Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN POSTPARTUM

A. Pengertian Post Partum


Postpartum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat Kandungan
kembali pada keadaan sebelum hamil, masa postpartume berlangsung selama kira-kira 6
minggu (Salehah, 2013). Sedangman menurut Pitriani (2014), masa nifas atau
puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42
hari) Setelah itu.
 Tujuan perawatan masa post partum
a. Mencengah hemoragi
b. Memberikan kenyaman fisik, nutrisi, hidrasi, keamanan, dan eliminasi (Padila,
2014).
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
kb, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan sehari-
hari (muncrage Serta Perawatan bagi sehari-hari (Marni, 2011)
Kunjungan Masa Nifas Kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali, kunjungan
masa nifas dilakukan untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi baru lahir
(Saifuddin, 2010)
B. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut (Sarwono 2008) yaitu:
a. Kondisi uterus: palpasi fundus, kontraksi TFU
b. Jumlah pendarahan: inspeksi perinium, laserasi, hematom
c. Pengeluaran loche
d. Kandung kemih: distensi bladder
C. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu post partum menurut (Yuli 2017) yaitu :
a. Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24
jam pertama sesudah kelahiran bayi)
b. Endometritis (radang edometrium)
c. Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
d. Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus).
e. Caked breast/bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi keras dan
berbenjol-benjol)
f. Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan: Jika tidak ada pengobatan bisa
terjadi abses)
g. Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose superficial
yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dan nifas, yang
ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
h. Luka perineum (Ditandai dengan nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3°C,
nadi < 100x/menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau nanah
warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas.
D. Klasifikasi Masa Nifas Menurut Anggraini (2010), tahap masa nifas di bagi menjadi 3 :
a. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu kepulihan
dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap telah bersih
dan boleh melakukan hubungan suami istri apabila setelah 40 hari.
b. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium intermedial yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 minggu
c. Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan waktu
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna bias berminggu-
minggu, bulanan bahkan tahunan. (Yetti Anggraini,2010).
E. Tanda dan Gejala Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partum adalah
sebagai berikut:
a. Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum kehamilan.
b. Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan berbalik
(kerumitan).
c. Masa menyusui anak dimulai.
d. Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di asumsikan sebagai
tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya
F. Penatalaksanaan Menurut Masriroh (2013) penatalaksanan yang diperlukan untuk klien
dengan post partum adalah sebagai berikut:
a. Meperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi.
b. Mendorong penggunaan metode-metode yang tepat dalam memberikan makanan
pada bayi dan mempromosikan perkembangan hubungan baik antara ibu dan
anak.
c. Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si Ibu dan memungkinkannya
mingisi peran barunya sebagai seorang Ibu, baik dengan orang, keluarga baru,
maupun budaya tertentu.
G. Perubahan Psikologi Masa Nifas Reva Rubin (1997) dalam Ari Sulistyawati (2009)
membagi periode ini menjadi 3 bagian, antara lain:
a. Taking In (istirahat/penghargaan), sebagai suatu masa keter-gantungan dengan
ciri-ciri ibu membutuhkan tidur yang cukup, nafsu makan meningkat,
menceritakan pengalaman partusnya berulang-ulang dan bersikap sebagai
penerima, menunggu apa yang disarankan dan apa yang diberikan. Disebut fase
taking in, karena selama waktu ini, ibu yang baru melahirkan memerlukan
perlindungan dan perawatan, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.
Pada fase ini ibu lebih mudah tersinggung dan cenderung pasif terhadap
lingkungannya disebabkan kare-na faktor kelelahan. Oleh karena itu, ibu perlu
cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur. Di samping itu, kondisi
tersebut perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik.
b. Fase Taking On/Taking Hold (dibantu tetapi dilatih), terjadi hari ke 3 - 10 post
partum. Terlihat sebagai suatu usaha ter-hadap pelepasan diri dengan ciri-ciri
bertindak sebagai pengatur penggerak untuk bekerja, 18 kecemasan makin
menguat, perubah-an mood mulai terjadi dan sudah mengerjakan tugas keibuan.
Pada fase ini timbul kebutuhan ibu untuk mendapatkan perawatan dan penerimaan
dari orang lain dan keinginan untuk bisa melakukan segala sesuatu secara
mandiri. Ibu mulai terbuka untuk menerima pendidikan kesehatan bagi dirinya
dan juga bagi bayinya. Pada fase ini ibu berespon dengan penuh semangat untuk
memperoleh kesempatan belajar dan berlatih tentang cara perawatan bayi dan ibu
memi-liki keinginan untuk merawat bay-inya secara langsung.
c. Fase Letting Go (berjalan sendiri dilingkungannya), fase ini merupakan fase
menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung setelah 10 hari
postpartum. Periode ini biasanya setelah pulang kerumah dan sangat dipengaruhi
oleh waktu dan perha-tian yang diberikan oleh keluarga. Pada saat ini ibu
mengambil tugas dan tanggung jawab terhadap per-awatan bayi sehingga ia harus
beradaptasi terhadap kebutuhan bayi yang menyebabkan berkurangnya hak ibu,
kebebasan dan hubungan sosial.
H. Perubahan Fisiologis Pada Masa Post partum (Wahyuningsih 2019)
1. Uterus
Setelah plasenta lahir, uterus akan mulai mengeras karena kontraksi dan retraksi
otot-ototnya. Uterus berangsur-angsur mengecil sampai keadaan sebelum hamil.

2. Lochea
Yaitu cairan/ secret berasal dari kavum uteri dan vagina selama masa post partum
(Sitti Saleha, 2009). Berikut ini, beberapa jenis lokia:
a. Lokia Rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, desidua, verniks kaseosa, lanugo, mekonium berlangsung 2 hr post
partum.
b. Lokia Sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah danéensit berlangsung
3-7 hr post partum.
c. Lokia Serosa berwarna kuning karena mengandung serum, jaringan desidua,
leukosit dan eritrosit berlangsung 7-14 hr post partum
d. Lokia Alba berwarna putih terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua berlangsung
14 hr- 2 mg berikutnya.\

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN POST PARTUM


1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian data dasar klien
Meninjau ulang catatan prenatal dan intraoperatif dan adanya indikasi untuk
kelahiran abnormal. Adapun cara pengumpulan data meliputi observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik yaitu mulai inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi.
b. Identitas klien
1) Identitas klien meliputi: nama, usia, status perkawinan, pekerjaan, agama,
pendidikan, suku, bahasa, yang digunakan, sumber biaya, tanggal masuk
rumah sakit dan jam, tanggal pengMengkajian, alamat rumah.
2) Identitas suami meliputi: nama suami, usia, pekerjaan,agama, pendidikan,
suku.
c. Riwayat keperawatan
1) Riwayat kesehatan
Data yang perlu dikaji antara lain: keluhan utama saat masuk rumah sakit,
faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi, adapun yang berkaitan dengan
diagnosa yang perlu dikaji adalah peningkatan tekanan darah, eliminasi,
mual atau muntah, penambahan berat badan, edeme, pusing, sakit kepala,
diplopia, nyeri epigastrik.
2) Riwayat Kehamilan
Informasi yang dibutuhkan adalah para dan gravida, kehamilan yang
direncanakan, masalah saat hamil atau ante natal care (ANC) dan
imunisasi yang diberikan pada ibu selama hamil.
3) Riwayat Melahirkan
Data yang harus dikaji adalah tanggal melahirkan, lamanya persalinan,
posisi fetus, tipe melahirkan, analgetik, masalah selama melahirkan jahitan
pada perineum dan perdarahan.
4) Data bayi
Data yang harus dikaji meliputi jenis kelamin, dan berat badan bayi.
Kesulitan dalam melahirkan, apgar score, untuk menyusui atau pemberian
susu formula dan kelainan kongenital tampak pada saat dilakukan
pengkajian.
5) Pengkajian masa post partum atau post partum pengkajian yang dilakukan
meliputi keadaan umum. Tingkat aktivitas setelah melahirkan, gambaran
lochea, keadaan perineum, abdomen, payudara, episiotomi, kebersihan
menyusui dan respon orang terhadap bayi.

