Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

J DENGAN

DIAGNOSA G1POAO POST PARTUM NORMAL

DI RUANG ANGGREK RSUD MASOHI

OLEH :

YONA TASANE

NIM: N2310092

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SULI
2024
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Pospartum
1. Definisi
Post partum adalah masa sesudah
persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Post
partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi sampai kembali
ke keadaan normal sebelum hamil ( Bobak,
2010).
Post partum adalah waktu dimana proses
penyembuhan dan perubahan, waktu sesudah
melahirkan sampai sebelum hamil, serta
penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (mitayani, 2009).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berahir ketika alat–alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas atau puerpenium dimulai 2
jam setelah melahirkan plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Dalam
bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah
melahirkan anak ini disebut puerperium yaitu
dari kata ‘puer’ yang artinya bayi dan ‘parous’
melahirkan. Jadi puerperium berarti masa
setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah
masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat–alat kandungan kembali
seperti sebelum hamil, sekitar 50% kematian
ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum
sehingga pertolongan pasca persalinan yang
berkualitas harus terselenggara pada masa itu
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
(Vivian, 2011).
2. Perubahan Psikologis
Adaptasi psikologis post partum menurut teori
rubin dibagi dalam 3 periode yaitu sebagai
berikut ;
a. Periode Taking In
1) Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
2) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh
karena itu, perlu menjaga komunikasi
yang baik.

3) Ibu menjadi sangat tergantung pada


orang lain, mengharapkan segala
sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi
orang lain.
4) Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran
akan perubahan tubuhnya
5) Ibu mungkin akan bercerita tentang
pengalamannya ketika melahirkan
secara berulang-ulang
6) Diperlukan lingkungan yang kondusif
agar ibu dapat tidur dengan tenang
untuk memulihkan keadaan tubuhnya
seperti sediakala.
7) Nafsu makan bertambah sehingga
dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan
kurangnya nafsu makan menandakan
ketidaknormalan proses pemulihan
b. Periode Taking Hold
1) Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan
2) Pada fase ini ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuannya dalam merawat
bayi
3) Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga
mudah tersinggung. Oleh karena itu, ibu
membutuhkan sekali dukungan dari
orang-orang terdekat
4) Saat ini merupakan saat yang baik bagi
ibu untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan
bayinya. Dengan begitu ibu dapat
menumbuhkan rasa percaya dirinya.
5) Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalkan
buang air kecil atau buang air besar,
mulai belajar untuk mengubah posisi
seperti duduk atau jalan, serta belajar
tentang perawatan bagi diri dan bayinya
c. Periode Letting Go
1) Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
2) Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke
rumah
3) Ibu menerima tanggung jawab sebagai
ibu dan mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya
4) Keinginan untuk merawat bayi meningkat
5) Ada kalanya ibu mengalami perasaan
sedih yang berkaitan dengan bayinya,
keadaan ini disebut baby blues
(Herawati Mansur, 2009).
3. Patofisiologis
Dalam masa post partum atau masa nifas,
alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti
keadaaan sebelum hamil. Perubahan-
perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhan
disebut “involusi”. Di samping involusi terjadi
perubahan- perubahan penting lain yakni
memokonsetrasi dan timbilnya laktasi yang
terakhir ini karena pengaruh laktogenik hormon
dari kelenjar hipofisis terhadapkelenjar-kelenjar
mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post
partum, pembuluh- pembuluh darah yang ada
antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit.
Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan
yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks ialah segera post partum
bentuk serviks agak menganga seperti corong,
bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri
terbentul semacam cincin. Perubahan-
perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degerasi dan
nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-
5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin
regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa
sel desidua basalis yang memakai waktu 2
sampai 3 minggu. Ligamen- ligamen dan
diafragma palvis serta fasia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
Ada beberapa kelainan atau hambatan
pada proses persalinan yang menyebabkan
bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan,
misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis,
panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic,
rupture uteri, partus lama, partus tidak maju,
preeklamsia, distorsia serviks, dan
malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
pembedahan, yaitu Sectio Caesarea.
Dalam proses operasinya dilakukan
tindakan anestesi yang akan menyebabkan
pasien mengalami imobilisasi sehingga akan
menimbulkan masalah intoleransi aktivitas.
Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan
fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan aktivitas perawatan diri pasien
secara mandiri sehingga timbul masalah defisit
perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses
pembedahan, penyembuhan, dan perawatan
post operasi akan menimbulkan ansietas pada
pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan
juga akan dilakukan tindakan insisi pada
dinding abdomen sehingga menyebabkan
terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh
darah, dan saraf-saraf di sekitar daerah insisi.
Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin
dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa
nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan
berakhir, daerah insisi akan ditutup dan
menimbulkan luka post operasi yang bila tidak
dirawat dengan baik akan menimbulkan
masalah resiko infeksi.

PATHWAY
4. Penatalaksanaan
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi
perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan
tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan
diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-
perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
f. Tes Diagnostik
1) Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit
(Hb/Ht)
2) Urinalisis: Kadar Urin
g. Terapi
1) Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi
anemia\
2) Memberikan antibiotik bila ada indikasi

5. Komplikasi
a. Endometritis (peradangan pada endometrium)
b. Post partum blues
c. Infeksi puerperalis ditandai dengan
pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan
pada jaringan terinfeksi atau pengeluran
cairan berbau dari jalan lahir selam
persalinan atau sesudah persalinan.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur,
Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat,
No. Medical Record, Nama Suami, Umur,
Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat,
Tanggal Pengkajian.
b. Keluhan utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta
pertolongan.

c. Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama haid,
jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus
haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan
tanggal partus.
d. Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan
ke berapa ? Apakah perkawinan sah atau tidak,
atau tidak direstui orang tua ?
e. Riwayat obstetri
1) Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan
ANC, Hasil Laboratorium : USG, Darah,
Urine, keluhan selama kehamilan
termasuk situasi emosional dan impresi,
upaya mengatasi keluhan, tindakan dan
pengobatan yang diperoleh.
2) Riwayat persalinan
a) Riwayat persalinan lalu : Jumlah
Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan saat bersalin,
jenis persalinan, penolong persalinan,
BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak
saat ini.
b) Riwayat nifas pada persalinan lalu :
Pernah mengalami demam, keadaan
lochia, kondisi perdarahan selama
nifas, tingkat aktifitas setelah
melahirkan, keadaan perineal,
abdominal, nyeri pada payudara,
kesulitan eliminasi, keberhasilan
pemberian ASI, respon dan support
keluarga.
c) Riwayat persalinan saat ini : Kapan
mulai timbulnya his, pembukaan,
bloody show, kondisi ketuban, lama
persalinan, dengan episiotomi atau
tidak, kondisi perineum dan jaringan
sekitar vagina, dilakukan anastesi atau
tidak, panjang tali pusat, lama
pengeluaran placenta, kelengkapan
placenta, jumlah perdarahan.
d) Riwayat New Born : apakah bayi lahir
spontan atau dengan induksi/tindakan
khusus, kondisi bayi saat lahir
(langsung
menangis atau tidak), apakah membutuhkan
resusitasi, nilai APGAR skor, Jenis kelamin Bayi,
BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah
dilakukan bonding attatchment secara dini dengan
ibunya, apakah langsung diberikan ASI atau susu
formula.
f. Riwayat KB & perencanaan keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang
kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan,
kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana
penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
g. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu,
bagaimana cara pengobatan yang dijalani, dimana
mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita
sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang ?
h. Riwayat psikososial-kultural
Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan,
pengalaman tentang melahirkan, apakah ibu pasif atau
cerewet, atau sangat kalm. Pola koping, hubungan
dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan
anggota keluarga lain, dukungan social dan pola
komunikasi termasuk potensi keluarga untuk memberikan
perawatan kepada klien. Adakah masalah perkawinan,
ketidak mampuan merawat bayi baru lahir, krisis keluarga.
Blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung
dan mudah menangis. Depresi : Konsentrasi, minat,
perasaan kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif,
rendahnya emosi yang positif, perasaan tidak berguna,
kecemasan yang berlebihan pada dirinya atau bayinya.
Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang
berhubungan dengan budaya pada perawatan post
partum, makanan atau minuman, menyendiri bila
menyusui, pola seksual, kepercayaan dan keyakinan,
harapan dan cita-cita.

i. Riwayat kesehatan keluarga


Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit
yang diturunkan secara genetic, menular, kelainan
congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita
oleh keluarga.
j. Profil keluarga
Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang
terdekat, sibling, type rumah, community seeting,
penghasilan keluarga, hubungan social dan keterlibatan
dalam kegiatan masyarakat.
k. Kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi,
jumlah, jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi
serat), freguensi, konsumsi snack (makanan ringan),
nafsu makan, pola minum, jumlah, freguensi,.
2) Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam,
siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat,
penggunaan selimut, lampu atau remang-remang
atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-
suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
3) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah
melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya
infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas,
terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine
karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu
bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi,
rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan
penggunaan toilet.
4) Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan
gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia,
pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah.
5) Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat
setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan
melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan
menyusui.
6) Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang
menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan
relaks.

