2. Lochea
Yaitu cairan/ secret berasal dari kavum uteri dan vagina selama masa post partum
(Sitti Saleha, 2009). Berikut ini, beberapa jenis lokia:
a. Lokia Rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, desidua, verniks kaseosa, lanugo, mekonium berlangsung 2 hr post
partum.
b. Lokia Sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah danéensit berlangsung
3-7 hr post partum.
c. Lokia Serosa berwarna kuning karena mengandung serum, jaringan desidua,
leukosit dan eritrosit berlangsung 7-14 hr post partum
d. Lokia Alba berwarna putih terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua berlangsung
14 hr- 2 mg berikutnya.\
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu masa post partum atau pasca partum
yaitu :
a. Rambut
Mengkaji kekuatan rambut klien karena diet yang baik selama masa hamil
akan berpengaruh pada kekuatan dan kesehatan rambut.
b. Muka
Mengkaji adanya edema pada muka yang dimanifestasikan dengan kelopak
mata yang bengkak atau lipatan kelopak mata bawah menonjol.
c. Mata
Mengkaji warna konjungtiva bila berwarna merah dan basah berarti normal,
sedangkan berwarna pucat berarti ibu mengalami anemia, dan jika
konjungtiva kering maka ibu mengalami dehidrasi. Mengkaji pembesaran,
ukuran, bentuk, konsistensi, warna
d. Payudara.
payudara dan mengkaji kondisi puting, kebersihan puting,
Inspeksi bentuk perut ibu mengetahui adanya distensi pada perut, palpasi juga
tinggi fundus uterus, konsistensi serta kontraksi uterus.
e. Lochea
Mengkaji lochea yang meliputi karakter, jumlah warna, bekuan darah yang
keluar dan baunya.
f. Sistem perkemihan. Mengkaji kandung kemih dengan palpasi dan perkusi
untuk menentukan adanya distensi pada kandung kemih yang dilakukan pada
abdomen bagian bawah.
g. Perineum
Pengkajian dilakukan dengan menempatkan ibu pada posisi senyaman
mungkin dan tetap menjaga privasi dengan inspeksi adanya tanda-tanda
"REEDA" (Rednes/ kemerahan, Echymosis/ perdarahan bawah kulit, Edeme/
bengkak, Discharge/ perubahan lochea, Approximation/ pertautan jaringan).
h. Ektremitas bawah
Ekstremitas atas dan bawah dapat bergerak bebas, kadang ditemukan edema,
varises pada tungkai kaki, ada atau tidaknya tromboflebitis karena penurunan
aktivitas dan reflek patela baik.
3. Tanda-tanda vital
Mengkaji tanda-tanda vital meliputi suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah
selama 24 jam pertama masa post partum atau pasca partum.
4. Pemeriksaan penunjang.
a. Jumlah darah lengkap hemoglobin atau hematokrit (Hb/Ht): mengkaji
perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek dari kehilangan
darah pada pembedahan.
b. Urinalis: kultur urine, darah, vaginal, dan lochea, pemeriksaan tambahan
didasarkan pada kebutuhan individual.
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori pada klien pasca persalinan normal menurut
Doengoes (2001), meliputi :
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma mekanis,
edeme atau pembesaran jaringan.
b. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan kerusakan
kulit, penurunan Hb.
c. Kurang Pengetahuan berhubungan Dengan kurang pemajanan.
d. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek efekdehidrasi,
diare dan nyeri perineal/rectal.
e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek-efek hormonal,
trauma mekanis dan edema jaringan.
f. Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan berhubungan dengan intake
adekuat.
6. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan Rencana asuhan keperawatan pada ibu paska
persalinan normal (Doengoes, 2001) adapun diagnosa yang munkin didapatkan
yaitu : Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma mekanis, edeme atau
pembesaran jaringan.
Tujuan: Nyeri dapat hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan
Kriteria hasil :
- Klien tampak rileks
- Rasa nyaman nyeri dapat berkurang/hilang
- Skala nyeri 1-2.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal TD: 120/80 Nadi: 80-88 x/mnt,
RR : 20 x/mnt, Suhu: 36°C
Rencana Tindakan :
a. Tentukan adanya lokas dan sifat nyeri, tinjau ulang persalinan dan catatan
kelahiran.
b. Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi, perhatikan edema, ekimosis,
nyeri tekan local, eksudat purulen atau kehilangan perlekatan jahitan.
c. Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam pertama
setelah proses kelahiran.
d. Anjurkan relaksasi dengan nafas dalam.
e. Inspeksi hemoroid pada perineum, anjurkan penggunaan kompres es
selama 20 menit setiap 4 jam.
f. Mengkaji nyeri tekan uterus tentukan adanya frekuensi intensitas nyeri.
g. Beri analgesik 30- 60 menir sebelum menyusui atau perawatan perineum
bila dibutuhkan.
7. Implementasi Keperawatan
Dalam melaksanakan implementasi seorang tenaga kesehatan harus mempunyai
kemampuan kognitif dalam proses implementasi yaitu mencakup melakukan
pengkajian ulang kondisi klien, memvalidasi rencana keperawatan yang telah
disusun, menentukan kebutuhan yang tepat untuk memberikan bantuan,
melaksanakan strategi keperawatan dan mengomunikasikan kegiatan baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan. Diharapkan juga tenaga kesehatan mampu bekerja
sama dengan klien, keluarga serta anggota tim kesehatan yang terkait, sehingga
asuhan keperawatan yang diberikan dapat optimal dan komprehensif.
8. Kolaborasi
Melakukan dengan tim kesehatan yang lain diantaranya mengganti cairan yang
hilang dengan infus mengandung elektrolit, obat-obatan, gizi, dan lain-lain\
9. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang merupakan tahap akhir dari proses keperawatan bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Evaluasi pada ibu post partum meliputi: dimulainya ikatan keluarga,
berkurangnya nyeri, terpenuhi kebutuhan psikologi, mengekspresikan harapan diri
yang positif, komplikasi tercegah/ teratasi, bebas dari infeksi, pola eliminasi
optimal, mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologis dan kebutuhan
ibu post partum (Doenges, 2005).