PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu. Dengan adanya masa nifas ini diharapkan
agar ibu setelah melahirkan mendapatkan perawatan yang baik dan dapat segera pulih
kembali. Perawatan yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan ibu masing-
masing, oleh karena itu kita sebagai perawat harus mengetahui apa saja yang
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
4. Untuk mengetahui intervensi serta implementasi pada pasien dengan post partum
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) maka bayi dan plasenta akan
terus terdorong sampai menuju jalan lahir dari rahim maka setelah selesai
persalinan ibu akan masuk ke dalam masa post partum atau nifas (Munafiah et
al, 2019).
Post partum atau nifas (puerpenium) adalah masa setelah persalinan selesai
yang bermula dari lahirnya janin beserta plasentanya yang biasanya masa nifas ini
berakhir dalam waktu 6 minggu atau 40 hari hingga organ- organ kandungan
kondisinya kembali seperti sebelum hamil seperti penurunan tinggi fundus uteri
berada 3 jari dibawah pusat, Involusi uteri dimana uterus kondisinya kembali
seperti sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram (Anggraini, 2019; Munafiah,
Mekanisme pasti yang memicu terjadinya post partum berawal dari proses
Menurut Nugroho (2014, dalam Sulfianti, dkk 2021) mengatakan tahapan masa
a. Purperium dini, waktu (0-24 jam) setelah post partum yang merupakan
keadaan pulihnya kondisi pada ibu yang telah diperbolehkan untuk berdiri
serta berjalan, biasanya tahap ini sering terjadi perdarahan karena atonia uteri
2
sehingga wajib terus dilakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran
pulih sempurna, kalau saat persalinan muncul komplikasi maka waktu untuk
1. Pengkajian
Mulyanti, 2017).
a. Riwayat kesehatan
Pada riwayat kesehatan dengan cara data-data didapat dari respons pasien
2) Data dasar
b) Riwayat kesehatan
c) Riwayat ginekologi
(2) Riwayat perkawinan, meliputi usia ibu dan ayah, waktu menikah, lama
d) Riwayat obstetrik
keluhannya
(2) Riwayat persalinan, mengenai riwayat persalinan dahulu yang berisi usia
4
persalinan sekarang meliputi jenis kelamin, tanggal persalinan, jenisnya,
(3) Riwayat nifas, berisikan mengenai riwayat nifas sekarang dan dahulu.
e) Aktivitas sehari-hari
1) Pola nutrisi
a) Makan : keluhan saat makan, frekuensi dan porsi makan. Saat proses
pasca persalinan.
2) Pola eliminasi
warna feses, cara dan keluhan saat BAB. Pada klien postpartum
b) Buang Air Kecil (BAK) : frekuensi BAK, jumlah, dan keluhan saat
BAK. Pada klien post partum hari pertama BAK sering sakit atau
3) Pola istirahat dan tidur : kaji kuantitas, kualitas dan keluhan mengenai
tidur siang dan malam. Pasca melahirkan akan terasa nyeri yang akan
mengganggu istirahatnya.
1) Mengkaji riwayat psikososial (talking in, talking hold dan letting go)
5
2) Status emosional : dengan mengamati interaksi ibu dengan
dan menangis
baru lahir oleh ibu yang terjadi 30-60 menit pasca melahirkan,
kuat antara bayi dan keluarga terdekat nya (ibu, ayah dan saudara
kandung)
g. Pengkajian Fisik
1) Tanda-tanda vital
2) Pada ibu post partum TTV wajib dimonitor secara teratur, utamakan
a) Tekanan darah : normal nya yaitu < 140/90 mmHg. Jika tekanan
6
b) Temperatur : jika dalam 2 kali observasi terjadi peningkatan
brakikardi pada masa post partum, takikardia jika nadi diatas 90-
stomatitis
serta infeksi
1) Pemeriksaan thoraks
a) Inspeksi payudara
b) Palpasi payudara
2) Pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi abdomen
8
b) Palpasi uterus
sebelum hamil.
yang harus terjadi dalam waku 6-8 jam setelah melahirkan dengan
jumlah urin kurang dari 8 jam setelah melahirkan minimal 150 ml.
4) Pemeriksaan perenium
posisi ibu miring dan menekuk kaki kearah dada digunakan istilah
9
ekimosis, Discharge/keluaran, dan Approximate/ perlekatan) pada
5) Pemeriksaan lochea
saat persalinan.
10
8) Pengkajian tingkat energi dan kualitas istirahat
postpartum.
