Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Sindrom Nefrotik
Pembimbing:
dr. Sherly Yuniarchan, Sp.A
Latar belakang
Sindrom nefrotik (SN) pada anak merupakan penyakit ginjal anak yang
paling sering ditemukan.
Insidens SN pada anak dalam kepustakaan di amerika serikat dan
inggris adalah 2-7 kasus baru per 100.000 anak per tahun,dengan
prevalensi berkisar 12 – 16 kasus per 100.000 anak. di negara
berkembang insidensnya lebih tinggi.
Di indonesia dilaporkan 6 per 100.000 per tahun pada anak berusia
Nama : An. DN
Usia : 4 Tahun 9 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 18,5 Kg
Tinggi Badan : 103 Cm
Anak Ke : Dua Dari Dua Bersaudara
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Desa Rantau Panjang
MRS Tanggal 24 Juni 2018, Pukul 04.00 Wita
Identitas Orang Tua Pasien
Keluarga berencana
Keluarga berencana: tidak ada
Jadwal imunisasi
Imunisasi lengkap sesuai jadwal imunisasi
rutin
Pemeriksaan fisik
Kepala/leher
Keadaan umum : sakit sedang • Rambut : warna hitam, tebal
Kesadaran : composmentis
Berat badan : 18 kg • Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera
Panjang badan : 110 cm ikterik (-/-), pupil isokor, diameter
Tanda vital : tekanan darah 110/80 3mm/3mm, reflex cahaya (+/+), edema
mmhg palpebra (-/-)
nadi 91 x/menit • Hidung : sekret hidung (-), pernafasan
Pernafasan 25 x/menit cuping hidung (-)
Temperatur axila 36o C
• Mulut : mukosa bibir tampak basah,
sianosis (-), perdarahan (-), faring
hiperemis (-)
• Leher : pembesaran kelenjar getah
bening submandibular (-)
Pemeriksaan fisik
Thorax • Abdomen
Paru: inspeksi : tampak simetris, pergerakan
simetris, retraksi supra sternum (-), retraksi • Inspeksi : cembung, scar (-)
supraclavicula (-), • Palpasi : soefl, nyeri tekan (+),
palpasi : pelebaran ICS (-), fremitus raba D=S
organomegali (-), turgor kembali cepat
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, stridor (-), ronki • Perkusi : timpani, acites (-)
(-/-),wheezing (-/-) • Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
Jantung: Inspeksi: ictus cordis tampak pada ICS
up T: 36,5oC
Input : 1613 ml
Output : 3942,5 ml
Inj lasix 3x30 mg
Prednison 1x4 ½ tab
Balance cairan : -2329,5 ml
Captoril 3x 6,25 mg PO
Lab
Leukosit : 12.380 /µl Spironolakton 1x20 mg PO
Eritrosit : 4.970.000/µl
Inj Ceftriaxon 2x750mg
HB : 11.1 g/dl
Hematokrit : 33.5 % Inj Metronidazole 3x200 mg
MCV : 67,5 fl
Inj Ranitidin 2x20 mg
MCH : 22,2 pg
MCHC : 33,0 g/dl Inj Odansetron stop
PLT : 454.000/µL
Transfusi albumin 20% 100 cc.
GDS : 116 mg/dl
Natrium : 129 mmol/L
Kalium : 4,5 mmol/L
Cloride : 96 mmol/L
Urine
Protein : +3
Leukosit : 0-1
Eritrosit : 0-1
Warna : Kuning
Kejernihan : Jernih
Esbach : 4,80
Tanggal Pemeriksaan Terapi
up 36,5oC
Lab
Leukosit : 10.120 /µl
Furosemid 3x20 mg.
Terapi lanjut.
Eritrosit : 5.280.000/µl
HB : 14,3 g/dl
Hematokrit : 43,4 %
PLT : 745.000/µl
Albumin : 2,3 mg/dl
Ureum : 24,2 mg/dl
Creatinin : 0,5 mg/dl
Natrium : 132 mmol/L
Kalium : 3,2 mmol/L
Cloride : 95 mmol/L
Urine
Protein : +3
Leukosit : 1-2
Eritrosit : 0-1
Warna : Kuning
Kejernihan : Jernih
Silinder Granular : +
Tanggal Pemeriksaan Terapi
Follow
14 April 2018 S: bengkak (+) A : SN Relaps
(perawatan H-2) O: KU sedang, kesadaran cm, akral hangat,
TD:100/ 60, N: 104x/menit, RR: 24x/menit, T: P : Terapi lanjut
up 36,2oC
BB: 19 kg
up Input : 1690
Output : 1040
Balance cairan: 650 cc (deficit)
- Metronidazole stop
up Input : 590 cc
Output :840 cc
Balance cairan: -250 cc (deficit)
-
pulv
Injeksi Ranitidin Stop
Hasil Lab Urinalisa:
BJ: 1010
Keton: -
Hb: -
Warna: kuning
Kejernihan: jernih
pH: 6.0
Protein: +2
Lekosit: 0-2 / lpb
Eritrosit: 0-1/ lpb
Sel epitel: +
Bakteri: -
Tanggal Pemeriksaan Terapi
up Input : 887,5 cc
Output: 1182,5
Balance cairan: - 295 cc (deficit)
Furosemid 1 x 18mg PO
Spironolakton 1 x 18 mg PO
Edema
Relaps jarang: relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan pertama setelah respons
awal atau kurang dari 4 x per tahun pengamatan
Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan pertama setelah
respons awal atau ≥ 4 x dalam periode 1 tahun
Dependen steroid: relaps 2 x berurutan pada saat dosis steroid diturunkan
(alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan
Resisten steroid: tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh
(full dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu.
Sensitif steroid: remisi terjadi pada pemberian prednison dosis penuh selama
4 minggu
Penatalaksanaan umum
Diitetik
- Diit protein normal sesuai dengan RDA (recommended daily allowances) yaitu 1,5-2
g/kgbb/hari
- Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama anak menderita edema
Diuretik
loop diuretic seperti furosemid 1-3 mg/kgbb/hari
siklofosfamid (CPA) dosis 180 mg/kgbb atau klorambusil dosis 0,2-0,3 mg/kgbb/hari.
Efek samping CPA adalah mual, muntah, depresi sumsum tulang, alopesia, sistitis
hemoragik, azospermia, dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan keganasan gonad
dan keganasan terjadi bila dosis total kumulatif mencapai ≥200-300 mg/kgbb. Pemberian
CPA oral se- lama 3 bulan mempunyai dosis total 180 mg/kgbb, dan dosis ini aman bagi
anak. Bisa juga di berikan intravena dengan dosis 500-750 mg/m2 LPB dilarutkan dengan
NaCL 0,9% diberikan selama 2 jam sebanyak 7 dosis dengan intervak 1 bulan ( total 6
bulan pemberian).
Klorambusil diberikan dengan dosis 0,2 – 0,3 mg/kg bb/hari selama 8 minggu.
Pengobatan klorambusil pada SNSS sangat terbatas karena efek toksik berupa kejang dan
infeksi.
Untuk mencegah sistitis hemoragik bisa diberikan MESNA dan mual muntahnya bisa
diberikan Prometazin.
Pengobatan sn relaps sering/ dependen
steroid
Pengobatan sn
relaps sering/
dependen steroid
Pengobatan sn relaps sering/ dependen
steroid
4. Siklosporin (CyA)
Pada SN idiopatik yang tidak responsif dengan pengobatan
Teori Kasus
Keluhan yang sering ditemukan
- Kelopak mata dan seluruh tubuh
adalah bengkak di kedua kelopak
mata, perut, tungkai, atau seluruh bengkak
ANAMNESIS tubuh yang dapat disertai
- Muntah 15x
penurunan jumlah urin. Keluhan
lain juga dapat ditemukan seperti - Sulit BAK dan kencing sedikit-
urin keruh atau jika terdapat
sedikit
hematuri berwarna kemerahan.
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Pada pemeriksaan fisis, dapat Edema (-)
PEMERIKSAA ditemukan edema di kedua kelopak
N FISIK mata, tungkai,atau adanya asites dan Hipertensi (-)
edema skrotum/labia ; terkadang
ditemukan hipertensi
PEMBAHASAN
Teori Kasus
DIAGNOSIS Diagnosis:
Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang ditandai dengan gejala: - Protein urin: +3
- Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hariatau
rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg - Albumin 1,2 g/dl
ataudipstick≥ 2+) - Edema
- Hipoalbuminemia < 2,5g/dL Pemeriksaan Penunjang:
- Edema - Urin Lengkap:
- Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200mg/dL BJ: 1.010
Keton: -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb: -
DIAGNOSIS Pemeriksaan penunjang yang dilakukan, antara lain:
Warna: Kuning
Urinalisis. Biakan urin hanya dilakukan bila didapatkan gejala klinis yang Kejernihan: Agak keruh
DAN mengarah kepada infeksi saluran kemih. pH: 7.0
Protein: +3
PEMERIKSAAN Protein urin kuantitatif, dapat menggunakan urin 24 jam atau rasio Lekosit: 10-15 / lpb
Eritrosit: 1-2/ lpb
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari
PENUNJANG Pemeriksaan darah
Sel epitel: +
Bakteri: -
o Darah tepi lengkap (hemoglobin, leukosit, hitung jenis leukosit,
- Urin 24 jam (Urin ESBACH)
trombosit, hematokrit, LED)
- Darah Lengkap, Albumin dan Kolesterol:
o Albumin dan kolesterolserum Hb: 18.1 g/dl
o Ureum,kreatinin serta klirens kreatinin dengan cara klasik atau Ht: 56.2%
dengan rumus Schwartz Leukosit:43.900 / mm3
o Kadar komplemen C3 ;bila dicurigai lupus eritematosus sistemik Trombosit: 601.000/ mm3
pemeriksaan ditambah dengan komplemen C4, ANA (anti nuclear MCV: 85.3fl
antibody), dan antids-DNA MCH: 27.5pg
MCHC: 32.2g/dl
GDS: 73mg/dl
Albumin: 1.2 g/dl
Ureum: 37 mg/dl
Creatinin: 0,6 mg/dl
Natrium: 134 mmol/l
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Tatalaksana umum:
- Diitetik : diet protein normal 1,5 – 2 gr/kgbb/hari, selama edema diet rendah Infus D5 ½ NS 500cc/24 jam
garam (1-2 gr/hari) Minum max 750 ml/24 jam
- Diuretik : Furosemid 1-3 mg/kgbb/hari, bila perlu dikombinasikan dengan Inj lasix 3x30 mg
diuretic hemat kalium, Spironolakton 2-4 mg/kgbb/hari Prednison 1x4 ½ tab
Pengobatan kortikosteroid:
Captoril 3x 6,25 mg PO
- Terapi inisial : prednisone 60 mg/m2LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari
Spironolakton 1x20 mg PO
(maksimal80mg/ hari) dalam dosis terbagi, untuk menginduksi remisi. Dosis
DIAGNOSIS prednison dihitung sesuai dengan berat badan ideal (berat badan terhadap tinggi
Inj Ceftriaxon 2x750mg
Inj Metronidazole 3x200 mg
DAN badan). Prednison dosis penuh (full dose) inisial diberikan selama 4 minggu.Bila
Inj Ranitidin 2x20 mg
PEMERIKSAAN terjadi remisi dalam 4 minggu pertama, dilanjutkan dengan 4 minggu kedua
dengan dosis 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal) atau 1,5 mg/kgbb/hari, secara
Cek Urin Harian
Transfusi albumin 20 100 cc. Pre lasix 20 mg IV
PENUNJANG alternating (selang sehari), 1 x sehari setelah makanpagi.Bila setelah 4 minggu
CPA 400 MG
pengobatan steroid dosis penuh, tidak terjadi remisi, pasien dinyatakan sebagai
resisten steroid
Pemberian ACE Inhibitor untuk mengurangi proteinuria dan menurunkan tekanan
Hidrostatik.
Terdapat 4 opsi pengobatan SN relaps sering atau dependen steroid:
1. Pemberian steroid jangka panjang
2. Pemberian levamisol
3. Pengobatan dengan sitostatik
4.Pengobatan dengan siklosporin, atau mikofenolat mofetil(opsi terakhir)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH