Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU POST PARTUM

OLEH :

MADE AYU HARIATI

04121003049

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau masalah kesehatan

yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data objektif dilakukan pemeriksaan

terhadap pasien. Pemeriksaan fisik ibu post partum sangat penting dilakukan untuk dapat

mendeteksi keadaan ibu apakah normal ataukah terdapat abnormalitas yang disebabkan

oleh proses persalinan.

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan sampai alat-alat

kandungan kembali seperti sebelum hamil.Lama masa nifas ini berlangsung selama 6

sampai 8 minggu(Moctar,1998).

Masa nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

kira-kira 6 minggu.Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti semula (sebelum

hamil)dalam waktu kurang lebih 3 bulan. di mulai dengan kehamilan, persalinan dan

di lanjutkan dengan masa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya,

kemungkinan timbul masalah dan penyulit selama masa nifas. Apabila tidak segera

ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan

kematian dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama, untuk itu

pemberian asuhan kepada ibu dalam masa nifas sangat perlu dilakukan yang bertujuan

untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini adanya komplikasi dan

infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta memberikan pelayanan kesehatan pada ibu

dan bayi. Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan. pelayanan atau

asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas
normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan

tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayi sehat (Saifudin,

2006)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemeriksaan fisik ibu post partum

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-

alatkandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung selama

kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari. S, dkk, 2002)

Adapaun pembagian masa nifas dibagi menjadi 3 :

1. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-

jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya

6 – 8 minggu.

3. Remote puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat

sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Pemeriksaan ibu pasca persalinan mencakup dari kepala sampai ujung kaki atau biasa

disebut head to toe(salim, 2005)

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas

1. Menjaga Kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologik.

2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.


3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi keluarga

berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat.

4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

C. Langkah – langkah Pemeriksaan Fisik (dikutip dari mochtar)

1. Auto Anamnesa

Merupakan anamnesa yang dilakukan kepada pasien secara langsung.Jadi data yang

diperolehadalah data primer karena langsung dai sumbernya.

2. Allo Anamnesa

Merupakan anamnesa yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data

tentang pasien

Pengumpulan data ada dua jenis :

a. Data Subjektif

Untuk memperoleh data subjektif dapat dilkukan dengan cara anamnesa yaitu

informasi yang kita dapatkan bisa langsung dari pasien atau juga bisa dari orang-

orang terdekat klien.Data subjectif ini berisi tentang biodata pasien, keluhan

utama, riwayat perkawinan, riwayat penyakit, riwayat kb, kehidupan social

budaya, data psikososial, dan pengetahuan.

b. Data Objektif

Dalam menghadapi klien dalam masa nifas ini, tenaga kesehatan harus

mengumpulkan data untuk memastikan apakah klien dalam keadaan normal atau

tidak.

Bagian dari pengkajian data objektif yaitu:

1. Keadaan Umum Ibu

Observasi tingkat energy dan keadaan emosi ibu (head to toe)


2. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah

Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg (110-120/70-80).Tekanan darah tersebut

bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari pospartum.Setelah persalinan sebagian

besar wanita mengalami peningkatan tekananan darah sementara waktu.Keadaan ini akan

kembali normal selama beberapa hari.Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan

adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi,merupakan petunjuk

kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.Namun hal seperti itu

jarang terjadi.

b. Suhu

Suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38C.Pada hari ke 4 setelah persalinan suhu ibu bisa

naik sedikit kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara.Bila kenaikan mencapai lebih

dari 38C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau

sepsis nifas.

c. Nadi

Nadi normal pada ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi ibu akan melambat sampai sekitar

60 x/menit yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini

terjadi utamanya pada minggu pertama post partum.Pada ibu yang nervus nadinya bisa

cepat, kira-kira 110x/mnt, bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya bila

disertai peningkatan suhu tubuh.

d. Pernafasan

Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.Pada umumnya respirasi lambat pada ibu nifas bisa

dikatakan normal, hal ini dapat terjadi karena ibu berada dalam masa pemulihan atau dalam
kondisi istirahat.Bila terjadi respirasi cepat pada ibu postpartum (>30kali/menit) bisa di

indikasikan ibu mengalami syok.

