G 3 P 2 A 0 H A M I L 3 7 M I N G G U D E N G A N P L A S E N TA P R E V I A TO TA L I S , J A N I N
T U N G G A L , H I D U P, P R E S E N TA S I K E PA L A
Disusun oleh:
Much. Hasyim Asyari (1102015142)
Pembimbing:
• Usia : 39 tahun
• Agama : Islam
• Keluhan Utama: perdarahan dari jalan lahir sejak 13 jam sebelum masuk rumah
sakit.
Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien pernah mengalami keluhan serupa 16 hari SMRS. Pasien
menyangkal adanya hipertensi, diabetes melitus, jantung, asma, dan alergi.
Riwayat Penyakit Keluarga: Ibu dari pasien memiliki hipertensi dan jantung. Ayah dari
pasien meninggal karena penyakit jantung dan memiliki hipertensi.
Riwayat Pengobatan: Pasien mengonsumsi obat pereda nyeri dan untuk mengurangi
perdarahan namun pasien mengaku lupa nama obatnya.
ANAMNESIS
Riwayat Menstruasi
Jumlah Pembalut : 4x/hari
Menarche : 13 tahun
Dysmenorrhea : (+) di hari pertama menstruasi
Siklus : +/- 28 hari, teratur HPHT : 21/12/2021
Riwayat Obstetrik
Hamil Ke Tempat Penolong Cara Persalinan BB lahir JK Usia H/M
1 Bidan Bidan Pervaginam
2 Bidan Bidan Pervaginam 3146 Lk 4 th Hidup
3 RSUD
Kehamilan saat ini
Arjawinangun
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalisata
• Kepala : Normochepal
• Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, pergerakan bola mata tidak
ada hambatan.
• Mulut : Bibir dan mukosa tidak anemis tidak ada pembesaran atau radang
pada tonsil, tidak ada kelainan pada lidah.
• Leher : Tidak ada kaku kuduk, tidak tampak pembesaran kelenjar getah
bening dan tiroid, tidak ada pembesaran JVP
PEMERIKSAAN FISIK
• Paru
• Palpasi : Fremitus vokal dan fremitus taktil simteris tidaaada nyeri tekan.
• Cor
• Abdomen
• Inspeksi : terdapat luka bekas operasi, perut membesar sesuai usia kehamilan, linea
nigra (+), striae gravidarum (+)
•P : Timpani (+)
• Inspeksi
• Membuncit sesuai usia kehamilan, tampak luka bekas operasi SC insisi Pfannesteil
• Palpasi
• Leopold I : TFU: 30 cm, teraba bagian lunak, tidak melenting kesan bokong
• Leopold II : teraba tahanan besar pada sebelah kanan, teraba bagian kecil pada bagian kiri, kesan
punggung kanan
• Leopold III : teraba kepala tidak bisa digerakkan, sudah ada engagement
• Leopold IV : konvergen
PEMERIKSAAN OBSTETRI
Tidak dilakukan
• Inspekulo
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
o BPD : 4.98 cm
o UK : 21 minggu
o Plasenta di segmen bawah rahim kanan bawah menutupi ostium uteri interna
• Kesan : Plasenta Previa Totalis
DIAGNOSIS
• Diagnosis Kerja :
• G3P2A0 Hamil 36-37 minggu belum inpartu dengan Placenta Previa Totalis, Janin tunggal, hidup, presentasi
kepala.
• Rencana Tindakan
O2 3 lpm
Tatalaksana Rawat Inap:
Inj. Dexamethason 3 amp
Ceftriaxone 2x1 gram
Observasi TTV, volume perdarahan, HIS, DJJ Mempersiapkan transfusi darah PRC dengan golongan darah A +
Laporan Operasi (08/09/2022)
• Laporan Tindakan :
Diagnosis : G3P2A0 Hamil 37 minggu dengan HAP ec plasenta previa totalis, janin tunggal hidup presentasi kepala
• Pasien Ny. MK berusia 39 tahun hamil 37 minggu datang dengan keluhan perdarahan secara tiba-tiba saat
bangun tidur, sehingga perlu dicurigai adanya perdarahan antepartum atau hemoragik antepartum (HAP).
Pada status awal diketahui penyebab perdarahan dapat dibagi menjadi plasenta atau ekstraplasenta, dimana
sekitar 70% terjadi akibat plasenta sehingga kemungkinan terbesar keluhan pasien ini antara solusio plasenta
atau plasenta previa.
• Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan keluar perdarahan yang banyak, disertai nyeri perut dengan skala
5/10. Pada plasenta previa keluhan nyeri perut tidak terlalu dirasakan dibandingkan solusio plasenta
walaupun manifestasi klinis keluar perdarahan bisa terjadi dikedua penyakit tersebut. Pada solusio plasenta
keluhan nyeri perut dirasakan sangat hebat dan teraba tegang pada perut. Pada pasien ini tidak teraba
tegang pada perutnya.
ANALISA KASUS
• Dari riwayat obstetri pasien didapatkan G3P2A0 dan didapatkan faktor risiko seperti multiparitas. Pada
pemeriksaan tanda vital tidak didapatkan tanda-tanda syok akibat perdarahan. Pada pemeriksaan Leopold
didapatkan janin tunggal hidup presentasi kepala dan belum masuk pintu atas panggul (konvergen).
Penemuan ini dapat dicurigai adanya plasenta yang menutupi jalan lahir. Pemeriksaan gold standard
dilakukan dengan menggunakan USG dan didapatkan kesan plasenta di segmen bawah rahim kanan bawah
menutupi OUI sehingga kuat mengarah ke plasenta previa totalis.
• Pasien ini mendapatkan tatalaksana ekspektatif pada saat masuk ke ruang bersalin karena belum ada tanda
inpartu, janin dalam kondisi hidup, namun keadaan umum ibu kurang baik karena ditemukan kadar Hb 10.1
g/dL. Diberikan injeksi Dexametason untuk pematangan paru janin. Namun pasien ini direncanakan untuk SC
pada tanggal 8 September 2022 karena didapatkan keadaan umum yang memburuk terlihat dari wajah dan
palmar yang tampak pucat serta perdarahan terus-menerus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pasien didapatkan G3P2A0 dari anamnesis diketahui perdarahan secara mendadak, nyeri perut
minimal, dan abdomen tidak tegang mengarah diagnosa ke plasenta previa, serta faktor risiko
seperti multiparitas, usia ibu 39 tahun. Dilakukan pemeriksaan penunjang USG sebagai gold
standard didapatkan kesan plasenta previa totalis sehingga diagnosa pada pasien ini G3P2A0 usia
kehamilan 37 minggu belum inpartu dengan hemoragic antepartum et causa plasenta previa
totalis.
Tatalaksana awal di ruang bersalin yaitu ekpsektatif dengan memberikan tokolitik Isoksuprin HCl
untuk mencegah perdarahan serta injeksi Dexamethasone untuk pematangan paru janin. Namun
karena secara klinis terjadi perburukan maka dilakukan tindakan aktif dengan seksio sesarea.
Tatalaksana tersebut sesuai dengan algoritma dan protab yang digunakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Permasalahan pada pasien ini adalah dimana keterlambatan waktu dari pasien untuk
segera mencari pertolongan segera, sehingga permasalahan berada pada pre-hospital.
Banyak faktor yang memungkinkan untuk membuat penanganan pre-hospital menjadi
buruk seperti kesadaran pasien sendiri untuk mencari pertolongan, jarak ke RS yang
terlampau jauh, kendaraan yang digunakan. Kesadaran dari pasien sendiri menjadi
permasalahan paling sering dikarenakan banyak yang lebih memilih pengobatan alternatif
dahulu yang tidak sesuai standard dibanding segera ke RS.
2. Kementerian Kesehatan RI. Mother’s Day, Situasi Kesehatan Ibu. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
2016
3. Antepartum Haemorrhage (Green-top Guideline No. 63) [Internet]. Royal College of Obstetricians &
Gynaecologists. 2017 [cited 17 December 2017]. Available from:
https://www.rcog.org.uk/en/guidelines-research-services/guidelines/gtg63/
4. Calleja-Agius J, Custo R, Brincat MP, Calleja N. Placental abruption and placenta praevia. Eur Clin Obstet Gynaecol
2006;2:121–7.
6. Husada N, Utami R, Yulianti E. RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU DENGAN RIWAYAT
SECTIO CAESAREA. Journal Kebidanan. 2015;1(2):83-90.
DA FTAR PU STAK A
7. Faiz A, Ananth C. Etiology and risk factors for placenta previa: an overview and meta-analysis of observational studies.
The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine. 2003;13(3):175-190.
8. Saxena R. Bedside obstetrics and gynecology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Pub.; 2010.
9. Cunningham G, Leveno JK, Bloom LS, Hauth CJ, Gilstrap L, et al. Williams Obstetrics. 23rd Edition. The McGraw Hill
Companies. United States of America. 2009.
10. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Placenta Praevia, Placenta Praevia Accreta and Vasa Praevia:
Diagnosis and Management. Green-top Guideline No. 27. London: RCOG; 2011
11. Usta I, Hobeika E, Abu Musa A, Gabriel G, Nassar A. Placenta previa-accreta: Risk factors and complications. American
Journal of Obstetrics and Gynecology. 2005;193(3):1045-1049.
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. World Health Organization.
TERIMA KASIH