9) Pengkajian emosi
seperti mudah marah, sering menangis, tidak bisa tidur dan mood
f. Pemeriksaan penunjang
11
2. Dignosa keperawatan
status kesehatan atau resiko perubahan pola dari individu atau kelompok
g. Ansietas (D.0080)
3. Perencanaan
12
1) Menentukan prioritas masalah
4) Dokumentasi
13
Tabel 2.1 Perencanaan keperawatan
14
Ketidaknyama Setelah dilakukan tindakan Obsevasi
-nan Pasca keperawatan selama…x…jam 2.1 monitor tanda- tanda vital
Partum diharapkan masalah status kenyamanan 2.2 monitor keadaan lokia (mis warna, jumlah, bau dan ukuran)
pascapartum meningkat 2.3 monitor nyeri
2.4 monitor ststus pencernaan
Kriteria hasil : Teraupetik
1. keluhan tidak nyaman, dari 2.5 kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
skala..ke skala.. 2.6 dukung ibu dalam melakukan ambulasi dini
2. meringis, dari skala..ke skala.. 2.7 diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis ibu post partum
3. luka episiotomy, dari skala..ke Edukasi
skala.. 2.8 jelaskan tanda dan bahaya ibu nifas
4. kontraksi uterus, dari skala..ke 2.9 jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara rutin
skala.. 2.10 ajarkan cara perawatan perenium yang benar
5. Payudara bengkak, dari skala..ke
skala..
keterangan :
1. menurun
2. cukup menurun
3. sedang
4. cukup meningkat
5. meningkat
3. Kode : D. Tingkat Infeksi (L.14137 ) hal 139 Pencegahan Infeksi (I.14539)
0142 Setelah dilakukan tindakan Hal : 278
Hal : 304 keperawatan selama…x…jam Tindakan :
Risiko Infeksi diharapkan masalah risiko infeksi Observasi
menurun 3.1 monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik teraupetik
Kriteria hasil : 3.2 cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
1. kemerahan, dari skala..ke skala.. Edukasi
2. nyeri, dari skala..ke skala.. 3.3 jelaskan tanda dan gejala infeksi
15
3. bengkak, dari skala..ke skala.. 3.4 ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
4. cairan berbau busuk, dari skala..ke 3.5 anjurkan meningkatkan nutrisi
skala.. 3.6 anjurkan meningkatkan asupan cairan
5. sputum berwarna hijau, dari
skala..ke skala..
keterangan :
1. meningkat
2. cukup meningkat
3. sedang
4. cukup meningkat
5. menurun
Kode : Status menyusui (L.03029 )hal 119 Edukasi menyusui (l.l2393)
4. D.0029 Setelah dilakukan tindakan Hal : 71
Hal : 173 keperawatan selama…x…jam Tindakan
Menyusui diharapkan masalah imenyusui tidak Observasi
Tidak Efektif efektif membaik 5.1 identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Kriteria hasil : 5.2 identifikasi tujuan dan keinginan menyusui
1. Perlekatan bayi pada payudara ibu, Teraupetik
dari skala..ke skala.. 5.3 sediakan materi pendidikan kesehatan
2. miksi bayi lebih dari 8 kali/24 jam, 5.4 jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dari skala..ke skala.. 5.5 dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
3. tetesan/pancaran asi, dari skala..ke Edukasi
skala.. 5.6 berikan konseling menyusui
4. suplai asi ade kuat, dari skala..ke 5.7 jelaskan manfaat menusui pada ibu dan bayi
skala.. 5.8 ajarkan 4 posisi menusui dan perlekatan
5. payudara ibu kosong setelah 5.9 ajarkan perawatan payudara (mis. Memerah asi, pijat oksitosin dan pijat
menyusui, dari skala..ke skala.. payudara
16
keterangan
1. menurun
2. cukup menurun
3. sedang
4. cukup meningkat
5. meningkat
5. Kode : Tingkat pengetahuan (L.12111) hal Edukasi Kesehatan (I.12383)
D.0111 146 Hal : 65
Hal : 246 Setelah dilakukan tindakan Tindakan:
Defisit keperawatan selama…x…jam Observasi
Pengetahuan diharapkan masalah defisit 5.1 identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
(masa post pengetahuan menurun 5.2 identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
partum) Kriteria hasil : perilaku hidup bersih dan sehat
1. perilaku sesuai anjuran Teraupetik
verbalisasai minat dalam belajar, 5.3 sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
dari skala..ke skala.. 5.4 jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2. kemampuan menjelaskan Edukasi
pengetahuan tentang suatu topik, 5.5 jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
dari skala..ke skala.. 5.6 ajarkan perilaku hidup sehat dan bersih
3. perilaku sesuai dengan 5.7 ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
pengetahuan, dari skala..ke skala.. bersih dan sehat