2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu masa post partum atau pasca partum
yaitu :
a. Rambut
Mengkaji kekuatan rambut klien karena diet yang baik selama masa hamil
akan berpengaruh pada kekuatan dan kesehatan rambut.
b. Muka
Mengkaji adanya edema pada muka yang dimanifestasikan dengan kelopak
mata yang bengkak atau lipatan kelopak mata bawah menonjol.
c. Mata
Mengkaji warna konjungtiva bila berwarna merah dan basah berarti normal,
sedangkan berwarna pucat berarti ibu mengalami anemia, dan jika
konjungtiva kering maka ibu mengalami dehidrasi. Mengkaji pembesaran,
ukuran, bentuk, konsistensi, warna
d. Payudara.
payudara dan mengkaji kondisi puting, kebersihan puting,
Inspeksi bentuk perut ibu mengetahui adanya distensi pada perut, palpasi juga
tinggi fundus uterus, konsistensi serta kontraksi uterus.
e. Lochea
Mengkaji lochea yang meliputi karakter, jumlah warna, bekuan darah yang
keluar dan baunya.
f. Sistem perkemihan. Mengkaji kandung kemih dengan palpasi dan perkusi
untuk menentukan adanya distensi pada kandung kemih yang dilakukan pada
abdomen bagian bawah.
g. Perineum
Pengkajian dilakukan dengan menempatkan ibu pada posisi senyaman
mungkin dan tetap menjaga privasi dengan inspeksi adanya tanda-tanda
"REEDA" (Rednes/ kemerahan, Echymosis/ perdarahan bawah kulit, Edeme/
bengkak, Discharge/ perubahan lochea, Approximation/ pertautan jaringan).
h. Ektremitas bawah
Ekstremitas atas dan bawah dapat bergerak bebas, kadang ditemukan edema,
varises pada tungkai kaki, ada atau tidaknya tromboflebitis karena penurunan
aktivitas dan reflek patela baik.
3. Tanda-tanda vital
Mengkaji tanda-tanda vital meliputi suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah
selama 24 jam pertama masa post partum atau pasca partum.
4. Pemeriksaan penunjang.
a. Jumlah darah lengkap hemoglobin atau hematokrit (Hb/Ht): mengkaji
perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek dari kehilangan
darah pada pembedahan.
b. Urinalis: kultur urine, darah, vaginal, dan lochea, pemeriksaan tambahan
didasarkan pada kebutuhan individual.
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori pada klien pasca persalinan normal menurut
Doengoes (2001), meliputi :
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma mekanis,
edeme atau pembesaran jaringan.
b. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan kerusakan
kulit, penurunan Hb.
c. Kurang Pengetahuan berhubungan Dengan kurang pemajanan.
d. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek efekdehidrasi,
diare dan nyeri perineal/rectal.
e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek-efek hormonal,
trauma mekanis dan edema jaringan.
f. Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan berhubungan dengan intake
adekuat.
6. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan Rencana asuhan keperawatan pada ibu paska
persalinan normal (Doengoes, 2001) adapun diagnosa yang munkin didapatkan
yaitu : Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma mekanis, edeme atau
pembesaran jaringan.
 Tujuan: Nyeri dapat hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan
 Kriteria hasil :
- Klien tampak rileks
- Rasa nyaman nyeri dapat berkurang/hilang
- Skala nyeri 1-2.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal TD: 120/80 Nadi: 80-88 x/mnt,
RR : 20 x/mnt, Suhu: 36°C
Rencana Tindakan :
a. Tentukan adanya lokas dan sifat nyeri, tinjau ulang persalinan dan catatan
kelahiran.
b. Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi, perhatikan edema, ekimosis,
nyeri tekan local, eksudat purulen atau kehilangan perlekatan jahitan.
c. Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam pertama
setelah proses kelahiran.
d. Anjurkan relaksasi dengan nafas dalam.
e. Inspeksi hemoroid pada perineum, anjurkan penggunaan kompres es
selama 20 menit setiap 4 jam.
f. Mengkaji nyeri tekan uterus tentukan adanya frekuensi intensitas nyeri.
g. Beri analgesik 30- 60 menir sebelum menyusui atau perawatan perineum
bila dibutuhkan.
7. Implementasi Keperawatan
Dalam melaksanakan implementasi seorang tenaga kesehatan harus mempunyai
kemampuan kognitif dalam proses implementasi yaitu mencakup melakukan
pengkajian ulang kondisi klien, memvalidasi rencana keperawatan yang telah
disusun, menentukan kebutuhan yang tepat untuk memberikan bantuan,
melaksanakan strategi keperawatan dan mengomunikasikan kegiatan baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan. Diharapkan juga tenaga kesehatan mampu bekerja
sama dengan klien, keluarga serta anggota tim kesehatan yang terkait, sehingga
asuhan keperawatan yang diberikan dapat optimal dan komprehensif.
8. Kolaborasi
Melakukan dengan tim kesehatan yang lain diantaranya mengganti cairan yang
hilang dengan infus mengandung elektrolit, obat-obatan, gizi, dan lain-lain\
9. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang merupakan tahap akhir dari proses keperawatan bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Evaluasi pada ibu post partum meliputi: dimulainya ikatan keluarga,
berkurangnya nyeri, terpenuhi kebutuhan psikologi, mengekspresikan harapan diri
yang positif, komplikasi tercegah/ teratasi, bebas dari infeksi, pola eliminasi
optimal, mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologis dan kebutuhan
ibu post partum (Doenges, 2005).

Anda mungkin juga menyukai