


a. Infolusio

Adalah proses kembalinya alat alat kandungan dan jalan lahir setelah persalinan sehingga mencapai
keadaan sebelum hamil

Proses ini terjadi :

1) Autolisis

Penghancuran sel sel dalam otot uterus karena hyperplasia dan hypertropi selama kehamilan ( dibantu
hormone dan enzim )

2) Aktifitas otot otot

Adanya kontraksi dan retraksi otot otot setelah partus untuk menjepit pembuluh darah akibat lepasnya
plasenta.Mengeluarkan isi uterus yang tidaberguna. Uterus menjadi kecil

b. Ischemia / local anemia

Terjadinya kekurangan darah pada uterus karena uterus yang mengecil setelah partus

Tinggi Fundus Uteri sesudah persalian

Hari ke 2 : TFU 1 jari bawah pusat

Hari ke 5 : TFU pusat Shympisis

Hari ke 10: TFU tidak teraba dari luar

c. Lochia

Lochia adalah caairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas

2
Macam macam lochia :

1) Lochia rubra
Keluar dari hari 1 3
Warna merah, berisi darah, lepasan desidua, sisa charion, rambut rambut lanugo , vernik casiosa
kemungkinan mekonium, berbau amis tapi tidak berbau busuk.
2) Lochia serosa
Keluar dari hari ke 4 9 , warna merah pucat kecoklatan, berisi banyak serum leukosit dan selaput
lender, jumlah lebih sedikit dari lochia rubra.
3) Lochia alba
Keluar dari hari ke 10 15 atau lebih
Warna putih kekuningan, berisi selaput lender dan leukosit.
Lochia rubra bisa keluar lebih lama diduga :
Tertinggalnya selaput plasenta atau selapu janin, adanya infeksi, mungkin pada ibu yang tidak
menetek sehinggakurangnya kontraksi uterus

d. Lactasi
Adalah proses pembentukan dan pengeluaran ASI pada ibu post patum

Laktasi dimulai sejak usia kehamilan ke 6 minggu oleh pengaruh hormone prolaktin dihambat oleh
hormone estrogen + progesterone yang dibentuk plasenta waktu hamil hormone prolaktin menurun
sehingga ASI yang dibentuk hanya dalam jumlah sedikit.

Setelah partus plasenta tidak membentuk hormone estrogen dan hormone progesterone sehingga
hormone prolaktin meningkat untuk membentuk ASI.

Pembentukan ASI :

Hari ke 3 : 200 cc

Hari ke 4 : 300 cc

Hari ke 5 : 450 cc

Hari ke 6 : 500 cc

Hari ke 7 : 750 cc

Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI selama masa nifas :

1) Gizi
2) Kejiwaan
3) Mastitis : ca buah dada dll
4) Anatomi buah dada

e. Perubahan Cardiovaskuler :
1) Tekanan Darah
2) Berkeringan dan mengggigil
3) Komponen darah
f. Perubahan Sistem Urinaria :

Biasanya akan mengalami ketidakmampuan BAK dalam 2 hari setelah partus .

3
Timbunan cairan dalam jaringan selama hamil dikeluarkan melalui dieresis, biasanya dimulai 12 jam setelah
partus akibatnya kehilangan berat badan 2,5 kg minggu I post partum

Hematuri ( minggu I post partum ) adanya trauma pada kandung kemih waktu partus, terjadi infeksi saluran
kencing

Acetonuri terjadi karena dehidrasi setelah partus lama

Aliran darah ke ginjal, GFR dan ureter akan kembali ke keadaan semula dalam waktu satu bulan

g. Perubahan Pada Endokrin


1) Hormon estrogen dan progesterone menurun dengan cepat
2) Hormon prolaktin meningkat pada ibu meneteki karena isapan bayi
3) Hormon estrogen pada ibu tidak meneteki meningkat secara bertahap
4) Pada ibu meneteki menstruasi pada minggu ke 6 post partum
5) Pada ibu yang tidak meneteki pada minggu ke 12 post partum

h. Perubahan Buah Dada :


Produksi ASI pada hari ketiga post partum dihasilkan oleh sel sel acini di alveoli atas pengaruh hormone
prolaktin
i. Perubahan Gastro Intestinal
Defikasi secara normal terjadi lambat ( 1 minggu ), mobilitas usus menurun. Pemberian hukna pada kala I
dan penurunan kekenyalan otot abdomen. Predisposisi terjadinya konstipasi
j. Perubahan Musculoskeletal
Masa post partum, dinding perut sering lembek dan kendor akibatnya hilanlah kekenyalan otot krn selama
hamil otot amdomen terenggang
k. Perubahan - perubahan lainnya :

1) Rahim

Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan dinding rahim
sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu.
Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah melahirkan normalnya
rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah melahirkan rahim sudah tak teraba, 6
pekan akan pulih seperti semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan muncul garis-
garis putih atau coklat berkelok, hal ini dikarenakan peregangan kulit perut yang berlebihan selama
hamil, sehingga perlu waktu untuk memulihkannya, senam nifas akan sangat membantu
mengencangkan kembali otot perut.

2) Servik, vulva dan vagina

Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan
bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan,
namun insyaalloh akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau seberapa sering
melahirkan), walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum melahirkan. Jaga kebersihan daerah
kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan
terdapat nanah).

3) Darah nifas (Lochea)

4
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban, berikutnya berupa
darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur berubah menjadi berwarna kuning
kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa nifas. Darah nifas yang berbau
sangat amis atau busuk dapat menjadi salah satu petunjuk adanya infeksi dalam rahim.

4) Payudara

Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan dimulainya
proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat
mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi
kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein,
sebagian ibu membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat bagus untuk bayi.

5) Sistem perkemihan

Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga
karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Namun
usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang
terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi perdarahan.

6) Sistem pencernaan

Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus,
sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang muncul wasir atau ambein
pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga
karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan. Dengan memperbanyak asupan
serat (buah-sayur) dan senam nifas insyaalloh akan mengurangi bahkan menghilangkan keluhan
ambein ini.

7) Peredaran darah

Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keeping darah) akan
berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih
tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.

8) Penurunan berat badan

Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi, ari-ari, air
ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk
mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya setelah 6 bulan,
walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.

9) Suhu badan

Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan kembali normal.
Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi atau
tanda bahaya lain.

4. Perubahan psikis masa nifas

5
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya perhatian keluarga, kurangnya
pengetahuan akan cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga. Perubahan ini memiliki
berbagai bentuk dan variasi dan akan berangsur-angsur normal sampai pada pekan ke 12 setelah
melahirkan

5. Penatalaksanaan masa nifas secara normal

a. Luka episiotomy dijahit dengan baik dan steril


b. Perhatikan kebersihan pakaian dalam dan pembalut
c. 1 jam I post partum, awasi perdarahan, Hpp . berikan uterustonika
d. Fasilitasi bounding and attachment
e. Istirahat cukup kra kira 6 jam mobilitasi bertahap miring kri miring kanan
f. Diet TKT, banyal cairan cukup buah buahan
g. BAB harus ada ada dlm 3 hari post partum
h. After Pains, berikan anak sedative
i. Berikan bantuan saat menyusui
j. Penyuluhan keuntungan menyusui bagi ibu dan anak
k. Anjurkan ibu untuk :
1) Perawatan tali pusat, cara memandingkan bayi dan mengenakan pakaian, membersihkan mata
hidung mulut
2) Anjurkan ibu untuk
3) Perawatan buah dada, perawatan perenium, Makanan ibu meneteki dl
4) Follow up sesudah 6 minggu post partum
5) Perawatan payudara.
6) Perawatan vulva seperti vulva hygiene.
7) Cara untuk merawat perineum adalah :

(a) Gunakan pembalut bersih minimal 4-6 jam, pakai dengan baik agar tidak bergeser
(b) Lepaskan pembalut dari arah depan ke belakang untuk menghindari penyebaran kuman dari
dubur
(c) Percikkan air hangat ke daerah perineum setiap setelah BAK dan BAB kemudian keringkan
dengan lap yang halus
(d) Jauhkan tangan dari daerah perineum hingga benar-benar sembuh

6. Pengawasan ibu nifas :


a. pemeriksaan plasenta, agar tidak ada bagian-bagian plasenta yang tertinggal.
b. Pengawasan tinggi fundus uteri.
c. Pengawasan perdarahan dari vagina.
d. Pengawasan konsistensi rahim.
e. Pengawasan keadaan umum ibu.
7. Tanda bahaya masa nifas
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca persalinan (memasuki masa nifas) karena itu sangat
penting untuk mendidik para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas sehinggaa ibu
dapat segera mencari pertolongan medis jika terdapat tanda-tanda bahaya masa nifas yang disebutkan di
bawah ini :

6
a. Perdarahan per vaginam yang luar biasa/tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan biasa)
memerlukan penggantian pembalut 2-3x dalam setengah jam.
b. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung.
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik.
e. Gangguan masalah penglihatan/penglihatan kabur.
f. Pembengkakan di wajah atau tangan.
g. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan.
h. Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit.
i. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
j. Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkanan pada kaki.
k. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri.
l. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.

8. Komplikasi masa nifas


Komplikasi masa nifas dapat meliputi :
a. Perdarahan masa nifas
Perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan dengan jumlah lebih dari
500ml setelah bayi lahir. Ada 2 jenis menurut waktunya, yaitu perdarahan dalam 24 jam pertama setelah
melahirkan dan perdarahan nifas. Penyebab tersering adalah atonia uteri yakni otot rahim tidak
berkontraksi sebagaimana mestinya segera setelah bayi lahir. Normalnya setelah bayi dan plasenta lahir
otot-otot rahim akan berkontraksi sehingga pembuluh darah akan menutup dan perdarahan akan berhenti.
Namun, terjadi atonia uteri, rahim tidak berkontraksi dengan baik sehingga pembuluh darah tetap
terbuka.Dengan demikian terjadilah perdarahan postpartum.
b. Infeksi
Infeksi masa nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke
dalam alat genetalia pada waktu persalinan dan masa nifas.
Infeksi masa nifas meliputi :
Endometritis :jenis infeksi yang paling sering, kuman-kuman memasuki endometrium biasanya pada
bekas insersio plasenta dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
Eritonitis : infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus langsung mencapai
peritoneum sehingga menyebabkan peritonitis.
c. Bendungan ASI
Bendungan ASI merupakan pembendungan ASI karena penyempitan duktus laktiferi/kelenjar yang tidak
dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu.

B. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN

1. Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu metode berfikir
dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberikan asuhan kebidanan, agar menguntungkan
kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.

7
2. Tujuan
Memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan terstandar pada ibu postpartum dengan
memperhatikan kondisi ibu selama masa postpartum.
3. Langkah-langkah
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Hellen Varney dalam
buku Varneys Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan
yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik :

Langkah I : Pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dilakukan untuk
mengevalusi keadaan pasien secara lengkap . Pada langkah pertama ini harus terkumpul data yang
komporhensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan , sehingga dapat menggambarkan
kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.

a. Data Subjektif
1) Biodata yang mencakup identitas pasien

(a) Nama, jelas dan lengkap


(b) Umur, dicatat dalam tahun
(c) Agama, untuk mengetahui keyakinan pasien agar dapat membimbing atau mengarahkan pasien
dalam berdoa
(d) Pendidikan, untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual pasien, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
(e) Suku/Bangsa, berpengaruh pada adat istiadat / kebiasaan sehari hari
(f) Pekerjaan, untuk mengetahui dan mengukur tingkat ekonomi. Ini berpengaruh pada tingkat gizi
pasien
(g) Alamat, untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
(h) No Rmh/Hp, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien

2) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya merasa mules,
sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perenium.

3) Riwayat kesehatan
(a) Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut yang diderita
(b) Riwayat kesehatan sekarang
Mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya
dengan masa nifas dan bayinya
(c) Riwayat kesehatan keluarga
Mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien dan bayinya.

4) Riwayat Perkawinan
Berapa kali menikah.

5) Riwayat Obstetrik
(a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali inu hamil, apakah pernah
abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu

8
(b). Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinanjenis persalinan, jenis kelamin anak,
keadaan bayi ( BB, PB ) penolong persalinan.

6) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB atau tidak, jenis apa, berapa lama,
apakah ada keluhan saat menggunakannya serta rencana KB setelah masa nifas dan apa jenis yang
diinginkan.

7) Kehidupan sosial budaya


Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan
atau merugikan pasien khusus pada masa nifas ( misalnya kebiasaan makan ).

8) Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.

9) Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pengetahuan pasien tentang perawatan setelah
melahirkan sehingga menguntungkan selama masa nifas.

10) Pola pemenuhan kebutuhan sehari hari


(a) Nutrisi
Tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenisnya, makanan pantangan
(b) Eliminasi
Tentang fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK, frekuensi, jumlah, bau, warna, konsistensi
(c) Istirahat
Tentang pola istirahat dan tidur pasien ( berapa jam )
(d) Personal hygiene
Apakan ibu selalu menjaga kebersihan tubuhnya terutama pada bagian genitalis
(e) Aktivitas
Pola aktivitas pasien sehari hari

b. Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan
bahwa keadaan pasien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen pengkajian data objektif
adalah

1) Tanda tanda vital


Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya
Temperatur/suhu, Nadi dan pernapasan, Tekanan Darah.

2) Pemeriksaan Fisik

(a) Keadaan buah dada dan putting susu ( simetris/tidak, konsistensi, ada pembengkakan/tidak,
puttingmenonjol/tidak, lecet/tidak )

(b) Keadaan abdomen ( uterus normal : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada diatas ketinggian
fundal saat masa nifas segera. Uterus abnormal : lembek, diatas ketinggian fundal saat masa post
partus segera )

(c) Kandung kemih ( bisa buang air/ tidak )

(d) Keadaan genitalia ( Normal :

9
- lochea ( merah hitam : lochea rubra, bau biasa, tidak ada bekuan darah atau butir butir
darah beku, jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit. Abnormal : merah terang, bau
busuk, mengeluarkan darah beku, perdarahan berat,
- Keadaan perenium : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/robekan, hecting.
- Keadaan anus : hemorrhoid.
- Keadaan ekstreminitas : varises, oedema, reflex patella

Langkah II : Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang
akurat atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan, diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah,
keduanya digunakan karena masalah tidak dapat diidentifikasi seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh
bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.

a. Diagnosa Kebidanan
Berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas
Data dasar meliputi :
1) Data subjektif ( pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan
ibu tentang keluhannya )
2) Data Objektif
Palpasi tentang TFU dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil
pemeriksaan TTV

b. Masalah

Permasalahn yang munculberdasarkan pernyataan pasien.

Data dasar meliputi : Data subjektif ( data yang didapat dari hasil anamneses pasien ) dan data objektif (
data yang didapat dari hasil pemeriksaan

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa
masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Langkah IV : mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang membutuhkan penanganan segera

Mengidentifikasi perlu adanya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau/ untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama oleh anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat
dicerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanan kebidanan sebelumnya. Jadi penatalaksanaannya
bukan hanya pada kunjungan antenatal saja. Tetapi secara terus-menerus sampai wanita tersebut bersalin
dan menyelesaikan masa nifasnya dengan aman.

Langkah V : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyuluruh,ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diindentifiakasi
atau diantisipasi.

10
Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan
adalah merumuskan rencana asuhan dan membuat kesepakatan dengan pasien sesuai dengan hasil
pembahasan rencana asuhan bersama pasien sebelum melaksanaknnya.adapun hal hal yang perlu
dilakukan yaiyu meliputi :

a. Observasi : keadaan umu pasien, kesadaran, tanda tanda vital, TFU, kontraksi uterus, anjurkan ibu
untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini

b. Kebersihan Diri

1) Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia

2) Ganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK

c. Istirahat

1) Cukup istirahat

2) Beri pengertian manfaat istirahat

3) Kembali mengerjakan pekerjaan sehari hari

d. Gizi

1) Makan makanan yang bergizi, bermutu dan cukup kalori

2) Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap selesai menyusui

3) Minum tablet Fe/zat besi ( 40 tab/hari )

4) Minum vitamin A

e. Perawatan payudara

1) Jaga kebersihan payudara

2) Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan

f. Hubungan seksual

Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan

g. Keluarga Berencana

Anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya

Langkah VI : Melaksanakan perencanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilakukankan secara efisien dan aman. Rencana ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh pasien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun
bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan.

a. Mengobservasi meliputi :

1) Keadaan umum
2) Kesadaran

11
3) TTV ( ukur TD, Suhu, Nadi dan Respirasi )
4) TFU, kontraksi uterus
5) Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh menghambat
proses involusi uterus
6) Menganjurkan pada ibu untuk mobilasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar
peredaran darah

b. Kebersihan diri

1) Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genitalia

2) Mengganti pembalut dua hari sekali atau setiap kali selesai BAK

c. Istirahat

1) Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah
2) Memberi peringatan pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi produksi ASI
kurang, proses involusio berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan
3) Mengajurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari hari

d. Gizi

1) Mengkonsumsi makanan yang bergizi bermutu dan cukup kalori sebaiknya ibu makan makanan
yang mengandung protein, vitamin dan mineral

2) Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui

3) Minum tablet Fe/zat besi selama 40 hari pasca persalinan

4) Minum vitamin A ( 200. 000 unit ) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI

e. Perawatan payudara.

1) Jaga kebersihan payudara


2) Beri ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan

f. Hubungan Seksual

Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan

g. Keluarga Berencana

Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan
keinginannya

Langkah VII : evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagai mana telah
diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksannaanya Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan
sebagian belum efektif.

12
BAB III

TINJAUAN KASUS

PENERAPAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DI RSU Dr. M HAULUSSY AMBON

Nomor Register : 037714

Tanggal Pengkajian : 26-11-2011

Diterima Pukul : 11.00 WIT

Oleh : Bidan + Mahasiswa

A. DATA SUBJEKTIF

1. IDENTITAS KLIEN

Nama Ibu : Ny. Ketsin Nama Suami : Tn.Ketsin


Umur : 29 tahun Umur : 32 Tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Kebangsaan : Ambon / Indonesia Kebangsaan : Ambon / indonesia
Agama : K. Protestan Agama : K. Protestan
Alamat : Poka Alamat : Poka
No.Tlp/HP : - No. Tlp/HP :

2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan merasakan sakit pada daerah kemaluan

( jalan lahir / perenium )

Riwayat Keluhan Utama : Sakit pada daerah kemaluan ( perenium ) dirasakan

sejak selesai melahirkan sampai sekarang.

3. Riwayat Persalinan Sekarang:

a. Tempat Persalinan : RSU Dr. Haulussy Ambon

b. Tgl/Jam Persalinan : 26-11-2011/11.00 WIT

c. Penolong Persalinan : Bidan + Mahasiswa Bidan

13
d. Jenis Persalinan : Spontan, letak belakang kepala

e. Melahirkan anak ke : 2( pertama)

f. Masalah/komplikasi dalam persalinan : tidak ada

g. Plasenta : Lahir secara spontan dan lengkap

h. Tindakan lain : Tidak dilakukan

4. Keadaan Bayi : Bayi lahir hidup, jenis kelamin perempuan, BB : 3000, PB : 49


cm, nilai APGAR 7 pada satu menit pertama dan 9 pada menit
kelima, tidak ada cacat bawaan, inisiasi menyusui dini dilakukan
oleh ibu.

5. Riwayat Post Partum : Keadaan umum baik, keadaan emosi stabil, ibu masih mampu
duduk sendiri ( ambulasi dini kurang baik ) kerena adanya jahitan pada perenium

6. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Anak
Tgl/Thn Tempat Usia Jenis Men
Penolo Jenis Hidup/
Persalina Persalina kehamila Persalina e-
ng kelamila BB PB meningg
n n n n teki
n al
30
2
peremp 0 49
2007 RS aterem Spontan bidan hidup tahu
uan gr cm
n

7. Riwayat Keluarga Berencana

Ibu sudah pernah mengikuti program KB suntik 3 bulan

4. Riwayat Sosial Ekonomi :

a. Status pernikahan : Sah, nikah yang pertama, lamanya 7 tahun tahun

b. Respon terhadap kehamilan : ibu dan suami merasa bahagia dengan kelahiran bayinya

c. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami dengan persetujuan istri

5. Pola Kegiatan Sehari-hari

a. Nutrisi :

1). Frekuensi makan : 3 x sehari dihabiskan


Jenis makanan : Nasi, lauk ( sayur tumis dan bening ) pauk ( ikan,

14
telur ,daging dan buah ( pepaya )
2). Frekuensi minum : 4 5 x gelas sehari
Jenis minuman : 4 gelas air putih dan susu

b. Tidur dan Istirahat

1). Tidur Siang : 1 - 2 jam


2), Tidur malam : 4 - 5 jam

c. Personal Hyglene :

1). Mandi : 3 x sehari menggunakan sabun mandi


2). Sikat gigi : setiap selesai makan dan pada saat mandi menggunakan
pasta
3). Cuci Rambut : 2 x seminggu dengan menggunakan shampo
4). Ganti pakaian luar dan dalam setiap selesai mandi dan bila basah

d. Eliminasi :

1). BAB
Frekuensi : 1x

Konsistensi : lembek

2). BAK
Frekuensi : 2 x sejak selesai melahirkan

Konsistensi : encer

Warna : kuning

Bau : pesing

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tinggi badan : 153 cm

d. Berat badan sekarang : 58 kg

e. Tanda- tanda Vital : 120/80 mmHg, Suhu : 36,5C, Nadi : 84 x / m, P : 24x/m

f. Keadaan emosional : ibu tampak cemas

15
2. Pemeriksaan Khusus

a. Kepala : Rambut hitam panjang, bersih, penyebaran merata, tidak mudah

rontok, tidak ada benjolan


b. Muka : Tidak sembab (odema),

c. Mata : Simetris kiri dan kanan, sklera tidak iktrus, conjungtiva merah muda,
kelopak mata tidak odema

d. Hidung : Simetris kiri dan kanan, tidak ada polib

e. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada luka pada bibir ,
kebersihan gigi terjaga, tidak ada caries gigi

f. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan, tidak ada secret,

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer tyroid, tidak ada pembesaran

vena jugularis

h. Dada/Payudara: Bentuk simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, tidak ada

nyeri tekan, ada hyperpigmentasi areola,ada cloastrum

i Abdomen : ada linea alba dan linea nigra, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi

uterus baik, uterus teraba keras

j. Kandung kemih : Kosong

a. Vulva / Vagina

Inspeksi : ada pengeluaran darah jenis lochia rubra, warna merah tua, bau amis,
konsistensi darah cair, sekarang sedanga terpasang pembalut tiga lapis perenium
nampak luka episiotom medio lateral, jahitan jelujur

b. Ekstemitas

1). Atas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada odema


2).Bawah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, tidak ada odema

16
3. Pemeriksaan Penunjang :
Hb : 11,0 gr %
Golda : O

C. ASSESMENT

1. Diagnosa : G1 Ao post partum hari 2 dengan luka episiotomi medio lateral

Data Dasar :

- Partus tanggal 26-11-2011 , jam : 15.00 WIT


- Anak I
- TFU 2 jari dibawah pusat
- Lochia rubra
- Perineum : Episiotomi medio lateral , Jahitan jelujur

2. Masalah : Gangguan rasa nyaman

Data Dasar : Luka pada perineum akibat episiotomi medio lateral

3. Kebutuhan :

- Istirahat yang cukup

- Makan dan minum

- Healt education dan pemberian therapy

4. Diagnosa / masalah potensial : Tidak ada

Dasar :

5. Tindakan segera / kolaborasi : Tidak dilakukan

D. PLANNING

1. Itervensi : tanggal : 27-11-2011 jam 17.30 wit

1) Berikan makanan dan minuman

Rasionalisasi : Mengembalikan stamina ibu setelah selesai melahirkan dan


memenuhi nutrisi ibu
2) Anjurkan ibu untuk beristirahat
Rasionalisasi : Dengan beristirahat otot dapa berelaksasi, maka secara tidak
langsung sistem peredarann darah dari jantung ke seluruh tubuh dapat berjalan

17
dengan baik, maka oksigenisasi dalam darah juga dapat berjalan dengan baik
njuga dapat mengembalikan stamina ibu

3) Lakukan observasi ( TTV, Laktasi, TFU, Lochia, Eliminasi, Keadaan perineum

Rasionalisasi : dapat mengetahui kondisi ibu

4) Bantu ibu untuk meneteki bayinya

Rasionalisasi : agar ibu dapat mengetahui cara meneteki bayi dengan

baik dan nantinya dapat dilakukan secara sendiri

5) Anjurkan ibu untuk melakukan vulva hygiene

Rasionalisasi : Agar ibu dapat merawat kebersihan tubuhnya dan

memberikan kenyamanan bagi dirinya sendiri

6) Berikan Teraphy Vitamin A, Cefadroxyl 2 x 500 dn asam mefenamat

Rasionalisasi : Vit A dapat mengandung vitamin untuk ASI, cefadroxyl dan


asam mefenamat sebagai obat pereda nrasa nyeri

1). Observasi tanda tanda vital, lactase, TFU, kandung kemih, Lochia, luka dan
jahitan, tanda tanda infeksi
2) Perawatan diri
3). Mobilisasi dan istirahat
4). Penyuluhan :
- Cara merawat payudara
- Cara merawat tali pusat
- KB
5) Terapi lanjutan

2. Implementasi :

Tanggal ; 27-11-2011 jam : 18.30 wit

1) Memberikan makanan dan minuman

18
2) Menganjurkan ibu untuk beristirahat

3) Melakukan observasi ( TTV, TD : 120/80, N : 80 x/m, S : 36,80C, P : 24 x/m


Laktasi baik , TFU 1 jbp, Lochia rubra , Eliminasi 200 cc,

4) Membantu ibu untuk meneteki bayinya

5) Menganjurkan ibu untuk melakukan vulva hygiene

6) Memberikan Teraphy Vitamin A, Cefadroxyl 2 x 500 dn asam mefenamat

Pukul :

1) - Periksa TTV : TD : 120/80, S: 37 0 C, N : 82x/m, p : 24 x/m

- TFU : 1 jbp

- Kandung kemih tidak penuh

- Jahitan mulai kering

- Tidak ada tanda tanda infeksi

2. Evaluasi :

Tanggal : 27-11-2011 jam : 20.00 WIT


S : Ibu mengatakan sakit pada luka jahitan bila bergerak tetapi tidak
mengganggu kegiatan ibu
O : - TTV : TD : 120/80 MmHg, N : 84 x/m, R : 22 x/m, S : 37 0C
- Mamae : membesar, tegang, ASI mengalir banyak
- TFU 2 jbp, kandung kemih tidak penuh, pengeluaran lochia rubra,
luka jahitan mulai membaik
- Tidak ada tanda - tanda infeksi
A : - Masalah teratasi dan kebutuhan terpenuhi
- Infeksi dan pembendungan ASI tidak terjadi
P : - Observasi tanda tanda vital, lactase, TFU, kandung kemih,
Lochia, luka dan jahitan, tanda tanda infeksi
- Penuhi kebutuhan gizi ibu
- Bantu dalam pengambilan keputusan penggunaan alat kontrasepsi

19
- Istirahat
- Terapi dilanjutkan
- Perawatan diri

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny. M dengan post partum normal, penulis dapat
melakukan perbandingan antara teori dengan praktek di lapangan sehingga penulis dapat menyimpulkan
bahwa :

1. Pengkajian pada Ny M PIA0 Post partum hari pertama diketahui data objektifnya adalah keadaan ibu
baik, kesadaran composmentis.
2. Identifikasi Diagnosa Masalah berdasarkan pengkajian adalah Ny M PIA0 dengan post partum
normal.
3. Identifikasi Masalah Potensial pada Ny M PIA0 dengan postpartum normal tidak ada masalah
potensial yang terjadi.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera yaitu dengan pemberian konseling tentang kebutuhan nutrisi untuk ibu
dan bayi.
5. Dalam melakukan kegiatan perencanaan, penulis berusaha membuatnya sesuai dengan kebutuhan
klien. Selain itu penulis juga berusaha melakukan sesuai teori yang diberikan dalam asuhan kebidanan
pada nifas normal.
6. Pada langkah asuhan kebidanan yang telah penulis lakukan pada umumnya memberikan konseling
tentang hal-hal yang diperlukan klien.
7. Pada langkah evaluasi dan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan pada saat setelah 1 hari, klien
dan keluarga akhirnya dapat memahami bahwa perawatan saat kehamilan, bersalin dan masa nifas
sangat penting untuk mencegah komplikasi.

Dari hasil pengkajian pada Ny. M dengan post partum normal, dan keluarganya tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek di lapangan. Post partum kalau ditangani dengan baik akan berjalan dengan
normal. Sehingga tidak akan terjadi perdarahan maupun infeksi, pengenalan diri dan penjelasan maksud
dan tujuan dari kegiatan pengkajian ternyata dapat menghilangkan kesalah fahaman klien terhadap petugas
kesehatan dengan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik.

B. Saran
1. Untuk Petugas Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga kejadian post date pada ibu bersalin
bisa dicegah.
2. Untuk Masyarakat
Agar masyarakat khususnya ibu nifas bisa melaksanakan anjuran yang diberikan oleh bidan atau
tenaga kesehatan lainnya.
3. Untuk Mahasiswa atau Praktikan
Semoga dapat lebih Menggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan
ketrampilan mahasiswa tentang masalah masalah yang terjadi pada ibu post partum.

21
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA

IBU NIFAS DI RUMAH SAKIT Dr. M. HAULUSSY AMBON

DI S U S U N

Oleh :

Nama : PRICELYA.NOIJA

NIM : P07124009O58

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

JURUSAN KEBIDANAN

2011

22
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai sumber

dari segala ilmu pengetahuan yang telah melimpahkan berkat, rahmat serta akal budi,

hikmat dan kebijaksanaan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Adapun di dalam laporan ini disusun berdasarkan hasil pemeriksaan pada ibu nifas di

Rumah Sakit Dr. M. Haulussy Ambon

Disadari sungguh bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Untuk itu, segala bentuk kritik,

saran dan masukan yamg sifatnya membangun dari pembimbing lahan, maupun pembimbing

institusi yang menaruh perhatian terhadap penulisan ini sangat diharapkan demi

penyempurnaanlaporan ini kedepan.

Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu saya, dalam penyelesaian laporan ini, dan semoga dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Ambon, 24 november 2011

Penulis

23

Anda mungkin juga menyukai