PENDAHULUAN
Diare hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan
dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Semua kelompok usia bisa
diserang oleh diare, tetapi penyakit diare berat dengan kematian yang tinggi terutama
terjadi pada bayi dan anak. Angka kejadian diare pada anak di dunia mencapai 1
miliar kasus tiap tahun, dengan korban meninggal sekitar 5 juta jiwa. Statistik di
Amerika mencatat tiap tahun terdapat 20-35 juta kasus diare dan 16,5 juta diantaranya
adalah balita. Angka kematian Balita di Negara berkembang akibat diare ini sekitar
3,2 juta setiap tahun (DepKes RI, 2010).
Menurut data World Health Organization (WHO 2005), setiap satu jam 50
anak balita di Asia Tenggara meninggal dunia karena diare dan frekuensi mengalami
diare bisa sampai 12 kali dalam satu tahun pada setiap anak. Sedangkan Data statistik
di Indonesia menunjukkan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta penduduk
Indonesia, dua pertiganya adalah balita dengan korban meninggal sekitar 600.000
jiwa (DepKes RI, 2010).
Terdapat banyak penyebab diare pada anak. Pada sebagian besar kasus
penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau
parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare termasuk
sindrom malabsorbsi. Diare karena virus umunya self limiting sehingga aspek
terpenting yang harus dieperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang
menjadi peneyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah
gangguan pertumbuhan akibat diare (UKK Gastroenterology hepatologi
2010)
IDAI
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
: By. R
Usia
: 3 bulan
Jenis Kelamin
: Laki laki
Nama Orangtua
: Ibu. M
Alamat
: Mataram
Tanggal masuk RS
: 03 07 2014
No.RM
: 114439
KU
RPS
: BAB cair
pasien, anaknya juga mengalami demam sejak BAB cair. Demam timbul
mendadak, dan naik turun. Demam tidak disertai dengan menggigil. Riwayat
kejang disangkal. Batu (-), pilek (-). Pasien masih bisa BAK dengan lancar,
warna kuning, jumlahnya sulit dievaluasi karena memakai pampers.
Riwayat penyakit dahulu :
Sebelumnya pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini. Riwayat
asma disangkal. Riwayat batuk lama disangkal.
Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat alergi disangkal, riwayat asma dan TBC disangkal.
Riwayat pengobatan
Sebelumnya 4 hari sebelum masuk rumah sakit pasien dibawa berobat ke
Puskesmas, disana pasien diberikan oralit. Tapi selama 2 hari mengkonsumsi oralit
pasien tidak mengalami perubahan dan selanjutnya pasien dibawa berobat ke rumah
sakit mataram tapi tidak ada prubahan juga, ibu pasien lupa nama obatnya sehingga 1
hari sebelum masuk rumah sakit pasien dibawa kembali ke UGD rumah sakit
mataram dan akhirnya di rawat inap.
Riwayat social
Ibu pasien sehari harinya sebagai ibu rumah tangga. Sehari-hari menurut ibu
pasien satu keluarga biasa meminum air yang berasal dari air isi ulang. Seluruh alat
makan dicuci menggunakan air sumur. Botol susu biasanya hanya dicuci dengan
menggunakan air biasa bukan air mendidih. Dalam keluarga maupun tempat tinggal
sekitar tidak ada yang mengalami mencret.
Riwayat kehamilan :
Pasien merupakan anak pertama, Selama hamil ibu pasien rajin memeriksakan
kehamilan ke bidan 1 bulan sekali. Ibu hamil By. R pada usia 23 tahun. Ini adalah
kehamilan pertama kalinya. Selama hamil ibu tidak menderita hipertensi, diabetes
melitus, eklampsia atau penyakit berat lainnya.
Riwayat Persalinan :
By. R lahir cukup bulan ( 9 bulan) dirumah sakit mataram. Pasien merupakan
anak pertama dari ibu G1P1A0. Pasien lahir secara SC atas indikasi CPD dan
langsung menangis. Berat lahir 3700 gr, panjang badan 52 cm dan lingkar kepala ibu
tidak tahu. Warna air ketuban ibu juga tidak tahu.
Riwayat pemberian makanan :
Anak diberikan ASI eksklusif tanpa makanan tambahan apapun semenjak
lahir hingga sekarang.
Riwayat imunisasi :
-
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Tampak sedang
Kesadaran
: Rewel
Tanda Vital
Suhu
: 37,6 oC
Nadi
Pernapasan
: 46x/menit
Status Antropometri
Panjang Badan
: 56 cm
Berat Badan
: 5000 gram
Status Generalis
Kulit
: Putih
Kepala
Bentuk
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Cor
Inspeksi
Palpasi
sinistra.
Auskultasi
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Abdomen
detik
Perkusi
Ekstremitas :
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Tanggal 03 07 2014
Hematologi
WBC
RBC
HB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
Nilai
17, 2 103 /L
3, 29 106 /L
10, 1 g/dL
27,0 %
82 fL
30,7 pg
37,4 g/dL
647 103 /L
GDS
103
Nilai normal
5.0 10.0
4.00 5.50
12. 0 17.4
36.0 52. 0
76.0 96.0
27.0 32.0
30.0 35.0
150 400
RESUME:
By. R usia 2 bulan, BAB cair sejak 4 hari SMRS .BAB cair dengan frekuensi
lebih dari 10x sehari, dengan jumlah kurang lebih setengah gelas belimbing
setiap mencret, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna kekuningan,
lendir (-), darah (-). Muntah (+) dengan frekuensi lebih dari 3x sehari SMRS,
berupa cairan putih seperti susu sebanyak kurang lebih setengah gelas
belimbing tiap muntah.
Demam timbul mendadak, dan naik turun. Demam tidak disertai dengan
menggigil. Kejang (-) Batuk (-), pilek (-). Anak dikatakan kuat menyusui
seperti kehausan.
Keadaan umum sedang dan rewel. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
nadi 141 x/menit reguler kuat angkat, RR : 46 x/menit, T : 37.6 oC. ubun ubun
cekung (+), mata cekung (+), air mata berkurang, pada pemeriksaan thorak
masih dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus
meningkat, turgor kulit melambat > 2 detik. Pada ekstremitas atas dan bawah
masih dalam batas normal.
Pemeriksaan hasil laboratorium didapatkan WBC : 17, 2 103 /L, RBC :
3, 29 106 /L, HGB : 10, 1 g/dL, HCT : 27,0 %, PLT : 647 103 /L, GDS : 103.
Diagnosa Kerja
Rencana diagnosis
Pemeriksaan Feses
Penatalaksanaan
Kebutuhan cairan
Infuse RL
Zinc
L bio
Paracetamol syr
Asi dilanjutkan
FOLLOW UP
Hari
/ Subject
tanggal
Kamis,
3/7/2014
Object
sehari,
jumlah
Assessment
Infuse RL :
Kesadaran: rewel
dehidrasi ringan
sedang
Suhu : 37,6 C
konsistensi
Status generalis :
berwarna kekuningan
muntah
dengan Kepala:
normochepak,
frekuensi lebih dari 3x UUB cekung
sehari, berupa cairan Mata : cowong (+)
putih
seperti
susu THT : dbn
sebanyak kurang lebih Mulut : mukosa kering
setengah
gelas (+)
dan
naik
Demam
tidak
disertai
Planning
: 3 x 0.5 cc
dengan
menggigil.
8
21
tpm
mikro
Zinc
x tab
L bio : 1 x 1
Paracetamol
: 1
syr : 3 x 0.5
cc
Asi dilanjutkan
Jumat,
4/7/2014
Ampas
Kesadaran: rewel
dehidrasi ringan
Suhu : 38,0 oC
sedang
(+),
Terapi lanjut
RR : 41x/menit
Status generalis :
Kepala:
normochepal,
UUB mendatar
Mata : cowong (-)
THT : dbn
Mulut : mukosa kering
(+)
Thorak: dbn
Abdomen : BU normal,
turgor kulit normal
Sabtu,
5/7/2014
Ekstremitas : hangat
KU: sedang
(+),
Kesadaran: rewel
dehidrasi ringan
Suhu : 37,0 oC
sedang
sehari.
Ampas
Demam (-)
Batuk pilek (-)
Menyusui kuat seperti
sebelum sakit
Gerak aktif (+)
normochepal,
UUB mendatar
Mata : cowong (-)
THT : dbn
Mulut : mukosa kering
9
(-)
Thorak: dbn
Abdomen : BU normal,
turgor kulit normal
Minggu ,
Ekstremitas : hangat
BAB cair (-), frekuensi KU: baik
Kesadaran: rewel
2x
Muntah (-)
Demam (-)
RR : 50 x/menit
6/7/2014
Suhu : 36,4 oC
sedang
BPL
Aff infuse
Zinc 1 x
tablet
Asi
dilanjutkan
Status generalis :
Kepala:
normochepal,
UUB mendatar
Mata : cowong (-)
THT : dbn
Mulut : mukosa kering
(-)
Thorak: dbn
Abdomen : BU normal,
turgor kulit normal
Ekstremitas : hangat
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. DEFINISI DIARE
Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa Yunani
yaitu diarroi yang berarti mengalir terus, merupakan keadaan abnormal dari
pengeluaran tinja yang terlalu frekuen. Terdapat beberapa pendapat tentang
definisi penyakit diare yaitu :
10
Menurut DepKes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tandatanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga
3.2. EPIDEMIOLOGI
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Negara
berkembang termasuk Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian
dan kesakitan tertinggi pada anak terutama usia dibawah 5 tahun. Di dunia ,
sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar
kejadian tersebut di Negara berkembang. Sebgai gambaran 17 % kematian anak
didunaia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia hasil Riskesdes 2007
diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang
tebanyak yaitu 42% disbanding pneumonia 24%, untuk golongan 1 4 tahun
penyebab kematian karena diare 25,2% disbanding pneumonia 15,5%. (UKK
Gastroenterology hepatologi IDAI 2010)
3.3. CARA PENULARAN DAN FACTOR RESIKO
Cara penularan diare melalui cara faecal oral yaitu melalui makanan
atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita
atau tidak langsung melalui lalat ( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid,
finger). (UKK gastroenterology hepatologi IDAI 2010)
Faktor risiko terjadinya diare adalah:
1. Faktor perilaku
2. Faktor lingkungan
11
12
13
c. Diare invasive
Diare invasive adalh diare yang terjadi akibat invasi
mikroorganisme
dalam
mukosa
usus
sehingga
menimbulkan
bakteri
(shigella,
salmonella,
campylobacter, EIEC,
perfringens,
Staphilococ
Usaurfus,
Camfylobacter,
Aeromonas)
b. Virus (Rotavirus, Norwalk + Norwalk like agent, Adenovirus)
c. Parasit
Protozoa (Entamuba Histolytica, Giardia Lambia, Balantidium Coli,
Crypto Sparidium)
Cacing perut (Ascaris, Trichuris, Strongyloides, Blastissistis
Huminis)
Bacilus Cereus, Clostridium Perfringens
2. Malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat : Disakarida (intoleransi laktosa, maltose
dan sukrosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering
adalah intoleransi laktrosa.
15
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
3. Alergi (fructose dan lactose)
4. Intoksikasi makanan : makanan basi, makanan mengandung bakteri atau
toksin
seperti
clostridium
perfringens,
B.
cereus,
S.aureus,
Rotavirus
Shigela
salmonella
16
ETEC
EIEC
Kolera
Masa tunas
12 72
24 48 jam
6 72 jam
48 72
Panas
jam
++
++
jam
-
++
++
Mual muntah
sering
jarang
sering
sering
Nyeri perut
tenesmus
Tenesmus,
Tenesmus,
Tenesmus,
kram
kram
+
kolik
+
kram
_
Nyeri kepala
Lama sakit
5 7 hari
> 7 hari
3 7 hari
2 3 hari
variasi
3 hari
Sifat tinja
sedikit
banyak
sedikit
banyak
sering
sering
sering
Terus -
Volume
sedang
sedikit
Frekuensi
> 10 x /hari
6 72 jam
6 72 jam
10x/hari
terusan
Konsistensi
Lendir
Darah
Bau
cair
_
_
Langu
lembek
_
sering
lembek
_
kadang
busuk
warna
Kuning
Lekosit
hijau
_
Lain - lain
anoreksia
Kejang
Sepsis
cair
_
_
+
Lembek
_
+
Tidak
cair
_
+
amis
Tak warna
Merah hijau
Cucian
beras
_
Meteorismu
Infeksi
3.7. DIAGNOSIS
3.7.1.
Anamnesisis
Pada anamnesa perlu ditanyakan hal hal sebagai berikut lama diare,
frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau ada atau tidal lendor dan
17
darah. Bia disertai muntah : volume dan frekuensinya. Apakah ada panas atau
penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek, otitis media.
3.7.2.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu, frekuensi
jantung dan pernafasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda
tanda dehidrasi. Pernafasan cepat dan dalam indikasi adanya asidosis
metabolic. Bisisng usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi.
Penilaian beratnya atau derajad dehidrasi dapat ditentuan dengan cara :
Minimal
dehidrasi
atau
tanpa Dehidrasi
ringan Dehidrasi
berat
Kesadaran
BB < 3 %
Baik
BB 3% - 9%
Normal,
lelah, Apatis , letargi, tidak
Denyut jantung
Normal
gelisah, iritable
Normal
Kualitas nadi
Pernapasan
Mata
Air mata
Mulut dan lidah
Cubitan kulit
CRT
Ektremitas
Kencing
Normal
Normal
Normal
Ada
Basah
Segera kembali
Normal
Hangat
Normal
meningkat
Normal melemah
Normal cepat
Sedikit cowong
Berkurang
Kering
Kembali < 2 detik
Memanjang
Dingin
Berkurang
sadar
Takikardi,
bradikardi
dehidrasi berat
(kehilanganBB >10%)
3.7.3.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3.7.3.1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut umumnya
tidak diperlukan, Hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan,
misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain
selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat.
Pemeriksaan yang kadang kadang diperlukan pada diare akut :
Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa
darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.
Urine : urine lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.
19
PENATALAKSANAAN
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita
Untuk anak berumur < 2 tahun berikan 50 100 ml tiap kali BAB
Untuk anak 2 tahun atau lebih berikan 100 200 ml tiap BAB
Air tajin
21
Umur
1 tahun :
Umur 1 tahun :
o jam pertama 30 ml/kgBB
o 2 berikutnya 70 ml/kgBB
22
kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3
bulan setelah anak sembuh dari diare.
Kemampuan zinc untuk mencegah diare terkait dengan kemampuannya
meningkatkan sistim kekebalan tubuh. Zinc merupakan mineral penting bagi
tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang bergantung pada zinc. Zinc juga
dibutuhkan oleh berbagai organ tubuh, seperti kulit dan mukosa saluran cerna.
Semua yang berperan dalam fungsi imun, membutuhkan zinc. Jika zinc
diberikan pada anak yang sistim kekebalannya belum berkembang baik, dapat
meningkatkan sistim kekebalan dan melindungi anak dari penyakit infeksi.
Itulah sebabnya mengapa anak yang diberi zinc (diberikan sesuai dosis) selama
10 hari berturut - turut berisiko lebih kecil untuk terkena penyakit infeksi, diare
dan pneumonia. (DepKes 2011)
Dasar pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut
didasarkan pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan
fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna selam
diare. Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorpsi air dan
elektrolit oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus,
meningkatkan jumlah brush border apical daan meningkatkan respon imun
yang mempercepat pembersihan pathogen dari usus. (UKK gastroenterology
hepatologi IDAI 2010)
Dosis zinc untuk anak anak :
23
beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari
biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan
makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan
sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian
makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat
badan (DepKes RI, 2011).
24
Muntah berulang
Sangat haus
25
Makan/minum sedikit
Timbul demam
Tinja berdarah
PROBIOTIK
Probiotik
merupakan
bakteri
hidup
yang
mempunyai
efek
yang
26
a.
b.
c.
d.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada hasil heteroanmnesis pada ibu pasien didapatkan keluhan sesuai dengan
teori diare dimana definisi diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya, yaitu 3 kali atau
lebih dalam sehari disertai dengan atau tanpa muntah dan dengan atau tanpa darah
atau lendir. Pada By. R usia 2 bulan, BAB cair sejak 4 hari SMRS dengan frekuensi
lebih dari 10x sehari, dengan jumlah kurang lebih setengah gelas belimbing setiap
mencret, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna kekuningan, lendir (-), darah
(-) dan disertai dengan Muntah (+) dengan frekuensi lebih dari 3x sehari SMRS,
berupa cairan putih seperti susu sebanyak kurang lebih setengah gelas belimbing tiap
muntah. Demam timbul mendadak, dan naik turun. Dengan keluhan penyerta Demam
27
tidak disertai dengan menggigil. Hal ini menunjukkan bayi R mengalami diare akut
dimana diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
Pada pemeriksaan fisik sesuai teori pembagian derajad dehidrasi menurut WHO
dimana dikatakan dehirasi ringan sedang apabila diatandai dengan keadaan umum
sedang, mata cowong, rasa haus dan turgor kulit melambat. Dikatakan dehirasi ringan
sedang apabila memenuhi 2 tanda dehidrasi semetara pada bayi R memenuhi semua
kriteria tanda dehidrasi ringan sedang dengan hasil saat pemeriksaan dilakukan yaitu
bayi R keadaan umum sedang dan rewel, mata cowong, air mata berkurang, mukosa
mulut kering, turgor kulit lambat. Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan
memperhatikan teori yang ada maka pada bayi R dapat didiagnosa dengan diare akut
dengan dehidrasi ringan sedang .
Munculnya gejala mencret dan muntah pada bayi R diakibatkan oleh adanya
invasi mikroorganisme kedalam mukosa usus halus bisa melewati makanan dan
minuman melewati barier asam lambung, mikroorganisme akan berkembang biak
sehingga menyebabkan kerusakan dari villi usus akibatnya sel sel tidak berfungsi
baik menyerap air dan makanan dimana villi usus akan semakin memendek dan
kemampuan absorbsi akan semakin terganggu akibatnya terjadi peningkatan sekresi
cairan melebihi kemampuan absorbsi maksimum dari kolon sehingga terjadi mencret
disertai muntah. Demam pada bayi R terjadi karena adanya invasi mikroorganisme
dan berkembangnya mikroorganisme yang akan muncul reaksi inflamasi
Pengobatan pada bayi R diberikan RL 500 cc/24 jam sesuai dengan kebutuhan
cairan dimana berat badan bayi R 5 kg. Pemberian zinc 1 x tab sesuai umur bayi R
yaitu 3 bulan dan diberikan secara berturut turut selama 10 hari tujuannya untuk
meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya
diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare. meningkatkan kecepatan
regenerasi epitel usus, meningkatkan jumlah brush border apical dan mempercepat
pembersihan pathogen dari usus.
28
BAB IV
KESIMPULAN
Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
utama, karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian. Penyebab
utama diare akut adalah infeksi Rotavirus yang bersifat self limiting sehingga
tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika. Pemakaian antibitika hanya
untuk kasus-kasus yang diindikasikan.Masalah utama diare akut pada anak
berkaitan dengan risiko terjadinya dehidrasi. Adapun penatalaksanaan pada
diare melalui program LINTAS DIARE yaitu: Rehidrasi menggunakan Oralit
Baru , Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut , Teruskan pemberian ASI
dan Makanan , Antibiotik Selektif , dan Nasihat kepada orang tua/pengasuh
Pada kasus diatas dari anmnesa dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan didapatkan diagnose kerja dengan diare akut dengan dehidrasi
ringan sedang.
29
DAFTAR PUSTAKA
Juffrie muhammad, UKK gastroennterologi hepatologi, jilid I, cetakan pertama,
Ikatan Dokter Anak Indonesia 2010.
Antonius H, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Ikatan Dokter
Anak Indonesia. 2009
Depatemen Kesehatan (2010). Diare Pada Anak . Minggu, 3 agustus 2014
www.depkes.go.id
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Lintas diare.
Depkes RI, 2011.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 1985, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak.
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
30
31