Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

Disentri

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian


Kepaniteraan Klinik
di Departemen Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun Oleh:
Fadhillahafizh Ibnu Achir
1710211076
1. Identitas Pasien
• Nama : An. M
• Umur : 4 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Alamat : Pringapus
• Nama Ayah : Tn. MR
• Pendidikan Ayah : SD
• Pekerjaan Ayah : Pekerja lepas
• Nama Ibu : Ny. N
• Pendidikan Ibu : SMP
• Pekerjaan Ibu : Buruh Pabrik
• Tanggal masuk RS : 16 Maret 2019
2. Anamnesa (Alloanamnesa)
Keluhan Utama
• BAB cair lebih dari 3 kali pada hari masuk rumah sakit

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien datang dengan keluhan BAB cair ± 3 kali pada hari masuk rumah
sakit. Keluhan pasien disertai demam naik turun sejak ± 4 hai yang lalu,
demam naik pada malam dan kadang siang hari, pasien juga mengeluh
batuk sejak satu hari masuk rumah sakit, pasien mengeluh sesak, dan
nyeri sendi saat demam, gusi berdarah (-), mimisan (-), BAK (n), kejang
(-) , pasien memiliki riwayat kejang 2 tahun lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu


• Pasien memiliki riwayat kejang 2 tahun yang lalu, pasien belum pernah
memiliki riwayat sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Kehamilan Ibu
• Morbiditas kehamilan : selama masa kehamilan, ibu pasien
menyatakan bahwa dalam keadaan sehat, tidak
mengkonsumsi alkohol, tidak mengkonsumsi obat-obatan dan
tidak merokok.
• Perawatan antenatal : Ibu pasien rutin kontrol ke bidan namun
belum pernah melakukan pemeriksaan USG.

• Kesan : Tidak ditemukan adanya riwayat kelainan pada


kehamilan
Riwayat Kelahiran :

• Tempat Bersalin : Klinik Bidan


• Penolong : Bidan
• Cara persalinan : Spontan
• Berat Badan Lahir : 3100 gram
• Masa Gestasi : 38 minggu
• Keadaan Setelah Lahir : Langsung menangis, tidak pucat dan
tidak kuning.
• Kelainan Bawaan : Tidak Ada

• Kesan : Pasien lahir spontan, kehamilan cukup bulan dengan BBLC


Riwayat Pertumbuhan dan
Perkembangan :
• Riwayat Pertumbuhan
• BB lahir : 3100 gram • Silsilah Keluarga
• BB sekarang : 20 kg - Pasien tinggal di rumah bersama ayah,
• TB sekarang : 112 cm ibu, dua kakak perempuan dan kakek
nenek dari ayah.

• Riwayat Makanan
• Pasien hanya mengkonsumsi ASI sampai usia 6
bulan, setelah itu pasien mengkonsumsi makanan
pendukung ASI dan susu formula. Saat ini pasien
diet makanan pokok, karbohidrat (nasi), protein
(daging,ikan, dll.), lemak, dan serat. Pasien sering
makan dirumah dan tidak memiliki alergi
makanan apapun.

• Riwayat Imunisasi
• HbO (+) 0 bulan An.M
• BCG (+) 0 bulan
• Pentabio + Polio 1 (2 bulan)
• Campak (+) 9 bulan
Riwayat Perkembangan
• Motorik kasar
• Berlari (+), berjinjit (+), melompat (+)
• Motorik Halus
• Menyusun balok (+).
• Fungsi Sosial
• Mampu menunjukan rasa simpati, mampu
mengutarakan apa yang diinginkan
Kesan: Perkembangan pada pasien tidak sesuai usia.
Keadaan Sosial, Ekonomi,
Kebiasaan dan Lingkungan
• Keadaan Sosial
Pasien merupakan anak ketiga di keluarga yang tinggal bersama
orangtuanya
• Ekonomi
Ayah pasien seorang pekerja lepas dan ibu pasien seorang
buruh pabrik. Penghasilan orangtuanya mampu mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
• Keadaan Lingkungan
• Rumah orangtua pasien memiliki ventilasi yang cukup dan
sinar matahari dapat masuk melalui jendela. Pasien tidak
memiliki hewan peliharaan.
• Kesan: keadaan sosial dan lingkungan cukup, keadaan
ekonomi pasien tergolong menengah.
Pemeriksaan Fisik

• Status Pasien tanggal 16 Maret 2019


• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : somnolen
• Nadi : 110x/menit, regular, equal, isi cukup
• Respirasi : 30 x/menit,
• SpO2 : 98%
• Suhu : 37,6 ºC
Status Generalis
• Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh
• Pucat (+), Sianosis (-), Ikterus (-), Perdarahan (-), Oedem (-), Turgor
cukup, Lemak bawah kulit cukup
• Kepala
• Normocephal,dbn
• Mata
• Palpebra tidak edema, tidak cekung, konjungtiva anemis (+/+),
sclera tidak ikterik, kornea jernih (+/+),
• Telinga
• Daun telinga : Bentuk, besar dan posisinya normal
• Lubang telinga : Tidak ada sekret, serumen (-)
• Gendang telinga : Sedikit cekung dan mengkilat
• Hidung
• bentuk normal, secret (-)
• Tenggorokan
• Sulit dinilai

• Mulut
• Bibir tidak sianosis, mukosa bibir lembab, lidah tidak kotor

• Leher
• Trachea di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

• Thorax
• Bentuk simetris, tidak ada deformitas
ANTERIOR POSTERIOR

KIRI KANAN KIRI KANAN

Inspeksi Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan


dada dada simetris dada simetris dada simetris
simetris

Palpasi Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai

Perkusi Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai

Auskultasi Reguler Reguler Reguler Reguler


Ronkhi (-) Ronkhi (-) Ronkhi (-) Ronkhi (-)
Wheezing (-) Wheezing (-) Wheezing (-) Wheezing (-)
o Jantung
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
 Perkusi : Sulit dinilai
 Auskultasi : SI-II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen :
bentuk datar, bising usus (+) meningkat, nyeri tekan (-),
hepar dan lien tidak teraba membesar
 Ekstremitas :
Akral hangat, CRT <2 detik, tidak edem

 Genital : Sulit dinilai


Pemeriksaan Penunjang
7/1/19
Pemeriksaan Darah rutin Hasil Nilai Rujukan

Hb 11,6 10,8-16,6

Leu 5,2 5-10

Tro 260.000 150.000-400.00

Ht 39 35-47

Pemeriksaan Feses Hasil Nilai Rujukan

Leukosit 2-3 -

Amoeba - -

Telur cacing - -

Lendir - -
DIAGNOSIS KLINIS

Disentri + ISPA

DIAGNOSIS GIZI

Gizi Cukup
Penatalaksanaan
• Inf. Asering 12 tpm
• Inj. Ondansentron 1,2 mg/6 jam
• Inj. Metronidazole 3x150 mg
• Inj. Paracetamol 20cc/4-6 jam
• Zinc 1x20mg
• L-bio 1x1
Prognosis

• Ad Vitam : ad bonam
• Ad Sanationam : ad bonam
• Ad fungsionam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Disentri
Definisi
• Disentri berasal dari bahasa Yunani yaitu dys (gangguan)
dan enteron (usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan
gejala meluas, tinja lendir bercampur darah
Etiologi
• berdasarkan penyebabnya, yakni disentri basiler yang disebabkan oleh
Shigella spp. dan disentri amuba yang disebabkan oleh Entamoeba
histolytica. Tapi sekarang telah diketahui banyak penyebab lain berupa
parasit dan bakteri, yaitu Shigella spp., Salmonella spp., Campylobacter
spp., Vibrio parahaemolyticus, I'leisomonas shigelloides, EIEC
(Enteroinvasive E. coil), Aeromonus spp., Entamoeba histolytica atau
Giardia lambha
Epidemiologi
• Anak-anak, rasio laki-laki : perempuan = 2 : 1
• Dewasa, rasio laki-laki : perempuan = 1 : 1
Patofisiologi
Penularan secara orofaecal mikroorganisme → kolonisasi di
ileumterminalis/kolon, terutama kolon distal →invasi ke sel
epitel mukosa usus →multiplikasi → penyebaran intrasel
danintersel → produksi enterotoksin → ↑cAMP → hipersekresi
usus (diare cair,diare sekresi) → produksi eksotoksin(Shiga toxin)
→ sitotoksik → infiltrasi selradang → nekrosis sel epitel mukosa
→ Ulkus
Bentuk Klinis
• Masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul
nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut
berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus.
Sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi
ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang
padat dan sering mengandung lendir dan darah
Dasar Diagnosis
• Gold standar dalam menegakan disentri adalah dengan
melakukan kultur dan didapatkan bakteri/mikroorganisme
yang menyebabkan disentri
• Pemeriksaan feses
• Pemeriksaan darah rutin
Komplikasi
• Komplikasi shigelosis berat menjadi fatal adalah perforasi usus,
megakolon toksik, prolapsus rekti, kejang, anemia septik,
sindrom hemolitik uremia, dan hiponatremi (Sya’roni, A. 2009).
Penatalaksanaan
• Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit
akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan
untuk menghindarkan kekurangan cairan
• Pada pasien dengan diare berat disertai dehidrasi dan pasien
yang muntahberlebihan sehingga tidak dapat dilakukan
Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena
• Untuk infeksi berat Shigelladapat diobati dengan
menggunakan antibiotika termasuk ampicilin 4 x 500 mg,
trimethoprim-sulfamethoxazole 2 x 960 mg per hari,
diberikan 3-5 hari, dan ciprofloxacin 2 x 500 mg/ hari selama
3 hari
• Penularan secara orofaecal dengan ambang infeksi yang
rendah dan merupakan basil yang rapuh sehingga
penularannya dapat dicegah dengan cuci tangan saja
(hand washing disease)
Prognosis
• Prognosis ditentukan dari berat ringannya penyakit, diagnosis
dan pengobatan dini yang tepat serta kepekaan
mikroorganisme terhadap obat yang diberikan.
• Pada umumnya prognosis disentri (basiler dan amoeba)
adalah baik terutama pada kasus tanpa komplikasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai