Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis
dan banyak memberikan ketidak nyamanan pada awal postpartum, yang tidak
menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan perawatan
yang baik
Menurut Hadijono (2008) Masa ibu post partum dibagi menjadi 3 bagian
yaitu :
3. Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Waktu
ataupun tahunan.
harus melayani keluarga dan tamu yang berkunjung untuk melihat bayi
bagi seorang ibu. Pada saat yang sama, ibu baru (primipara) mungkin
frustasi karena merasa tidak kompeten dalam merawat bayi dan tidak
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:
Salah satu perubahan fisiologis masa nifas adalah perubahan sistem reproduksi dimana meliputi
perubahan corpus uterin, cervix, vulva dan vagina, serta otot-otot pendukung pelvis.
Dalam masa nifas, adapun beberapa perubahan fisiologis yang terjadi, yaitu:
1) Tanda-Tanda Vital
Satu hari (24 jam) pada post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5 – 38 °C)
bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun berarti
menandakan kemungkinan mengarah pada infeksi atau keadaan abnormal lainnya.
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Setelah melahirkan biasanya
denyut nadi akan lebih cepat. Tekanan darah biasanya tidak berubah.Tekanan darah
yang rendah kemungkinan karena ada pendarahan, sedangkan tekanan darah tinggi
pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu tubuh dan denyut nadi (Dewi
2) Uterus
Pada uterus terjadi proses involusi. Involusi adalah proses kembalinya uterus ke
dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah
plasentakeluarakibatkontraksiotot-ototpolosuterus.Padakalatigapersalinan,uterus
berdadigaristengahkira-kira2cmdibawahumbilicusdenganbagianfundusbersandar
pada promontorium sakralis. Pada saat ini, besar uterus kira-kira sama besarsewaktu
kehamilan usia 16minggu dengan berat kira-kira 100 gr(Dewi dan Sunarsih, 2013).
Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan). Jika sampai 2
2009).
a) Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan-lipatan atau
kerutan-kerutan) kembali.
Terjadirobekanperineumpadahampirsemuapersalinanpertamadantidakjarang
juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah
dan bisa menjadi luas apabila kepala janin terlalu cepat,sudut arkus pubislebih kecil
daripada biasa, kepala janinmelewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih
perawatan dengan baik dan benar bila ada laserasi lahir atau bekas luka episiotomi
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah
proses persalinan dan pada awal masa post partum), diare sebelum persalinan, enema
sebelum melahirkan, kurang makan atau dehidrasi. Kebiasaan BAB teratur perlu
dilakukan kembali setelah tonus otot kembali normal, perlu dilatih kembali untuk
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada
keadaan/status sebelum persalinan, lamanya partus kala 2 dilalui, dan besarnya tekanan
1. Pengkajian
pengkajian skrining untuk menilai suatu keadaan normal atau abnormal, kemudian
yang berfokus pada masalah atau resiko. Pengkajian harus dilakukan dengan dua
peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik (Nanda, 2017). Tahap
dan meliputi empat aktivitas dasar atau elemen dari pengkajian yaitu pengumpulan
data secara sistematis, memvalidasi data, memilah, dan mengatur data serta
penyuluhan atau pembelajaran, interaksi sosial, dan keamanan atau proyeksi (Tim
Pokja SDKI PPNI, 2017). Dalam hal ini, masalah yang diambil termasuk ke dalam
mencakup identitas klien, keluhan utama yang berkaitan dengan masa nifas, riwayat
meliputi biodata klien, riwayat obstetrik, riwayat haid, riwayat perkawinan, riwayat
a. Biodata klien
pekerjaan, suku/bangsa, agama, alamat, no. medical record, nama suami, umur
suami, pendidikan suami, pekerjaan suami, suku/bangsa suami, alamat dan tanggal
b. Keluhan utama
masa nifas, misalnya klien merasa mulas, sakit pada jalan lahir karena adanya
c. Riwayat kesehatan
penyakit akut, kronis seperti : jantung, hipertensi, asma, yang dapat mempengaruhi
kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan padien dan bayinya, yaitu apabila
Umur menarche pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, siklus haid,
hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus (Nugroho et al., 2014)
e. Riwayat perkawinan
Berapa kali menikah? status menikah syah atau tidak? (Nugroho et al., 2014)
f. Riwayat obstetrik
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan
yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu (Ambarwati & Wulandari,
2010).
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi
panjang badan, berat badan, penolong persalinan (Ambarwati & Wulandari, 2010)
g. Riwayat KB
h. Data pengetahuan
Wulandari, 2010)
1) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum yang meliputi nafsu makan,
frekuensi, banyak, jenis makanan dan juga makanan pantangan.
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar dan
kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, warna dan baru,
apakah terjadi diuresis setelah melahirkan, apakah terjadi retensi urine karena takut
3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur,
waktu luang.
4) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama
pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.
5) Aktivitas
Pada pola ini dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Apakah ibu
j. Pemeriksaan fisik
2) BB, TB, LLA, tanda vital normal (RR konsisten, nadi cenderung bradikardi,
6) Anogenital : lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin,
bekuan darah atau konsistensi), anus : hemoroid dan thrombosis pada anus.
7) Muskuloskeletal : tanda human, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, dan
kekuatan otot.
Dalam pengkajian pada ibu postpartum primipara dengan defisit pengetahuan
tentang perawatan payudara, yang menjadi fokus pengkajiannya adalah dalam data
pengetahuan dan pemeriksaan fisik ibu. Menurut Tim Pokja SDKI PPNI (2017),
gejala dan tanda mayor minor yang menyertai klien dengan defisit pengetahuan
1) Subjektif :
2) Objektif :
1) Subjektif :
(tidak tersedia)
2) Objektif :
hysteria).
2. Masalah Keperawatan
Nyeri akut B.D agen pencedera fisik : ( Mis , abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur oprasi,, trauma,, latihan fisik berlebihan
3. Intervensi
k. Kontrol lingkungan
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan
komponen keempat dari proses
keperawatan setelah merumuskan
rencana asuhan keperawatan.
Implementasi
4. Implementasi keperawatan
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dalam asuhan
5. Evaluasi keperawatan
terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses
dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik
(subjektif) dimana perawat menemui keluhan pasien yang masih dirasakan setelah
pengukuran atau observasi perawat secara langsung pada pasien dan yang dirasakan
Evaluasi keperawatan terhadap pasien yang mengalami nyeri akut yang diharapkan
adalah :
b. Tidak meringis
d. Tidak gelisah
e. Kesulitan tidur menurun
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016a). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. In Nyeri Akut
(1st ed., p. 172). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016b). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1 (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik (1st
ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.