Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

KESALAHAN
KESALAHAN DIAGNOSIS
DIAGNOSIS DARI
DARI HASIL
HASIL
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN USG
USG JANIN
JANIN HIDROSEFALUS
HIDROSEFALUS PADA
PADA
PASIEN
PASIEN G3P2A0
G3P2A0 HAMIL
HAMIL ATERM
ATERM DENGANLETAK
DENGANLETAK
SUNGSANG
SUNGSANG ++ BSC
BSC 1X
1X ++ ANEMIA
ANEMIA
OLEH:
Dian Aditya Atdwiningrum
PEMBIMBING:
dr. David Randel Christanto, Sp.OG (KFM), M.Kes.

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUD JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
Latar Belakang
•Hidrosefalus → akumulasi cairan serebrospinal berlebih→ ↑ tek.
Intraventrikuler dan dilatasi patologis ruang ventrikel
•Rahmayani dkk→ RSUD dr. Soetomo, 80 pasien hidrosefalus, 41,25% type
komunikans & 58,75% non komunikans
•Janin hidrosefalus → letak sungsang
•Pada laporan kasus ini akan dibahas→ diagnosis, penyebab dan
penatalaksanaan pada ibu dan bayi,
Laporan Kasus
• IDENTITAS PENDERITA
• Nama Inisial : Ny. E.L
• Umur : 37 tahun
• JenisKelamin : Perempuan
• Alamat : Kotaraja
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Suku Bangsa: Papua
• Agama : Kristen Protestan
• Status Perkawinan : Sudah menikah SAH
• No. DM : 478946
• Tanggal MRS / Jam : 20 November 2020 / 11.00 WIT
ANAMNESIS (Autoanamnesa)
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis (Pasien Ny. E.L) di RG pada tanggal 21
November 2020 pukul 09.00 WIT.
 
• Keluhan Utama
Membawa pengantar dari poli kebidanan

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien G3P2A0 merasa hamil 9 bulan datang dari Poli Kebidanan RSUD Jayapura
dengan diagnosa G3P2A0 hamil aterm + janin hidrosefalus + BSC 1x. Gerak janin
dirasakan aktif (+), keluhan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir (-), keluar
air-air dari jalan lahir (-). Keputihan saat hamil (+), gatal (-), bau (-), demam (-).
Hari Pertama Haid Terakhir: 24-03-2020
Taksiran Persalinan: 01-12-2020
Usia Kehamilan: 38-39 minggu
Riwayat Penyakit Dahulu : Disangkal
Riwayat Operasi : Sectio Caesarea tahun 2018
Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal
Riwayat Menstruasi :
• Menarche : 13 tahun
• Siklus haid : teratur tiap bulan 28 hari
• Lama haid : 4 hari
• Nyeri haid : (disangkal)

Riwayat Kontrol Kehamilan


• ANC 3x di Puskesmas (pasien mengaku lupa pada usia kehamilan minggu ke berapa), 3x di Sp.OG
(UK: 35 minggu, 37 minggu, 38-39 minggu)
• TT (1x)
 
Riwayat Obstetri
G3P2A0
I. RS/Bidan/Spontan/laki-laki/BB:lupa/11tahun/hidup
II. RS/SC/Dokter/laki-laki/BB:3200gram/2tahun/hidup
III. Hamil ini
 
Riwayat Pernikahan
• Pasien sudah menikah sah (15 tahun)
• Suami : 39 tahun/ SMA/ Swasta
• Istri : 32 tahun/ S1/ Ibu rumah tangga

Riwayat KB : disangkal

CTG dan USG


• CTG: Tidak dilakukan
• USG : Dilakukan (Kesan: umur kehamilan 37 minggu, janin letak sungsang
dengan diameter kepala 10,5 cm) 

Riwayat Sosial Ekonomi


• Tinggal di daerah pedalaman dan hanya ada puskesmas, jauh dari RS
• Mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang (-)
• Konsumsi Alkohol (-), Merokok (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• GCS : E4V5M6
• Tinggi Badan : 163 cm
• Berat Badan : 68 kg
• IMT : 25,5 kg/m2
Tanda-tanda vital
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 96 x/menit
• Respirasi : 20 x/menit
• Suhu badan : 36,7 C
0

• SpO2 : 98%
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar :
• TFU : 33 cm
• TBJ : sulit dinilai
• DJJ : 147 dpm
• His :-
Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
RESUME
Pasien G3P2A0 merasa hamil 9 bulan datang ke IGD Kebidanan RSUD
Dok 2 Jayapura dari Poli Kebidanan dengan diagnosa G3P2A0 hamil
aterm + janin hidrosefalus + BSC 1x. Gejala lain seperti keluhan keluar
lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluar air-air dari jalan lahir
disangkal, gerakan janin dirasakan berkurang, pusing, demam, batuk,
pilek, keputihan saat hamil (+), gatal, bau disangkal. Tanda-tanda vital;
TD: 120/80 mmHg, N: 96 x/menit, Respirasi: 20 x/menit, SB: 36,70C,
SpO2: 98%. Pada pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal.
Dari pemeriksaan Obstetri pada pemeriksaan luar didapatkan TFU : 33
cm, DJJ 147 dpm, tidak ada His. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hemoglobin 8,2 g/dL Hematokrit 25,6%, Leukosit 9,31 Unit/
Liter. Pada pemeriksaan USG oleh dokter Sp.OG didapatkan kesan hamil
37 minggu, janin letak sungsang dengan diameter kepala 10,5 cm.
DIAGNOSA KERJA
G3P2A0 Hamil Aterm + Janin Hidrosefalus + BSC 1x + Letak Sungsang +
Anemia

RENCANA TINDAKAN
• Lapor dr Sp. OG, Anjuran:
• Pro Sectio Ceasarea a/i Janin Hidrosefalus + BSC 1x
• Informed Concent Sectio Caesarea
• Konsul anestesi
• Hubungi perinatologi
• IVFD RL 500 cc 20 tpm
• Inj.Cefazolin premedikasi 2 gr IV (skin tes dahulu)
• Sedia darah PRC 250 cc 2 kolf
LAPORAN OPERASI
• Pasien dalam posisi tidur terlentang di atas meja operasi dalam anestesi spinal
• Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik daerah abdomen dan sekitarnya
• Dilakukan sayatan pf annenstiel ±8 cm abdomen ditembus secara tajam dan tumpul
• Pada SBU dilakukan sayatan J shape, disayat dan ditembus membentuk huruf J atau U
secara tumpul sampai cavum uteri.
• Dengan menarik kaki, lahir bayi laki-laki pukul 13.54 WIT BB: 3100 gr, PB: 48 cm, LK: 43 cm.
Apgar score menit pertama = 7, menit ke lima = 8, sisa ketuban sedikit, berwarna keruh
• Injeksi metilergometrin 1 ampul + oxyitocin 1 ampul + kalnex 1 ampul intravena
• Dengan tarikan ringan pada tali pusat, dilahirkan plasenta lengkap pukul 13.59 WIT
• Eksplorasi kavum uteri dengan kasa dan betadine
• Dilakukan penjahitan pada SBU dengan vicryl 1
• Jahit dinding abdomen lapis demi lapis
• Peritonium di jahit dengan vicryl 2.0
• Fascia dijahit dengan vicryl 1
• Kulit dijahit dengan vicryl 3.0 dengan teknik subcuticular
• Luka jahitan di tutup
• Perdarahan intraoperasi ± 500 cc
• Operasi selesai
• DIAGNOSIS PASCA OPERASI
• P3A0 Partus Maturus dengan SC a.i Janin Hidrosefalus +BSC 1x
 
• TERAPI POST OPERASI
• IVFD RL 500 cc 20 tpm
• Ceftriaxone 1 gr/12 jam IV (bolus)
• Metronidazol 500 mg/ 12 jam (drip)
• Ketorolac 1 ampul/8 jam IV (bolus)
• Omeprazole 1 ampul/8 jam IV (bolus)
• SF 1 x 1 tab (PO)
• Edukasi ASI eksklusif
• Edukasi KB
FOLLOW UP POST SC
PEMBAHASAN
Rumusan Masalah
– Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat ?
– Apakah jenis hidrosefalus pada kasus ini dapat
terdiagnosa secara langsung melalui USG ?
– Apa penyebab hidrosefalus pada kasus ini ?
– Apakah hidrosefalus pada kasus ini dapat berulang ?
– Apakah penanganan pada kasus ini setelah post partum ?
1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat ?
Janin Hidrosefalus + BSC 1x +
Anemia
Janin hidrosefalus
• Diagnosis → mengukur ventrikel lateral
• Normal <10
• Ringan →10-15 mm
• Berat > 15 mm →HIDROSEFALUS
Pada kasus ini→hasil pemeriksaan USG→ diameter kepala 10,5
mm dan didiagnosa dengan janin hidrosefalus

Menurut teori→ diagnosis hidrosefalus pada kasus ini tidak


tepat karena untuk mendianosa janin hidrosefalus harus
dilakukan pengukuran pada ventrikel lateral, bukan diameter
kepala
Letak sungsang
Presentasi kepala (vertex) pada janin hanya dapat tercapai bila tidak
ada kondisi yang mengganggu proses pergerakan janin di dalam
kandungan seperti kelainan anatomi janin seperti kenaikan diameter
lingkar kepala yang diakibatkan oleh kelebihan cairan pada ventrikel
pada hidrosefalus sehingga kepala janin akan tetap berada dibagian
fundus uteri yang merupakan bagian yang terluas di dalam uterus.
Diagnosis pada kasus ini untuk letak sungsang tepat.
Anemia
• Anemia sering terjadi pada perempuan hamil dan
batasannya ialah bila Hb <11g/dL pada trimester ke 1 dan
ke 3 dan pada trimester kedua <10,5g/dL. Pada kasus ini,
menurut hasil laboratorium bermakna yaitu Hb = 8,2 g/dL
yang berarti bahwa diagnosa Anemia pada pasien sesuai
atau tepat.
2. Apakah jenis hidrosefalus pada kasus ini dapat
terdiagnosa secara langsung melalui USG ?
• Pada kasus ini hidrosefalus umumnya mudah
didiagnosis saat prenatal dengan pemeriksaan
ultrasonografis (USG) dengan gambaran ventrikel
yang besar karena terisi cairan. Ventrikel lateral
dapat divisualisasikan sedini mungkin saat
trimester kedua kehamilan
Fisiologi aliran Cairan Serebrospinal
Hydrocephalus non-
obstruktif
(communicating),
terjadi karena
gangguan absorbsi
atau sekresi CSF, dan
tidak ada sumbatan
pada sistem ventrikel
sampai ke
ruang subarachnoid.
Hydrocephalus obstruktif (non-communicating), terjadi karena adanya
obstruksi pada sistem ventrikel sehingga CSF tidak dapat mengalir
dengan mudah sampai ke sinus sagitalis superior, tempat villi
arachnoid mengabsorbsi CSF
3. Apa penyebab hidrosefalus pada kasus ini ?
- Penyebab hidrosefalus paling sering adalah karena
--infeksi→sitomegalovirus [CMV], toksoplasmosis, atau
virus Zika
- Sekitar 5% janin dengan ventrikulomegali ringan
sampai sedang tampaknya memiliki kariotipe abnormal,
paling sering trisomi 21. 10–15% lainnya memiliki
temuan abnormal pada microarray kromosom (CMA)
Pada kasus ini→ tidak dapat dipastikan penyebabnya karena
tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
infeksi yang akan menyebabkan ventrikolomegali dan tidak
dilakukan pemeriksaan kromosom untuk mengetahui adanya
kelainan kromosom pada janin
4. Apakah hidrosefalus pada kasus ini dapat berulang ?
• Penelitian menunjukkan bahwa hanya 1,4% saudara kandung dari
205 pasien yang terkena dampak juga memiliki hidrosefalus.
Subkelompok tertentu diidentifikasi berada di risiko tinggi, termasuk
janin laki-laki dengan stenosis aqueductal.

→ Dapat berulang karena tidak dilakukan pemeriksaan penunjang


seperti faktor infeksi dan kelainan kromosom yang dapat
menyebabkan ventrikulomegali tersebut berulang pada kehamilan
selanjutnya.
Apakah penanganan pada kasus ini setelah
post partum ?
• Bayi→ventriculoperitoneal shunt
• Ibu
-Untuk ibu dengan setidaknya satu anak sebelumnya dengan
hidrosefalus harus ditawarkan evaluasi sonografi prenatal
terperinci dan kontrol kehamilan teratur pada kehamilan
berikutnya karena risiko kekambuhannya 4%
-ANC teratur pada kehamilan selanjutnya dengan screening
infeksi toxoplasmosis dan cytomegalovirus sebagai penyebab
utama hidrosefalus
SIMPULAN
 
1. Pada usia kehamilan 18-22 minggu dilakukan USG anatomi terperinci (USG) untuk melihat pertumbuhan
janin dan kelainan struktural. Ventriculomegaly dikategorikan ringan jika lebar ventrikel 10-15 mm atau berat
bila melebihi 15 mm.
2. Presentasi kepala hanya dapat tercapai bila tidak ada kondisi yang mengganggu proses pergerakan janin di
dalam kandungan seperti kelainan anatomi janin seperti hidrosefalus yang membuat kelainan letak yaitu
letak sungsang pada janin.
3. Mekanisme terjadinya hydrocephalus dibagi menjadi dua, yaitu hydrocephalus obstruktif (non-
communicating) dan hydrocephalus non-obstruktif (communicating).
4. Etiologi biasa dikaitkan dengan sejumlah kelainan sistem saraf pusat (SSP) yang mendasari dan dapat
disebabkan dari infeksi, termasuk CMV, toksoplasmosis, dan virus Zika.
5. Pada kasus ini dapat berulang pada kehamilan selanjutnya karena penyebabnya tidak diketahui.
Penanganan pada bayi yaitu ventriculoperitoneal shun. Pada ibu dianjurkan USG teratur dan ANC teratur
dengan screening infeksi toxoplasmosis dan cytomegalovirus
DAFTAR PUSTAKA
1. Kassir Kerri. Ventriculomegaly. The Society of Obstetricians and Gynaecologist of Canada. 2016:5-12
2. Permadi W, Djuwantono T, Widjanarko SA. Panduan Praktik Klinis Obstetri & Ginekologi. Departemen Obstetri &
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RSUP DR. HASAN SADIKIN. 2016: 41-42
3. Liew B, Takagi K, Kato Y, et al. Current updates on idiopathic normal pressure hydrocephalus. Asian J Neurosurg. 2019;14
(3):648
4. Fox NS, Monteagudo A, Kuller JA, Craigo S, Norton ME. Mild Fetal Ventriculomegaly : Diagnosis, evaluation and
management. Society for Maternal-Fetal Medicine. 2018; 45:1-30
5. Ultrasound of life (Interactive fetal ultrasound & MRI teaching DVD). Ultrasound criteria for the diagnosis of
hydrocephalus. https://fetalultrasound.com/online/text/5-028.HTM
6. Piliod RA, Caughey AB. Fetal malpresentation and malposition: diagnosis and management. Obstet Gynecol Clin N Am.
2017;44:631-43
7. Gunawan Abadi, Syamsuri AK, Adityawarman, Abadi Agus, Kusuma AJ, Mochtar AB, et al. Ilmu Kedokteran
Fetomaternal. Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2004;1:654-661
8. Api O, Breyman C, Cetiner M, Demir C, Tevfik E. Diagnosis and Treatment of Iron Deficiency Anemia During Pregnancy
and The Postpartum. Turk J Obstet Gynecol. 2015;12:173-181
9. Diana WB, Timothy MC, D’Alton EM, Malone FD. Diagnosis and Management of The Fetal Patient. Fetology. The
McGrow-Hill Companies. 2010;2:134-140
10. Sari DR, Kalanjati VP. FISIOLOGI CAIRAN SEREBROSPINAL DAN PATOFISIOLOGI HIDROSEFALUS. Majalah Biomorfologi.
2016;25:23-26
11. Canady Alexa, Cogen PH, Edwards Michael, Hudgins RH, McComb JG, Reigel DH, et al. Prenatal Hydrocephalus – A
Book for Parents. Hydrocephalus Association. The Morris Stulsaft Fondation. 2010: 5-14
12. Mehlhorn AJ, Morin CE, Jade JW, Contag SA, el al. Mild Fetal Cerebral Ventriculomegaly : Prevanlence, characteristic,
and utility of ancilliary testing in cases presenting to a tertiary referral center. University of Maryland Center. 2017:12-
15
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai