Anda di halaman 1dari 18

PRESENTASI KASUS Gastroentritis Akut

Pembimbing: Dr. Ellen, Sp.A.

Disusun Oleh : Desita Luluan Loviana 110.2007.076

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSUD Pasar Rebo PERIODE 30 April 7 Juli 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

STATUS PASIEN I. IDENTITAS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Berat badan Tinggi badan Jenis Kelamin Agama Alamat Tanggal Masuk Tanggal Keluar II. ANAMNESA Alloanamnesis dengan Ibu penderita dilakukan pada tanggal 10 Mei 2012 pukul 07.00WIB. A. Keluhan utama B. Keluhan Tambahan : Mencret : Demam, muntah, batuk, pilek, perut kembung : An. Muhammad Ridwan : 1 tahun 4 bulan : 12 kg : 81 cm : Laki-laki : Islam : Jl. Kp.Jatijajar I no.2 Rt 2 Kelurahan Tapos Kecamatan Cimanggis : 9 Mei 2012, pukul 00.55 : 12 Mei 2012, pukul 15.00

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG OS datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan mencret sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit dengan frekuensi 5x per hari dengan frekuensi yang semakin berkurang, mencret cair, lendir, tidak ada ampas dan tidak ada darah, demam dengan suhu 39,3 C, muntah, batuk pilek, perut kembung, dan nafsu makan berkurang.Pasien juga mulai rewel dan gelisah sejak sore hari sebelum masuk Rumah Sakit, dan akhirnya pasien dibawa ke Rumah Sakit pada pukul 00.55.Sebelum di bawa ke RS pasien sudah diobati di puskesmas lalu diberi oralit, antibiotik dan puyer penurun panas tetapi tidak ada perubahan.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


2

Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak ada riwayat keluarga

F. RIWAYAT PRIBADI Ibu 24 tahun dengan G1P0A0, rutin kontrol kehamilan ke RS. Kehamilan ibu dalam kondisi baik. Persalinan dibantu dokter, lahir secara persalinan spontan. Bayi lahir dengan BB 3100 gram & PB 47 cm, umur kehamilan cukup bulan 38 minggu.

G. RIWAYAT MAKANAN Umur 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan sekarang ASI PASI Buah/Biskuit Nasi Tim

H. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG 6 bulan : merangkak dan duduk 9 bulan : berdiri dan lepas tangan 12 bulan : belum bisa berjalan, baru bisa bicara 2 suku kata

I. RIWAYAT IMUNISASI BCG HEPATITIS B DPT 1 bulan 0 bulan 2, 3, 4 bulan


3

POLIO CAMPAK

1, 2, 3, 4 bulan 9 bulan

III.

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN UMUM Keadaan umum Kesadaran Nadi Respirasi Suhu Gizi BB : tampak sakit sedang : Compos mentis : 100 x/menit : 24 x/menit : 39,3 C : Cukup : 12 kg

PEMERIKSAAN FISIK (Status Generalisata) Kepala Mata Leher : Normocephal : Conjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/: KGB leher tidak teraba membesar
4

Thoraks Cor Pulmo Abdomen Ekstrimitas

: Simetris, statis dan dinamis : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) : Vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-) : Buncit, keras, meteorismus (+). BU (-) : Akral hangat, edema (-)

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Pemeriksaan darah lengkap (9 Mei 2012 pukul 00.54) o HB o HT o Leukosit o Trombosit o SGPT o SGOT o GDS Fungsi ginjal o Ureum o Kreatinin darah Elektrolit darah o Na+ o K+ o iCa2+ : 123 mmol/L : 1,40 mmol/L : 1,40 mmol/L : 16,7 mg/dl : 0,6 mg/dl : 11 g/dl : 31 % : 12.740 ul : 406.000 ul : 24 U/L : 41 U/L : 149 mg/dl

V.

RESUME OS anak laki-laki usia 1 tahun 4 bulan datang dengan keluhan BAB cair sejak 4 hari SMRS. BAB cair dengan frekuensi 5 kali per hari, konsistensi cair, warna kuning, ampas (-), darah (-), lendir (-).Keluhan disertai demam 39,3 0C , muntah, batuk pilek, perut kembung, rewel dan nafsu makan berkurang.OS sudah minum obat dari puskesmas tetapi tidak ada perbaikan. Riwayat persalinan, pertumbuhan dalam batas normal. Status generalis dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium darah terdapat peningkatan trombosit, fungsi ginjal dalam batas normal, elektrolit darah kadar Na+ sedikit menurun sedangkan kadar K+ dan iCa2+ dalam batas normal.

VI.

DIAGNOSA Diare akut

VII.

PEMERIKSAAN ANJURAN -

VIII.

PENATALAKSANAAN IVFD RA 1 koif / 8 jam IVFD D 10 % : NaCl + KCl 15 meQ Propiretic 120 mg supp extra Pasang NGT Lacto B 2x1/2 Orezync 1x10 mg Ottopan 3x1,2 cc Combicef 2x500 Puasa Inj. Cefotoxil 2x500 gr
6

Elzazim IX. PROGNOSIS Ad vitam Ad fungtionam Ad sanationam : bonam : bonam : bonam

X.

FOLLOW UP S 9 Mei Mencret (+) 2x, 2012 BAK(+), Jam 14.30 panas(+),muntah (+), puasa(+) O Ku/ks : ringan/CM, Suhu : 38oC RR : 32x/menit, Mata : SI (-), CA (-) Leher : >>> KGB (-) Pulmo : sn.vesikuler Cor : regular, BJ I-II (N) Abdomen : supel, NT (-), BU (+) Ekstremitas : akral hangat Ku/ks : ringan/CM, Suhu : 37,3 oC RR : 35x/menit, Mata : SI (-), CA (-) Leher : >>> KGB (-) Pulmo : sn.vesikuler Cor : regular, BJ I-II (N) Abdomen : supel, NT (-), BU (+) Ekstremitas : akral hangat Ku/ks : ringan/CM, Suhu : 37oC RR : 39x/menit, Mata : SI (-), CA (-) Leher : >>> KGB (-) Pulmo : sn.vesikuler Cor : regular, BJ I-II (N) Abdomen : supel, NT (-), A Diare akut dengan dehidrasi ringan P Pasang NGT Terapi dilanjutkan

10 Mei BAB (-), batuk 2012 pilek (-), mual Jam 6.30 muntah (-), panas (+), puasa (+)

Diare akut

KAEN 3B 8tts/m Terapi dilanjutkan

11 Mei BAB(+)konsistensi 2012 baik, panas(+), Jam 6.30 kembung (-), sudah bisa makan seperti biasa.

Diare Orezync 10ml akut Lacto B 10/2x1 dengan Elzazim perbaikan

BU (+) Ekstremitas : akral hangat 12 Mei Mencret (-), panas Ku/ks : ringan/CM, Suhu : 2012 (-),mual(-), 35,6oC Jam 6.30 muntah(-), RR : 31x/menit, Mata : SI kembung(-) (-), CA (-) Leher : >>> KGB (-) Pulmo : sn.vesikuler Cor : regular, BJ I-II (N) Abdomen : supel, NT (-), BU (+) Ekstremitas : akral hangat

Diare Pulang akut dengan perbaikan (baik)

XI.

