Oleh:
Hasbullah Kasim
(J500090001)
IDENTITAS PASIEN
• Nama lengkap : An. B
• Tempat dan tanggal lahir : ponorogo, 26 Juli
2009
• Nama Ayah : Tn. J
• Pekerjaan Ayah : wiraswasta
• Nama Ibu : Ny.W
• Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
• Alamat : Sawuh, Siman
• Masuk RS tanggal : 3 Desember 2013
• Diagnosis Masuk : KEP berat
ANAMNESIS
• KELUHAN UTAMA :
Kurus
• KELUHAN TAMBAHAN :
pucat, bengkak, lemas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien dibawa ke RSUD Dr Harjono Ponorogo dengan keluhan kurus
pada Selasa, 3 Desember 2013. 4 bulan SMRS pasien menjalani
operasi pembuatan anus buatan, sekitar 3 bulan SMRS pasien
menjalani operasi penutupan anus buatan dan koreksi megakolon.
Sehabis operasi pasien sering mengalami muntah dan nafsu makan
kurang, sebulan terkahir keluhan muntah pasien semakin sering
apabila makan atau minum susu, ditambah pasien sering demam.
Demam pasien dirasakan naik-turun. Nafsu makan pasien juga
semakin menurun, dan setiap makan atau minum susu pasien
langsung muntah. Sekitar 1 minggu terakhir orang tua pasien merasa
badan pasien tampak kurus, kaki tangan pasien membengkak, dan
perut pasien membesar. Kemudian keluarga pasien membawanya ke
RSUD Dr. Harjono dengan keluhan badan pasien yang semakin kurus
dan membengkak.
• BAB (+) normal, kentut (+), BAK (+),batuk (+), pilek (-), nyeri sendi (-),
mimisan
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
: laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Motorik kasar:
Usia 4 bulan : miring
Usia 6 bulan : tengkurap
Usia 8 bulan : merangkak
Usia 10 bulan : berdiri, jalan merambat
• Motorik halus:
Menggenggam, menarik usia 5 bulan
• Personal sosial: belum dapat dinilai
Tepuk tangan usia 7 bulan, berpartisipasi dalam permainan usia
1 thn
• Bahasa :
Usia 9 bulan : bias mengucapkan ayah dan ibu.
A. Dasar A. Ulangan
• Sosial Ekonomi
Ayah pasien adalah seorang wiraswasta dengan rata-rata
penghasilan/bulan sekitar 1.200.000 rupiah. Ibu pasien
adalah seorang ibu rumah tangga.
• Lingkungan
Pasien tinggal bersama bapak, ibu. Jarak rumah pasien
dengan tetangga sekitar 5 meter. Tidak terdapat genangan
air maupun sungai yang tercemar limbah. Tidak terdapat
pabrik yang mencemari lingkungan tempat tinggal keluarga
pasien.
• KESAN UMUM
Aktif Inaktif
• Tirah baring
• Monitoring kondisi umum
• Pemberian cairan
• Pemberian oksigen
• Pemberian albumin
• Pemberian transfusi
• Pemberian GIZI yang adekuat
RENCANA PENEGAKKAN DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik : keadaan umum,
serebrospinal, kardiopulmoner,
respiratorius, gastrointestinal,
integumentum, dan muskuloskeletal.
• Pemeriksaan laboratorium : DL, kimia
darah
RENCANA TERAPI
• Keadaan umum
• Tanda vital
• Pemeriksaan laboratorium (darah
lengkap, apusan darah tepi)
RENCANA EDUKASI
Prognosis :
• Ad vitam : ad bonam
• Ad sanam : ad bonam
• Ad fungsionam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Kurang Energi Protein (KEP)
Host
Agent
Environment
Klasifikasi
Klasifikasi KEP menurut Depkes RI :
Klasifikasi
1. Kwashiorkor, ditandai dengan : edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab dan
membulat, mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng,
rewel dan apatis, pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di kulit dan mudah
terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia.
2. Marasmus, ditandai dengan : sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah
seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak sumkutan
minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare.
2. Fase transisi
Fase stabilisasi :
Short Bowel Syndrome (SBS) atau sindrom usus pendek merupakan gangguan
malabsorpsi yang diakibatkan oleh tindakan pembedahan atau
reseksi pada usus halus sehingga usus tersebut kehilangan fungsi absorpsinya.
Short bowel syndrome biasanya terjadi setelah reseksi masif dari usus halus.
Patofisiologi