Anda di halaman 1dari 40

Skizofrenia, Gangguan Skizotipal

dan Gangguan Waham

1
PENDAHULUAN

GANGGUAN JIWA:

 Kelompok gejala/perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna dan


disertai dengan penderitaan (distress) pada kebanyakan kasus

 Berkaitan dengan terganggunya fungsi (disfungsi/hendaya) seseorang

Mangindaan, Lukas. (2010). Diagnosis Psikiatri dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI

2
Fungsi Klasifikasi Gangguan Jiwa

• Membedakan suatu diagnosa psikiatri dengan diagnosa lainnya sehingga klinisi


dapat memberikan terapi efektif.
• Menetapkan suatu bahasa yang sama diantara para professional pelayanan
kesehatan didunia.
• Untuk menggali kausa berbagai gangguan mental yang masih belum diketahui.
• Fungsi administrative, misalnya alat bantu medis, sistem hukum.

Mangindaan, Lukas. (2010). Diagnosis Psikiatri dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI

3
DSM-V ICD-10
(Diagnosistic and Statistical Manual of Mental Disorders) (International Classification of Disease)

 Kategori lebih luas  Kategori lebih umum

 Menggunakan sistem multi-  Biasanya aksis tunggal, tetapi


aksial menggunakan etiologi luas

 Menggunakan istilah neurotik


 Menggunakan istilah psikotik

DSM-v & ICD-10


Mangindaan, Lukas. (2010). Diagnosis Psikiatri dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI

4
Penggolongan diagnosis ICD-10

• F00 – F09 : Gangguan Mental Organik  F50 – F59 : Sindrom Perilaku yang
• F10 – F19 : Gangguan Mental dan Berhubungan dengan Gangguan
Perilaku Akibat Penggunaan Zat Fisiologis dan Faktor Fisik
Psikoaktif  F60 – F69 : Gangguan Kepribadian
• F20 – F29 : Skizofrenia, Skizotipal, dan dan Perilaku Masa Dewasa
Gangguan Waham  F70 – F79 : Retardasi Mental
• F30 – F39 : Gangguan Suasana  F80 – F89 : Gangguan Perkembangan
Perasaan [Mood] (Gangguan Afektif) Psikologis
• F40 – F48 : Gangguan Neurotik,  F90 – F98 : Gangguan Perilaku dan
Gangguan Somatoform, dan Gangguan Emosional dengan Onset Biasanya
Terkait Stres pada Masa Kanak dan Remaja

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya
5
F20 – F29 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal,
dan Gangguan Waham
F20 Skizofrenia
F20.0 Skizofrenia paranoid
F20.1 Skizofrenia hebefrenik
F20.2 Skizofrenia katatonik
F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
F20.4 Depresi pasca-skizofrenia
F20.5 Skizofrenia residual
F20.6 Skizofrenia simpleks
F20.8 Skizofrenia lainnya
F20.9 Skizofrenia YTT

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya

6
Karakter kelima dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
perjalanan penyakit:

.x0 Berkelanjutan

.x1 Episodik dengan kemunduran progresif

.x2 Episodik dengan kemunduran stabil

.x3 Episodik berulang

.x4 Remisi tak sempurna

.x5 Remisi sempurna

.x8 Lainnya
.x9 Periode pengamatan kurang dari satu
tahun
Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya
7
F20 – F29 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal, dan
Gangguan Waham

F21 Gangguan Skizotipal

F22 Gangguan Waham Menetap

F22.0 Gangguan waham

F22.8 Gangguan waham menetap lainnya

F22.9 Gangguan waham menetap YTT

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya
8
F20 – F29 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal, dan Gangguan
Waham

F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara

F23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia


F23.1 Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala
skizofrenia
F23.2 Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut

F23.3 Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham

F23.8 Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya

F23.9 Gangguan psikotik akut dan sementara YTT

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya
9
Karakter kelima dapat digunakan untuk
menentukan ada atau tidaknya penyerta
stres akut:

.x0 Tanpa penyerta stres


akut
.x1 Dengan penyerta stres
akut

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya
10
F20 – F29 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal,
dan Gangguan Waham

F24 Gangguan Waham Induksi


F25 Gangguan Skizoafektif
F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manik
F25.1 Gangguan skizoafektif tipe depresif
F25.2 Gangguan skizoafektif tipe campuran
F25.8 Gangguan skizoafektif lainnya
F25.9 Gangguan skizoafektif YTT
F28 Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya
F29 Gangguan Psikotik Non-Organik YTT

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika Atma Jaya
11
SKIZOFRENIA

• Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang
luas.
• Merupakan gangguan paling sering.
• Gejala muncul pada usia remaja dan akhir dewasa muda.
• Awitan pada laki-laki biasanya usia 15-25 tahun, perempuan pada 25-35 tahun.
• Prognosis pada laki-laki biasanya buruk.
• Awitan diatas usia 40 tahun jarang terjadi.
• Etiologi pasti belum diketahui.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM –
5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
12
Manifestasi Klinik

Kepribadian prepsikotik penarikan diri atau mengisolasi diri, berperilaku


aneh, terlalu kaku secara sosial, sangat pemalu, kesulitan berkonsentrasi.

Pemikiran dan pembicaraan samar-samar sehingga terkadang tidak dapat


dimengerti.

Memiliki keyakinan salah yang tidak dapat dikoreksi.

Penampilah keseharian berubah/ mengalami kemunduran serta afek


tumpul.

Sebagian besar fungsi kognitif buruk.

Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
13
Merasa anhedonia/ ketidakmampuan merasakan bahagia.

Deteriorasi  perburukan yang terjadi secara berangsur-


angsur.

Episode pertama psikotik sering didahului oleh suatu periode


misalnya perilaku dan pikiran eksentrik (fase prodromal).

Suatu pola yang sering ditemui  antisosial ringan dalam satu


atau dua tahun sebelum episode psikotik.

Sebelum terdiagnosis  berkepribadian skizoid, ambang,


antisosial, atau skizotipal.

Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI
14
Merasa anhedonia/ ketidakmampuan merasakan bahagia.

Deteriorasi  perburukan yang terjadi secara berangsur-


angsur.

Episode pertama psikotik sering didahului oleh suatu periode


misalnya perilaku dan pikiran eksentrik (fase prodromal).

Suatu pola yang sering ditemui  antisosial ringan dalam satu


atau dua tahun sebelum episode psikotik.

Sebelum terdiagnosis  berkepribadian skizoid, ambang,


antisosial, atau skizotipal.

Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI
15
Pedoman Diagnostik

Harus ada sedikitnya satu


gejala berikut ini yang
amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila
gejala-gejala itu kurang
tajam atau kurang jelas).

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
16
“thought echo” isi pikiran dirinya sendiri yang berulang
atau bergema dalam kepalanya, dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau

“thought insertion or withdrawal” isi pikiran yang asing


dari luar masuk ke dalam pikirannya atau isi pikirannya
diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
(withdrawal); dan

“thought broadcasting” isi pikirannya tersiar keluar


sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika Atma Jaya
17
“delusion of control” waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

“delusion of influence” waham tentang dirinya dipengaruhi


oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

“delusion of passivity” waham tentang dirinya tidak berdaya


dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;

“delusion perception” pengalaman inderawi yang tak wajar,


bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik
atau mukjizat.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
18
Halusinasi auditorik:

Suara halusinasi yg berkomentar secara terus menerus


terhadap perilaku pasien, atau

Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri


(diantara berbagai suara yang berbicara), atau

Jenis suara halusinasi lain yg berasal dari salah satu


bagian tubuh.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika Atma Jaya
19
Waham-waham menetap jenis lainnya, yg
menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yg mustahil, misalnya
perihal keyakinan agama atau politik
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di
atas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi
dengan makhluk asing dari dunia lain.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
20
GANGGUAN PIKIRAN

Gangguan isi pikir


• Waham : suatu kepercayaan palsu yang menetap yang tak sesuai dengan fakta.
kepercayaan tersebut mungkin “aneh” atau “tidak aneh” tetapi sangat tidak mungkin
dan tetap dipertahankan meskipun bukti-bukti jelas dihadirkan untuk mengkoreksinya.
• Semakin akut skizofrenia maka semakin sering ditemui waham disorganisasi atau waham
tidak sistematis : waham kejar, waham kebesaran. Waham rujukan, waham penyiaran,
waham penyisipan pikiran.
• Tilikan : kebanyakan pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhan terhadap
pengobatan, meskipun gangguan yang ada pada dirinya dapat dilihat olehorang lain.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan
2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
21
Gangguan persepsi

• HALUSINASI : halusinasi paling sering ditemui biasanya berbentuk pendengaran


tetapi bisa juga berbentuk penglihatan, penciuman dan perabaan.

• ILUSI DAN DEPERSONALISASI :


• ilusi  misinterpretasi pancaindra terhadap objek.
• Depersonalisasi  perasaan asing pada diri sendiri.
• Derealisasi  perasaan asing terhadap lingkunganya.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI 22
GANGGUAN EMOSI

Terdapat tiga afek dasar yang sering timbul tetapi tidak patognomomik:

• Afek tumpul atau datar : ekspresi emosi pasien sangat sedikit bahkan ketika afek
tersebut harus dideskripsikan, pasien tidak menunjukkan kehangatan.
• Afek tak serasi : afeknya mungkin bersemangat atau kuat tetapi tidak sesuai
dengan pikiran dan pembicaraan pasien.
• Afek labil : dalam jangka pendek terdapat perubahan afek yang tidak jelas.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI 23
GANGGUAN PERILAKU

Berbagai perilaku tidak sesuai atau aneh dapat muncul dari pasien seperti:

 gerakan tubuh yang aneh dan menyeringai


 perilaku ritual
 sangat ketolol-tololan
 Agresif
 dan perilaku seksual yang tidak pantas.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan
DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
24
KLASIFIKASI SKIZOFRENIA
25

Tipe Paranoid
• Tipe ini paling stabil dan paling sering.

• Awitan subtype ini terjadi belakangan


Waham dan halusinasi menonjol
dibanding bentuk skizofrenia yang lain.
sedangkan afek dan pembicaraan tidak
• Gejala sangat konsisten,
terpengaruh, gejala paranoid paling
• pasien dapat bertindak sesuai wahamnya
sering adalah : waham kejar, waham
ataupun tidak.
rujukan, kebesaran, waham
• Tidak kooperatif, agresif, marah atau dikendalikan, dipengaruhi dan cemburu.
ketakutan namun jarang menunjukan perilaku Halusinasi akustik berupa ancaman,
disorganisasi. perintah atau menghina.
Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Klasifikasi skizofrenia
Tipe Disorganisasi:

• Afek tumpul, ketolol-tololan atau tak serasi


• Sering inkoheren
• Waham tidak sistematis
• Perilaku disorganisasi seperti menyeringai dan menerisme.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan
2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
26
Klasifikasi skizofrenia
Tipe Katatonik
• Rigiditas katatonik yaitu pasien
 Pasien mempunyai paling sedikit satu secara fisik sangat kaku atau rigid
(kombinasi) beberapa bentuk katatonia
• Postur katatonik yaitu pasien
• Stupor Katatonik atau mutisme yaitu pasien
mempertahankan posisi yang tak
tidak merespon terhadap lingkungan atau
biasa/aneh
orang. Pasien menyadari hal-hal yang terjadi
disekitarnya. • Kegembiraan katatonik yaitu
• Negativisme Katatonik yaitu pasien pasien sangat aktif dan gembira.
melawan semua perintah-perintah atau Mungkin dapat mengancam
Maslim, Rusdi.
usaha-usaha untuk menggerakan (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
fisiknya
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. jiwan.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI 27
Klasifikasi skizofrenia

Tipe Tak Terinci


Pasien mempunyai halusinasi, waham dan gejala-gejala psikosis aktif yang
menonjol (ex: kebingungan, inkoheren. Atau memenuhi kriteria skizofrenia tetapi
tidak dapat digolongkan pada semua tipe.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI 28
Klasifikasi skizofrenia

Tipe Residual
• Pasien dalam keadaan remisi dari keadaan akut tetapi masih memperlihatkan
gejala-gejala residual (penarikan diri secara sosial, afek datar atau tak serasi,
perilaku eksentrik, asosiasi melonggar, atau pikiran tak logis).

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI 29
Klasifikasi skizofrenia

Depresi Pasca Skizofrenia


• suatu episode depresif yang mungkin berlangsung lama dan timbul setelah
serangan penyakit skizofrenia.
• Gejala skizofrenia ada namun tidak mendominasi keadaan klinisnya.
Pedoman diagnostik:
• Pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir.
• Gejala skizofrenia masih ada.
• Gejala depresif menonjol dan mengganggu, memenuhi sedikitnya kriteria
untuk suatu episode depresif dan telah ada paling sedikit 2 minggu.
Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5.
Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
30
Klasifikasi skizofrenia
Skizofrenia Simplex
suatu diagnosis sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada
pemastian perkembangan yang berlangsung perlahan, progresif dari gejala “negatif”
yang khas dari skizofrenia residual tanpa adanya riwayat halusinasi, waham atau
manifestasi lain tentang adanya suatu episode psikotik sebelumnya dan disertai
dengan perubahan-perubahan yang bermakna.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI 31
pengobatan skizofrenia

Dopamine Receptor Antagonist (APG-I)


• Fenotiazine
• Tioxantine
• Butirofenon
• Dibenzoxazepine
• Dihidronidol
• Difenilbutil piperidine

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5.
Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
32
Pengobatan Skizofrenia

Serotonine-Dopamine Receptor Antagonist (APG-II)


• Clozapine
• Risperidone
• Olanzapine
• Quetiapine
• Ziprasidone

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI 33
Prognosis

F20  gangguan jiwa yang bersifar kronis.

Gambaran klinis yg dikaitkan dengan prognosis baik yaitu:


- Awitan gejala-gejala psikotik aktif terjadi secara mendadak.
- Awitan terjadi setelah usia 30 tahun, terutama pada perempuan.
- Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid (sebelum sakit) baik.
Performa sebelumnya tetap merupakan prediktor terbaik utk
meramalkan performa di masa depan.
- Kebingungan sangat jelas dan gambaran emosi menonjol, selama
episode akut (gejala positif).

Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
34
Kemungkinan adanya suatu
stresor yg mempresipitasi
psikosis akut dan tidak ada
bukti gangguan SSP.

Tidak ada riwayat keluarga


menderita skizofrenia.

Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI 35
Prognosis menjadi
lebih buruk bila pasien
menyalahgunakan zat
atau hidup dalam
keluarga yang tidak
harmonis.

Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI
36
SKIZOAFEKTIF
• Gambaran utamanya adalah adanya • Episode manik ditandai dengan adanya
episode depresi mayor, manik, atau suasana melambung, meningkat,
campuran yang terdapat bersamaan ekspansif atau iritabel yang berlangsung
dengan gejala skizofrenia (waham, paling sedikit satu minggu.
halusinasi, perilaku aneh atau gejala • Episode campuran ditandai dengan
negatif. campuran kedua suasana perasaan
• Kriteria depresi mayor yaitu mood tersebut yang berlangsung paling sedikit
terdepresi yang perpasif (tidak cukup satu minggu.
hanya kehilangan minat atau anhedonia • Gambaran utama harus muncul terus
saja). Episode depresi mayor menerus dan tidak terputus-putus.
berlangsung hingga 2 minggu
Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
37
• .
• :. Manifestasi klinis Skizoafektif
Anamnesis : Pemeriksaan : Subtipe
• Adanya perasaan • Tanda-tanda • Tipe Bipolar bila
sedih dan hilangnya gangguan mood terdapat episode
minat, berlangsung depresi atau tanda manik atau
paling sedikit dua mania ataupun campuran.
minggu atau rasa campuran keduanya • Selain itu muncul
senang berlebihan juga depresi mayor.
yang berlangsung (Tipe Depresi bila
satu minggu. hanya terdapat
• Gejala tersebut episode depresi
muncul berbarengan mayor)
dengan
pembicaraan kacau,
halusinasi, waham
atau gejala negatif.

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5.
Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
38
Tatalaksana Skizoafektif
Skizoafektif, episode manik atau campuran
Fase Lanjutan
• Inj. Olanzapin • Litium dosis dinaikkan
• Inj. Diazepam
• Divalproat
• Litium
• Antidepresan, SSRI (fluoxcetin) • Olanzapin
• Antipsikotika Generasi II
• Quetiapin
• ECT
• Psikoterapi • Risperidon
• Edukasi Keluarga
• Aripirazol
• Klozapin

Maslim, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGH – III dan DSM – 5. Cetakan 2. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Amir, Nurmiati. (2010). Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
39
Terima kasih

TERIMAKASIH 40

Anda mungkin juga menyukai