Chyntia (406181046)
INSOMNIA
Pembimbing
4. John Jordan Adam R
(406191018)
5. Keizia Fairuz Syifa
Dr. dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp.KJ (406191056)
GANGGUAN TIDUR - PPDGJ
III & DSM V
1. Dyssomnia 2. Parasomnia
Insomnia Somnabulisme
Hipersomnia (sleepwalking)
Narkolepsi Teror tidur (night terrors)
Gangguan jadwal tidur jaga Mimpi buruk (nightmare)
Source : Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT Nuh
Jaya; 2013
INSOMNIA
•Insomnia : kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, bersifat
sementara atau menetap.
•Jenis
Insomnia sementara
dapat disebabkan karena berkabung, kehilangan, atau perubahan kehidupan maupun stres
Terapi spesifik tidak diperlukan
Insomnia menetap
Kesulitan utk jatuh tertidur bukan untuk mempertahankan tidur
Tegangan somatisasi atau ansietas dan respon asosiatif
Source : Sadock BJ, et al. Kaplan & sadock’s synopsis of psychiatry. 11ed : 2015. hal
339-40
SINDROM INSOMNIA
Sindrom insomnia dapat dibagi menjadi 3 tipe menurut lamanya :
1. Transient insomnia : hanya berlangsung 2-3 hari
2. Shortterm insomnia : berlangsung sampai 3 minggu
3. Longterm insomnia : berlangsung dalam periode yang lebih lama
dan biasanya disebabkan oleh kondisi medik atau psikiatrik
tertentu
Source : Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT Nuh
Jaya; 2013
EPIDEMIOLOGI
• 1/3 orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan atau
mempertahankan tidur dalam setahun, dengan 17% di antaranya
mengakibatkan gangguan kualitas hidup. Sebanyak 95% orang
Amerika telah melaporkan sebuah episode dari insomnia pada
beberapa waktu selama hidup mereka.
• Insomnia lebih banyak pada dewasa tua (lansia) dibandingkan
dengan dewasa muda, dengan prevalensi 40-50%. Wanita
dilaporkan lebih banyak menderita insomnia daripada laki-laki.
Source : Sadock BJ, et al. Kaplan & sadock’s synopsis of psychiatry. 11ed : 2015. hal
339-40
ETIOLOGI
1. Psikis : gangguan afektif bipolar dan unipolar (episode mania
atau depresi), gangguan ansietas (panic, fobia)
2. Organik : hipertiroidisme, putus obat penekanan SSP
(benzodiazepine, phenobarbital, narkotika), zat perangsang SSP
(caffeine, ephedrine, amphetamine)
3. Situasional : gangguan penyesuaian + ansietas/depresi,
perubahan sleep wake schedule (jetlag, workshift), stress
psikososial
Source : Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT Nuh
Jaya; 2013
TANDA & GEJALA
•Kesulitan untuk memulai •Konsentrasi dan perhatian
tidur pada malam hari berkurang
•Sering terbangun pada •Peningkatan kesalahan dan
malam hari kecelakaan
•Bangun tidur terlalu awal •Ketegangan dan sakit kepala
•Kelelahan atau mengantuk •Gejala gastrointestinal
pada siang hari
•Iritabilitas, depresi atau
kecemasan
Source : Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: PT Nuh
Jaya; 2013
Source : Sadock BJ, et al. Kaplan & sadock’s synopsis of psychiatry. 11ed;2015. hal
339-40
Source : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 5 th edition.
Source : Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: PT
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Variasi tidur normal
2. Situasional/insomnia akut
3. Delayed sleep phase and shift work types of circadian rhythm
sleep-wake disorder.
4. Restless legs syndrome
5. Breathing-related sleep disorders
6. Narkolepsi
7. Parasomnia