klien baik fisik, mental sosial dan lingkungan. Pada tahap pengkajian, kegiatan
penyakit atau kondisi klien (aktual/potensial) sebagai akibat dari penyakit yang
diderita. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah memvalidasi data,
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun prioritas masalah,
implementasi adalah tahap melakukan rencana yang telah di buat pada klien.
Adapun kegiatan yang ada pada tahap implementasi ini adalah pengkajian ulang
untuk memperbaharui data dasar, meninjau atau merevisi rencana asuhan yang
Tahap evaluasi, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengkaji
1. Pengkajian
Asuhan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien
mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam
keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha,
2009).
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa,
a. Riwayat kesehatan
pasien terhadap kelahiran bayinya serta penyesuaian selama masa post partum.
4. Respon janin pada saat persalinan dan kondisi bayi baru lahir (nilai
APGAR)
post partum
c. Pengkajian fisik
1. Tanda-tanda vital
Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu pada Ibu. Periksa tanda-tanda
vital tersebut setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah melahirkan atau
jam berikutnya. Nadi dan suhu diatas normal dapat menunjukan kemungkinan
tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum. Setelah
sementara waktu. Keadaan ini akan kembali normal selama beberapa hari
Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post
adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas. Namun hal ini
2) Suhu, suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38 C. Pada hari ke 4 setelah
persalinan suhu Ibu bisa naik sedikit kemungkinan disebabkan dari aktivitas
payudara. Bila kenaikan mencapai lebih dari 38 C pada hari kedua sampai hari-
3) Nadi, nadi normal pada Ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi Ibu
utamanya pada minggu pertama post partum. Pada ibu yang nervus
nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/mnt. Bisa juga terjadi gejala shock
lain karena Ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.Bila ada
respirasi cepat post partum (> 30 x/mnt) mungkin karena adanya ikutan dari
tanda-tanda syok.
kerontokan rambut.
2) Wajah, adanya edema pada wajah atau tidak. Kaji adanya flek hitam
3) Mata, konjungtiva yang anemis menunjukan adanya anemia
4) Hidung, kaji dan tanyakan pada ibu, apakah ibu menderita pilek atau
energi.
5) Mulut dan gigi, tanyakan pada ibu apakah ibu mengalami stomatitis,
atau gigi yang berlubang. Gigi yang berlubang dapat menjadi pintu
adanya infeksi, ditunjang dengan adanya data yang lain seperti hipertermi, nyeri
dan bengkak.
pada telinga.
3. Pemeriksaan thorak
1) Inspeksi payudara
2) Palpasi Payudara
bentuk, warna dan kesimetrisan serta palpasi apakah ada nyeri tekan guna
payudara tidak banyak berubah kecil kecuali sekresi kolostrum yang banyak.
puting dan areola apakah ada tanda tanda kemerahan dan pecah, serta
menanyakan ke ibu apakah ada nyeri tekan. Payudara yang penuh dan bengkak
4. Pemeriksaan abdomen
setiap hari.
perdarahan.
- Posisi, posisi fundus apakah sentral atau lateral. Posisi lateral biasanya
yang hampir padat. Dinding belakang dan depan uterus yang tebal saling
akan tetap sama selama 2 hari pertama setelah pelahiran, namun kemudian
Koniak, 2014).
panjang dan lebarnya. Diastasis ini tidak dapat menyatu kembali seperti
sebelum hamil tetapi dapat mendekat dengan memotivasi ibu untuk melakukan
Kaji dengan palpasi kandungan urine di kandung kemih. Kandung kemih yang
bulat dan lembut menunjukan jumlah urine yang tertapung banyak dan
betis, jika nyeri maka tanda homan positif dan ibu harus dimotivasi untuk
mobilisasi dini agar sirkulasi lancar. Refleks patella mintalah ibu duduk dengan
ketuklan rendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit
pre eklamsi.
- REEDA
REEDA adalah singkatan yang sering digunakan untuk menilai kondisi episiotomi
luka episiotomy. Kemerahan dianggap normal pada episiotomi dan luka namun
jika ada rasa sakit yang signifikan, diperlukan pengkajian lebih lanjut.
disarankan.
- Lochia
Kaji jumlah, warna, konsistensi dan bau lokhia pada ibu post partum.
harus memiliki lokhia yang sudah berwarna merah muda atau keputihan.
segera ditangani.
- Varises
30
30
Perhatikan apakah terjadinya varises di dalam vagina dan vulva. Jika ada
Pengkajian awal status nutrisi pada periode post partum didasarkan pada data
ibu saat sebelum hamil dan berat badan saat hamil, bukti simpanan besi yang
memadai (misal : konjungtiva) dan riwayat diet yang adekuat atau penampilan.
persalinan.
Perawat harus mengkaji jumlah istirahat dan tidur, dan menanyakan apa
ibu di rumah sakit. Ibu mungkin tidak bisa mengantisipasi kesulitan tidur setelah
persalinan.
f. Emosi
Emosi merupakan elemen penting dari penilaian post partum. Pasien post
hormonal, kelelahan fisik, dan penyesuaian peran ibu. Ini adalah bagian normal
dari pengalaman post partum. Namun, jika gejala ini berlangsung lebih lama
dari beberapa minggu atau jika pasien post partum menjadi nonfungsional atau
harus diajari untuk segera melaporkan hal ini pada perawat, bidan atau dokter.
2.2.2 Diagnosa keperawatan
dengan kewenangan.
1) Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yang ditemukan.
lakukan intervensi.
4. Pemeliharaan
pemberian ASI :
keberlangsungan
pemberian ASI untuk
menyediakan nutrisi
bagi bayi/todler