l. Sexual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan
pasangan meliputi freguensi koitus atau hubungan intim,
pengetahuan pasangan tentang seks, keyakinan,
kesulitan melakukan seks, continuitas hubungan seksual.
Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan
intercourse pasca partum (dapat dilakukan setelah luka
episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya pada
akhir minggu ke 3). Bagaimana cara memulai hubungan
seksual berdasarkan pengalamannya, nilai yang dianut,
fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan bercumbu,
berciuman, ketawa, gestures, mannerism, dress, suara.
Pada saat hubungan seks apakah menggunakan lubrikasi
untuk kenyamanan. Posisi saat koitus, kedalaman
penetrasi penis. Perasaan ibu saat menyusui apakah
memberikan kepuasan seksual. Faktor-faktor pengganggu
ekspresi seksual : bayi menangis, perubahan mood ibu,
gangguan tidur, frustasi yang disebabkan penurunan
libido.
m. Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan
ibu menyusui, persepsi ibu tentang tubuhnya terutama
perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan klien
bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena
bentuk tubuh yang pendek.
n. Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi
orangtua dan tugas-tugas perkembangan kesehatan
keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus,
perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang
keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan
karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan
kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit.
Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi
dan personal hyhiene, payu dara) dan kemampuan
melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat,
menyusui, memandikan dan mengganti baju/popok bayi,
membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi
hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan
kakak/nenek). Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan,
mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau
mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan
jadwal imunisasi.
o. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat
kesadaran.
2) BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi
cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-
24)
3) Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung,
Mulut, Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher.
4) Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna
kulit, keadaan areola dan puting susu, stimulation
nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan,
benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan
pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
5) Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal),
musculus rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat
diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus,
konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi
uterus, nyeri, perabaan distensi blas.
6) Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina,
keadaan liang vagina (licin, kendur/lemah) adakah
hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka
episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema,
drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah
atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr
alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
7) Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit,
nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot.
p. Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika
Hb
< 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS

Nama Mahasiswa : Viandra Siahay NIM: N2310026

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS
Nama : Ny. J Nama suami : Tn L
Umur : 22 tahun Umur : 21 tahun
Suku/Bangsa: WNI Suku/Bangsa: Maluku/Indoneria
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat rumah:Makariki Alamat rumah: Makariki

B. ANAMNESE (Data Subjektif)


1. Alasan masuk :Klien mengatakan perut sakit mau
melahirkan sejak jam 16:30 WIT disertai pengeluran
bloodyshow.
2. Riwayat persalinan : Tidak ada
3. Tempat melahirkan : Rumah sakit Ditolong oleh: Bidan
4. Keluhan utama : Klien mengatakan sakit pada jalan lahir,
merasa cemas karna ASI belum keluar dan juga klien susah
untuk bergerak karena sakit pada bagian bawah jalan lahir

Ibu

Jenis persalinan : Persalinan normal


Komplikasi / kelainan saat persalinan : Tidak ada
Partus lama : 30 menit
Plasenta : Lahir spontan
Ukuran : 22 cm Berat :470 gram
Tali pusat panjang : 50 cm
Perineum : Adanya robekan pada bagian dalam (3 jahitan)

Tindakan lain : Terpasang cairan infus RL 20 tpm


Ketuban pecah : Spontan warna jernih
Perdarahan : Kala I : ± 50 cc
Kala II : ± 50 cc
Kala III : ± 100 cc
Kala IV : ± 100 cc
PENATA PELAKSANAAN KALA I – KALA IV

 Penanganan Kala I
• Nyeri berkurang dan terkontrol
• Tidak terjadi cedera janin
• Perubahan eliminasi urine teratasi
• Tidak terjadi kerusakan pertukaran gas
• Tidak terjadi penurunan curah jantung
 Penanganan Kala II
• Nyeri berkurang atau terkontrol
• Klien mempertahankan tanda vital yang tepat
• Klien tampak mengejan
 Penanganan Kala III
• Pemenuhan kebutuhan cairan adekuat
• Nyeri berkurang atau terkontrol
• Tidak terjadi cidera
 Penanganan Kala IV
• Pemenuhan kebutuhan cairan adekuat.
• Nyeri berkurang atau terkontrol
• Tidak terjadi infeksi.
Bayi

Lahir : 07/02/2024 Pukul: 12:30 WIT


BB : 2600 gram PB : 49 cm
Masa gestasi : 37 – 38 minggu

Riwayat postpartum

i. Keadaan umum : Baik


ii. Keadaan emosional : Stabil
iii. Tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg Pernapasan: 19 x/m
Nadi : 84 x/m Suhu : 36˚C
SPO2 : 98%
iv. Payudara
Pengeluaran : ASI belum keluar sampai sekarang
Bentuk : Bentuk payudara simetris, tidak ada luka
Putting susu : Menonjol normal, areola berwarna hitam
kecoklatan
v. Uterus
Tinggi fundus uterus: 2 jari dibawah px
Kontraksi uterus : Baik
Posisi uterus : Baik
vi. Pengeluaran lochea warna : Merah Jumlah: ± 100 cc
vii. Perineum : Ada robekan perineum 3 jahitan
viii. Ekstremitas : Oedema: Tidak ada Refleks: Baik
Kemerahan: Tidak ada

C. UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan labolatorium (jika ada indikasi albumin):

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Haemoglobin 11,2 g/dl 11,5 – 16,5
13,5 - 18
Golongan darah O

Haemotokrit 32,9% 37 – 49%


40 – 54%
Trombosit 235.000 /mm³ 150.000 – 400.000

W. Perdarahan 3˚ Durk (1-3')

W. Pembekuan 4˚ Capillary Tube (3-5')


GD Sesaat 89 mg/dl 80 – 100 mg/dl
HIV Non Reaktif Non Reaktif
HBSAg Non Reaktif Non Reaktif
II. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


Data Subjektif: Agen Nyeri akut /
Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan cedera fisik Gangguan
perineum rasa nyaman
Data Objektif:
- Klien nampak kesakitan
- Klien nampak sadar

Data Subjektif: Stresor Ansietas


Klien mengatakan merasa cemas saat ini
karena ASI nya belum keluar
Data Objektif:
Klien nampak cemas

Data Subjektif: Proses Hambatan


Klien mengatakan kalau susah bergerak persalinan mobilitas fisik
karena sakit pada bagian bawah jalan lahir
Data Objektif:
Klien nampak meringis kesakitan saat
bergerak
III. INTERVENSI

No Hari/ Diagnosa NOC NIC


tgl/jam Keperawatan
1 Kamis, Nyeri akut b/d Nyeri: Efek yang Manajemen nyeri akut:
08/02/ agen cedera mengganggu 1. Lakukan pengkajian nyeri
2024 fisiologis . Gangguan komprehensif yang meliputi
10:00 pergerakan fisik lokasi, karakteristik, durasi,
. Ketidaknyamanan frekuensi, kualitas, intensitas
. Gangguan dalam serta apa yang mengurangi
rutinitas nyeri dan faktor yang memicu
2. Tanyakan pasien terkait
dengan tingkat nyeri yang
tetap nyaman dan fungsi yang
usaha untuk menjaga nyeri
pada level yang lebih rendah
dari pada nyeri yang
teridentifikasi
3. Observasi adanya petunjuk
non-verbal mengenai
ketidaknyamanan terutama
pada mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif
4. Beritahukan dokter jika
tindakan kontrol nyeri tidak
berhasil

2 Ansietas b/d Tingkat Pengurangan kecemasan:


stressor kecemasan: 1. Nyatakan dengan jelas
. Tidak dapat harapan terhadap perilaku
beristirahat klien
. Kekhawatiran 2. Berada di sisi klien untuk
berlebihan meningkatkan rasa aman dan
. Rasa cemas yang mengurangi ketakutan
disampaikan 3. Dorong keluarga untuk
secara lisan mendampingi klien dengan
cara yang tepat
4. Bantu klien mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
5. Atur penggunaan obat-
obatan untuk mengurangi
kecemasan secara tepat

3 Hambatan Tingkat Manajemen lingkungan


mobilitas fisik ketidaknyamanan: kenyamanan:
b/d proses . Tidak dapat 1. Ciptakan lingkungan yang
persalinan beristirahat tenang dan mendukung
. Ketidakmampuan 2. Sediakan lingkungan yang
untuk aman dan bersih
berkomunikasi 3. Hindari gangguan yang
tidak perlu dan berikan waktu
untuk klien istirahat
4. Sesuaikan pencahayaan
untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan individu, hindari
cahaya langsung pada mata
IV. IMPLEMENTASI

Hari/ Diagnosa Implementasi


tgl/jam keperawatan
Rabu, Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
07/02/ meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
2024 intensitas serta apa yang mengurangi nyeri dan faktor
yang memicu
2. Menanyakan pasien terkait dengan tingkat nyeri yang
tetap nyaman dan fungsi yang usaha untuk menjaga nyeri
pada level yang lebih rendah dari pada nyeri yang
teridentifikasi
3. Mengobservasi adanya petunjuk non-verbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak
dapat berkomunikasi secara efektif
4. memberitahukan dokter jika tindakan kontrol nyeri tidak
berhasil

Ansietas 1. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien


2. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan
3. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara
yang tepat
4. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
5. Atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi
kecemasan secara tepat

Hambatan 1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung


mobilitas fisik 2. Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
3. Hindari gangguan yang tidak perlu dan berikan waktu
untuk klien istirahat
4. Sesuaikan pencahayaan untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan individu, hindari cahaya langsung pada mata
1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
Kamis, Nyeri akut meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
08/02/ intensitas serta apa yang mengurangi nyeri dan faktor
2024 yang memicu
2. Menanyakan pasien terkait dengan tingkat nyeri yang
tetap nyaman dan fungsi yang usaha untuk menjaga nyeri
pada level yang lebih rendah dari pada nyeri yang
teridentifikasi
3. Mengobservasi adanya petunjuk non-verbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak
dapat berkomunikasi secara efektif
4. memberitahukan dokter jika tindakan kontrol nyeri tidak
berhasil

1. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien


Ansietas 2. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan
3. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara
yang tepat
4. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
5. Atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi
kecemasan secara tepat

1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung


Hambatan 2. Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
mobilitas fisik 3. Hindari gangguan yang tidak perlu dan berikan waktu
untuk klien istirahat
4. Sesuaikan pencahayaan untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan individu, hindari cahaya langsung pada mata

1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang


Jumat, Nyeri akut meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
09/02/ intensitas serta apa yang mengurangi nyeri dan faktor
2024 yang memicu
2. Menanyakan pasien terkait dengan tingkat nyeri yang
tetap nyaman dan fungsi yang usaha untuk menjaga nyeri
pada level yang lebih rendah dari pada nyeri yang
teridentifikasi
3. Mengobservasi adanya petunjuk non-verbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak
dapat berkomunikasi secara efektif
4. memberitahukan dokter jika tindakan kontrol nyeri tidak
berhasil

1. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien


Ansietas 2. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan
3. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara
yang tepat
4. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
5. Atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi
kecemasan secara tepat

1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung


Hambatan 2. Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
mobilitas fisik 3. Hindari gangguan yang tidak perlu dan berikan waktu
untuk klien istirahat
4. Sesuaikan pencahayaan untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan individu, hindari cahaya langsung pada mata
V. EVALUASI

Hari/tgl/jam Diagnosa Evaluasi


Keperawata
n
Rabu, Nyeri akut S: Klien mengatakan masih rasa nyeri pada
07/02/2024 bagian bawah jalan lahir
O: Klien nampak meringis kesakitan
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

Ansietas S: Klien mengatakan masih merasa khawatir


karna ASI nya belum keluar
O: Klien masih nampak cemas
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

Hambatan S: Klien mengatakan masih susah bergerak


mobilitas karena sakit pada bagian jalan lahir
fisik O: Klien masih nampak meringis kesakitan saat
bergerak
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

Kamis, Nyeri akut S: Klien mengatakan masih rasa sedikit nyeri


08/02/2024 pada bagian bawah jalan lahir
O: Klien nampak kesakitan
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

Ansietas S: Klien mengatakan masih merasa sedikit


khawatir karna ASI nya belum keluar
O: Klien masih nampak cemas
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Hambatan S: Klien mengatakan sudah bergerak tapi masih
mobilitas rasa sakit sedikit
fisik O: Klien mulai bergerak
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

Jumat, Nyeri akut S: Klien mengatakan bagian bawah jalan lahir


09/02/2024 tidak terlalu sakit seperti sebelumnya dan sudah
bisa beraktivitas
O: Klien nampak sedikit tenang
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Ansietas S: Klien mengatakan tidak khawatir lagi karna


ASI nya sudah keluar
O: Klien nampak lebih tenang
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Hambatan S: Klien mengatakan sudah mulai bergerak


mobilitas seperti biasa
fisik O: Klien nampak rileks
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai