Anda di halaman 1dari 46

UNIVERSITAS BENGKULU

“Conveying Better Future”

“Laporan Kasus”
G3P2A0 Hamil 38 minggu dengan KPD 19 Jam Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin
Tunggal Hidup Presentasi Kepala
Oleh:
Meicilia Bahari (H1AP13009)
Pembimbing:
dr. Taufik Hidayat Djais, Sp.OG.(K).Onk.

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. M. YUNUS BENGKULU
2020
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Kompos mentis
Tipe badan : Astenikus
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 150 cm
Tekanan darah : 147/91 mmHg
Nadi : 105x/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 37°C
Head to toe : Dalam batas normal
ANAMNESIS

• Nama : Ny. D
• Umur : 31 tahun
• Agama : Islam Riwayat • Menarche 13 tahun,
• Pendidikan : SMA Perkawinan lama haid 7 hari, 2 kali
• Alamat : Pagar Dewa,
Kota Bengkulu ganti pembalut, siklus
• MRS : 18 Januari 2020 haid teratur 28 hari,
• 1kali, lamanya 11 tahun.
pukul 07:00 WIB HPHT 03 Agustus
2019, tidak pernah
memakai KB
Identifikasi
Riwayat
reproduksi
ANAMNESIS

Riwayat
Antenatal Riwayat Gizi /
• Anak pertama
dan kedua
Care • Hipertensi : Tidak ada Sosioekonomi
lahir normal • Asma : Tidak ada :
• Hamil ini • Pasien • diabetes mellitus : Tidak
memeriksakan ada
kandungannya • penyakit jantung : Tidak ada
• Baik
Riwayat ke dokter • Operasi : Tidak ada • BMI 27,05
Kehamilan/ Sp.OG (overweight
Melahirkan Riwayat Penyakit
sebanyak 2 )
kali Dahulu :
ANAMNESIS KHUSUS
Riwayat perjalanan penyakit:
Pasien mengeluh keluar air-air dari kemaluan
sejak 19 jam SMRS, warna jernih, bau (-),
banyaknya 2 kali ganti celana dalam (tanpa
pembalut), disertai perut mules yang menjalar
Keluhan utama: hingga ke pinggang. riwayat keluar darah dan
Mau melahirkan lendir (+). Pasien mengaku terdapat riwayat
dengan keluar air- keputihan (+) dan berbau selama kehamilan,
air dari kemaluan riwayat trauma (-), riwayat perut diurut-urut (-),
sejak 19 jam SMRS. riwayat post koital (-), riwayat demam (-),riwayat
minum obat-obatan (-), dan riwayat minum jamu
(-). Pasien mengaku hamil cukup bulan dan
gerakan anak masih dirasakan.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 155 cm
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 78x/menit
Pernafasan : 18 kali/menit
Suhu : 36,5°C
Pemeriksaan obstetri

Pada pemeriksaan obstetri saat masuk rumah sakit tanggal 6 desember


2019 pukul 08.00 WIB didapatkan :
Pemeriksaan luar:
Leopold I : TFU 2 jbpx (36cm), bokong
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : kepala
Leopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk PAP, U 5/5
DJJ : 152x/menit
His : 2/10’/20”
TBJ : 3410gr
.
Pemeriksaan obstetri

VT:
Portio lunak, medial, eff 40%, Ø 3cm, H1, ketuban (-) jernih, bau (-) dan
penunjuk belum dapat dinilai

Inspekulo:
Portio lunak, OUE terbuka, flour (-), cairan ketuban tak aktif, tes lakmus
(+) merah menjadi biru, fluksus (+), darah tak aktif, E/L/P (-)
Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 18/01/2020
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HbsAg Non reaktif Non reaktif
HIV Non reaktif Non reaktif
Hematokrit 33 % 35-47%
Leukosit 10.800 /mm3 4.000-10.000 /mm3
Trombosit 202.000 g/dL 150.000-450.000 g/dL
Hemoglobin 10,9 gr/dL 12-16 gr/dL
Pemeriksaan Penunjang
• Nitrazine test (+)

Perubahan Kertas Lakmus Merah

Biru
DIAGNOSIS KERJA

G3P2A0 Hamil 38 minggu dengan KPD


19 Jam Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin
Tunggal Hidup Presentasi Kepala
TERAPI

• Observasi tanda vital ibu, DJJ, His


• IVFD RL+ drip oksitosin10 IU tetesan
definitive s/d 40 tetes
• Injeksi Cefotaxime 2x1g i.v