ANALISIS KASUS Pasien anak, R berusia 1 tahun 4 bulan dengan keluhan diare akut. Diagnosis diare akut ditegakkan karena ada riwayat buang air besar dengan frekuensi 5 x/hari selama 4 hari SMRS, dengan konsistensi tinja cair, tidak ada ampas, tidak ada lendir, dan tidak ada darah. Selain itu ada keluhan muntah sebanyak 4 kali. Hal ini sesuai dengan definisi diare akut cair, yaitu buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek lebih dari 3 kali sehari dan berlangsung kurang dari 14 hari. Sakit perut yang dialami pasien adalah salah satu manifestasi akibat adanya iritasi mukosa GIT. Adanya infeksi mengakibatkan rilis mediator proinflamasi, diantaranya bradikinin, serotonin, dan histamin (terutama bradikinin) yang kemudian merangsang ujung bebas dari reseptor nyeri dan menimbulkan rasa nyeri perut. Mual muntah juga menjadi indikasi adanya peradangan mukosa GIT, yang akibat impuls iritatif berupa mual yang disampaikan ke pusat muntah di batang otak ini kemudian terjadi respon berupa gerakan muntah yang kemudian disampaikan ke diafragma dan otot abdomen. Penderita tidak mau makan dan minum, hal ini mungkin dapat disebabkan karena rilis serotonin yang menekan pusat lapar di area hipotalamus lateral, tepatnya di nukleus dorsomedial dan arkuata di bagian posterior. Sebab lain yang mungkin adalah traktus GIT yang teregang akibat kontriksi sebagai akibat rilis mediator proinflamasi. Sinyal inhibisi yang teregang akan dihantarkan, terutama melalui nervus vagus untuk menekan pusat makan, sehingga nafsu makan akan berkurang. Sebagai konsekuensi kurangnya asupan nutrisi, maka kondisi pasien lemah.
8

Tatalaksana pasien ini selama di RS sampai pasien sembuh adalah : o Pemberian cairan : infuse dextrose o Antibiotic cefitaxil 2x500 gr o Penurun panas : propiretic 160 mg o Obat mencret : Lacto B o Elzazim Prognosis pada kasus ini adalah ad bonam karena anak R yang mengalami diare dan muntah dibawa cepat ke rumah sakit.

TINJAUAN PUSTAKA DIARE AKUT Definisi Diare akut menurut Cohen adalah keluarnya buang air besar sekali atau lebih yang berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung kurang 14 hari. Menurut Noerasid5 diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Sedangkan American Academyof Pediatrics (AAP) mendefinisikan diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi dan/atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut yang berlangsung selama 3 7 hari.
9

Diare (menurut WHO, 1980) adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Apabila frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya serta berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu maka hal ini disebut diare akut (Setiawan, 2007). Diare merupakan salah satu manifestasi klinis dari banyak penyakit, dan mempunyai berbagai etiologi yang bervariasi pula. Karena itu diagnosis yang akurat diperlukan agar dapat menentukan penatalaksanaan yang paling tepat.

Etiologi Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh gastroenteritis, keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik. Etiologi diare pada 25 tahun yang lalu sebagian besar belum diketahui, akan tetapi kini, telah lebih dari 80% penyebabnya diketahui. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi7. Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 60%) sedangkan virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus, Coronavirus, Minirotavirus. Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus, Compylobacter jejuni, Clostridium defficile,Clostridium perfringens, E coli, Pleisiomonas, Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus aureus, vibrio cholerae dan Yersinia enterocolitica, Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli, Capillaria phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia, Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercorlis, dan trichuris trichiura.

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang, villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul diare. Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP,cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat masuk ke dalam serabut

10

saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri. Patofisiologi Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bakteri usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan. Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi c AMP dan cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit. Diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal pada diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid. Manifestasi kinis Gejala utama gastroenteritis adalah :

Diare. Diare dapat berlangsung 1-10 hari bahkan lebih. Frekuensi diare dan banyaknya diare bervariasi. Muntah. Muntah lebih sering terjadi pada 24-48 jam pertama. Frekuensi muntah dan banyaknya muntah bervariasi.

Semakin banyak jumlah cairan yang dikeluarkan melalui diare dan muntah maka semakin besar kemungkinannya terjadi dehidrasi.

GEA dapat disertai dengan gejala lain seperti :


Demam Anak rewel Anak mengeluh sakit perut. Hal ini disebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan gerakan usus (peristaltis) yang menjadi lebih cepat. Anak kelihatan lemas.

Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan berat badan kurang dari
11

5%,dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5%-10% dan dehidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%. Derajat Dehidrasi Gejala & Tanda Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Ringan -Sedang Dehidrasi Berat Keadaan Umum Baik, Sadar % Estimasi turun def. cairan BB <5 50 %

Mata

Mulut/Lidah

Rasa Haus Minum Normal,Tidak Haus Tampak Kehausan Sulit, tidak bisa minum

Kulit Dicubit kembali cepat

Normal

Basah

Gelisah Rewel Cekung

Kering Sangat kering

Kembali 5 10 50100 % lambat Kembali sangat lambat >10 >100 %

Letargik, Sangat Kesadaran cekung dan Menurun kering Sumber : Sandhu 2001

Derajat Dehidrasi Tanda utama Berdasarkan konsentrasi Natrium plasma tipe dehidrasi dibagi 3 yaitu : dehidrasi hiponatremia ( < 130 mEg/L ), dehidrasi iso-natrema ( 130m 150 mEg/L ) dan dehidrasi hipernatremia ( > 150 mEg/L ). Pada umunya dehidrasi yang terjadi adalah tipe iso natremia (80%) tanpa disertai gangguan osmolalitas cairantubuh, sisanya 15 % adalah diare hipernatremia dan 5% adalah diare hiponatremia. Kehilangan bikarbonat bersama dengan diare dapat menimbulkan asidosis metabolik dengan anion gap yang normal ( 8-16 mEg/L), biasanya disertai hiperkloremia. Selain penurunan bikarbonat serum terdapat pula penurunan pH darah kenaikan pCO2. Hal ini akan merangsang pusat pernapasan untuk meningkatkan kecepatan pernapasan sebagai upaya meningkatkan eksresi CO2 melalui paru ( pernapasan Kussmaul ). Untuk pemenuhan kebutuhan kalori terjadi pemecahan protein dan lemak yang mengakibatkan meningkatnya produksi asam sehingga menyebabkan turunnya nafsu makan bayi. Keadaan dehidrasi berat dengan hipoperfusi ginjal serta eksresi asam yang menurun dan akumulasi anion asam secara bersamaan menyebabkan berlanjutnya keadaan asidosis. Kadar kalium plasma dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa ,sehingga pada keadaan asidosis metebolik dapat terjadi hipokalemia.Kehilangan kalium juga melalui cairan tinja dan
12

perpindahan K+ ke dalam selpada saat koreksi asidosis dapat pula menimbulkan hipokalemia. Kelemahanotot merupakan manifestasi awal dari hipokalemia, pertama kali pada otot anggota badan dan otot pernapasan. Dapat terjadi arefleks, paralisis dan kematian karena kegagalan pernapasan. Disfungsi otot harus menimbulkan ileusparalitik, dan dilatasi lambung. EKG menunjukkan gelombang T yang mendatar atau menurun dengan munculnya gelombang U. Pada ginjal kekurangan K+mengakibatkan perubahan vakuola dan epitel tubulus dan menimbulkan sklerosis ginjal yang berlanjut menjadi oliguria dan gagal ginjal.

DIAGNOSIS 1. Anamnesis Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut: lama diare,frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir, dan darah.Bila disertai muntah: volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, jarang, atau tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek, otitis media, campak.Tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare: member oralit,membawa berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit dan obat-obatan yangdiberikan serta riwayat imunisasinya. 2. Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernafasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama dehidrasi: kesadara, rasa haus, dan turgor kulit abdomendan tanda-tanda tambahan lainnya, seperti ubun-ubun besar cekung atau tidak,mata cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut, dan lidah kering atau basah. Pernafasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolic. Bisingusus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi. Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara obyektif yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama diare dan subyektif dengan menggunakan kriteria WHO, Skor Maurice King,kriteria MMWR, dan lainnya PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada diare akut: Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes kepekaan antibiotika Urine : urine lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika
13

Feses : makroskopis (perlu dilakukan pada semua penderita diare) dan mikroskopis. Kultur tinja harus segera dilakukan bila dicurigai terdapat HemolyticUremic Syndrome , diare dengan tinja berdarah, bila terdapat leukosit pada tinja, KLB diare dan pada penderita immunocompromised

Penatalaksanaan Pengantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi efektif diare akut. Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai berdasarkan berat badan yang hilang sebagai persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan sebelumnya sebagai baku emas. Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parateral. Pemberian secara oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan pipa nasogastrik, walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. Bila diare profus dengan pengeluaran air tinja yang banyak ( > 100 ml/kgBB/hari ) atau muntah hebat (severe vomiting) sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung yang sangat hebat (violent meteorism) sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka dapat dilakukan rehidrasi parenteral walaupun sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan hanya untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi 15. Keuntungan upaya terapi oral karena murah dan dapat diberikan dimana-mana. AAP merekomendasikan cairan rehidrasi oral (ORS) untuk rehidrasi dengan kadar natrium berkisar antara 75-90 mEq/L dan untuk pencegahan dan pemeliharaan dengan natrium antara 4060mEq/L 11 Anak yang diare dan tidak lagi dehidrasi harus dilanjutkan segera pemberian makanannya sesuai umur. a. Dehidrasi Ringan Sedang Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian oral sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena sebanyak : 75 ml/kg bb/3jam. Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat minum sebanyak 5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat dilakukan setelah 3-4 jam pada bayi dan 1-2 jam pada anak . Penggantian cairan bila masih ada diare atau muntah dapat diberikan sebanyak 10ml/kgbb setiap diare atau muntah.

Secara ringkas kelompok Ahli gastroenterologi dunia memberikan 9 pilar yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan diare akut dehidrasi ringan sedang pada anak, yaitu: 1. Menggunakan CRO ( Cairan rehidrasi oral ) 2. Cairan hipotonik 3. Rehidrasi oral cepat 3 4 jam
14

4. Realiminasi cepat dengan makanan normal 5. Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus 6. Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan 7. ASI diteruskan 8. Suplemen dnegan CRO ( CRO rumatan ) 9. Anti diare tidak diperlukan b. Dehidrasi Berat Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi dan anak dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh ( somnolen-koma, pernafasan Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi ) memerlukan pemberian cairan elektrolit parenteral. Penggantian cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan sebagai berikut : Usia <12 bln: 30ml/kgbb/1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/5jam Usia >12 bln: 30ml/kgbb/1/2-1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/2-2 jam Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan penderita akan kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya menyangkut waktu yang pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet sebagaimana biasanya . Segala kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein akan segera dapat dipenuhi. Itulah sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan diusahakan agar penderita bila memungkinkan cepat mendapatkan makanan / minuman sebagai biasanya bahkan pada dehidrasi ringan sedang yang tidak memerlukan terapi cairan parenteral makan dan minum tetap dapat dilanjutkan. Mengobati kausa Diare Tidak ada bukti klinis dari anti diare dan anti motilitis dari beberapa uji klinis.Obat anti diare hanya simtomatis bukan spesifik untuk mengobati kausa, tidak memperbaiki kehilangan air dan elektrolit serta menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Antibiotik yang tidak diserap usus seperti streptomisin, neomisin, hidroksikuinolon dan sulfonamid dapat memperberat yang resisten dan menyebabkan malabsorpsi. Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting). Antibiotik hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera shigella, karena penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali pada bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan secara klinis gajala yang berat serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas atau segala sepsis. Anti motilitis seperti difenosilat dan loperamid dapat menimbulkan paralisis obstruksi sehingga terjadi bacterial overgrowth, gangguan absorpsi dan sirkulasi.
15

Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain Kolera : Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis (2 hari) Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis (3 hari) Shigella : Trimetroprim 5-10mg/kg/hari Sulfametoksasol 25mg/kg/hari Diabgi 2 dosis (5 hari) Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 (5 hari)

Amebiasis: Metronidasol 30mg/kg/hari dibari 4 dosis 9 5-10 hari) Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg (maks 90mg)(im) s/d 5 hari tergantung reaksi (untuk semua umur) Giardiasis : Metronidasol 15mg.kg/hari dibagi 4 dosis ( 5 hari ) Antisekretorik - Antidiare Pemakaian Racecadotril ( acetorphan ) yang merupakan enkephalinace inhibitor dengan efek anti sekretorik serta anti diare ternyata cukup efektif dan aman bila diberikan pada anak dengan diare akut oleh karena tidak mengganggu motilitas usus sehingga penderita tidak kembung . Bila diberikan bersamaan dengan cairan rehidrasi oral akan memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan hanya memberikan cairan rehidrasi oral saja. Hasil yang sama juga didapatkan oleh Cojocaru dkk dan cejard dkk untuk pemakaian yang lebih luas masih memerlukan penelitian lebih lanjut yang bersifat multi senter dan melibatkan sampel yang lebih besar. Probiotik Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik didalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus. Dengan mencermati penomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai dengan cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme

16

lain, speudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional rasional (antibiotik asociatek diarrhea ) dan travellers,s diarrhea. Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik dalam tatalaksana diare akut pada anak. Hasil meta analisa Van Niel dkk menyatakan lactobacillus aman dan efektif dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kira-kira 2/3 lamanya diare, dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua pemberian sebanyak 1 2 kali. Kemungkinan mekanisme efek probiotik dalam pengobatan diare adalah : Perubahan lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan anti mikroba terhadap beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin, efektrofik pada mukosa usus dan imunno modulasi. Mikronutrien Dasar pemikiran pengunaan mikronutrien dalam pengobatan diare akut didasarkan kepada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel seluran cerna selama diare. Seng telah dikenali berperan di dalam metallo enzymes, polyribosomes , selaput sel, dan fungsi sel, juga berperan penting di dalam pertumbuhan sel dan fungsi kekebalan . Sazawal S dkk 26 melaporkan pada bayi dan anak lebih kecil dengan diare akut, suplementasi seng secara klinis penting dalam menurunkan lama dan beratnya diare. Strand Menyatakan efek pemberian seng tidak dipengaruhi atau meningkat bila diberikan bersama dengan vit A. Pengobatan diare akut dengan vitamin A tidak memperlihatkan perbaikan baik terhadap lamanya diare maupun frekuensi diare. Bhandari dkk mendapatkan pemberian vitamin A 60mg dibanding dengan plasebo selama diare akut dapat menurunkan beratnya episode dan risiko menjadi diare persisten pada anak yang tidak mendapatkan ASI tapi tidak demikian pada yang mendapat ASI. Untuk intoleransi laktosa ringan dan sedang sebaiknya diberikan formula susu rendah laktosa. Sabagaimana halnya intoleransi laktosa, maka intoleransi lemak pada diare akut sifatnya sementara dan biasanya tidak terlalu berat sehingga tidak memerlukan formula khusus.Pada situasi yang memerlukan banyak energi seperti pada fase penyembuhan diare, diet rendah lemak justru dapat memperburuk keadaan malnutrisi dan dapat menimbulkan diare kronik KOMPLIKASI Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit dapat terjadi berbagai komplikasi seperti: 1. Dehidrasi 2. Renjatan (shock) hipovolemik 3. Gangguan elektrolit (hipokalemia, hiponatremia, hipernatremia)
17

4. Hipoglikemi 5. Intoleransi laktosa sekunder 6. Kejang 7. Malnutrisi energi protein

PROGNOSIS Prognosis penyakit ini adalah bonam, karena diare dikarenakan infeksi bakteri pada prinsipnya merupakan self limiting disease. Diare yang dialami penderita termasuk diare akut yang prognosisnya lebih baik bila dibandingkan diare kronis. Dengan pemberian terapi yang tepat yakni rehidrasi secepatnya guna menggantikan cairan yang hilang ditambah pemberian suplemen zinc akan mempercepat membaiknya keadaan penderita

DAFTAR PUSTAKA 1. Juffrie Mohammad,dkk. Gastroenterologi-hepatologi jilid 1, Jakarta,IDAI,2010: 87-119. 2. Tim Adaptasi Indonesia. Pelayanan Kesehatan anak di Rumah Sakit,Jakarta, WHO, 2008: 132-142 3. Soegijanto, S. Ilmu penyakit Anak Diagnosis & Penatalaksanaan. Jakarta : Salemba Medika. 2002. 4. Behrman, Kliegemen, Jenson. Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition. Saunders. 2004. 5. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta :2000

18

Anda mungkin juga menyukai