keterangan :
1. meningkat
2. cukup meningkat sedang
3. cukup menurun
4. menurun
17
6. Kode : Peran menjadi orang tua (L.13120) Edukasi orang tua : Fase Bayi (I12400) Hal 76
D.0122 Hal 79 Tindakan :
Hal : 270 Setelah dilakukan tindakan Observasi
Kesiapan keperawatan selama…x…jam 6.1 identifikasi pengetahuan dan kesiapan orang tua belajar tentang perawatan bayi
peningkatan diharapkan masalah kesiapan Teraupetik :
menjadi orang peningkatan menjadi orang tua 6.2 berikan panduan tentang perubahan pola tidur bayi selama 1 tahun pertama
tua membaik 6.3 motivasi orang tua untuk berbicara dan membaca untuk bayi
Kriteria hasil : 6.4 lakukan kunjungan rumah sebagai program pemantauan dan pendampingan
1. Bounding attachment, dari pada orang tua
skala..ke skala… Edukasi
2. Perilaku positif menjadi orang tua, 6.5 jelaskan nutrisi pada bayi
dari skala…ke skala… 6.6 anjurkan memegang, memeluk, memijat, bermain dan menyentuh bayi
3. Interaksi perawatan bayi, dari 6.7 ajarkan keterampilan merawat bayi baru lahir
skala…ke skala…
Keterangan :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. meningkat
7. Kode : Tingkat ansietas (L.09093) Hal :132 Reduksi ansietas (I.09314) Hal :387
D.0080 Hal Setelah dilakukan tindakan Tindakan
180 keperawatan selama…x…jam Observasi :
Ansietas diharapkan masalah Ansietas menurun 7.1 monitor tanda-tanda ansietas
Kriteria hasil : Teraupetik :
1. Verbalisasai kebingungan, dari 7.2 temani pasien untuk mengurangi kecemasan
skala..ke skala.. 7.3 gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
2. Verbalisasi khawatir terhadap 7.4 diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
18
kondisi yang dihadapi, dari edukasi :
skala..ke skala.. 7.5 anjurkan keluarga tetap bersama pasien
3. Perilaku gelisah, dari skala..ke 7.6 anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
skala.. 7.7 latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
4. Perilaku tegang, dari skla..ke
skala..
Keterangan :
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. menurun
19
BOUNDING ATTACMENT
1. Pengertian
Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antara ibu-ayah-
anak dan berada dalam ikatan kasih.
2. Prakondisi yang mempengaruhi ikatan (Mercer, 1996), yaitu :
a. Kesehatan emosional orang tua
b. Sistem dukungan social yang meliputi pasangan hidup, teman,
c. dan keluarga
d. Suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam
e. memberi asuhan yang kompeten
f. Kedekatan orang tua dengan bayi
g. Kecocokan orang tua – bayi (termasuk keadaan, temperamen,
h. dan jenis kelamin)
3. Tahap-Tahap Bonding Attachment
a. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
b. Bonding (keterikatan)
c. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain
4. Elemen-Elemen Bonding Attachment
a. Sentuhan
b. Kontak mata
c. Suara
d. Aroma
e. Entrainment
f. Bioritme
g. Kontak dini
h. Body warmth (kehangatan tubuh)
i. Waktu pemberian kasih saying
j. Stimulasi hormonal
4. Prinsip-Prinsip & Upaya Meningkatakan Bonding Attachment
a. Menit pertama jam pertama
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik & sistematis
d. Terlibat proses persalinan
e. Persiapan PNC sebelumnya
f. Adaptasi
20
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam
h. memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu,
i. serta memberi rasa nyaman.
j. Fasilitas untuk kontak lebih lama
k. Penekanan pada hal-hal positif
l. Perawat maternitas khusus (bidan)
m. Libatkan anggota keluarga lainnya
n. Informasi bertahap mengenai bonding attachment
5. Dampak positif yang dapat diperoleh dari boding attachment :
a. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan
b. sikap social
c. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
6. Hambatan Bonding Atatchment
a. Kurangnya support system
b. Ibu dengan resiko
c. Bayi dengan resiko
d. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan
7. Perkembangan tingkah laku anak yang terhambat
- Tingkah laku stereotipe
- Sosial abnormal
- Kemunduran motorik, kognitif, verbal
- Bersikap apatis
21
PERAWATAN LUKA PERINEUM
1. Definisi
Merawat luka merupakan suatu usaha untuk mencegah trauma (injury) pada kulit,
membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur,
d. Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 x sehari.
penyembuhan luka.
a. Malnutrisi
b. Merokok
Nikotin dan karbon monoksida diketahui memiliki pengaruh yang dapat merusak
penyembuhan luka, dan bahkan merokok yang dibatasi pun dapat mengurangi
aliran darah perifer. Merokok juga mengurangi kadar vitamin C yang sangat
22
c. Kurang tidur
temukan wanita baru melahirkan dapat menikmati waktu tidur sepenuhnya setiap
malam. Oleh karena itu semua klien bidan tersebut berisiko mengalami hambatan
penyembuhan luka.
d. Stres
Diduga bahwa ansietas dan stres dapat mempengaruhi sistim imun sehingga
pada wanita. Tanggap imun yang lemah karena sepsis atau malnutrisi, penyakit
tertentu seperti AIDS, ginjal, atau penyakit hepatik, atau obat seperti
penyembuhan luka yang efisien. Melakukan apusan atau pembersihan luka dapat
mengakibatkan organisme tersebar kembali di sekitar area, kapas, atau serat kasa
yang lepas ke dalam jaringan granulasi, dan mengganggu jaringan yang baru
terbentuk.(Boyle, 2018)
a. Saat mandi
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut
ini:
a. Infeksi
b. Komplikasi
mukosa
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit. Luka adalah kerusakan
kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Ismail, 2019).
Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus
(Danis, 2019).
a. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan
secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses
persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek
b. Episiotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara
terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum
rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum.
(Wiknjosastro, 2018).
c. Tipe episiotomi yang sering dijumpai, yaitu: Episiotomi medial dan Episiotomi
mediolateral
9. Komplikasi Episiotomi
Kurang dari 1% episiotomi atau laserasi mengalami infeksi. Laserasi derajat empat
memiliki risiko infeksi serius yang paling tinggi. Tepi-tepi luka yang berhadapan
menjadi kemerahan, seperti daging dan membengkak. Benang sering merobek jaringan
cairan serosa, serosanguinosa, atau jelas purulen. Lepasnya jahitan episiotomi paling
25
PERAWATAN PAYUDARA
1. Pengertian
a. Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada
Saleha, 2019).
menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara
yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan
sedini mungkin.
c. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
d. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
e. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu
g. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga
3. Waktu pelaksanaan
26
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan payudara
a. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai
payudara.
c. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum
berangkat tidur.
a. Pengurutan harus dikerjakan secara sistematis dan teratur minimal dua kali dalam
sehari.
b. Handuk kering
c. Washlap
d. Baskom
f. Cawan
a. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama ± 5
posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan.
27
d. Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya melintang, lalu telapak
e. Tangan kiri menopang payudara kiri, lalu tiga jari tangan kanan membuat gerakan
memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara sampai pada puting
susu.Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan, lakukan dua kali gerakan
f. Satu tangan menopang payudara, sedangkan tangan yang lain mengurut payudara
dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu. Lakukan tahap yang
g. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin bergantian
b. Senam payudara
Manfaat senam payudara adalah menjaga otot dada sebagai penyangga, agar tetap
kencang, juga untuk mencegah payudara turun atau kendur sebelum waktunya.
Manfaat aerobik, seperti berjalan, joging atau naik sepeda dapat membantu
payudara. Senam lainnya adalah mendayung, berenang, dan latihan aerobik yang
menggunakan alat – alat pemberat tangan serta beberapa gerakan yoga. Senam
ringan ini tidak menjamin perubahan bentuk dan ukuran payudara. Namun dengan
melakukan senam tersebut otot – otot dada akan menguat dan tampilan payudara
telapak tangan kiri, dan lengan bawah kiri dengan telapak tangan kanan,
5) Tarik – tarik kedua arah (kedalam dan keluar), jangan sampai terlepas ulangi
gerakan tersebut 10 x.
6) Pertemukan jari – jari kedua tangan anda di bawah dagu dan tekuk keduanya
d. Memijat payudara
2) Dengan sapuan telapak tangan, bentuk payudara agar menjulang dengan cara
mengusap – usap dari segala arah menuju ketengah (puting susu), kumpulkan
Cara pemilihan bra meliputi Size atau ukuran, kawat, dan cup.Untuk perawatan
2) Cuci bra dengan sabun cuci air, hindari menggunakan mesin cuci karena dapat
apalagi di peras, biarkan air menetes dari bra dengan sendirinya saat
digantung.
29
f. Perawatan payudara dengan masalah
Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat ketika
sedang mandi dan jangan menggunakan sabun, karena sabun bisa membuat
Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian
perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area
dengan mengeluarkan air susu dari payudara itu setiap kali selesai menyusui
jika bayi belum benar-benar mengabiskan isi payudara yang sakit tersebut.
pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusu dengan baik, ibu mungkin harus
merendam kain dalam air hangat dan kemudian ditempelkan pada payudara
atau mandi dengan air hangat sebelim menyusui bayi. Untuk pengerasan yang
parah, gunakan kompres dingin atau es kemasan ketika sedang tidak menyusui
30
PIJAT OKSITOXIN
1. Definisi
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Yohmi & Roesli,
2019).
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin atau let down
reflex. Selain untuk merangsang let down reflex manfaat pijat oksitosin adalah
Waktu kapan yang tepat untuk pijat oksitoksin yaitu kapanpun sang Ibu mau.
disarankan. Atau saat pikiran Ibu sedang mumet, badan pegal-pegal juga boleh.
Cukup 3-5 menit saja persesi. Dipijat itu kan enak dan bikin rileks. Itu yang akan
pasti banyak.
oksitosin merupakan tindakan yang dapat dilakukan pada ibu pasca seksio sesarea
Proses laktasi Menyusui tergantung pada gabungan kerja hormone, reflek dan
perilaku yang dipelajari ibu dan bayi baru lahir dan terdiri dari faktorfaktor berikut
ini.
a. Laktogenesis Laktogenesis (permulaan produksi susu) dimulai pada tahap akhir
payudara.
1) jumlah produksi hormone prolaktin yang cukup di hipofisis anterior dan
2) pengeluaran susu yang efisien. Nutrisi maternal dan masukan cairan
c. Ejeksi susu Pergerakan susu dan alveoli (dimana susu disekresi oleh suatu proses
ekstrusi dari sel) kemulut bayi merupakan proses yang aktif di dalam payudara.
Proses ini tergantung pada let-down reflex atau reflex ejeksi susu. Let-down reflex
d. Kolostrum Kolostrum kuning kental secara unik sesuai untuk kebutuhan bayi baru
lahir, kolostrum mengandung antibodi vital dan nutrisi padat dalam volume kecil,
sesuai sekali untuk makanan awal bayi. Menyusui dini yang efisien berkorelasi
dengan penurunan kadar bilirubin darah. Kadar protein yang tinggi di dalam
e. ASI Pada awal setiap pemberian makan, susu pendahulu mengandung lebih
sedikit lemak dan mengalir lebih cepat daripada susu yang keluar pada bagian
akhir menyusui. Menjelang akhir pemberian makan, susu sisa ini lebih putih dan
mengandung lebih banyak lemak. Kandungan lemak yang lebih tinggi pada akhir
pemberian makan memberikan bayi rasa puas. Pemberian makan yang cukup
lama, untuk setidaknya membuat satu payudara menjadi lebih lunak, memberi
cukup kalori yang dibutuhkan untuk meningkatkan jarak antar menyusui, dan
32
mengurangi pembentukkan gas dan kerewelan bayi karena kandungan lemak yang
b. Tujuan:
d. Prosedur:
b) Bantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya.
3. Persiapan perawat :
4. Persiapan lingkungan :
33
c) Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal atau bisa juga
e) Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil
f) Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan
h) Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang ke arah bawah,
j) Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara
bergantian.
34
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Post partum atau nifas (puerpenium) adalah masa setelah persalinan selesai yang
bermula dari lahirnya janin beserta plasentanya yang biasanya masa nifas ini
berakhir dalam waktu 6 minggu atau 40 hari hingga organ- organ kandungan
kondisinya kembali seperti sebelum hamil seperti penurunan tinggi fundus uteri
berada 3 jari dibawah pusat, Involusi uteri dimana uterus kondisinya kembali seperti
sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram (Anggraini, 2019; Munafiah, 2019; &
Widya, 2019).
B. Saran
2. Dalam melakukan perawatan kepada pasien perlu data yang tepat dan akurat dari
masalah yang dihadapi oleh pasien post partum, maka perawat harus membina
hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya.
35