Disentri
Disusun Oleh:
Fadhillahafizh Ibnu Achir
1710211076
1. Identitas Pasien
• Nama : An. M
• Umur : 4 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Alamat : Pringapus
• Nama Ayah : Tn. MR
• Pendidikan Ayah : SD
• Pekerjaan Ayah : Pekerja lepas
• Nama Ibu : Ny. N
• Pendidikan Ibu : SMP
• Pekerjaan Ibu : Buruh Pabrik
• Tanggal masuk RS : 16 Maret 2019
2. Anamnesa (Alloanamnesa)
Keluhan Utama
• BAB cair lebih dari 3 kali pada hari masuk rumah sakit
• Riwayat Makanan
• Pasien hanya mengkonsumsi ASI sampai usia 6
bulan, setelah itu pasien mengkonsumsi makanan
pendukung ASI dan susu formula. Saat ini pasien
diet makanan pokok, karbohidrat (nasi), protein
(daging,ikan, dll.), lemak, dan serat. Pasien sering
makan dirumah dan tidak memiliki alergi
makanan apapun.
• Riwayat Imunisasi
• HbO (+) 0 bulan An.M
• BCG (+) 0 bulan
• Pentabio + Polio 1 (2 bulan)
• Campak (+) 9 bulan
Riwayat Perkembangan
• Motorik kasar
• Berlari (+), berjinjit (+), melompat (+)
• Motorik Halus
• Menyusun balok (+).
• Fungsi Sosial
• Mampu menunjukan rasa simpati, mampu
mengutarakan apa yang diinginkan
Kesan: Perkembangan pada pasien tidak sesuai usia.
Keadaan Sosial, Ekonomi,
Kebiasaan dan Lingkungan
• Keadaan Sosial
Pasien merupakan anak ketiga di keluarga yang tinggal bersama
orangtuanya
• Ekonomi
Ayah pasien seorang pekerja lepas dan ibu pasien seorang
buruh pabrik. Penghasilan orangtuanya mampu mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
• Keadaan Lingkungan
• Rumah orangtua pasien memiliki ventilasi yang cukup dan
sinar matahari dapat masuk melalui jendela. Pasien tidak
memiliki hewan peliharaan.
• Kesan: keadaan sosial dan lingkungan cukup, keadaan
ekonomi pasien tergolong menengah.
Pemeriksaan Fisik
• Mulut
• Bibir tidak sianosis, mukosa bibir lembab, lidah tidak kotor
• Leher
• Trachea di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
• Thorax
• Bentuk simetris, tidak ada deformitas
ANTERIOR POSTERIOR
Hb 11,6 10,8-16,6
Ht 39 35-47
Leukosit 2-3 -
Amoeba - -
Telur cacing - -
Lendir - -
DIAGNOSIS KLINIS
Disentri + ISPA
DIAGNOSIS GIZI
Gizi Cukup
Penatalaksanaan
• Inf. Asering 12 tpm
• Inj. Ondansentron 1,2 mg/6 jam
• Inj. Metronidazole 3x150 mg
• Inj. Paracetamol 20cc/4-6 jam
• Zinc 1x20mg
• L-bio 1x1
Prognosis
• Ad Vitam : ad bonam
• Ad Sanationam : ad bonam
• Ad fungsionam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Disentri
Definisi
• Disentri berasal dari bahasa Yunani yaitu dys (gangguan)
dan enteron (usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan
gejala meluas, tinja lendir bercampur darah
Etiologi
• berdasarkan penyebabnya, yakni disentri basiler yang disebabkan oleh
Shigella spp. dan disentri amuba yang disebabkan oleh Entamoeba
histolytica. Tapi sekarang telah diketahui banyak penyebab lain berupa
parasit dan bakteri, yaitu Shigella spp., Salmonella spp., Campylobacter
spp., Vibrio parahaemolyticus, I'leisomonas shigelloides, EIEC
(Enteroinvasive E. coil), Aeromonus spp., Entamoeba histolytica atau
Giardia lambha
Epidemiologi
• Anak-anak, rasio laki-laki : perempuan = 2 : 1
• Dewasa, rasio laki-laki : perempuan = 1 : 1
Patofisiologi
Penularan secara orofaecal mikroorganisme → kolonisasi di
ileumterminalis/kolon, terutama kolon distal →invasi ke sel
epitel mukosa usus →multiplikasi → penyebaran intrasel
danintersel → produksi enterotoksin → ↑cAMP → hipersekresi
usus (diare cair,diare sekresi) → produksi eksotoksin(Shiga toxin)
→ sitotoksik → infiltrasi selradang → nekrosis sel epitel mukosa
→ Ulkus
Bentuk Klinis
• Masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul
nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut
berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus.
Sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi
ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang
padat dan sering mengandung lendir dan darah
Dasar Diagnosis
• Gold standar dalam menegakan disentri adalah dengan
melakukan kultur dan didapatkan bakteri/mikroorganisme
yang menyebabkan disentri
• Pemeriksaan feses
• Pemeriksaan darah rutin
Komplikasi
• Komplikasi shigelosis berat menjadi fatal adalah perforasi usus,
megakolon toksik, prolapsus rekti, kejang, anemia septik,
sindrom hemolitik uremia, dan hiponatremi (Sya’roni, A. 2009).
Penatalaksanaan
• Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit
akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan
untuk menghindarkan kekurangan cairan
• Pada pasien dengan diare berat disertai dehidrasi dan pasien
yang muntahberlebihan sehingga tidak dapat dilakukan
Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena
• Untuk infeksi berat Shigelladapat diobati dengan
menggunakan antibiotika termasuk ampicilin 4 x 500 mg,
trimethoprim-sulfamethoxazole 2 x 960 mg per hari,
diberikan 3-5 hari, dan ciprofloxacin 2 x 500 mg/ hari selama
3 hari
• Penularan secara orofaecal dengan ambang infeksi yang
rendah dan merupakan basil yang rapuh sehingga
penularannya dapat dicegah dengan cuci tangan saja
(hand washing disease)
Prognosis
• Prognosis ditentukan dari berat ringannya penyakit, diagnosis
dan pengobatan dini yang tepat serta kepekaan
mikroorganisme terhadap obat yang diberikan.
• Pada umumnya prognosis disentri (basiler dan amoeba)
adalah baik terutama pada kasus tanpa komplikasi
TERIMA KASIH