Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

G 3 P 2 A 0 H A M I L 3 7 M I N G G U D E N G A N P L A S E N TA P R E V I A TO TA L I S , J A N I N

T U N G G A L , H I D U P, P R E S E N TA S I K E PA L A

Disusun oleh:
Much. Hasyim Asyari (1102015142)

Pembimbing:

dr. KGS. Abdul Halim Lutfi, Sp.OG.


KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON
PERIODE 22 AGUSTUS – 29 OKTOBER 2022
IDENTITAS PASIEN

• Nama Pasien : Ny. MK

• Usia : 39 tahun

• Alamat : Guwa Lor

• Agama : Islam

• Status Perkawinan: Menikah

• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


• Tanggal Masuk RS : 7 September 2022 (09.10)
ANAMNESIS

• Keluhan Utama: perdarahan dari jalan lahir sejak 13 jam sebelum masuk rumah
sakit.

• Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke IGD Kebidanan diantar oleh keluarga dari rujukan klinik Bidan
dengan keluhan keluar perdarahan dari jalan lahir sejak 13 jam SMRS pada hari
Rabu, 7 September 2022. Perdarahan keluar saat bangun tidur, secara terus-
menerus, berwarna merah segar bercampur seperti agar-agar. Pasien mengaku
menggunakan 2 kain baju untuk menghentikan perdarahan namun tidak berhenti.
Pasien juga mengeluhkan pusing, sakit kepala, lemas, nyeri pada perut dengan skala
5/10. Pasien menyangkal keluarnya air atau lendir dari kemaluan. Riwayat trauma
disangkal.
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien pernah mengalami keluhan serupa 16 hari SMRS. Pasien
menyangkal adanya hipertensi, diabetes melitus, jantung, asma, dan alergi.

 Riwayat Penyakit Keluarga: Ibu dari pasien memiliki hipertensi dan jantung. Ayah dari
pasien meninggal karena penyakit jantung dan memiliki hipertensi. 

 Riwayat Operasi: Pasien menyangkal adanya riwayat operasi sebelumnya.

 Riwayat Pengobatan: Pasien mengonsumsi obat pereda nyeri dan untuk mengurangi
perdarahan namun pasien mengaku lupa nama obatnya.
ANAMNESIS

 Riwayat Menstruasi
 Jumlah Pembalut : 4x/hari
 Menarche : 13 tahun
 Dysmenorrhea : (+) di hari pertama menstruasi
 Siklus : +/- 28 hari, teratur  HPHT : 21/12/2021

 Durasi : 4 – 5 hari  Taksiran Persalinan : 28/09/2022

Riwayat Obstetrik
Hamil Ke Tempat Penolong Cara Persalinan BB lahir JK Usia H/M
1 Bidan Bidan Pervaginam        
2 Bidan Bidan Pervaginam 3146 Lk 4 th Hidup
3 RSUD
Kehamilan saat ini
Arjawinangun
PEMERIKSAAN FISIK

• Status Generalisata

• Keadaan umum : Tampak sakit ringan

• Kesadaran : Composmentis (E4M6V5)

• Tanda – Tanda vital

• Tekanan Darah : 120/90 mmHg Suhu : 36,6


TB : 168 CM
• Nadi : 82 x/menit BB : 49 Kg

• Respiratori : 18 x/menit IMT: BB/ TB2 : 49 / (1,68)2


= 17,36 kg/m2 (underweight)
PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala : Normochepal

• Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, pergerakan bola mata tidak
ada hambatan.

• Telinga : Normotia, keluar cairan -/-

• Hidung : Bentuk normal, deviasi (-)

• Mulut : Bibir dan mukosa tidak anemis tidak ada pembesaran atau radang
pada tonsil, tidak ada kelainan pada lidah.

• Leher : Tidak ada kaku kuduk, tidak tampak pembesaran kelenjar getah
bening dan tiroid, tidak ada pembesaran JVP
PEMERIKSAAN FISIK
• Paru

• Inspeksi: Bentuk normal, gerakan simetris dan ICS tidak melebar.

• Palpasi : Fremitus vokal dan fremitus taktil simteris tidaaada nyeri tekan.

• Perkusi : Sonor +/+, tidak ada nyeri ketuk.

• Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-

• Cor

• Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

• Palpasi : Teraba pulsasi tidak ada vibrasi

• Perkusi : Batas jantung normal

• Auskultasi : BJ1 dan BJ2 normoreguler, Gallop (-), Murmur (-)


PEMERIKSAAN FISIK

• Abdomen

• Inspeksi : terdapat luka bekas operasi, perut membesar sesuai usia kehamilan, linea
nigra (+), striae gravidarum (+)

•A : Peristaltik (+) kesan normal

•P : hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan tidak ada

•P : Timpani (+)

• Ekstremitas : Ekstremitas bawah: Akral hangat, edema (-/-), CRT <2 s


• Anus : Tidak dilakukan Rectal Toucher
PEMERIKSAAN OBSTETRI
• Pemeriksaan Luar

• Inspeksi

• Membuncit sesuai usia kehamilan, tampak luka bekas operasi SC insisi Pfannesteil

• Linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+)

• Palpasi

• Leopold I : TFU: 30 cm, teraba bagian lunak, tidak melenting kesan bokong

• Leopold II : teraba tahanan besar pada sebelah kanan, teraba bagian kecil pada bagian kiri, kesan
punggung kanan

• Leopold III : teraba kepala tidak bisa digerakkan, sudah ada engagement

• Leopold IV : konvergen
PEMERIKSAAN OBSTETRI

• Pemeriksaan Dalam Vagina

Tidak dilakukan

• Inspekulo

Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 10,1 g/dl 12-16 g/dl
• Lab darah lengkap Hematokrit 29 % 37-47 %
Leukosit 8,810 /ul 4000-10.000 /uL
(07/09/2022) Trombosit 358.000 /mm3 150.000-400.000/mm3
GDS 84 mg/dl 140 mg/dl
SGOT 36 U/L <38 U/L
SGPT 20.6 U/L (<41 U/L
Kreatinin 0,5 mg/dl (<1.1 mg/dl
Waktu Bekuan 10 menit 4 – 10 menit
Waktu Perdarahan 1 menit 1 – 7 menit
HbsAg Nonreactive Nonreactive
Natrium 138 mmol/l 136 – 145 mmol/l
Kalium 3,7 mmol/l 3,5 – 5,1 mmol/l
Klorida 111 mmol/l 97 – 111 mmol/l
 Sars COV 2 Antigen test Nonreactive Nonreactive
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Ultrasonografi (23/05/2022); pukul 10:42

o Janin tunggal hidup intrauterina

o BPD : 4.98 cm

o UK : 21 minggu

o TBJ : 3609 gram

o Plasenta di segmen bawah rahim kanan bawah menutupi ostium uteri interna
• Kesan : Plasenta Previa Totalis
DIAGNOSIS

• Diagnosis Kerja :

• G3P2A0 Hamil 36-37 minggu belum inpartu dengan Placenta Previa Totalis, Janin tunggal, hidup, presentasi
kepala.

• Rencana Tindakan

- Tatalaksana awal IGD:

 Memasang IV line di dorsum manus dextra, IVFD RL 500 cc

 O2 3 lpm
 Tatalaksana Rawat Inap:
 Inj. Dexamethason 3 amp
 Ceftriaxone 2x1 gram
 Observasi TTV, volume perdarahan, HIS, DJJ Mempersiapkan transfusi darah PRC dengan golongan darah A +
Laporan Operasi (08/09/2022)

• Laporan Tindakan :

 Diagnosis : G3P2A0 Hamil 37 minggu dengan HAP ec plasenta previa totalis, janin tunggal hidup presentasi kepala

 Tindakan : Seksio Caesarean


Dilakukan:
 Tata cara : Membuka dinding perut dan rahim
 Insisi pada segmen bawah abdomen
 Tujuan : Melahirkan bayi
 Bayi dilahirkan
 Risiko : Perdarahan, infeksi  Plasenta dilahirkan

 Komplikasi : Angkat rahim  Segmen bawah abdomen dijahit


 Kontrol perdarahan
 Prognosis: Dubia ad bonam
Jumlah Perdarahan : 700 cc
PROGNOSIS

• Quo ad Vitam : dubia ad bonam

• Quo ad Functionam : dubia ad bonam

• Quo ad Sananctionam: dubia ad bonam


ANALISA KASUS

• Pasien Ny. MK berusia 39 tahun hamil 37 minggu datang dengan keluhan perdarahan secara tiba-tiba saat
bangun tidur, sehingga perlu dicurigai adanya perdarahan antepartum atau hemoragik antepartum (HAP).
Pada status awal diketahui penyebab perdarahan dapat dibagi menjadi plasenta atau ekstraplasenta, dimana
sekitar 70% terjadi akibat plasenta sehingga kemungkinan terbesar keluhan pasien ini antara solusio plasenta
atau plasenta previa.

• Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan keluar perdarahan yang banyak, disertai nyeri perut dengan skala
5/10. Pada plasenta previa keluhan nyeri perut tidak terlalu dirasakan dibandingkan solusio plasenta
walaupun manifestasi klinis keluar perdarahan bisa terjadi dikedua penyakit tersebut. Pada solusio plasenta
keluhan nyeri perut dirasakan sangat hebat dan teraba tegang pada perut. Pada pasien ini tidak teraba
tegang pada perutnya.
ANALISA KASUS

• Dari riwayat obstetri pasien didapatkan G3P2A0 dan didapatkan faktor risiko seperti multiparitas. Pada
pemeriksaan tanda vital tidak didapatkan tanda-tanda syok akibat perdarahan. Pada pemeriksaan Leopold
didapatkan janin tunggal hidup presentasi kepala dan belum masuk pintu atas panggul (konvergen).
Penemuan ini dapat dicurigai adanya plasenta yang menutupi jalan lahir. Pemeriksaan gold standard
dilakukan dengan menggunakan USG dan didapatkan kesan plasenta di segmen bawah rahim kanan bawah
menutupi OUI sehingga kuat mengarah ke plasenta previa totalis.