3. Payudara

Dalam melakukan pengkajian apakah terdapat benjolan,pembesaran kelenjar, dan

bagaimanakah keadaan puting susu ibu apakah menonjol atau tidak,apakah payudara ibu ada

bernanah atau tidak.

4. Uterus

1. Periksa tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan involusi uteri.

2. Apakah kontraksi uterus baik atau tidak.

3. Apakah konsistensinya lunak atau keras.

4. Apabila uterus awalnya berkontraksi dengan baik maka pada saat palpasi tidak

akan tampak peningkatan aliran pengeluaran lochea.Bila sebelumnya kontraksi

uterus tidak baik dan konsistensinya lunak,palpasi akan menyebabkan kontraksi yang

akan mengeluarkan bekuan darah yang terakumulasi,aliran ini pada keadaan yang

normal akan berkurang dan uterus menjadi keras

5.Kandung Kemih

Jika kandung kemih ibu penuh,maka bantu ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya dan

anjurkan ibu agar tidak menahan apabila terasa BAK.Jika ibu tidak dapat berkemih dalam 6

jam post partum,bantu ibu dengan cara menyiramkan air hangat dan bersih ke vulva dan

perineum ibu.Bila berbagai cara telah dilakukan namun ibu tetap tidak bisa berkemih,maka

mungkin perlu dilakukan pemasangan kateterisasi.Setelah kandung kemih dikosongkan,maka

lakukan massase pada fundus agar uterus berkontraksi dengan baik.


6. Ekstremitas Bawah

Pada pemeriksaan kaki apakah ada:Varises,oedema,Reflek patella,nyeri tekan atau panas

pada beti.Adanya tanda Homan,caranya dengan meletakkan 1 tangan pada lutut ibu dan di

lakukan tekanan ringan agar lutut tetap lurus.Bila ibu merasakan nyeri pada betis dengan

tindakan tersebut,tanda Homan (+).

7.Genitalia

 Periksa pengeluaran lochea,warna,bau dan jumlahnya

 Hematom vulva (gumpalan darah)

 Gejala yang paling jelas dan dapat diidentifikasi dengan inspeksi vagina dan

serviks dengan cermat

 Lihat kebersihan pada genitalia ibu

 Ibu harus selalu menjaga kebersihan pada alat genitalianya karna pada maa

nifas ini ibu sangat mudah sekali untuk terkena infeksi.

8. Perineum

Pada pemeriksaan perineum sebaiknya ibu dalam posisi dengan kedua tungkai

dilebarkan.saat melakukan pemeriksaan perineum periksalah:

 Jahitan laserasinya

Sebelum melakukan pemeriksaan jahitan laserasinya,terlebih dahulu bersihkan pada

bagian jahitan laserasi dengan kasa yang dikasih betadine supaya jahitan terlihat

tampak lebih jelas.

 Oedema atau tidak

 Hemoroid pada anus

 Hematoma (Pembengkakan jaringan yang isinya darah)


9. Lochea

Mengalami perubahan karena proses involusi yaitu lochea rubra,serosa dan alba.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau masalah kesehatan

yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data objektif dilakukan pemeriksaan

terhadap pasien. Pemeriksaan fisik ibu post partum sangat penting dilakukan untuk dapat

mendeteksi keadaan ibu apakah normal ataukah terdapat abnormalitas yang disebabkan

oleh proses persalinan. Sebaiknya saat melakukan pemeriksaan fisik pada ibu post

partum dilakukan secara professional dan enar sesuai dengan SOP (standar operasional

prosedur) yang sudah ada karena apabila penanganan yang diberikan tidak sesuai dengan

prosedur akan berdampak buruk bagi Ibu dan Bayinya bahkan bisa mengakibatkan

kematian.

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan agar makalah yang dibuat dapat menjadi pedoman bagi tenaga kesehatan

dan dapat menjadi panduan dalam melakukan pemeriksaan fisik pada ibu post partum

sesuai dengan SOP.


Daftar Pustaka

Abdul bari s, dkk. (2002). Blog pemeriksaan fisik ibu post partum.Bandung :
FIKUNDIP.

Azis, A. (2009). Buku saku praktikum Kebutuhan Dasar Manusia Edisi Revisi. Jakarta
: EGC.

Mohtar, (1998).Standaroperasionalproseduribupostpartum.blogspot.com. (diperoleh


6 November 2015).

Salim.(2005). Makalah Pemeriksaan Fisik Ibu postpartum dan Penerapannya.Jakarta


: FIK UI.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
JUDUL:
PEMERIKSAAN FISIK IBU POST PARTUM

Tanggal Terbit Disahkan oleh


Ka. Prodi PSIK

Hikayati
NIP.
Pengertian Masa post partum adalah masa sejak melahirkan sampai
pulihnya alat-alat reproduksi dan alat tubuh lainnya yang
berlangsung sampai sekitar 6 minggu (Moctar, 1998)
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui
gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas
dengan mengumpulkan data objektif dilakukan pemeriksaan
terhadap pasien.
Tujuan untuk dapat mendeteksi keadaan ibu apakah normal ataukah
terdapat abnormalitas yang disebabkan oleh proses
persalinan,
Seperti:
 Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
 Memastikan involusi uteri berjalan normal : uterus
berkontraksi, fundus dibawah pusat, tidak ada
perdarahan abnormal,tidak ada bau.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperhatikan tanda-tanda penyulit.
Indikasi Ibu pasca persalinan mulai dari 24 jam pertama hingga 6
minggu.
Persiapan alat 1. Spigmomanometer
2. Stetoskop
3. Selimut
4. Handscoon
5. Meteran gulung
6. Kom kecil
7. Bak steril
8. Kapas sublimat atau kapas DTT
9. Pinset anatomi
10. Bethadin
11. Bengkok

Prosedur pelaksanaan 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan/


penyiapan alat
2. Menyiapkan alat dengan lengkap, bersih, dan steril
3. Menjelaskan pada klien tujuan pemeriksaan
4. Menanyakan keluhan ibu dan bayinya
5. Menjaga privasi dan kenyamanan klien
6. Pemeriksaan umum:
a. Memeriksa keadaan umum klien, kesadaran, dan
penampilannya
b. Memeriksa tanda-tanda vital
c. Melakukan pemeriksaan pada muka ibu
(konjungtiva pucat/tidak, sclera ikterus/tidak,
muka edema/tidak)
7. Pemeriksaan payudara:
a. Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri
diatas kepala, kemudian palpasi payudara kiri
secara sistematis sampai ke ketiak, raba adanya
masa, benjolan yang membesar, pembengkakan
atau abses.
b. Ulangi prosedur yang sama pada payudara
sebelah kanan.
c. Memeriksa puting susu
d. Melakukan stimulasi produksi ASI
8. Melakukan pemeriksaan abdomen
a. Melakukan inspeksi abdomen
b. Periksa bekas luka jika operasi baru
c. Memeriksa apakah kandung kemih kosong
d. Memeriksa tinggi fundus uteri, kontraksi, serta
posisi
e. Melakukan stimulasi kontraksi uterus
f. Memeriksa diastasis rektus abdominis
9. Pemeriksaan perinium
a. Mengatur posisi klien
b. Memeriksa jahitan episiotomi jika ada, ada
tidaknya REEDA
c. Memeriksa kebersihan daerah perinium
d. Memeriksa lokhia yang keluar (warna, bau,
konsistensi)
e. Memeriksa adakah perdarahan dan adakah
hemoroid
10. Pemeriksaan ekstremitas bawah:
a. Memeriksa ada tidaknya edema
b. Memeriksa ada tidaknya varises
c. Memeriksa ada tidaknya tanda homan’s
11. Melaksanakan penyuluhan dan perawatan yang harus
diberikan pada klien(sesuai kebutuhan)
12. Mengembalikan posisi klien dan membantu
merapikan kembali pakaian.

Pelaksana Perawat, Bidan

Anda mungkin juga menyukai