Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

UPTD PUSKESMAS POTO TANO


ASMA EKSASERBASI AKUT
1. Pengertian Eksaserbasi (serangan) asma adalah episode perburukan gejala-
(Definisi) gejala asma (sesak nafas, batuk, mengi, dada rasa tertekan, atau
berbagai kombinasi gejala tersebut) secara progresif biasanya timbul
akibat pajanan terhadap faktor pencetus (paling sering infeksi virus
atau allergen atau kombinasi keduanya )
2. Anamnesis 1. Sesak nafas
( Subjective) 2. Gejala sulit bernapas, mengi atau dada terasa berat atau batuk
yang memburuk secara progresif
3. Serangan akut biasanya timbul akibat pajanan terhadap faktor
pencetus ( paling sering infeksi virus atau allergen atau kombinasi
keduanya)
4. Terdapat riwayat asma dan / atau penyakit atopi pada anggota
keluarga
3. Pemeriksaan Fisik 1. Penilaian derajat serangan asma
( Objective)
4. Kriteria Diagnosa 1. Memenuhi kriteria anamnesis No. 1, 2 dan 4
2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik sesuai derajat serangan
5. Diagnosis Kerja Asma Eksaserbasi Akut
6. Kode Diagnosis No. ICPC-2 :
No. ICD-10 :
No. ICD - 9 :
7. Diagnosis Banding -
8. Pemeriksaan -
Penunjang
9. Tatalaksana 1. Penilaian
Penilaian dilakukan saat awal maupun setelah pengobatan /
tindakan dilakukan untuk menilai respon pengobatan / tindakan
tersebut
2. Pengobatan awal
a. Pemberian oksigen
b. Pemberian bronkodilator agonis 2 kerja singkat secara
nebulisasi sebanyak maksimal 3 kali dalam 1 jam dengan
interval 15 20 menit
c. Pemberian kortikosteroid sistemik pada pengobatan awal
terutama dilakukan jika :
Tidak ada respon dengan pengobatan bronkodilator
Pasien sedang dalam terapi kortikosteroid oral tetapi
mengalami eksaserbasi
Pasien datang dengan eksaserbasi akut berat
3. Setelah 1 2 jam observasi dilakukan penilaian kembali untuk
tindakan selanjutnya :
a. Respon baik dan stabil : pasien dipulangkan dengan
pengobatan lanjutan
b. Respon tidak sepenuhnya baik ( parsial ) : observasi
dilanjutkan dan pasien dianjurkan rawat inap
c. Tidak ada respon bahkan memburuk : maka pasien dirujuk ke
RS untuk perawatan intensif
4. Algoritma tatalaksana asma eksaserbasi
5. Obat obatan yang digunakan :
a. Bronkodilator
Agonis 2 kerja singkat secara nebulisasi
- Salbutamol
Dosis oral anak : 0,05 0,1 mg / kgBB / kali
Dewasa : 2 mg / kali
Dosis nebulisasi anak : -1 nebuls / kali
Dewasa : 1 nebuls / kali
- Terbutalin
Dosis oral anak : 0,05 0,1 mg / kgBB / kali
Dewasa : 2,5 mg / kali
Dosis nebulisasi anak : - 1 respul / kali
Dewasa : 1 respul / kali
Kombinasi Agonis 2 kerja singkat dan antikolinergik kerja
singkat ( ipratropium bromide )
Dosis nebulisasi anak : - 1 nebuls / kali
Dewasa : 1 nebuls / kali
Aminofilin
- Pemberian IV untuk dewasa dosis awal : 5 6 mg /
KgBB bolus dengan diencerkan sama banyak dengan
jumlah obat yang diberikan , diberikan secara intravena
perlahan lahan dalam waktu 10 menit untuk
menghindari efek samping. Dosis lanjutan : 0,5 0,9 mg /
KgBB / jam drip dalam D5%
- Pemberian oral untuk dewasa dosis : 3 5 mg / kgBB /
kali, 3 4 kali / hari
Teofilin
- Pemberian oral untuk dewasa dosis : 3 5 mg / kgBB /
kali
Jika obat obatan diatas tidak tersedia dapat diberikan
epinefrin ( adrenalin ) subkutan / intramuskular. Walau
epinefrin ( adrenalin ) tidak dianjurkan sebagai penanganan
standar / rutin asma eksaserbasi akut
b. Kortikosteroid sistemik
Prinsipnya semua eksaserbasi akut diberikan kortikosteroid
kecuali eksaserbasi akut ringan yaitu hanya terjadi
bronkokonstriksi akut tidak disertai peningkatan inflamasi
saluran nafas
Metilprednisolon
Dewasa 24 - 40 mg/ hari,oral , diberikan 7 hari tanpa
perlu tappering off
Anak 0,5 1 mg / kgBB / hari, oral , tiap 6 jam, 3 5
hari
Prednison
Dewasa 30 - 40 mg/ hari,oral , diberikan 7 hari tanpa
perlu tappering off
Anak 0,5 1 mg / kgBB / hari, oral , tiap 6 jam, 3 5
hari
Deksamethason injeksi
Dewasa 5 - 10 mg/ kali
Anak 0,5 1 mg / kgBB bolus , dilanjutkan dengan
1 mg / kgBB / hari tiap 6 8 jam

6. Kondisi khusus pada ibu hamil penanganan eksaserbasi akut


ditangani dengan pemberian oksigen, nebulisasi agonis -2 kerja
singkat, dan kortikosteroid sistemik jika ada indikasi.
7. Penanganan infeksi saluran nafas sebagai faktor pencetus
eksaserbasi asma sesuai indikasi
10. Kriteria Rujukan 1. Asma eksaserbasi sedang-berat
2. Asma tidak terkontrol
3. Asma mengancam jiwa
4. Asma Persisten
11. Edukasi Pencegahan dengan pengendalian lingkungan, pemberian ASI
eksklusif minimal 6 bulan, penghindaran makanan berpotensi
alergenik, pengurangan pajanan terhadap tungau debu rumah dan
rontokan bulu binatang, telah terbukti mengurangi timbulnya alergi
makanan dan khususnya dermatitis atopik pada bayi.
12. Prognosis Tergantung pada beratnya penyakit dan ketepatan penanganan.
13. Komplikasi 1. Pneumotoraks, 2. Pneumomediastinum dan emfisema subkutis, 3.
Atelektasis, 4. Gagal napas, 5. Bronkitis, 6. Fraktur iga
14. Evidence I/II/III/IV
15. Tingkat A/B/C/D
Rekomendasi
16. Penelaah Kritis Dokter Puskesmas
17. Persiapan Rujukan 1. Terdapat oksigen.
2. Pemberian bronkodilator kerja cepat inhalasi.
3. Pasien harus didampingi oleh tenaga kesehatan terlatih selama
perjalanan menuju ke pelayanan sekunder.
18. Kepustakaan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Dewan Asma Indonesia. Pedoman Tatalaksana Asma. Jakarta.
2011

Anda mungkin juga menyukai