• Pasien ini mendapatkan tatalaksana ekspektatif pada saat masuk ke ruang bersalin karena belum ada tanda
inpartu, janin dalam kondisi hidup, namun keadaan umum ibu kurang baik karena ditemukan kadar Hb 10.1
g/dL. Diberikan injeksi Dexametason untuk pematangan paru janin. Namun pasien ini direncanakan untuk SC
pada tanggal 8 September 2022 karena didapatkan keadaan umum yang memburuk terlihat dari wajah dan
palmar yang tampak pucat serta perdarahan terus-menerus.
KESIMPULAN DAN SARAN

 Pasien didapatkan G3P2A0 dari anamnesis diketahui perdarahan secara mendadak, nyeri perut
minimal, dan abdomen tidak tegang mengarah diagnosa ke plasenta previa, serta faktor risiko
seperti multiparitas, usia ibu 39 tahun. Dilakukan pemeriksaan penunjang USG sebagai gold
standard didapatkan kesan plasenta previa totalis sehingga diagnosa pada pasien ini G3P2A0 usia
kehamilan 37 minggu belum inpartu dengan hemoragic antepartum et causa plasenta previa
totalis.

 Tatalaksana awal di ruang bersalin yaitu ekpsektatif dengan memberikan tokolitik Isoksuprin HCl
untuk mencegah perdarahan serta injeksi Dexamethasone untuk pematangan paru janin. Namun
karena secara klinis terjadi perburukan maka dilakukan tindakan aktif dengan seksio sesarea.
Tatalaksana tersebut sesuai dengan algoritma dan protab yang digunakan.
KESIMPULAN DAN SARAN

 Permasalahan pada pasien ini adalah dimana keterlambatan waktu dari pasien untuk
segera mencari pertolongan segera, sehingga permasalahan berada pada pre-hospital.
Banyak faktor yang memungkinkan untuk membuat penanganan pre-hospital menjadi
buruk seperti kesadaran pasien sendiri untuk mencari pertolongan, jarak ke RS yang
terlampau jauh, kendaraan yang digunakan. Kesadaran dari pasien sendiri menjadi
permasalahan paling sering dikarenakan banyak yang lebih memilih pengobatan alternatif
dahulu yang tidak sesuai standard dibanding segera ke RS.

 Edukasi terhadap pasien untuk penanganan pre-hospital harus lebih ditingkatkan


terutama agar tidak terjadi keterlambatan dalam mencari pertolongan.
DA FTAR PU STAK A

1. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2015.

2. Kementerian Kesehatan RI. Mother’s Day, Situasi Kesehatan Ibu. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
2016

3. Antepartum Haemorrhage (Green-top Guideline No. 63) [Internet]. Royal College of Obstetricians &amp;
Gynaecologists. 2017 [cited 17 December 2017]. Available from:
https://www.rcog.org.uk/en/guidelines-research-services/guidelines/gtg63/

4. Calleja-Agius J, Custo R, Brincat MP, Calleja N. Placental abruption and placenta praevia. Eur Clin Obstet Gynaecol
2006;2:121–7.

5. Satrianingrum A. ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PLASENTA


PREVIA. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. 2012;:41-46.

6. Husada N, Utami R, Yulianti E. RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU DENGAN RIWAYAT
SECTIO CAESAREA. Journal Kebidanan. 2015;1(2):83-90.
DA FTAR PU STAK A

7. Faiz A, Ananth C. Etiology and risk factors for placenta previa: an overview and meta-analysis of observational studies.
The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine. 2003;13(3):175-190.

8. Saxena R. Bedside obstetrics and gynecology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Pub.; 2010.

9. Cunningham G, Leveno JK, Bloom LS, Hauth CJ, Gilstrap L, et al. Williams Obstetrics. 23rd Edition. The McGraw Hill
Companies. United States of America. 2009.

10. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Placenta Praevia, Placenta Praevia Accreta and Vasa Praevia:
Diagnosis and Management. Green-top Guideline No. 27. London: RCOG; 2011

11. Usta I, Hobeika E, Abu Musa A, Gabriel G, Nassar A. Placenta previa-accreta: Risk factors and complications. American
Journal of Obstetrics and Gynecology. 2005;193(3):1045-1049.

12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. World Health Organization.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai