1.
DATA / IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama Pasien
: By. SA
Umur
: 13 bulan
BB
: 8,2 Kg
Masuk RS
Tgl Pemeriksaan
IBU
Nama Ayah
: Tn. M
Nama Ibu
Umur
: 30 tahun
Umur
: 26 tahun
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
: Junti-Kedokan
2.
: Ny. E
ANAMNESIS
Heteroanamnesis
Keluhan Utama
: Mencret
sebanyak 2-3x perhari, muntah yang keluar adalah susu, sebanyak 1 sdm.
Sejak muntah anak jadi rewel, mata cekung, tidak mau makan dan minum
susu, saat menangis tidak ada air mata yang keluar dan lama-kelamaan
terlihat lemas. Demam tinggi dan mengigil sejak 2 hari SMRS. Riwayat
asupan bubur susu sejak usia 4 bulan.
Pola Hidup
Ibu mengatakan, sehari-hari anaknya dirawat oleh neneknya. Ibu
mengakui jarang mencuci tangan ketika akan memberikan ASI dan bubur
susu. Sumber air menggunakan air sumur, khusus minum menggunakan air
mineral. Jarak antara jamban dengan sumber air >10 meter. Pasien memiliki
kebiasaan menggigit mainan dan memasukkan mainan dan tangannya ke
dalam mulutnya.
Riwayat Makanan
0 4 bulan
: ASI
4bulan - sekarang
Riwayat ASI
Ibu mengatakan telah di imunisasi sesuai dengan yang dijadwalkan
oleh posyandu.
3.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Sakit berat
Kesadaran Letargik
Tanda Vital
Nadi
TD
Suhu : 38,0C
Antropometri
BB : 8,2 kg
PB : 69 cm
LK : 41 cm
Status Gizi
BB/TB : 0 SD
BB/U : -1SD
TB/U : -3 SD
Kepala
Ubun-ubun
Mata
: letak normal, anemis (-), icteric (-), edema palpebra (-), air
mata (-)
Hidung : letak normal, deviasi septum (-), sekret (-), PCH (-)
Mulut
Leher
KGB
Thoraks
Perkusi : Normal
Auskultasi
Abdomen
Atas
Neurologis
4.
RESUME
Anamnesis
Demam 2 hari
Pemeriksaan Fisik
Ubun-ubun anterior sangat cekung, kelopak mata cekung, air mata (-)
Diagnosis Banding
1.
2.
Usulan Pemeriksaan
Feces
5.
TATA LAKSANA
Terapi Simtomatik
Terapi Supportif
Terapi Simtomatik
Ibuprofen Sup
: 1X125 mg
Paracetamol Infus
: 4X120 mg
Cefotaxim
: 3X500 mg
Omeprazole
: 2X10 mg
Zinc
: 1X20 mg
Probiotik
: 1X1
6.
Hematologi rutin
Hasil
Nilai Rujukan
Leukosit
12.000/mm3
4.000-10.000/mm3
Eritrosit
4,7juta/l
4,4-5
Hemoglobin
11,3 g/dl
10,7-13,1
Hematokrit
35%
35-43
Trombosit
451.000/mm3
150.000-450.000
Hitung jenis
Hasil
Nilai normal
Basofil
0%
0-1
Eosinofil
2%
1-6
Neutrofil batang
5%
3-5
Neutrofil segmen
45%
37-50
Limfosit
21%
20-40
Monosit
3%
2-8
109 mg/dl
100-200
Kimia klinik
Glukosa
Sewaktu
7.
Darah
DIAGNOSIS KERJA
8.
Cuci tangan sebelum dan setelah merawat anak serta menyiapkan susu
9.
Prognosis
DIARE
DEFENISI
Diare adalah buang air besar yang tidak normal dimana terjadi
perubahan konsistensi tinja dengan frekuensi yang lebih dari 3 kali dalam 24
jam atau tanpa darah.Diare akut adalah diare yang terjadi dalam waktu tidak
lebih dari 14 hari.
ETIOLOGI
Sebelum dekade 70-an, hanya 20% penyebab diare akut yang bisa di
ketahui. Saat ini dengan bertambah majunya ilmu kedokteran, telah lebih
dari 90% penyebab diare akut yang telah diidentifikasi.(4) Adapun penyebab
diare akut tersebut adalah:
Infeksi
1.
Virus
Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan diare aku, antara alain
10
2.
Bakteri
Bebarapa bakteri yang menyebabkan diare akut pada anak:
a.
E. coli spp.
b.
Shigella spp.
c.
Campylobacter spp.
d.
Yersinia spp.
e.
f.
Vibrio spp.
E. coli spp.
Ada 5 subtipe E. coli yang menimbulkan diare akut. E. coli
merupakan penyebab kedua diare akut setelah Rotavirus dengan
frekwensi 20-30%, dan E. coli tersebut adalah:
11
Kemudian
setelah
terikat
akan
mengaktifkan
peningkata
sekresi
cairan
isotonik.
menghasilkan
cGMP
pada
sel
mukosa
yang
12
b.
Shigella spp.
Di negara sedang berkembang, di perkirakan insidens
Shigella sekitar 10% dari penyebab diare akut, tapi di Indonesia
hanya 1-2% saja. Ada spesies yang sering menyebabkan diare
akut, misalnya:
Shigella flexneri
Shigella sonnei
13
c.
Campylobacter spp.
Diare akut oleh Campylobacter pertama kali dilaporkan pada
tahun 1972, akan tetapi isolasi kumannya baru dapat dilakukan
oleh Skirrow pada tahun 1977. Di negara berkembang
insidensinya berkisar antara 5-14%. Di RS Cipto, Suharyono
menemukan 5% penyebab diare akut pada tahun 1881,kemudian
di Bandung oleh Myrna, dkk. 8.39%. Campylobacter juga
menyebabkan diare berdarah.
d.
Yersinia spp.
Merupakan bakteri penyebab diare akut berdarah atau
dysentriform, di Indonesia belum diketahui frekwensinya karena
belum ada penelitian mengenai hal ini berhubung susahnya
media untuk perbenihnya.
e.
Salmonella spp.
Di klinik Salmonella yang menyebabkan diare akut disebut
sebagai non typhodial Salmonellosis, dan paling sering
disebabkan oleh Salmonella paratyphi. Lima persen golongan
Salmonella ini menimbulkan diare berdarah.
14
f.
Vibrio spp.
Vibrio sering menimbulkan kejadian luar biasa diare akut.
Ada 2 tipe, yaitu tipe EI Tor dan Klasik dengan dua subtipe
Ogawa dan Inaba. Insidenya berkisar 1-2% dari diare akut.
3.
Parasit
Entamoeba Histolytica, insidenya rendah sekali, kurang dari 1%
Giardia Lamblia biasanya menyerang anak usia 1-5 tahun, terutama
pada anak dengan KKP. Crytosporidium, di negara berkembang
frekwensinya anatar 4-11%. Di Indonesia angkanya masih belum
diketahui. Sering terjadi pada penderita AIDS
4.
Malabsorbsi
a.
Karbohidrat
-
b.
c.
d.
B laktoglobulin
e.
15
5.
Alergi
Diantaranya adalah alergi susu, alergi makanan dan CMPSE (cows
6.
Keracunan Makanan
Diare yang terjadi karena keracunan makan terjadi karena :
7.
Immunodefisiensi
Misalnya pada penderita Aquired Immuno Deficiency Syndrome
(AIDS)
16
8.
Lain-lain
Misalnya oleh karena defek anatomis, seperti malrotasi, hirschsprungs
2. Disentri
Adalah diare yang disertai dengan darah dalam tinja. Akibat penting
disentri antara lain ialah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat,
dan kerusakan mukosa usus akibat bakteri invasive. Penyebab utama
disentri akut adalah shigella. Penyebab lain adalah Campylobacter
yeyuni, EIEC atau Salmonella sp.
3. Diare persisten
Diare yang awalnya bersifat akut namun kemudian berlangsung
lebih dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau
17
18
2. Diare Invasif
Diare invasif adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme
ke dalam mukosa usus sehingga menimbulkan kerusakan pada mukosa
usus tersebut. Diare invasif disebabkan oleh ;
Bakteri : Shigella
Salmonella
Campylobacter
diare berdarah
EIEC
Yersina
Parasit : Amoeba
Khususnya pada shigella, setelah kuman melewati barier
asam lamung, kuman masuk ke dalam usus halus dan berkembang
biak sambil mengeluarkan Etorotoksin ini akan merangsang enzim
Adenylsiklase merubah ATP menjadi CAMP sehingga terjadi diare
skretorik (tidak berdarah). Bakteri ini adanya peristaltik usus sampai
di colon. Di colon, bakteri ini akan melakukan invasi, membentuk
mikro-mikro ulkus yang disertai dengan serbuan sel-sel radang PMN
dan menimbulkan gejala diare yang berlendir dan berdarah.
Pada Rotavirus, setelah masuk ke dalam traktus digestivus,
berkembang biak dan masuk ke dalam apikal usus halus, kemudian
bagian apikal dari villu tersebut akan rusak dan diganti dengan
19
9. Diare Osmotik
Diare Osmotik adalah diare yang terjadi kerena tingginya tekanan
osmotik di lumen usus sehingga menarik cairan dari intraseluler ke
dalam lumen, sehingga menimbulkan watery diarhhea. Paling sering di
sebabkan oleh malabsorpsi karbohidrat.
KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesa
-
Pemeriksaan fisik
-
20
Laboratorium
-
Pemeriksaan penunjang
-
feses rutin
lab darah
MANIFESTASI KLINIS
1. Diare Sekretorik
Gejala berupa:
o diare cair
o disertai dengan muntah-muntah
o tidak ada panas badan
o cepat menyebabkan dehidrasi.
2. Diare invasif
Diare yang disebabkan oleh rotavirus menimbulkan gejala berupa:
o diare cair tanpa berdarah
21
Tenesmus ani
Nyeri abdomen
Prolapsus ani.
3. Diare Osmotik
Gejala gejala :
Tinja cair
22
KOMPLIKASI DIARE
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :
1. Kehilangan cairan (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena output air lebih banyak daripada input air.
Untuk menentukan derajat dahidrasi maka dapat dilihat berdasarkan tabel 1.
Penilaian Derajat Dehidrasi
Pemeriksaan
Keadaan Umum
Mata
A
Baik, sadar
Normal
B
Gelisah, rewel*
Cekung
Air mata
Mulut dan lidah
Rasa Haus
Ada
Basah
Minum biasa
Kembali cepat
Tidak ada
Kering
Haus,
minum
banyak*
Kembali lambat*
Derajat dehidrasi
TANPA
DEHIDRASI
Terapi
Rencana
A
terapi
DEHIDRASI
RINGAN-SEDANG
Bila ada satu tanda*
ditambah 1 tanda
lain
Rencana terapi B
C
Lesu, tidak sadar*
Sangat cekung dan
kering
Tidak ada
Kering
Malas minum/tidak
bisa minum*
Kembali
sangat
lambat*
DEHIDRASI
BERAT
Bila ada satu tanda*
ditambah 1 tanda
lain
Rencana terapi C
23
3. Hipoglikemia
Pada anak-anak dengan gizi baik/cukup, hipoglikemia ini jarang terjadi,
lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KEP. Hal
ini terjadi karena :
a. Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu
b. Adanya gangguan absorbsi glukosa.
Gejala hipoglikemia dapat muncul jika kadar glukosa darah menurun
sampai 40 mg% pada bayi dan 50 mg% pada anak-anak. Gejala
hipoglikemia tersebut berupa : lemas, apatis, peka rangsang, tremor, pucat,
berkeringat, syok, kejang sampai koma.
4. Gangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan
akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat. Hal ini
disebabkan karena :
24
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi
gangguan sirkulasi darah berupa rejatan (shock) hipovolemik. Akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia dan asidosis bertambah
berat.
Kemudian
dapat
mengakibatkan
perdarahan
di
otak
yang
PENATALAKSANAAN
Berdasarkan hasil penilaian derajat dehidrasi gunakan bagan
Rencana Pengobatan yang sesuai :
- Rencana terapi A untuk penderita diare tanpa dehidrasi
- Rencana tetapi B untuk penderita diare dengan dehidrasi ringan sedang
- Rencana tetapi C untuk penderita diare dengan dehidrasi berat
25
RENCANA TERAPI A
UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH
(Penderita diare tanpa dehidrasi )
GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU :
-
dehidrasi
-
Teruskan ASI
26
Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan,
untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat
, dapat diberikan susu,
Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat
3. Bawa anak ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari
atau menderita sebagai berikut :
-
Muntah berulang-ulang
Demam
Tinja berdarah
27
Jika akan diberikan larutan oralit di rumah, tunjukkan kepada ibu jumlah
oralit yang diberikan setiap habis buang air besar dan diberikan oralit yang
cukup untuk 2 hari.
Umur
< 1 Tahun
Jumlah
Oralit
diberikan
50 100 ml
1-4 Tahun
100 200 ml
>5 Tahun
200 300 ml
Dewasa
300 400 ml
Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun
Bila diare berlanjut setelah oralit habis beritahu ibu untuk memberikan
cairan lain seperti dijelaskan dalam cara pertama atau kembali kepada
petugas kesehatan untuk mendapat tambahan oralit.
28
RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA
Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di
lapangan berikan oralit sesuai tabel dibawah ini :
Umur
<1 Tahun
1-4 Tahun
>5 Tahun
Dewasa
Jumlah Oralit
300 ml
600 ml
1200 ml
2400 ml
Untuk bayi dibawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100200 ml air masak selama masa ini
AMATI
ANAK
DENGAN
SEKSAMA
DAN
BANTU
IBU
MEMBERIKAN ORALIT
-
29
Bila kelopak mata anak bengkak hentikan pemberian oralit dan air
masak atau ASI beri oralit sesuai Rencana tetapi A bila pembengkakan
telah hilang
Bila tidak ada dehidrasi , ganti ke rencana terapi A, Bila dehidras telah
hilang anak biasanya kemudian mengantuk dan tidur
Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam
rencana terapi A
30
RENCANA TERAPI C
UNTUK TERAPI DEHIDRASI BERAT
Ikuti arah anak panah. Jika jawaban dari pertanyaan YA, teruskan ke kanan.
Dapatkah
Saudara
memberikan
cairan i.v. ?
YA
penderita bias minum, berikan
cairan oralit, sewaktu cairan i.v.
dimulai. Beri 100 mL/kg cairan
Ringer Laktat atau cairan normal
Salin bila RL tidak tersedia, dibagi
sbb.
Tidak
Usia
Pemberian
(th)
Kemudian
30 70
mL/kgbb
mg/kgbb
dalam jam
dalam jam
Bayi <1
Anak
0,5
2,5
>= 1
31
YA
nilai
lagi
penderita
menggunakan
Tabel
Penilaian.
Apakah saudara
dapat menggunakan
pipa nasogastrik
Bila
penderita
bias
minum,
cara
memberikannya
selama di perjalanan
32
Apakah penderita
dapat minum?
Mulai
dengan
rehidrasi
melalui
oralit.
mulut
Berikan
20
120mL/kgbb)
Setelah
jam
nilai
kembali
bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam , rujuk penderita terapi i.v.
33
Catatan
Bila usia anak diatas 2 tahun dan kolera baru saja terjankit didaerah
tersebut pikirkan kemungkinan kolera dan beri anti biotic yang tepat
secara oral
Amoeba,
Giardia,
Kriptosporodium
Metronidazol
30-50
34
PEMBERIAN MAKAN
Tidak dipuasakan
MEDIKAMENTOSA
Banyak macam obat-obatan dan kombinasi obat dijual untuk
pengobatan diare akut. Obat-obat antidiare yang meliputi : antimotilitas
misalnya (loperamid, diphenoxxylate, codein, opium; absorbent ( misal
norit, kaolin, attapulgit, smectie ). Tidak satupun obat-obatan ini terbukti
mempunyai efek yang nyata untuk diare dan beberapa malahan mempunyai
efek yang membahayakan ( seperti ileus paralitik dan bakteri tumbuh
lampau ). (3,4)
Antibiotika digunakan secara selektif pada kasus:
1. Diare berdarah, sebagai obat pilihan pertama adalah kotrimoksazole
dengan dosis 50mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis, selama 5 hari.
2. Kolera, dengan menggunakan tetrasiklin, dosis 50mg/kgbb/hari dibagi34 dosis, selama 3 hari
3. Amuba/giardia, dengan menggunakan mentronidazole, dosis 3050mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis, selama 5-7 hari.
35
PENCEGAHAN DIARE
Penatalaksanaan kasus yang benar, yang terdiri dari upaya rehidrasi
oral dan pemberian makanan dapat mengurangi efek buruk diare yang
meliputi dehidrasi, kekurangan gizi dan resiko kematian. Cara-cara lain juga
dibutuhkan, untuk mengurangi insidensi diare, yaitu intervensi yang selain
mengurangi penyebaran mikroorganisme penyebab diare juga meningkatkan
resistensi anak terhadap infeksi kuman ini.
Sejumlah intervensi telah diusulkan untuk mencegah diare pada
anak, kebanyakan meliputi cara yang berhubungan dengan cara pemberian
makanan kepada bayi, kebersihan perseorangan, kebersihan makanan,
penyediaan air bersih, pembuangan tinja yang aman dan imunisasi. Ada 7
cara diidentifikasi sebagai sasaran untuk promosi, yaitu:
1. Pemberian ASI
2. Perbaikan makanan pendamping ASI
3. Penggunaan air bersih untuk kebersihan dan untuk minum
4. Cuci tangan
5. Penggunaan jamban
6. Pembuangan tinja bayi yang aman
7. Imunisasi campak.
Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan
pencegahan enteric, termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan penderita, penggunaan jas panjang bila ada kemungkinan
36
KONSELING
Pencegahan diare :
Pemberian ASI
Perbaikan makanan pedamping ASI
Penggunaan air bersih untuk kebersihan dan untuk minum
Cuci tangan
Pengunaan jamban
Pembuangan tinja bayi yang aman
Imunisasi campak
Pencegahan dehidrasi :
37
PENCEGAHAN
air minum yang bersih dari sumber air yang terjaga kebersihannya
dan dimasak
cuci tangan dengan sabun setelah BAB, sebelum makan dan sebelum
menyiapkan makanan
38
39
Organ-organ yang tergantung pada pembelahan sel secara terusmenerus untuk menunjang fungsinya, seperti sistem imun dan usus,
sangat sensitif terhadap defisiensi zinc
organ-organ yang tergantung pada pembelahan sel secara terusmenerus untuk menunjang fungsinya, seperti sistem imun dan usus,
sangat sensitif terhadap defisiensi zinc
Organ-organ yang tergantung pada pembelahan sel secara terusmenerus untuk menunjang fungsinya, seperti sistem imun dan usus,
sangat sensitif terhadap defisiensi zinc
40
41
DAFTAR PUSTAKA