R/ Partus Pervaginam
 
Pukul 11.00 Drip oksitosin 10 IU gtt v
  TD: 110/70 mmHg DJJ: 138x/m
HR: 86x/m HIS: 2/10’/20”
Pukul 11.15 Drip oksitosin 10 IU gtt v
  TD: 120/80 mmHg DJJ: 142x/m
HR: 83x/m HIS: 2/10’/25”
Pukul 11.30 Drip oksitosin 10 IU gtt x
  TD: 120/80 mmHg DJJ: 149x/m
HR: 88x/m HIS: 2/10’/30”
Pukul 12.00 Drip oksitosin 10 IU gtt x
  TD: 120/70 mmHg DJJ: 148x/m
HR: 89x/m HIS: 2/10’/35”
Pukul 12.15 Drip oksitosin 10 IU gtt xv
  TD: 110/70 mmHg DJJ: 149x/m
HR: 94x/m HIS: 3/10’/20”
Pukul 12.30 Drip oksitosin 10 IU gtt xv
  TD: 110/80 mmHg DJJ: 147x/m
HR: 90x/m HIS: 3/10’/20”
Pukul 12.45 Drip oksitosin 10 IU gtt xx
  TD: 120/70 mmHg DJJ: 136x/m
HR: 91x/m HIS: 3/10’/25”
Pukul 13.00 Drip oksitosin 10 IU gtt xx
  TD: 110/80 mmHg DJJ: 149x/m
HR: 92x/m HIS: 3/10’/30”
Pukul 13.15 Drip oksitosin 10 IU gtt xx
TD: 120/70 mmHg DJJ: 148x/m
 
HR: 95x/m HIS: 3/10’/30”

Pukul 13.45 Drip oksitosin 10 IU gtt xx


TD: 120/70 mmHg DJJ: 151x/m
 
HR: 93x/m HIS: 3/10’/35”

Pukul 14.00 Drip oksitosin 10 IU gtt xxv


TD: 120/80 mmHg DJJ: 148x/m
 
HR: 94x/m HIS: 4/10’/20”

Pukul 14.15 Drip oksitosin 10 IU gtt xxv


TD: 120/80 mmHg DJJ: 149x/m
 
HR: 92x/m HIS: 4/10’/25”

Pukul 14.30 Drip oksitosin 10 IU gtt xxx


TD: 130/80 mmHg DJJ: 152x/m
 
HR: 91x/m HIS: 5/10’/25”

Pukul 15.00 Drip oksitosin 10 IU gtt xxx


TD: 120/70 mmHg DJJ: 147x/m
 
HR: 88x/m HIS: 5/10’/30”
LAPORAN PERSALINAN
Laporan Persalinan (tanggal 18-01-2020)
  Pukul 15:00 WIB VT Ø lengkap, ibu dipimpin mengedan
  Pukul 15:10 WIB Lahir neonatus hidup, laki-laki, BBL 3500gr, PB
32cm, LK : 33cm, LD : 32cm, Anus(+), A/S 8/9 FT
AGA

  Pukul 15:15 WIB Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap,


perineum utuh.
  Pukul 15:20 WIB Persalinan selesai.
 
A/ P3A0 Post Partus akselerasi a.i KPD
 
 
Instruksi Post Persalinan

- Observasi Tanda Vital Ibu, Kontraksi dan perdarahan


- IVFD RL + Oksitosin 20 IU xx gtt/menit
- Inj. Cefotaxime 2x1g i.v
Follow up Minggu, 19 Januari 2020
 
Pukul 07.00 WIB
O/ S/ Habis melahirkan 
St. present A/ P3A0 post partus akselerasi a.i KPD
KU : tampak sakit ringan  
Sens : CM P/
Keadaan umum pasien baik, pasien
TD : 120/80 mmHg
boleh pulang.
FOLLOW UP HR : 80 x/menit
RR : 18 x/menit Obat Pulang :
T : 36,5C Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg p.o
  Asam mefenamat tab 3 x 500 mg p.o
St. obstetrik Laktafit tab 1x1 p.o
Pemeriksaan Luar:  
Abdomen datar, lemas, simetris, FUT
2jbpst, kontraksi baik, perdarahan tak  
aktif, lokhia (+) rubra, vulva dan vagina  
tenang.
 
Ketuban Pecah Dini (KPD)
DEFINISI KPD

Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya


(KPSW) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir/vagina sebelum
proses persalinan
• Premature rupture of membranes (PROM) keadaan dimana umur
kehamilan > 37 minggu dan ditandai dengan pecahnya selaput
ketuban sebelum awal persalinan.
• Preterm premature rupture of membranes (PPROM) Bila terjadi
pada kehamilan < 37 minggu
Fungsi Selaput Ketuban

Selain itu air ketuban


juga berfungsi untuk
Sebagai bantalan untuk mempertahankan suhu
Sebagai medium meredam dan tubuh janin dan bekerja
sehingga janin dapat mencegah dari hidrostatik pada saat
bergerak bebas benturan. persalinan untuk
memperluas ruang
saluran serviks
Epidemiologi
• Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan
mengalami KPD. KPD prematur terjadi pada 1% kehamilan
• Kejadian KPD aterm terjadi pada sekitar 6,46-15,6%
kehamilan aterm dan PPROM terjadi pada terjadi pada
sekitar 2-3% dari semua kehamilan tunggal dan 7,4% dari
kehamilan kembar
Etiologi
1. Inkompetensi Servik
2. Peningkatan tekanan intra uterin
3. Infeksi
4. sosio-ekonomi rendah: rokok, defisiensi gizi, dan vit.c (asam
askorbat dan tembaga)
5. Riwayat persalinan dengan KPD sebelumnya
DIAGNOSIS KETUBAN PECAH DINI

• Anamnesis

 pasien akan merasa basah pada vagina atau mengeluarkan cairan yg


banyak berwarna putih jernih, keruh, hijau/kecoklatan sedikit2/sekaligus
banyak, secara tiba-tiba dari jalan lahir.
 Dapat disertai demam-infeksi.
 Pasien tidak sedang dalam masa persalinan
 Tidak ada nyeri maupun kontraksi uterus
 Umur kehamilan pasien >20 minggu.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik
Vaginal Toucher Inspekulo
abdomen

• Pada pemeriksaan fisik abdomen, • VT seminimal mungkin & hanya • Tampak air menggenang
didapatkan uterus lunak dan tidak dilakukan saat KPD yg sudah dlm
adanya nyeri tekan. Tinggi fundus persalinan atau yg dilakukan di fornix posterior vagina
harus diukur dan dibandingkan induksi persalinan.Untuk menilai
dengan tinggi yang diharapkan apakah sudah ada pembukaan
menurut hari pertama haid sehingga pasien berada dalam
terakhir. Palpasi abdomen kondisi inpartu. akan ditemukan
memberikan perkiraan ukuran ketuban (-).
janin dan presentasi.
Pemeriksaan Penunjang
• Tes lakmus ( nitrazine test )
• Tes pakis ( “ferning test” )
• Pemeriksaan alfa- fetoprotein (AFP)
• USG, untuk melihat Amniotic Fluid Index (AFI), presentasi, berat, dan
usia.
• Pemeriksaan leukosit darah, bila meningkat > 15.000 /mm3
kemungkinan ada infeksi.
Penatalaksanaan
• Konservatif (rawat dan diberikan antibiotik jika terdapat tanda
infeksi), jika umur kehamilan :
1. < 32-34 minggu, belum inpartu, berikan dexamethason,
awasi tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada
usia 37 minggu
2. 32-37 minggu, sudah inpartu, berikan tokolitik,
dexamethason, dan induksi setelah 24 jam.
Penatalaksanaan
• Aktif
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitoksin. Bila
gagal seksio sesarea. Awasi tanda infeksi
Komplikasi
1. Persalinan premature
2. Infeksi
3. Gawat janin
4. Sindrom deformitas janin
Pencegahan

• ANC yang teratur


• Konsumsi makanan yang bergizi seimbang
• Hindari / kurangi aktifitas yang berlebihan dan beresiko
selama kehamilan
• Hindari merokok
Prognosis
Tergantung pada :
• Usia kehamilan
• Adanya infeksi / sepsis
• Faktor resiko / penyebab
• Ketepatan Diagnosis awal dan penatalaksanaan
PEMBAHASAN

Anamnesis pasien ini didapatkan bahwa pasien perempuan, berusia 31 tahun,


Pasien mengalami menarche pada usia 13 tahun, haid teratur dan tidak pernah
menggunakan KB. Pasien sedang hamil anak ketiga. Selama hamil pasien sudah 2x
memeriksakan kandungannya ke dokter kandungan. Tidak ada riwayat penyakit
sebelumnya.

Pasien mengeluh keluar air-air dari kemaluan sejak 19 jam SMRS, warna jernih, bau
(-), banyaknya 2 kali ganti celana dalam (tanpa pembalut), disertai perut mules.
riwayat keluar darah dan lendir (+). Pasien mengaku terdapat riwayat keputihan (+)
dan berbau selama kehamilan, riwayat trauma (-), riwayat perut diurut-urut (-),
riwayat post koital (-), riwayat demam (-),riwayat minum obat-obatan (-), dan riwayat
minum jamu (-). Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih
dirasakan.
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Luar:
Leopold I: TFU 2 jbpx (36cm), bokong, Leopold II : punggung kiri
Leopold III: kepala, Leopold IV: bagian terbawah janin sudah masuk PAP, U 5/5
DJJ : 134x/menit, HIS : 2/10’/20”, TBJ: 3410 gr

Inspekulo : Portio lunak, OUE terbuka, flour (-), cairan ketuban tak aktif, tes lakmus
(+) merah menjadi biru, fluksus (+), darah tak aktif, E/L/P (-)

Vagina toucher : Portio lunak, medial, eff 40%, Ø 3cm, H1, ketuban (-) jernih, bau (-)
dan penunjuk belum dapat dinilai
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan didapatkan adanya Nistatine test yaitu


perubahan pada kertas lakmus merah menjadi biru. Hal ini
menandakan bahwa cairan tersebut benar-benar cairan
ketuban.

Pada pemeriksaan darah rutin pada pasien ditemukan adanya peningkatan leukosit
lebih dari 10.000 mm3
DIAGNOSIS KERJA

Diagnosis masuk pada pasien ini G3P2A0 Hamil 38 Minggu


dengan KPD 19 jam Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin Tunggal
Hidup Presentasi Kepala
PEMBAHASAN

G3P2A0 menunjukkan pasien datang dengan keadaan sedang hamil anak ketiga,
riwayat melahirkan 2 kali dan riwayat abortus tidak ada.

Hamil aterm menunjukan usia kehamilan pasien sudah memasuki usia 38-42 minggu

KPD 19 jam menunjukkan sejak + 19 jam SMRS, Os mengeluh keluar air-air dari
kemaluan, jernih, tidak bau, banyaknya 2x ganti kain, perut mules. Pada
pemeriksaan Inspekulo didapatkan Portio lunak, OUE terbuka, flour (-), cairan
ketuban tak aktif, nitrazine test(+) merah  biru, fluksus (+), darah tak aktif, E/L/P
(-).Kertas lakmus yang berubah warna ini mengindikasikan bahwa cairan yang
menggenang tersebut benar-benar air ketuban.
PEMBAHASAN
inpartu ditegakkan pada pasien ini sudah terdapat penipisan 30% dan bukaan 2 dari
servik, sudah terdapat HIS dan terdapat keluarnya cairan lendir bercampur darah
(bloody show) yang keluar melalui vagina.
Kala I fase laten didapatkan pada pasien ini sudah dirasakan adanya kontraksi namun
belum adekuat dan didapatkan pembukaan serviks < 4cm .

janin tunggal hidup presentasi kepala ditegakkan karena pada saat dilakukan
pemeriksaan obstetri ditemukan janin tunggal, adanya DJJ dan saat di VT terapa
kepala.

Observasi TVI, DJJ dan His dilakukan untuk mengetahui pemantauan kondisi tanda
vital ibu agar keadaan ibu tetap stabil dan tidak menurun. DJJ di observasi untuk
memantau keadaan/kesejahteraan janin.
TATALAKSANA (2)

Pasien diberikan IVFD RL gtt XX /menit, Tujuan pemberiannya pada pasien ini :
Untuk memberikan dan menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak, kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat
melalui oral.
Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke dalam tubuh
Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan diistirahatkan

pasien juga diberikan Oksitosin untuk

pasien juga diberikan cefotaxime 1g/12jam i.v


Pemberian antibiotik disini sudah sesuai karena dapat dapat mengurangi morbiditas
maternal dan neonatal.
TATALAKSANA 3

Penatalaksanaan pasien dapat berupa manajemen aktif berupa Terminasi


pervaginam. Pemilihan terminasi pervaginam sudah tepat. Pada pasien
diketahui usia kehamilan 38 minggu dan didapatkan bishop score >5, maka
diajurkan untuk terminasi pervaginam dengan cara diinduksi menggu akan
oksitosin. Pada pasien ini juga dilakukan metode akselerasi dengan
menggunakan oksitosin untuk meningkatkan frekuensi, lama dan kontraksi
uterus dalam persalinan.
KESIMPULAN

Diagnosis pada kasus ini sudah tepat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


fisik, dan pemeriksaaan penunjang.
Penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai