PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana asuhan keperawatan pada
klien dengan post partum.
b. Tujuan Khusus
- Mengidentifikasi masalah pasien
- Menillai perubahan status pasien
- Untuk mengetahui dan memahami komplikasi dari post partum
1
1.3 Manfaat
a. Pembaca khususnya mahsiswa ilmu keperawatan dapat memahami
pemeriksaan fisik pada ibu post partum.
b. Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat terhadap
pemeriksaan fisik pada ibu post partum.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masa Nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu. (FKUI, 2001). Masa nifas (puerperium)yaitu
masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas ini berlangsung kira-kira 6
minggu(Saifuddin,2006). Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali
mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum
hamil.Lama masa nifas ini berlangsung selama 6 sampai 8 minggu(Moctar,1998)
Post partum / masa nifas adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari
saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan
sebelum hamil dan lamanya masa nifas kurang lebih 6 minggu. (Departemen
Kesehatan RI,1979 : 191). Masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira kira 6 minggu. ( Kapita Selekta Kedokteran,2001 : 316 )
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke
keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010).
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data
objektif dilakukan pemeriksaan terhadap pasien. Pemeriksaan fisik ibu post
partum sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi keadaan ibu apakah
normal ataukah terdapat abnormalitas yang disebabkan oleh proses persalinan.
Ada 2 kejadian penting dalam masa nifas, yaitu : Involusi dan Laktasi
3
2.2 Langkah – langkah Pemeriksaan Fisik
A. Pengkajian Data Fisik (Pengumpulan Data)
Pengkajian data adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi pasien dan merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan
semua informasi yang jelas dan akurat.
Anamnesa dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:
1. Auto Anamnesa
Merupakan anamnesa yang dilakukan kepada pasien secara langsung.Jadi
data yang diperoleh adalah data primer karena langsung da ri sumbernya
2. Allo Anamnesa
Merupakan anamnesa yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk
memperoleh data tentang pasien
4
4. Riwayat obstetric
1. Riwayat Kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
Berapa kali ibu hamil,penolong persalianan,dimana ia melahirkan,cara
persalinan,jumlah anak,apakah pernah abortus dan keadaan nifas yang lalu.
2. Riwayat persalinan sekarang
Tanggal persalinan,jenis persalinan,lama persalinan,jenis kelamin
anak,keadaan bayi.Hal ini sangat penting dikaji untuk mengetahui apakah proses
persalinan mengalami kelainan atau tidak dan ini dapat berpengaruh pada masa
nifas.
5. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah klien pernah ikut KB dengan jenis kontrasepsi
apa,berapa lama ibu menggunakan kontrasepsi tersebut,apakah ibu mengalami
keluhan dan masalah dalam penggunaan kontrasepsi tersebut dan setelah masa
nifas ini akan memakai kontrasepsi apa.
6. Kehidupan social budaya
Untuk mengetahui klien dan keluarganya yang menganut adat istiadat
tertentu dengan budaya yang akan menguntungkan atau merugikan ibu dalam
masa nifas.Hal penting yang biasanya mereka anut kaitannya dengan masa nifas
adalah menu makan ibu nifas,misalnya ibu nifas harus pantang makanan yang
berasal dari daging,ikan,telur dan goreng-gorengan karna dipercaya akan
menghambat pnyembuhan luka persalinan dan makan ini akan membuat ASI
menjadi lebih amis.Adat ini sangat merugikan sekali bagi ibu nifas karena justru
pemulihan kesehatannya akan terhambat.Dengan banyaknya jenis makanan yang
ia pantang maka akan mengurangi juga nafsu makannya sehingga asupan
makanan yang seharusnya lebih banyak dari biasanya malah semakin
berkurang.Produksi ASI juga akan semakin berkurang karena volume ASI sangat
dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang kualitas dan kuantitasnya cukup baik.
7. Data psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarganya terhadap bayinya
1. Respon keluarga terhadap ibu dan bayinya
Yang dikaji adalah bagaimana respon keluarga terhadap ibu dan bayinya.
Pengkajian respon keluarga terhadap ibu adalah untuk kenyamanan psikologis
5
ibu.Adanya respon positif dari keluarga terhadap kelahiran bayi akan
mempercepat proses adaptasi ibu menerima perannya.Dalam mengkaji data ini
bidan dapat menanyakan langsung kepada pasien dan keluarga.Eksprei wajah
yang mereka tampilkan juga dapat memberikan petunjuk kepada bidan tentang
bagaimana respon mereks terhadap kelahian ini.
2. Respon ibu terhadap dirinya sendiri
Yang dikaji adalah bagaimana respon ibu terhadap dirinya sendiri,setelah ibu
menjalani proses persalinan.apakah ibu telah siap untuk menerima perannya
menjadi seorang ibu yang siap untu merawat dirinya.
3. Respon ibu terhadap bayinya
Dalam mengkaji data ini bidan dapat menanyakan langsung kepada pasien
mengenai bagaimana perasaannya terhadap kelahiran dari bayinya.Apakah ibu
merasa senang atau tidak atas kelahiran dari bayinya.
8. Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan setelah
melahirkan.
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari antara lain :
a. Nutrisi dan cairan
b. Personal hygiene
c. Eliminasi
d. Istirahat
e. SeksualAktifitas
2. Data Objektif
Dalam menghadapi klien dalam masa nifas ini,Bidan harus mengumpulkan
data untuk memastikan apakah klien dalam keadaan normal atau tidak. Bagian
dari pengkajian data objektif yaitu:
1. Keadaan Umum Ibu
Observasi tingkat energy dan keadaan emosi ibu
2. Tanda-tanda vital
A. Tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa
meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari pos partum..Setelah persalinan
6
sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekananan darah sementara
waktu.Keadaan ini akan kembali normal selama beberapa hari.Bila tekanan darah
menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila
tekanan darah tinggi,merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsi yang
bisa timbul pada masa nifas.Namun hal ini seperti itu jarang terjadi.
B. Suhu
Suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38C.Pada hari ke 4 setelah persalinan
suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara.Bila
kenaikan mencapai lebih dari 38 C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya,
harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
C. Nadi
Nadi normal pada ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi ibu akan
melambat sampai sekitar 60 x/menit yakni pada waktu habis persalinan karena
ibu dalam keadaan istiraha penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu pertama
post partum.Pada ibu yang nervus nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/mnt.Bisa
juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya bila disertai peningkatan suhu
tubuh.
D. Pernafasan
Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.Pada umumnya respirasi lambat
atau bahkan normal.Mengapa demikian, tidak lain karena ibu dalam
keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.Bila ada respirasi cepat
pospartum (> 30 x/mnt) mungkin karena adanya ikutan dari tanda-tanda syok.
E. Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi
penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah
uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan
volume plasma menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi
pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami
sering kencing. Penurunan progesteron membantu mengurangi retensi cairan
sehubungan dengan penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan (V
Ruth B, 1996:230)
a. Curah Jantung meningkat.
7
b. Tekanan darah menurun ringan, karena penurunan tekanan intra pelvik.
c. Nadi : Bradikardi sampai hari 6-10.
d. Stasis darah pada ekstremitas bawah beresiko tromboplebitis.
e. Faktor pembekuan darah meningkat risiko tromboemboli.
F. Sistem Urologi
a. Diuresis pada awal perode pasca partum.
b. Penurunan sensasi kandung kemih.
G. Sistem Endokrin :
Plasenta lahir sampai penurunan hormon estrogen dan progesteron,kadar
terendah dicapai pada kira kira satu minggu pascapartum.
H. Sistem Pencernaan :
Gangguan defekasi : konstipasi karena masih ada efek progesteron,
penurunan tekanan otot abdomen, kurang cairan dan rasa takut nyeri pada luka
episiotomi atau ruptur perineum.
I. Sistem Integumen
A. Suhu meningkat sampai dengan 38 derajat karena kelelahan dan
diaporesis/diuresis pada 24 jam pertama.
B. Hiperpigmentasi berkurang.
J. Sistem Muskoluskeletal
C. Dinding abdomen merengang, tampak longgar dan lembek,Diastasis otot
recti abdominis.
D. Perubahan pusat berat saat hamil hipermobilitas sendi. Stabilitas sendi
lengkap dapat tercapai 6-8 minggu pasca partum.
8
2.3.1 Tujuan
Tujuan dari pengukuran tinggi fundus uteri adalah untuk
menghitung usia kehamilan dan mengukur perkembangan dan
pertumbuhan janin. Hasil dari tinggi fundus uteri atau tfu ibu hamil
akan menunjukkan usia kehamilan. Setelah mengetahui tfu ibu hamil,
biasanya dokter atau bidan akan membandingkannya dengan hari
pertama haid terakhir (hpht) untuk mengetahui kecocokannya.
Tabel Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
Pada hari pertama ibu post partum tinggi fundus uteri kira-kira satu jari
bawah pusat (1 cm). Pada hari kelima post partum uterus menjadi 1/3 jarak
antara symphisis ke pusat. Dan hari ke 10 fundus sukar diraba di atas
symphisis. (Prawirohardjo, 2002). tinggi fundus uteri menurun 1 cm tiap hari.
(Reader, 1997). Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) hingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
9
2.4.2 Teknik Palpasi abdominal
Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan teknik Palpasi
abdominal adalah meraba atau menekan bagian perut dengan jari
tangan. Selain menghitung usia kehamilan, teknik Palpasi berfungsi
untuk mendeteksi suhu tubuh, getaran, pergerakan, bentuk, dan
ukuran.
Pengukuran usia kehamilan menggunakan metode tinggi fundus uteri
dengan teknik Palpasi abdominal biasanya dilakukan setelah ibu hamil
cukup bulan. Teknik palpasi abdominal dilakukan setelah rahim
membesar sehingga bagian-bagian tubuh janin sudah bisa dibedakan.
Teknik palpasi abdominal menurut leopold ada tahap:
1. Leopold I
2. Leopold II
3. Leopold III
4. Leopold IV
10
Setelah Sepusat 1000 gr 12,5 cm Lembut
plasenta
lahir
1 Pertengahan pusat 500 gr 7,5 cm Dapat
minggu sympisis dilalui 2
jari
2 Tak teraba 350 gr 5 cm Dapat
minggu dimasuki
1 jari
6 Seperti hamil 2 50 gr 2,5 cm Hampir
minggu minggu kembali
normal
8 Normal 30 gr 0 Normal
minggu
Sumber : Rustam Muchtar,1998
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak
meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan
endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari
pinggir luka dan juga sisa sisa kelenjar pada dasar luka. ( Sulaiman S, 19831 :
121).
11
BAB III
SOP PEMERIKSAAN FISIK IBU POST PARTUM
Defenisi: Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data
objektif dilakukan pemeriksaan terhadap pasien.
Tujuan :
Deteksi dini komplikasi pada ibu nifas
Memastikan involusi uteri berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus di
bawah pusat tidak ada pendarahan abnormal tidak ada bau
Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit.
YA TIDAK
12
Prosedur kerja :
Mempersiapkan alat sesuai kebutuhan
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
Mencuci tangan
Melakukan penimbangan badan
Mengukur tanda-tanda vital (Suhu, Nadi, TD, RR
Melakukan Pemeriksaan payudara:
Palpasi di bagian payudara i axila bagian kiri sampai
axila bagian kanan perhatikan ada benjolan atau
adanya kelenjar.
Inspeksi putting susu apakah menonjol, datar,
terbenam, atau ada nanah.
Melakukan pemeriksaan abdomen
Inspeksi apakah ada luka bekas operasi
Palpasi untuk menilai tinggi fundus uteri,kontraksi dan
konsistensi uterus.
Palpasi untuk menentukan diastasis rectie.
Melakukan pemeriksaan pada kaki
Palpasi dan inspeksi apakah ada varises
Inspeksi warna kemerahan pada betis
Inspeksi apakah ada odema pada tulang kering kaki
Melakukan pemeriksaan homan sigh
Ektensi kaki ibu dan disoflesikan tanyakan apakah
menagalami nyeri pada betis
Pemeriksaan genitalia:
Inspeksi varises vulva
Pendarahan: inspeksi karakteristik lokea keluaran
normal atau tidak
Inspeksi laserasi serviks atau jahitan premium
apakah ada odema,inflamasi,hematoma,pus, luka bekas
13
Perawatan prenium
Defenisi: Membersihkan area perineal dan genetal dari sisa-sisa kotoran dan bau,
baik pada perempuan maupun laki-laki
Tujuan
Untuk membersihkan sisa kotoran atau sekresi
Menghilangkan bau dari genital
Mencegah terjadi infeksi
Mempertahankan kebersihan alat kelamin
c. Indikasi
Adanya sekret pada vagina dan uretra
Adanya bau pada daerah genitalia
Pasien dengan inkontinesia urine atau fekal
Pasien dengan pemakaian kateter urine
Pasien tidak sadar
Handuk mandi
Handscoon bersih
Baskom dengan air bersuhu 43-46 ℃
Sabun
Waslap
Kapas swab
Pispot
Perlak
Air keran atau larutan antiseptik
Prosedur kerja:
Jelaskan kepada pasien prosedur yang akan di lakukan
Cuci tangan
14
Privasi pasien
Lipat sprei bagian atas ke kaki pasien dan lipat pakaian
pasien untuk membuka area genital.
Letakkan handuk dibawah panggul pasien untuk
menjaga kebersihan tempat tidur.
Atur pasien dengan posisi tidur telentang, lutut
ditekuk, kaki direnggangkan
Tutuplah badan dan kaki dengan selimut mandi, ujung
bawah selimut dililitkan melalui bagian dalam
kaki
Pakai sarung tangan, bersihkan dengan waslap dan
keringkan paha atas bagian dalam.
Dekatkan tempat kapas swab. Tangan kanan,
mengambil kapas basah, dan tangan kiri reganggkan
labia dengan ibu jari dan jari telunjuk
Membersihkan vulva dari labia mayora kiri, labia
mayora kanan, labia minora kiri kanan, labia minora
kanan, dan perineum lalu usap dari pubis ke rectum
Gunakan satu kapas swab atau swab yang berbeda
untuk setiap kali usapan.
Gunakan botol larutan untuk menuangkan air hangat
pasca area perineal dan genital. Keringkan area
perineal seluruhnya dengan metode dari depan ke
belakang.
Keringkan bagian perineum, terutama pada lipatan
diantara labia, (untuk mencegah berkembangnya
mikroorganisme
Rapikan pasien
Rapikan alat
Buka sarung tangan
Cuci tangan
dokumentasi
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan
kembali seperti semula(sebelum hamil) dalam waktu kurang lebih 3 bulan.
Dimulai dengan kehamilan , persalinan dan di lanjutkan dengan masa nifas
merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya, kemungkinan timbul
masalah dan penyulit selama masa nifas. Ada beberapa resiko yang mungkin
terjadi pada masa itu, antara lain : anemia, pre eklampsia/eklampsia,
pendarahan post partum, depresi masa nifas dan infeksi masa nifas. Diantara
resiko tersebut ada dua yang paling sering mengakibatkan kematian pada ibu
nifas, yakni infeksi dan pendarahan
16
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2, Jakarta, EGC, 1998.
17
18